Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

DISUSUN OLEH :

1. FITRIA ANISSAUL M ( 1607016 )


2. HILDA LIA S ( 1607017 )
3. INAYATUL ILAH ( 1607018 )
4. INDAYATUS M ( 1607019 )
5. IPAH SETYOWATI ( 1607020 )
6. ISTIANA ( 1607021 )

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN

STIKES WIDYS HUSADA SEMARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang


secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Menurut UU
No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak adalah
seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah menikah.
Saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun, tetapi berumur
18 tahun, seperti yang ditulis Hurlock (1980) masa dewasa dini dimulai umur
18 tahun.
Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga
sesuai dengan kelompok usia, yaitu: usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah;
usia 6-12 tahun sisebut usia sekolah; dan usia 13-18 tahun disebut usia
remaja. Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak
sejak usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi
yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk
peran dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam
ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi
lebih baiak dalam berbagai hal; misalnya, mereka dapat berlari lebih cepat
dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
membutuhkan penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar
menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman
sebaya. Orang tua harus membiarkan anak-anak membuat keputusan
menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan.
Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan
kesehatannya. Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak
mengidentifikasi stresor potensial dan merancang intervensi untuk
meminimalkan stres dan respons stres anak. Intervensi melibatkan orang tua,
anak dan guru untuk mencapai keberhasilan yang maksimal.

B. Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan keluarga.
b. Untuk mengetahui tentang konsep tugas perkembangan keluarga dengan
anak usia sekolah
c. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan yang diberikan pada
keluarga dengan anak usia sekolah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak usia sekolah


a. Pengertian

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat


anak masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda
akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun. Langkah perkembangan selama
anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan
psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal,
misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai
perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

b. Ciri – ciri anak usia sekolah

a) Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
b) Suka memuji diri sendiri
c) Kalau tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, tugas atau
pekerjaan itu dianggap tidak penting
d) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu
menguntungkan dirinya
e) Suka meremehkan orang lain
f) Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
g) Ingin tahu, ingin belajar dan realistis
h) Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus
i) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah
j) Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk
bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam
kelompoknya.

c. Tugas perkembangan anak usia sekolah

a) Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain


b) Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang
sehat mengenai diri sendiri
c) Belajar bergaul dengan teman sebaya
d) Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita
e) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung
f) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari
g) Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai
h) Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga
i) Mencapai kebebasan pribadi

d. Perubahan anak usia sekolah


a) Perubahan fisik :
1. Pertambahan berat badan dan tinggi badan
2. Keterampilan motorik halus
3. Pertumbuhan gigi sekunder
4. Kendali jari dan pergelangan tangan
b) Perubahan kognitif :
1. Mampu berfikir logis
2. Memahami hubungan benda dan pikiran
3. Membayangkan suatu peristiwa tanpa harus mengalami lebih
dahulu
4. Memahami bahwa tinjauan orang lain berbeda dari mereka
5. Menggunakan kognisi untuk memecahkan masalah
c) Perubahan psikososial :
1. Perkembangan moral
2. Hubungan kelompok
3. Identitas sosial
4. stress
e. Masalah yang terjadi pada anak usia sekolah
a) Bahaya Fisik
1. Penyakit
1) Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawabnya
2) Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan
kebersihan diri
2. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
1) Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga
kehilangan kesempatan untuk keberhasilan social
2) Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga
anak menjadi rendah diri
3. Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan
sering dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-
hati akan bahayanya bagi psikologisnya sehingga anak merasa
takut dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang akan
mempengaruhi hubungan sosial
4. Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan
teman sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi
dasar untuk rendah diri
5. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa
memandangnya sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak
menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi
konsep diri anak
b) Bahaya Psikologis
1. Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada
anak-anak usia sekolah yaitu :
1) Kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas
di sekolah dan menghambat komunikasi dengan orang lain.
2) Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap)
akan membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya
berbicara bila perlu saja
3) Anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan
dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk
berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda
4) Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan
merendahkan orang lain, membual akan ditentang oleh
temannya
c) Bahaya emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola
emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan,
cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain
d) Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa
kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga
untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang
melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut
yang kaku.
e) Bahaya dalam konsep diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa
tidak puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan
orang lainbila konsep sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip,
anak cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam
memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi dan
cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan pengaruh
buruk pada penyesuaian sosial anak
f) Bahaya moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan
perilaku anak-anak :
1. Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau
berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah
yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa
2. Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas
perilaku
3. Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa
yang sebaiknya dilakukan
4. Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak
5. Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu
memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan
6. Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah
g) Bahaya yang menyangkut minat
Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
1. Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh
teman-teman sebaya
2. Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang
dapat bernilai bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah
h) Bahaya hubungan keluarga
Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :
1. Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai
peran orang tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang
dihabiskan oleh anak cenderung mempunyai hubungan yang
buruk dengan anak-anaknya
2. Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam
melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka
orang tua sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum
anak
3. Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar
dan disiplin lunak pada keluarga kecil yang keduanya
menimbulkan pertentangan dirumah dan meyebabkan kebencian
pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya menghasilkan
hubungan keluarga yang baik.
4. Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah
miliknya lebih buruk dari temannya maka anak sering
menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung membenci hal itu
5. Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah
mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap
terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya mengenai
wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di
rumah.
6. Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai
dengan harapan idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan
membandingkan orang tuanya dengan orang tua teman-temannya.
7. Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya
pilih kasih terhadap saudara-saudaranya maka anak akan
menentang orang tua dan saudara yang dianggap kesayangan
orang tua
8. Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak
menyukai sikap sanak keluarga yang terlalu memerintah atau
terlalu tua dan orang tua akan memarahi anak serta sanak keluarga
membenci sikap sianak
9. Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat
orang tua kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap
kritis, negativitas dan perilaku yang sulit.
B. Keluarga
a. Pengertian keluarga

