Oleh
A12-B
2019
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
Jadi hipertermi adalah keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat diatas
rentang normalnya karena faktor eksternal atau akibat kehilangan
mekanisme termorgulasi.
FISIOLOGI
Prostaglandin
Hipertermi
5. GEJALA KLINIS
1. suhu tubuh bayi >37,5 ºC (panas)
2. Tanda dehidrasi, yaitu berat badan bayi turun, turgor kulit kurang, mata dan
ubun ubun besar cekung, lidah dan membran mukosa kering, banyaknya air
kemih berkurang.
3. Kulit memerah
4. Malas minum
5. Frekuensi nafas lebih dari 60x/menit
6. Denyut jantung lebih dari 160 x/menit
7. Letargi
8. Kedinginan,lemas
9. Bisa disertai kejang
6. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum
Kesadaran komposmestis, gelisah, lelah, pernafasan cepat.
2) Keadaan Fisik
- Kepala
Bentuk simetris, warna rambut normal, tidak ada benjolan
atau nyeri tekan
- Mata
Bentuk mata simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva
normal, palpebral normal, tidak adanya nyeri tekan dan
katarak.
- Telinga
Bentuk kedua telinga simetris, tidak terdapat cairan telinga,
dan tidak ada nyeri tekan atau infeksi.
- Hidung dan sinus
Bentuk simteris, tidak ada sekret berlebih, silia normal, tidak
ada nyeri tekan atau benjolan.
- Mulut
Keadaan normal, tidak terdapat sariawan atau pembengkakan.
Bentuk simetris, mukosa bibir kering.
- Leher
Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan. Dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis.
- Dada/thoraks
Paru- Paru :
I : Bentuk simetris tidak ada luka
Pa : Tidak ada nyeri tekan
Pe : terdengar bunyi sonor
A : wheezing
Jantung
I : tidak terdapat penonjolan jantung
Pa : tidak ada nyeri tekan
Pe : normal
A : normal
- Abdomen/perut
I : Bentuk simetris tidak ada luka
A : gerakan peristaltic usus normal
Pa : tidak ada nyeri tekan atau benjolan
Pe : timpani
- Ektremitas Atas
Tidak ada kelainan bentuk tangan, tidak ada lesi, akral teraba
hangat
- Ekstremitas Bawah
Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, atau tidak ada kelainan.
a. Analisa Data
Disesuaikan dengan data yang diperoleh dari klien.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Trombositopenia
2. Hemoglobin meningkat
3. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
8. PROGNOSIS
Demam akan datang dan pergi tanpa banyak intervensi dari dokter. Jika
penyebab spesifik demam ditemukan, maka dokter bisa meresepkan obat yang
tepat dan mengobati penyakitnya. Kadang-kadang, antibiotik kedua, obat
antijamur, atau obat lain akan dibutuhkan. Biasanya, dengan terapi yang tepat,
infeksi akan sembuh dan orang tersebut akan kembali ke suhu normal. Dalam
beberapa kasus, demam bisa mengancam jiwa. Hal ini sering terlihat pada orang
dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk, beberapa jenis meningitis, dan sakit
perut yang parah. Pneumonia dengan demam bisa mengancam nyawa pada
orang lanjut usia. Setiap infeksi yang sumbernya tidak ditemukan dapat terus
memburuk dan menjadi sangat berbahaya. Hipertermia berat dapat
menyebabkan koma, kerusakan otak, atau bahkan kematian. Biasanya, jika
penyebab demam didiagnosis dengan cepat dan ditangani dengan tepat,
prognosisnya baik, namun prognosisnya lebih buruk jika ada penundaan
diagnostik dan penanganan, sehingga organ tubuh menjadi semakin rusak.
9. PENATALAKSANAAN
1. Secara Fisik
a. Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam
b. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
c. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke
otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.
e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya
f. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
g. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha.
2. Obat-obatan Antipiretik
2. Diagnosa Keperawatan
1. Hipetermia
Yang berhubungan dengan :
- Dehidrasi
- Terpapar lingkungan panas
- Proses penyakit (mis. Infeksi kanker)
- Ketidak sesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
- Peningkatan laju metabolisme
- Respon trauma
- Aktivitas berlebih
- Penggunaan inkubator
Ditandai dengan :
a) Data Mayor
Subjektif :
- (tidak tersedia)
Objektif :
- Suhu tubuh diatas nilai normal
b) Data Minor
Subjektif :
- (tidak tersedia)
Objektif :
- Kulit merah
- Kejang
- Takikardi
- Takipnea
- Kulit terasa hangat
2. Hipotermia
Yang berhubungan dengan :
- Kerusakan hipotalamus
- Konsumsi alkohol
- Berat badan ekstream
- Kekurangan lemak subcutan
- Terpapar suhu lingkungan rendah
- Malnutrisi
- Pemakaian pakaian tipis
- Penurunan laju metabolisme
- Tidak beraktivitas
- Tranfer panas (mis. Konduksi, konveksi, evaporasi, radiasi)
- Trauma
- Proses penuaan
- Efek agen farmakologis
- Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia
Ditandai dengan :
a) Data Mayor
Subjektif :
- (tidak tersedia)
Objektif :
- Kulit teraba dingin
- Mengigil
- Suhu tubuh dibawah nilai normal
b) Data Minor
Subjektif :
- (tidak tersedia)
Objektif :
- Akrosianosis
- Bradikardi
- Dasar kuku sianotik
- Hipoglikemia
- Hipoksia
- Pengisian kapiler lebih dari 3 detik
- Konsumsi oksigen meningkat
- Ventilasi menurun
- Piloereksi
- Takikardi
- Vasokontriksi perifer
- Kulit memorata
3. Intervensi Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
.
Dx
1. Setelah dilakukan asuhan Pengaturan suhu : 1. Mengetahui
keperawatan 3x24 jam 1. Monitor suhu paling tidak perubahan suhu tubuh
diharapkan termoregulasi setiap 2 jam sesuai pasien dan membantu
normal dengan criteria kebutuhan dalam menetapkan
hasil : 2. Berikan pengobatan intervensi tindakan
- Peningkatan suhu kulit antiptreik, sesuai kebutuhan 2. Obat bekerja secara
- Denyut nadi nadi radial 3. Informasikan pasien sentral menurunkan
- Berkeringat saat panas mengenai indikasi adanya suhu di pusat pengatur
- Sakit kepala kelelahan akibat panas dan suhu di hipotalamu.
- Melaporkan penanganan emergensi yang 3. Pengetahuan tentang
kenyamanan suhu tepat, sesuai kebutuhan Adanya kelelahan
4. Diskusikan pentingnya akibat panas
termoregulasi dan dibutuhkan
kemungkinan efek negatif penanganan emergensi
dari demam yang berlebihan, yang tepat
sesuai kebutuhan 4. Termoregulasi sangat
penting dalam
pengaturan suhu tubuh
agar tidak terjadi efek
negative dari demam
yang berlebihan
5. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervenes atau rencana keperawatan
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan menilai tindakan keperawatan yang telah
ditentukan untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan yang dilakukan dengan format SOAP.
REFERENSI
Gloria M. Bulechek, dkk.2016.Nursing Intervention Classification.Edisi ke 6.Indonesia:
Elsevier imc
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2, Edisi 7.
Jakarta:EGC
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi3
Salemba:Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta:Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia