Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


OBS FEBRIS DI PUSKESMAS KASIHAN I

OLEH:
WIDI LESTARI
2216089

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL AHMAD YANI YOGYAKARTA
Jl. Brawijaya, Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
55294 Telp. (0274) 4342000, Fax. (0274) 4342542 Email: info@unjaya.ac.id

2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
OBS FEBRIS

A. Pengertian
OBS Febris atau observasi febris merupakan istilah yang lebih dikenal
demam di masyarakat awam. Demam didefinisikan sebagai peningkatan suhu
tubuh diatas 37,5ºc. Demam dapat membaik, namun dari sejumlah kasus demam
merupakan tanda dari suatu penyakit serius, apabila demam tidak langsung
ditangani dapat menyebabkan kematian [CITATION Asm \l 1033 ]. Suhu normal yaitu
36,10C-37,20C. Observasi febris atau demam merupakan penyakit infeksi yang
termasuk kedalam 10 penyakit terbanyak di Rumah Sakit terutama di Indonesia.
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada
anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di
hipotalamus. Penyakit – penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat
menyerang sistem tubuh. Selain itu demam mungkin berperan dalam
meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu
pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi [ CITATION Mus15 \l 1033 ].

B. Etiologi / Penyebab
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain infeksi
juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap
pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya
perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis
penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian pengambilan riwayat penyekit
pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi
pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara tepat [ CITATION Pra19 \l
1033 ]. Sedangkan menurut [ CITATION Tho15 \l 1033 ] bahwa etiologi febris
diantaranya :
a. Suhu lingkungan
b. Adanya infeksi
c. Pneumonia
d. Malaria
e. Otitis media
f. Imunisasi

C. Patofisiologi
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi
ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak
disertai peningkatan set point. Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan
tubuh (respon imun) terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam
tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem
pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen.
Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh
(pirogenendogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi
oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing
(non infeksi). Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima
(reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas
dihipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan
asamarakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ).
Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat.
Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan
pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi
ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T)
untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang
menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau
sistem kekebalan tubuh [ CITATION Doe13 \l 1033 ].

D. Manisfestasi Kelinis
Menurut [CITATION Nur15 \l 1033 ] tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C - 39⁰C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
Menurut [ CITATION Les16 \l 1033 ] tanda dan gejala demam thypoid yaitu :
a. Demam
b. Gangguan saluran pencernaan
c. Gangguan kesadaran
d. Relaps (kambuh)

E. Komplikasi
Menurut [ CITATION Nur15 \l 1033 ] komplikasi dari demam adalah:
a. Dehidrasi: demam meningkatkan penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam: jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama
demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga
tidak membahayakan otak.
c. Takikardi

F. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk
digunakanseperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa
uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar
tembus rutin, dalam tahap ini melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai
juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau
limfangiografi.
G. Penatalaksanaan
Menurut [ CITATION War16 \l 1033 ] penanganan terhadap demam dapat
dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non farmakologis maupun
kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani
demam pada anak:
a. Tindakan farmakologis Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu
memberikan antipiretik berupa:
1. Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan pertama untuk
menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan
menurunkan demam dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam
setelah pemberian. Demam dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam.
Paracetamol dapat diberikan kembali dengan jarak 4-6 jam dari dosis
sebelumnya. Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4 0C, sehingga jelas
bahwa pemberian obat paracetamol bukan untuk menormalkan suhu namun
untuk menurunkan suhu tubuh.
Paracetamol tidak dianjurkan diberikan pada bayi < 2 bualn karena
alasan kenyamanan. Bayi baru lahir umumnya belum memiliki fungsi hati
yang sempurna, sementara efek samping paracetamol adalah hepatotoksik
atau gangguan hati. Selain itu, peningkatan suhu pada bayibaru lahir yang
bugar (sehat) tanpa resiko infeksi umumnya diakibatkan oleh factor
lingkungan atau kurang cairan. Efek samping parasetamol antara lain:
muntah, nyeri perut, reaksi, alergi berupa urtikaria (biduran), purpura (bintik
kemerahan di kulit karena perdarahan bawah kulit), bronkospasme
(penyempitan saluran napas), hepatotoksik dan dapat meningkatkan waktu
perkembangan virus seperti pada cacar air (memperpanjang masa sakit).
2. Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki efek
antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam, bila
alergi terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak
antara 6-8 jam dari dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai
dengan dosis 5mg/Kg BB. Ibuprofen bekerja maksimal dalam waktu 1jam
dan berlangsung 3-4 jam. Efek penurun demam lebih cepat dari
parasetamol. Ibuprofen memiliki efek samping yaitu mual, muntah, nyeri
perut, diare, perdarahan saluran cerna, rewel, sakit kepala, gaduh, dan
gelisah. Pada dosis berlebih dapat menyebabkan kejang bahkan koma serta
gagal ginjal.
b. Tindakan non farmakologis
Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas yang dapat dilakukan
seperti [ CITATION Nur15 \l 1033 ]:
1. Memberikan minuman yang banyak
2. Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
3. Menggunakan pakaian yang tidak tebal
4. Memberikan kompres. Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh
dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau
dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres merupakan metode untuk menurunkan suhu tubuh [ CITATION
War16 \l 1033 ] Ada 2 jenis kompres yaitu kompres hangat dan kompres dingin.
Pada penelitian ini Peneliti menerapkan penggunaan kompres hangat. Kompres
hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah
dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu
sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh.
Kompres hangat yang diletakkan pada lipatan tubuh dapat membantu proses
evaporasi atau penguapan panas tubuh. Penggunaan Kompres hangat di lipatan
ketiak dan lipatan selangkangan selama 10 – 15 menit dengan 18 temperature
air 30-32 0C, akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar
lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan.
Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif karena pada
daerah tersebut lebih banyak terdapat pembuluh darah yang besar dan banyak
terdapat kelenjar keringat apokrin yang mempunyai banyak vaskuler sehingga
akan memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi yang akan
memungkinkan percepatan perpindahan panas dari tubuh ke kulit hingga
delapan kali lipat lebih banyak [ CITATION War16 \l 1033 ].
H. Pengkajian Fokus Keperawatan [ CITATION Mul17 \l 1033 ].
Pengkajian
1 Identitas pasien a. Nama
. b. Tanggal lahir
c. Usia
d. Nama orang tua
e. Pekerjaan orang tua
f. Pendidikan orang tua
g. Alamat
h. Agama
i. Suku/bangsa
2 Keluhan Utama
.
3 Riwayat Penyakit Sekarang
.
4 Riwayat kesehatan dahulu a. Penyakit saat kecil
. b. Riwayat masuk rumah sakit
c. Obat-obatan yang digunakan
d. Tindakan operasi
e. Kecelakaan
f. Imunisasi
g. Riwayat kesehatan keluarga
h. Riwayat sosial
5 Pengkajian nutrisi a. Berat badan
. b. Tinggi badan
c. Kebiasaan pemberian makanan
d. Diet khusus
6 Pola sehari-hari a. Pola istirahat/tidur
. b. Pola kebersihan
c. Pola aktivitas/bermain
d. Pola eliminasi
7 Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum
. b. Pengukuran antropometri
c. Pengkuruan TTV
d. Kepala
e. Mata
f. Hidung
g. Mulut
h. Telinga
i. Dada
j. Abdomen
k. Ekstremitas
l. Kulit
m. Data penunjang
8 Ringkasan riwayat penyakit
.

I. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Hipertermia b/d Penurunan Perspirasi
2. Defisiensi Volume Cairan b/d Kehilangan Cairan Aktif

