Anda di halaman 1dari 31

TUBERKULOSIS

Identitas
Nama : Ny X
Alamat : gonjen RT 7
Umur : 57 tahun

Kasus
Anamnesis
seorang ibu berusia 57 tahun datang
bersama keponakannya dengan
membawa hasil tes BTA dengan hasil (+),
pasien sudah pengobatan TB selama 1
bulan, keluahan sekarang pasien masih
batuk berdahak, nafas sesak

Riwayat penyakit dahulu


pasien belum pernah menderita penyakit
serupa, asma (-), alergi (-) HT (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Dikeluarga dan tetangga pasien tidak ada
yang sakit serupa
Lingkungan sekitar
Ventilasi dirumah cukup, pencahayaan
cukup

Laboratorium
BTA : Pagi (+) sewaktu (+)

Pengobatan

FDC 3x1 selama 2 bulan


Edukasi tentang hygienitas
Pembentukan PMO dari keluarga
Edukasi diet nutrisi

ETIOLOGI
Penyebabnya adalah Mycobacterium
tuberculosis
kuman batang, keadaan dormant pada
tubuh host
terdiri dari asam lemak (lipid).
Lebih tahan terhadap asam, gangguan
kimia dan fisika.
Sifat aerob. menyenangi jaringan tinggi
kadar oksigen

Patogenesis
Droplet nuclei partikel 1-10 mengandung

kuman TBC
Airbone infection, Inflamasi respiratory
bronchial / alveoli
Perjalanan penyakit tuberkulosiss
TB primer. belum pernah kena infeksi. 3-8
minggu sensitasi dan test PPD (+). sembuh
sendiri meninggalkan kalsifikasi.
TB post primer. mendapat infeksi lagi, anak
muda dan orang tua. kumannya masih tetap
hidup dalam fokus

Gejala Klinis dan Diagnosis


Penurunan berat badan, demam, keringat
malam
Batuk lama, sputum, hemoptisis, nyeri
dada, ronkhi di puncak paru, sesak nafas
dan wheezing lokal.
Gambaran radiologis awal lesi bercak
seperti awan
Kriteria BTA positif
Tes tuberculin

PENGOBATAN TUBERKULOSIS
Obat Antituberkulosis (OAT)
First-line
First-line essential obat antituberkulosis
paling efektif, komponen terpenting regimen
terapi jangka pendek. (rifampisin, isoniazid
dan pirazinamid )
First-line supplemental obat-obat ini pun
mempunyai efektivitas yang tinggi
(streptomisin dan etambutol )

Second line efektivitasnya lebih rendah

Rifampisin

Mekanisme kerja:
Bersifat bakterisidal dengan cara
menghambat sintesa RNA
Farmakokinetik:
Per oral kadar puncak 2-4 jam.
Metabolisme dihati dan diekskresi melalui
empedu. Waktu paruh 1,5-5 jam.
Didistribusi keseluruh tubuh

Efek samping obat:


Jarang menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
<4% mengalami efek toksis. Yang paling sering
kulit kemerahan, demam, mual dan muntah,
gangguan fungsi hati dan flu like syndrome.
Kontra indikasi :
Riwayat hipersensitif
Dosis :
Dewasa < 50 Kg 450mg
>50 Kg 600 mg sehari sekali
Anak : 10-20 mg/kg/hari

Isoniazid
Mekanisme kerja:
Bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosid.
Kerja paling utama menghambat
biosintesis asam mikolat.
Farmakokinetik:
Per oral kadar puncak dicapai dalam 1-2
jam. Di hepar mengalami asetilasi,
terdifusi kedalam cairan dan jaringan
tubuh, ekskresi melalui urin

Efek samping:
Hepatitis, periperal neuritis, neuritis optik
dan keluhan ini dapat di cegah dengan
pemberian piridoksin.
Kontra indikasi:
Riwayat hipersensitif dan terjadinya
gangguan hepar serta reaksi berat lainnya.
Dosis:
Dewasa : 300 mg per hari
Anak : 10 mg/kg/hari

Pirazinamid
Mekanisme Kerja:
Bersifat bakterisidal atau bakteriostatik
tergantung konsentrasi. Mekanismenya
belum jelas.
Farmakokinetik:
Mudah diserap pada pemberian per oral.
Mengalami hidrolisis dan hidroksilasi
menjadi asam hidropirazinoat. Ekskresi
melalui filtrasi glomerolus

Efek samping :
Paling sering kelainan hati.
Kontra indikasi
Riwayat hipersensitif, gangguan hepar
berat, gout aktif.
Dosis:
Dewasa : <50 kg: 1.5 g per hari
50-75 kg: 2 g per hari
>75 kg: 2.5 g per hari
Anak : 15-30 mg/kg/hari