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak,


tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam
keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
dari tiap anggota keluarga ( Duval, 1972 dalam setiadi 2008 ) sedangkan
menurut Mubarak, dkk ( 2009 ) keluarga merupakan perkumpulan dua
atau lebih individuyang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, dan tiap – tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan
yang lain. Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dapat dibagi menjadi 3
jenis, yaitu :

a) Nuclear Family, sering disebut keluarga inti, yaitu keluarga yang


anggotanya terdiri dari ayah, ibu, anak yang belum menikah
b) Extended Family, atau keluarga besar, yaitu keluarga yang anggotanya
terdiri dari ayah, ibu, serta family dari kedua belah pihak
c) Horizontal Extended Family, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri
dari ayah, ibu, anak yang telah menikah dan masih menumpang pada
orang tuanya. ( Duval, 1972 dalam setiadi 2008 )

b. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah


a) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat.
b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
c. Konsep dasar asuhan keperawatan keluarga
a) Pengertian asuhan keperawatan keluarga

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan


yang diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga,
yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
( Effendi, 2002 )

Secara umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah


peningkatan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya secara mandiri. Sedangkan tujuan khusus yang ingin
dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga yaitu :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga


2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah
kesehatan keluarga
3. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada
anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh
dan atau keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai dengan
kemampuan keluarga
4. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga ( fisik, psikis
dan sosial ) sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga
6. Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian keluarga
dan individu dalam keluarga, perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan rencana keperawatan, pelaksanaan asuhan keperawatan
dan evaluasi ( Friedman, 2003 )
b) Masalah keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah
1. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai usia anak
2. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada
lima tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan
memfasilitasi perkembangan anak
BAB III

LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN
a. Data umum
a) Nama keluarga ( KK ) : Tn. A
b) Jenis kelamin : laki - laki
c) Pendidikan terakhir : SMA
d) Usia : 31 Tahun
e) Pekerjaan : Swasta
f) Alamat : Jalan kutilang B E 5
g) Komposisi keluarga :
No Nama Jenis Hubungan Usia Pendidikan
Kelamin dengan KK
1 Tn. A L Suami 31 SMA
2 Ny. B P Istri 30 SMA
3 An. C L Anak 6 SD

Genogram :

Keterangan :

: Laki - laki

: Perempuan

: Tinggal bersama

: Pasien anak usia sekolah

: Meninggal
h) Tipe keluarga

Jenis Type Keluarga : keluarga “Nuclear Family”

Masalah Yang terjadi dengan type tersebut : keluarga saat ini


belum bisa sepenuhnya mengajarkan anak bagaimana cara
bersosialisai dengan lingkungan dan membantu anak menyelesaikan
tugas sekolahnya

i) Suku bangsa
1. Asal Suku Bangsa : Tn. A dan Ny. B sama-sama berasal dari suku
melayu. Mereka bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain
dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada
perbedaan yang terlalu mencolok untuk memicu perselisihan.
2. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan
3. Ketika sakit keluarga percaya tidak boleh untuk potong kuku.
j) Agama

Agama Tn. A dan Ny. B adalah Islam, TnA dan Ny. B selalu
berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu
berjamaah di rumah dengan anak mereka An C, yang sebelumnya
sudah di masukkan ke TPA untuk belajar agama, seperti sholat dan
baca tulis Al-Quran, kecuali jika Tn. A dan Ny. B sedang kerja,
mereka melakukan shalat sendiri-sendiri di tempat kerja.

k) Status sos-ek keluarga


1. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. A Ny B
Penghasilan : Rp. 1.500.000,00 – Rp 3.000.000,00 / bulan
2. Upaya lain : tidak ada
3. Harta benda yang dimiliki ( perabotan, transportasi, dll ) : motor 2
buah.
4. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap
bulannya sekitar 2 juta, sudah termasuk untuk kebutuhan makan
sehari hari,dan jajan An C juga pembayaran sekolah An C.
l) Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga kadang-kadang berekreasi diakhir pekan, dengan


mengunjungi rumah orang tua yang berbeda kota, dari mempawah ke
pontianak.

m) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn. A dan Ny.
B memiliki satu orang anak berumur 6 tahun yang baru masuk SD
tahun ini, dan berencana untuk memiliki anak lagi, jadi keluarga
Tn. A dan Ny. B berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak usia sekolah
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan
kendalanya : Saat ini keluarga Tn. A dan Ny B sebagai keluarga
yang memiliki satu anak yang baru saja masuk SD belum tahu
bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan anak bergaul,
karena Ny B selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar
rumah, dan Ny B serta Tn A, juga jarang sekali memiliki waktu
untuk membantu anak dalam mengerjakan PR dari sekolah, karena
waktu kerja mereka yang kadang jika lembur sampai larut malam.
kadang anak dititipkan dirumah tetangga yang sudah dianggap
sebagai keluarga jika Tn A dan Ny B ada kerja lembur, yang
kadang pulangnya pukul 21.00.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn A , dan Ny B serta An C tidak ada yang menderita
penyakit berat, hanya kadang terkena flu, atau pusing kepala
biasa.
2) Riwayat penyakit keturunan
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami
sakit berat yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit
ataupun perawatan di rumah yang lama. Dari riwayat
kesehatan keluarga Tn. A tidak ada yang memilki penyakit
kronis maupun penyakit keturunan.
3) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut
Ny. A jika dirinya sakit dan keluarga sakit, mereka langsung
berobat kedokter, selain tempat praktek dokter yang tidak jauh,
juga jarak rumah sakit yang tidak jauh.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. A : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya
lelah saja
Ny. B : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya
lelah
An C : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa
n) Lingkungan
1. Karakteristik rumah
2. Luas rumah : 8 x 7 meter
3. Type rumah : permanen
4. Kepemilikan : pribadi
5. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 2 buah kamar tidur
6. Ventilasi/jendela : Ada 8 ventilasi yang terdapat di dalam rumah
7. Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu, ruang tengah/ keluarga,
dapur, wc/toilet, 2 Kamar tidur.
8. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari
rumah
9. Sumber air minum : air galon yang dibeli dari toko penyedia
minuman isi ulang
10. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu buah kamar mandi yang
bersatu dengan WC, dengan kloset jongkok.
11. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah
sejauh 600 meter
12. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu
terjaga karena setiap bulannya masyarakat selalu mengadakan
gotong royong untuk membersihkan lingkungan
13. Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Ny.B dan Tn. A
tinggal dirumah sendiri. Rumah yang mereka tempati merupakan
rumah permanen dengan status kepemilikan milik pribadi Tn. A.
Luas rumah kurang lebih 56 m2. Lantai rumah menggunakan
marmer kecuali dapur yang masih menggunakan papan. Rumah
memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam
rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu cukup gelap karena
jendela-jendelanya tidak dibuka setiap hari, hanya waktu-waktu
tertentu saja jika ada orang di rumah. Menurut Ny. B karena
mereka sering keluar kerja sampai sore jadi jendela jarang dibuka.
Penerangan di malam hari menggunakan listrik. Secara umum
ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah kurang akibat ventilasi
yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Secara umum kebersihan
rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang kurang teratur
terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.
14. Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang cukup
luas dan ditanami pohon kelapa, mangga, dan bunga bunga.
Kebersihan pekarangan secara umum baik. Keluarga
memanfaatkan PDAM untuk sumber air bersih. Keluarga
memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan
perumahan yang mengalir diparit. Keluarga juga telah memiliki
jamban jenis leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan
septic tank di ujung rumah dengan jarak lebih dari 10 m dari
sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam
pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat
penampungan berupa lobang yang terdapat di pekarangan
samping rumah dan jika sudah penuh biasanya di bakar. Lubang
dalam keadaan terbuka. Secara umum kebersihan rumah cukup.
o) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
1. Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT dan
pengajian setiap seminggu sekali.
2. Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang
menginap harus lapor RT / RW
3. Budaya : Dilingkungan budaya yang mayoritas adalah melayu.
4. Mobilitas geografis keluarga :Menurut Ny. B selama ini
keluarganya sering mengunjungi sanak saudara.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Menurut