J. Rencana Intervensi Keperawatan


INTERVENSI KEPERAWATAN
No. NOC NIC
1. Termoregulasi (0800) 1. Pengaturan Suhu (3900)
 Observasi: Lapokan adanya
Setelah dilakukan tindakan
tanda dan gejala dari
keperawatan 1x24 jam,
hipertermia.
diharapkan masalah pasien
 Nursing: Monitor suhu paling
dapat teratasi, dengan kriteria:
tidak setiap 2 jam sesuai
 Denyut nadi radial
kebutuhan, Monitor nadi dan
dipertahankan pada skala 3
pernafasan.
cukup terganggu
 Edukasi: Informasikan pasien
ditingkatkan ke skala 5 tidak
mengenai indikasi adanyanya
terganggu.
kelelahan akibat panas dan
 Hipertermia dipertahankan
penanganan emergensi yang
pada skala 1 sangat
tepat, sesuai kebutuhan.
terganggu ditingkatkan ke
 Colaborasi: Sesuaikan suhu
skala 3 cukup terganggu.
lingkungan untuk kebutuhan
 Tingkat pernapasan
pasien, mandi air hangat/
dipertahankan pada skala 3
kompres hangat untuk
cukup terganggu ditingkatkan
menurunkan suhu tubuh sesuai
ke skala 5 tidak terganggu.
kebutuhan.
 Perubahan warna kulit 2. Perawatan Demam (3740)
dipertahankan pada skala 3
 Observasi: -
cukup terganggu ditingkatkan
 Nursing:
ke skala 5 tidak terganggu.
a. Pantau suhu dan tanda-
tanda vital
b. Monitor warna kulit dan
suhu.
c. Monitor asupan dan
keluaran
d. Tutup pasien dengan
selimut atau pakaian yang
ringan, tergantung pada fase
demam.
 Edukasi: -
 Colaborasi: dorong konsumsi
cairan.
3. Hidrasi (0602) Manajemen Cairan (4102)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam,  Observasi: Monitor status
diharapkan masalah pasien hidrasi (kelembaban membran
dapat teratasi, dengan kriteria: mukosa, turgor kulit, nadi
 Turgor kulit dipertahankan adekuat, tekanan darah
pada skala 2 sedikit ortostatik) jika diperlukan.
terganggu ditingkatkan ke  Nursing: Monitor tanda-tanda
skala 5 tidak terganggu.
vital pasien
 Nadi cepat dipertahankan
pada skala 3 sedang  Education: dukung pasien dan
ditingkatkan ke skala 5 tidak keluarga untuk membantu
ada (normal). dalam pemberian makanan
 Peningkatan suhu tubuh dengan baik
dipertahankan pada skala 1  Colaborasi: kolaborasi dengan
berat ditingkatkan ke skala tim medis untuk pemberian
3 sedang.
cairan IV

DAFTAR PUSTAKA
Asmaawanti, & sugihartono, c. t. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tepid
Sponge Pada Ibu Terhadap Penanganan Demam Pada Balita Dengan
Diagnosi Observasi Febris Di Ruang Ade Irma Suryani Lantai 1 Rsud
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi. Jurnal Kampus Stikes Ypib Majalengka
Volume Vii No. 14, 72.

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. (2013). Rencana Asuhan


Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Lestari, & Titik. (2016). Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.

Mulyanti, D. Y. (2017). Bahan Ajaran Keperawatan : Dokumentasi


Keperawatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Mustaqof, A. A., Wiharto, & Suryani, E. (2015). Sistem Pakar Untuk


Mendiagnosis Penyakit Infeksi Menggunakan Forward Chaining. Jurnal
Itsmart , 43.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
MediAction.

Prabowo, y. A., Sijabat, H., & Yuwanto, F. (2019). Profil Penyakit Malaria Pada
Rumah Sakit Tk.IV TNI AD Bandar Lampung. JK Unila, vol 3 No. 1, 88.

Thobroni. (2015). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta: Ar-


ruzz Media.

Wardiyah, A., Setiawati, & Romayat, U. (2016). Perbandingan efektifitas


pemberian kompres hangat dan tepid sponge terhadap penurunan suhu
tubuh anak yang mengalami demam di ruang alamanda RSUD dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015. Holistik Jurnal
Kesehatan Vol. 10 No. 1, 36-44.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Format Pengkajian KETRAMPILAN
Keperawatan Dasar Keperawatan DASAR PROFESI
PRODIILMU KEPERAWATAN FAK. KESEHATAN
UNIV. JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
PRODIILMU KEPERAWATAN FAK. KESEHATAN
UNIV. JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
PRODIILMU KEPERAWATAN FAK. KESEHATAN
UNIV. JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
OBSERVASI FEBRIS DIRUANG MELATI RSUD ALIMUDIN UMAR
LAMPUNG BARAT