Etambutol
Mekanisme Kerja:
Bersifat bakteriostatik. Menghambat
arabinosyltransferases .
Farmakokinetik:
75-80% diserap melalui sal. Cerna, waktu
paruh 3-4 jam, terdistribusi keseluruh
tubuh kecuali CSF , ekskresi melalui urin

Efek samping:
Dosis 15 mg/kg/hari efek toksik minimal.
Neuritis optika, peninggian asam urat
pada 50% penderita
Kontra Indikasi
Riwayat hipersensitif, neuritis optika.
Dosis:15-25 mg/kg/hari

Streptomisin
Mekanisme kerja:
Bersifat bakterisidal. Bekerja menghambat
sintesa protein dengan cara mengganggu
fungsi ribosom
Farmakokinetik:
Per oral bioaviabilitas kurang <1%.
Absorbsi baik dan cepat secara IM. Waktu
paruh 2-3 jam, ekskresi melalui urin

Efek samping:
Ototoksik dan renal toksik
Kontra indikasi:
Riwayat hipersensitif, gangguan ginjal
Dosis:
Dewasa : 15 mg/kb diberikan 3-5 kali
seminggu IM
Anak : 20-30 mg/kg

Etionamid
Mekanisme kerja:
Bersifat bakteriostatik.
Farmakokinetik:
Kadar puncak 3 jam,kadar terapi bertahan
dalam 12 jam. Diduga obat di ubah
menjadi senyawa lebih aktif dalam tubuh

Efek samping:
Gangguan gastro intestinal, reaksi neurology,
hepatitis, hypothyroidism
Kontra indikasi:
Riwayat hipersensitif, gangguan hepar.
Dosis:
Dewasa: 250-500 mg PO dua kali sehari
Anak : 15-20 mg/kg dua kali sehari

Asam Para Aminosalisilat (PAS)


Mekanisme kerja:
Bersifat bakteriostatik. Bekerja dengan
cara merusak sitesis folat.
Farmakokinetik:
Cepat diabsorbsi dalam saluran cerna.
Distribusi luas kecuali ke CSF. Ekskresi
melalui urin

Efek samping:
Gangguan gastrointestinal, Kerusakan
ginjal, hati, kelenjar tiroid, asidosis jarang
terjadi
Kontra indikasi:
Riwayat hipersensitif
Dosis:
Dewasa : 4-6 g dua kali sehari
Anak : 75 mg/kg dua kali sehari

Kanamisin
Mekanisme kerja:
Bersifat bakterisidal dengan cara
menghambat sintesis protein mikroba.
Farmakokinetik:
Pemberian IM diserap dengan baik dan
cepat. Sukar masuk ke CSF. Waktu paruh
2 jam. Ekskresi melalui ginjal

Efek samping:
Gangguan pendengaran, nefrotoksik dan
neuro toksik
Kontra Indikasi:
Riwayat hipersensitif, dianjurkan tidak
diberikan pada wanita hamil trimester
pertama
Dosis:10 to 15 mg/kg 3-5 kali seminggu

Sikloserin
Mekanisme kerja:
Menghambat pertumbuhan mikroba
dengan cara menghambat sintesis dinding
sel.
Farmakokinetik:
Per oral diabsorpsi baik, kadar puncak 3-4
jam., dapat menembus sawar otak,
ekskresi melalui urin

Efek samping:
Gangguan terhadap SSP, serangan
menyerupai epilepsy
Kontra indikasi:
Riwayat hipersensitf, psikosis, epilepsy,
depresi, gangguan renal, alcoholism
Dosis :
Dewasa : 250-500 mg dua kali sehari
Anak : 10-20 mg/kg dua kali sehari

Penatalaksanaan
Kemoterapi diberikan kombinasi, tidak
boleh terputus-putus, jangka waktu yang
lama
Pengobatan 2 fase
Fase intensif/fase inisial
Fase lanjut/fase kontinu

Rekomendasi pengobatan TB dari WHO tahun 1993

Kategori I
Fase inisial : 2HRZS (E)
Fase kontinu : 4RH atau 4H3R3

Kategori II
Fase inisial : 2HRZES/1HRZE
Fase kontinu : 5H3R3E3 atau 5HRE

Kategori III
Fase inisial : 2HRZ atau 2H3R3Z3
Fase kontinu: 2HR atau 2H3R3

Kategori IV
Peresepan INH seumur hidup

Pengawasan pengobatan
pemantauan respon pengobatan
pemantau intoksikasi obat
pengawasan makan obat DOTS (Directly
Obseved Treatment Shortcourse )

Anda mungkin juga menyukai