Ny. B dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak terdapat
perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya
berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran. dan
kadang pergi ke pesta ulang tahun teman anaknya jika An C
diundang kepesta Ultah
6. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga tidak
terdapat anggota keluarga yang sakit, An C sebagai penyemangat
jika merasa lelah bekerja. Hubungan satu anggota keluarga dengan
yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling tolong
menolong.
p) Struktur keluarga
1. Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny. B dalam keluarganya
berkomunikasi biasa menggunakan bahasa melayu, dan An C juga
terbiasa dengan bahasa melayu
2. Struktur kekuatan keluarga :Dalam pengambilan keputusan
keluarga Tn. A dan Ny. B selalu memutuskan secara bersama-sama
atau musyawarah. An C jarang diikut sertakan jika memang itu
menyangkut masalah keluarga, karena An C dianggap mash trlalu
kecil. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi
jika mereka bermusyawarah
3. Struktur peran ( peran masng – masing anggota keluarga ) :Dalam
keluarga Ny. B, Tn. A sebagai kepala keluarga berkewajiban
mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny. B yang turut
bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap melakukan
perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan semua keperluan
suaminya dan anaknya di rumah. An C sebagai seorang anak yang
saat ini tugasnya hanya belajar.
4. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat melayu
dan beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang
dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap
isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya makan bersama kalau
malam hari, An C sudah tidur saat Tn A pulang kerja
q) Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif : Tn A dan Ny B, juga An C, belum bisa
melakukan peran mereka masing masing secara sempurna, Tn A
dan Ny B belum bisa membagi waktu untuk peran sebgai orang
tua anak usia sekolah.
2. Fungsi sosialisasi : Hubungan antara dirinya dengan suaminya
serta anaknya sampai sejauh ini baik hanya saja Ny B sering
mendapat laporan dari sekolah maupun tempat TPA kalau An C
kurang aktif dan terlihat takut jika bermain bersama teman-
temannya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
1) Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang
dihadapi keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah) : Menurut Ny.
B keluarga jarang terkena sakit yang parah, hanya masalah flu
biasa dan kelelahan saja yang biasa dialami keluarga.
2) Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan yang sedang dialami : Sejauh ini keluarga hanya
membawa anggota keluarga yang sakit ke dokter ataupun
rumah sakit, dan minum vitamin juga susu untuk mengatasi
lelah.
3) Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan : ke tempat
praktek dokter dan juga kerumah sakit
4) Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah
timbulnya masalah kesehatan : Menurut keluarga makan
teratur dan istirahat yang cukup banyak membantu dalam
menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
4. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : keluarga berencana untuk memiliki
satu anak lagi
2) Keterangan lain : Saat ini Ny. B menggunakan alat
kontrasepsi, suntikan setiap 3 bulan sekali, perencanaan
memiliki anak secepatnya karena An C juga sudah besar, dan
berencana memiliki 2 anak saja..
5. Fungsi ekonomi
Ny. B mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
keluarga Tn. A dan kebutuhan An C
r) Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek : Menurut Ny. B dirinya tidak tahu dari
pihak suaminya apakah sedang mengalami beban pikiran atau
tidak, tetapi dari dirinya yang jadi stressor adalah takut kalau An C
sering ditinggal sendirian dirumah, takut jika salah pergaulan. dan
An C juga sering mengatakan susah mengerjakan tugas sekolah,
dan tidak bisa menyelesaikannya
2. Sressor jangka panjang : Ny B mengatakan takut jika masalah ini
berlarut larut akan membuat anak mereka merasa tidak disayang
oleh ke dua orang tuanya.
3. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu
diselesaikan dengan diskusi
4. Strategi koping : Untuk menghadapi stressor Ny. B lebih banyak
bertanaya pada guru An c bagaimana perkembangan anaknya, dan
selalu meminta bantuan tetangga agar melihatkan anaknya dan
menghubunginya jika terjadi apa apa pada anaknya ketika dia
sedang bekerja.
s) Keadaan gizi keluarga
Pemenuhan gizi : biasanya Ny B selalu memasak sayur dan lauk –
pauk serta menyukai makanan yang pedas, dan ayam goreng kesukaan
An C.
t) Harapan keluarga
1. Terhadap masalah kesehatan : Keluarga berharap anggota keluarga
tidak ada yang sakit dan selalu dalam keadaan sehat.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Dengan adanya petugas
kesehatan yang datang ke rumahnya keluarga mengharapkan
supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan kepada
masyarakat dengan penyuluhan-penyuluhan seperti saat ini
diharapkan dapat membantu dirinya mempersiapkan bagaimana
sebenarnya untuk mendidik anaknya agar bisa bersosialisasi
dengan lingkungan.
B. ANALISA DATA
No Data Fokus Problem Etiologi
1 DS : An. C mengatakan Ketidakberdayaan Disfungsi tugas
bahwa tidak bisa mengerjakan tugas perkembangan
mengerjakan pekerjaan sekolah keluarga pada
rumah yang diberikan anak usia sekolah
guru sekolah. Ny. B
mengatakan tidak pernah
menemani anak belajar
DO : Ny. B tampak
menyesal saat dilakukan
pengkajian
2 DS : Ny. B mengatakan Kurang pengetahuan Ketidakmampuan
tidak tahu apa – apa saja tentang tugas keluarga
tugas yang harus perkembangan mengenal
dipenuhi untuk keluarga dengan anak masalah tugas
keluargannya usia sekolah perkembangan
DO : Saat dilakukan keluarga dengan
pengkajian ibu klien anak usia sekolah
tampak bingung ketika
ditanya peran apa yang
dilakukannya