Nama Mahasiswa : Widi Lestari

Tempat Praktik : Puskesmas Kasihan I

Periode Praktik : 10 Agustus 2020 – 22 Agustus 2020

Tanggal Pengkajian : 11 Agustus 2020

A. DATA UMUM KLIEN


No. RM : 718764 Pendidikan : SMP

Nama Klien : An. Angelina Pekerjaan :-

Umur : 12 tahun Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Tgl. Masuk : 11 Agustus 2020

Alamat : Tegalrejo Diagnosis Medis : OBS Febris

B. RIWAYAT KESEHATAN
Alasan masuk Puskemas:

Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 11 Agustus 2020 dengan keluhan
demam sudah 2 hari, suhu 38.4ºc, keluarga mengatakan muntah 1x, tidak
nafsu makan, BB menurun 1kg, terlihat lemas, bibir pucat, turgor kulit kurang
elastis, akral hangat, nadi 110 x/menit, dan pernapasan 28 x/menit.
Keluhan utama saat ini:

- Lemas, bibir terlihat pucat, keluarga mengatakan BB sudah turun 1 kg.

Riwayat kesehatan masa lalu: Tidak ada

Riwayat kesehatan keluarga : Tidak ada

Genogram

1 3 An A 5
2

= perempuan sudah meninggal

= laki-laki meninggal

= jenis klamin perempuan

= jenis klamin Laki-laki

= tinggal 1 rumah

Penyakit keturunan:

 DM
 Asma
 Hipertensi
 Jantung
 Lain:
Riwayat kecelakaan atau pembedahan sebelumnya : Tidak ada

Riwayat Alergi dan pengobatan yang pernah diperoleh : Tidak ada


C. PENGKAJIAN FISIK
1. Sistem Pernafasan
 Dispnea : Tidak
 Sputum : Tidak
 Riwayat penyakit Bronktis : Tidak
Asthma : Tidak
TBC : Tidak
Emphysema (penyakit kronis dari ppok): Tidak
Pneumonia : Tidak
 Merokok : Tidak
 Respirasi : 24x/menit; Regular, Simetris
 Penggunaan otot bantu pernapasan: Tidak
 Fremitus : Tidak
 Nasal flaring : Tidak
 Sianosis (kebiruan) : Tidak
 Pemeriksaan Thorax
a. Inspeksi: dinding dada simetris
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi: tidak ada gangguan
d. Auskultasi: sirkuler
e. Data Tambahan Lain-lain:
2. Sistem Kardiovaskular
 Riwayat Penyakit :
Hipertensi : Tidak
Penyakit gangguan jantung : Tidak
 Edema kaki : Tidak
 Plebitis : Tidak
 Claudicasio : Tidak
 Dysreflexia : Tidak
 Palpitasi (jantung berdetak kencang: Tidak
Sinkop (kehilangan kesadaran) : Tidak
 Rasa keram : Tidak. Batuk darah: Tidak
 TD : 110/60 mmHg, pengukuran di: bangsal; Posisi
pengukuran: Tidur
 Nadi : 110x/menit diukur di radial
 Kualitas nadi : Cepat
 CRT : kurang dua detik Normal
 Homans sign : Normal
 Abnormalitas kuku : Normal
 Perubahan kulit : Teraba hangat
 Membran mukosa : Mukosa bibir kering
 Pemeriksaan Kardio
a. Inspeksi : Tidak terdapat palpitasi, terlihat normal,
tidak terlihat vena jugularis
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi : Tidak ada masalah.
d. Auskultasi : Normal lup dup
3. Sistem Gastrointestinal
 Antropometri
 BB : 30kg TB: Tidak dilakukan pengukuran IMT : -
 Gizi kurang
 Gizi cukup
 Gizi lebih
a. Berat badan: 30 Kg, ada perubahan BB: Ya; Turun, berapa kg: 1 kg
dalam beberapa hari.