C. PRIORITAS MASALAH
a. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga Tn. A dengan
anak usia sekolah b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
b. Ketidakberdayaan An. C mengerjakan tugas sekolah pada keluarga Tn. A
dengan tahap perkembangan keluarga usia sekolah b.d disfungsi tugas
perkembangan keluarga pada anak usia sekolah

D. RENCANA TINDAKAN
N Dx Keperawatan Tujuan dan Invervensi Rasional
o KH
1 Kurang Keluarga 1. Kaji tingkat 1. Untuk
pengetahuan memahami pengetahua mengetahui
tentang tugas tentang tugas n keluarga sampai
perkembangan perkembanga tentang dimana
keluarga Tn. A n keluarga tugas pengetahuan
dengan anak usia anak usia perkembang keluarga
sekolah b.d sekolah an keluarga dalam
Ketidakmampuan dengan KH : dengan menjalankan
keluarga Keluarga anak usia perannya
mengenal mengetahui sekolah masing –
masalah tugas tugas 2. Jelaskan masing
perkembangan perkembanga tentang 2. Agar
keluarga dengan n pada usia tugas keluarga
anak usia sekolah sekolah perkembang lebih
an keluarga mengetahui
dengan tentang tugas
anak usia perkembanga
sekolah nnya masing
– masing
2 Ketidakberdayaa Perilaku 1. Kaji apa 1. Agar
n An. C kesehatan penyabab perawat
mengerjakan ancaman terjadinya dapat
tugas sekolah berkurang masalah menetapkan
pada keluarga dengan KH : 2. Diskusikan intervensi
Tn. A dengan Anak bisa kepada yang tepat
tahap mengerjakan keluarga apa atas masalah
perkembangan tugas sekolah yang 2. Menggali
keluarga usia dan orang tua menjadi lebih dalam
sekolah b.d ada waktu kendala permasalaha
disfungsi tugas untuk utama yang n
perkembangan menemani dirasakan 3. Membantu
keluarga pada anak belajar keluarga mengatasi
anak usia sekolah hingga masalah
permasalaha keluarga
n muncul
3. Bantu
keluarga
dengan
mendiskusik
an kepada
keluarga cara
– cara untuk
memenejeme
n waktu agar
kebutuhan
akan
perhatian
tercukupi

E. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DX Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
1 10 April 1. Mengkaji tingkat S : Keluarga mengatakan
2014 pengetahuan belum mengetahui kalau
keluarga dan ada tugas keluarga untuk
tentang tugas anak usia sekolah
perkembangan O : Keluarga tampak
keluarga dengan serius
tingkat usia A : Pengetahuan keluarga
sekolah tentang tugas keluarga
tidak ada
P : Merencanakan untuk
mendiskusikan tentang
tugas perkembangan
keluarga
2. Mendiskusikan S : Keluarga mengatakan
dengan keluarga bahwa selama ini banyak
tentang tugas tugas perkembangan
perkembangan keluarga yang belum
keluarga terpenuhi
O : Keluarga tampak
antusias
A : Pengetahuan keluarga
tentang tugas
perkembangan keluarga
meningkat
P : rencanakan
pertemuan berikutnya
untuk evaluasi
3. Meminta keluarga S : Keluarga mampu
untuk menjelaskan mengulang informasi
kembali informasi yang telah disampaikan
yang telah oleh perawata pada
disampaikan pertemuan sebelumnya,
dan berencana untuk
konsultasi dengan baik
dengan perawat maupun
keluarga untuk
menjalankan tugasnya
O : Keluarga tampa
antusias
A : Pengetahuan keluarga
meningkat
P : Rencanakan untuk
pertemuan berikutnya,
evaluasi dan terminasi
2 11 April 1. Mengkaji apa S : Keluarga mengatakan
2014 penyebab hal itu terjadi karena
terjadinya masalah keluarga tidak mampu
untuk membagi waktu
dan tidak memikirkan hal
itu bisa menjadi bahaya
O : Keluarga tampak
menyesal, Ny. B
menangis
A : Keluarga mengambil
keputusan untuk berubah
P : Kontrak untuk
mendiskusikan kepada
keluarga bagaimana cara
untuk memanajemen
waktu
2. Mengajarkan cara S : Keluarga mengatakan
memanajemen merasa terbantu dan
waktu mendapatkan gambaran
untuk mengatasi masalah
O : Keluarga antusias
A : Keluarga akan
melakukan cara
manajemen waktu
P : melakukan evaluasi
dengan mendampingi
keluarga
3. Mendampingi S : Keluarga mengatakan
keluarga saat merasa senang karena
dampingi anak bisa membantu anak
belajar dirumah mengerjakan tugas
sekolahnya
O : Keluarga tampak
puas
A : Keluarga akan selalu
mendampingi anak
belajar dirumah
P : Hentikan tindakan
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga merupakan suatu perkumpulan orang yang terdiri dari


suami, istri dan anak-anaknya baik anak kandung maupun adopsi, Keluarga
juga merupakan pusat perkembangan anak untuk dapat berkembang dengan
baik atau tidak, keluarga yang baik dapat mendukung anak dapat
berkembangan baik pula.

Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah mempunyai


tugas perkembangan, yaitu : mensosialisasikan anak untuk dapat
meningkatkan prestasi sekolahnya, meningkatkan kominikasi terbuka agar
anak mau bercerita tentang pengalaman yang dialaminya, selain itu orang tua
juga harus bisa melepaskan anak-anaknya utuk bisa bergaul dan bermain
dengan teman sebayanya.

Pada tahap ini anak sering sekali tidak berada dirumah mereka lebih
senang untuk bermain dengan teman-temannya, sehingga orang tua berpisah
dengan anaknya untuk sementara waktu.

Penerapan proses keperawan keluarga memerlukan keterampilan yang


baik dalam berkomunikasi, skill keperawatan dan pemilihan pertanyaan yang
tepat sehingga proses keperawatan dapat diterapkan dengan baik.

B. Saran
a. Dalam melakukan pengkajian diharapkan mahasiswa dapat menyimpulkan
apakah keluarga sudah mampu memenuhi tugas perkembangan anak usia
sekolah atau belum.
b. Mahasiswa adalah seoarang calon perawat yang salah satu kliennya adalah
keluarga, maka diharapkan mahasiswa dalam memberikan asuhan
keperawatan tidak melangkahi profesionalitas berkerja dan selalu
menghormati privasi yang klien miliki
c. Dalam melakukan pengkajian, perawat harus membina trust terlebih
dahulu untuk melakukan rencana asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Christeinsen, paula J. 2009. Proses keperawatan : aplikasi model konseptual edisi


4 ( alih bahasa : yuyun yuningsih, yasmin asih ). Jakarta : EGC
Drs. E.B. surbakti M.A. 2008. Sudah siapkah menikah. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo
Efendi, ferry makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan
praktik dalam keperawatan. Jakarta : salemba medika
Friedman, marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta :
EGC
Potter & Perry. 2009. Fundamental keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Suprajitno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga : aplikasi dalam praktik. Jakarta
: EGC

Anda mungkin juga menyukai