 Biokimia

Hb : Belum ada hasil


Hmt : Belum ada hasi
 Clinical sign
a. Turgor kulit : Kurang elastis
b. Membran mukosa : Kering
c. Edema : Tidak
d. Ascites : Tidak Derajat: -
e. Pembesaran tiroid : Tidak
f. Kondisi gigi dan mulut: Bersih
g. Kondisi lidah : Bersih.
h. Halitosis bau nafas tidak sedap : Tidak
i. Hernia : Tidak
j. Massa abdomen : Normal
k. Bising usus :-
l. Data tambahan dalam Pemeriksaan abdomen:
Inpeksi : Bentuk abdomen normal, tidak ada pembesaran
Auskultasi : Tidak teraba adanya pembesaran limfa
Perkusi : Tidak ada kembung / distensi abdomen
Palpasi : Pristaltik usus normal

 Diet:
a. Pola makan sebelum dirawat : Normal
b. Ada larangan/pantangan makanan: Tidak. Sebutkan: -
c. Penggunaan suplemen makanan: Tidak
d. Kehilangan nafsu makan : Ya
e. Mual/Muntah : Ya
f. Alergi makanan : Tidak
g. Dada serasa terbakar sesaat setelah makan: Tidak
h. Masalah dalam menelan : Tidak
i. Gigi Palsu : Tidak
j. Penggunaan diuretic : Tidak
k. Pola makan selama sakit/dirawat: 3x/sehari; waktu: pagi, siang,
malam/sore.
l. Kebutuhan cairan selama sakit: 570cc
m. Balance cairan selama 24 jam
Intake Output Balance cairan
Makan + minum: 6 sendok Urine: 350cc Input – output :
dalam sekali makan untuk IWL : 130cc 570-580cc
makan dalam 1 hari 3x (1 Feses: 100cc
sendok: 15cc)
18x15=270
Minum setengah gelas
100cc minum 3 kali sehari
3x100=300

Total : 570cc Total : 580cc -10cc

4. Sistem Neurosensori
 Merasa pusing/mau pingsan : Tidak
 Sakit kepala : Tidak,
 Keram : Tidak, Lokasi: -
 Riwayat stroke : Tidak,
 Kejang : Tidak,
 Kehilangan daya penglihatan : Tidak,
 Glaukoma : Tidak; Katarak: Tidak; Alat bantu pengelihatan: Tidak,
 Kehilangan daya pendengaran : Tidak
Alat bantu dengar : Tidak
 Pengecap : normal
 Pengidu : normal
 Peraba : normal
 Status mental : normal, jika ada perubahan: -
 Orientasi: Waktu: Normal, Tempat: Normal, Orang: Normal, Situasi:
Normal
 Tingkat kesadaran :
GCS : E 4 M 5 V6 Total: 15
 Afek (gambarkan) : tidak ada
 Memori : saat ini normal; masa lalu: normal
 Pupil : isokor; reaksi cahaya: R normal/L normal
 Facial droop : Tidak,
 Postur tubuh : normal
 Reflek tendon : normal
 Paralisis : Tidak
 Nyeri : Tidak
5. Sistem Muskuloskeletal
 Kegiatan utama sebelum sakit : Sekolah
 Kegiatan senggang : mengerjakan sesuatu yang dapat dikerjakan
 Kondisi keterbatasan : Tidak ada
 Tidur malam: Ya, Tidur siang: Ya
 Kesulitan untuk tidur: Tidak, Insomnia: Tidak
 Sulit bangun tidur: Tidak
 Perasaan tidak tenang saat bangun tidur: Tidak,
 Rentang gerak : normal
 Kekuatan otot : normal
 Postur : normal
 Gaya Berjalan : tidak diminta untuk berjalan.
 Kemampuan ADL’s
(Menggunakan kode 3 = independen, 2 = butuh bantuan, 1 =
dependen (bisa melakukan sendiri))
1 2 3
Buang air besar √
Buang air kecil √
Menggunakan toilet √
Berdandan √
Makan √
Berpakaian √
Berpindah tempat √
Mobilisasi √
Naik tangga √
Mandi √
6. Sistem Integumen
 Riwayat alergi : Tidak memiliki riwayat alergi
 Riwayat imunisasi : BCG, DPT, Polio, dan Campak
 Perubahan sistem imun : Iya
 Transfusi darah : Tidak
 Temperatur kulit : 38,4ºc
 Integritas kulit: bagus; Scar: Tidak, Rash: Tidak, Laserasi: tidak,
 Ulcer : Tidak,
 Luka bakar : Tidak,
 Lain – lain :-
7. Sistem Eliminasi
 Fecal
a. Frekuensi BAB: kadang-kadang 1x/hari dan jarang.
√Konstipasi
 Diare
b. Karakteristik feses
 Konsistensi : Lembek
 Warna : Berwarna kekuningan.
 Bau : BAB berbau khas feses
c. Penggunaan laxative : tidak,
d. Perdarahan per anus : Tidak
e. Hemoroid : Tidak,
 Bladder
a. Inkotinensia : Tidak,
b. Urgensi : tidak
c. Retensi urin : Tidak
d. Frekuensi BAK : 1 /hari
e. Karakteristik Urin : berwarna agak kekuningan
f. Volume urin : sedikit
g. Nyeri/kesulitan terbakar/kesulitan BAK: tidak ada kesulitan
h. Riwayat penyakit ginjal: Tidak

8. Sistem Reproduksi
 Keluhan sistem reproduksi : tidak ada
 Akseptor KB : Tidak
 Kegiatan sexual teratur : Tidak (belum menikah)
 Perempuan:
a. Usia menarche :-
b. Durasi menstruasi :-
c. Periode menstruasi :-
d. Waktu menstruasi terakhir : -
e. Hamil : Tidak
f. Perdarahan diantara waktu mestruasi : Tidak
g. Menopouse : Belum
h. Pemeriksaan payudara sendiri: Tidak pernah
i. Pemeriksaan lain : tidak ada
j. Terapi hormonal : Tidak,
 Lain – lain : tidak ada

D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Nilai / Kepercayaan
Agama yang dianut : islam
Kegiatan keagamaan yang di jalani : sholat dan mengaji

Nilai / kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan: tidak ada

Perubahan gaya hidup : seperti biasa

2. Koping / stress
Pasien merasa stres : Tidak
Faktor penyebab stres : -
Cara mengatasi permasalahan : -
Status emosional : -
3. Hubungan
Tinggal dengan : Orang tua

Orang yang mendukung : Keluarga

Penyakit mempengaruhi hubungan keluarga/ orang lain: tidak ada

Kegiatan di masyarakat : Selama sakit tidak mengikuti


kegiatan

4. Persepsi Diri
Yang dirasakan terkait hospitalisasi: pasien mengatakan rumah sakit bagus
untuk pelayanannya.

E. Defisit pengetahuan/ Pendidikan Kesehatan Klien


Bahasa utama:
Daftar kebutuhan pendidikan selama di rawat:
F. Discharge Planning (disiapkan sesuai dengan kebutuhan klien)
G. Terapi Yang Diberikan
Tanggal Jenis Terapi Rute Dosis Indikasi
11 Paracetamol 4x1 500 mg Untuk mengurangi demam
Agustus
2020
Cefotaxim 1 ampul Membunuh bakteri penyebab
infeksi
Ringer Laktat 20 tts/m Menggantikan cairan tubuh yang
hilang
ANALISIS DATA
Hari/Tgl Data Masalah Etiologi

14 Agustus 2020 DS: Hipertermi Penurunan


perspirasi
- Pasien demam sudah 2 hari
DO:
 Pasien terlihat lemah
 akral hangat
 N = 110x/m
 S = 38,4ºc
 RR = 28x/m

DS: Defisiensi Kehilangan


Volume Cairan Cairan Aktif
 Keluarga mengatakan BB
turun 1kg
 Tidak nafsu makan
 Muntah 1x

Do:

 Mukosa bibir pasien


kering
 Turgor kulit kurang elastis
 N = 110x/m
 S = 38,4ºc

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Hipertermi b.d Penurunan Perspirasi


2. Defisiensi Volume Cairan b.d Kehilangan Cairan Aktif
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
NO DX NOC NIC RASIONAL
1 Hipertensi b.d Termoregulasi (0800) Pengaturan Suhu (3900)
penurunan
perspirasi Setelah dilakukan  Observasi: Lapokan  Untuk
tindakan keperawatan adanya tanda dan gejala menentuka
1x24 jam, diharapkan dari hipertermia. n
masalah pasien dapat  Nursing: Monitor suhu intervensi
teratasi, dengan kriteria: paling tidak setiap 2 jam yang akan
 Denyut nadi radial sesuai kebutuhan, Monitor dilakukan
dipertahankan pada nadi dan pernafasan.  Mengetahu
skala 3 cukup  Nursing: anjurkan pasien i
terganggu ditingkatkan untuk menggunakan perubahan
ke skala 5 tidak pakaian tipis suhu,
terganggu.  Edukasi: Informasikan menunjuka
 Hipertermia pasien mengenai indikasi n proses
dipertahankan pada adanyanya kelelahan inflamasi.
skala 1 sangat akibat panas dan  Agar
terganggu ditingkatkan penanganan emergensi keringat
ke skala 3 cukup yang tepat, sesuai yang
terganggu. kebutuhan. keluar
 Tingkat pernapasan  Colaborasi: Sesuaikan dapat
dipertahankan pada suhu lingkungan untuk diserap
skala 3 cukup kebutuhan pasien, mandi dengan
terganggu ditingkatkan air hangat/ kompres hangat pakaian
ke skala 5 tidak untuk menurunkan suhu tipis dan
terganggu. tubuh sesuai kebutuhan. memberika
 Perubahan warna kulit  Colaborasi : dengan tim n rasa
dipertahankan pada medis lain untuk nyaman
skala 3 cukup pemberian obat antipiretik  Agar cepat
terganggu ditingkatkan dan antibiotic. dilakukan
ke skala 5 tidak tindakan
Perawatan Demam (3740)
terganggu. intervensi
 Observasi: -  Untuk
 Nursing: mengurang
a. pantau suhu dan tanda- i demam
tanda vital pada
b. monitor warna kulit pasien
c. monitor asupan dan
keluaran
d. tutup pasien dengan
selimut atau pakaian
ringan, tergantung pada  Untuk
fase demam. mengetahui
 Edukasi:- perubahan
 Colaborasi: dorong suhu dan TTV
konsumsi cairan.  Untuk
mengetahui
perubahan
warna kulit
pasien.
 Untuk
mengetahui
seberapa
banyak asupan
yang
diperlukan
pasien
 Agar keringat
yang keluar
dapat diserap
dengan
pakaian tipis
dan
memberikan
rasa nyaman
 Untuk
memenuhi
asupan cairan
tubuh pasien.

2 Defisiensi Hidrasi (0602) Manajemen Cairan (4102)  Perubahan stat


volume cairan Setelah dilakukan us hidrasi, me
 Observasi : Monitor status
tindakan keperawatan mbran mukosa, 
b.d Kehilangan hidrasi (kelembaban
1x24 jam, diharapkan turgor kulit
membran mukosa, turgor
cairan aktif masalah pasien dapat menggambarka
kulit, nadi
teratasi, dengan kriteria: n berat
adekuat,tekanan darah
 Turgor kulit ringannya
dipertahankan pada ortostatik) jika diperlukan. kekurangan
skala 2 sedikit  Nursing : Monitor tanda- cairan
terganggu ditingkatkan tanda vital pasien  Perubahan
ke skala 5 tidak  Education : dukung pasien tanda vital
terganggu. dan keluarga untuk dapat
 Nadi cepat membantu dalam menggambarka
dipertahankan pada pemberian makanan n keadaan
skala 3 sedang dengan baik umum klien
ditingkatkan ke skala 5  Colaborasi : kolaborasi  Keluarga
tidak ada (normal). dengan tim medis untuk sebagai
 Peningkatan suhu pemberian cairan IV pendukung
tubuh dipertahankan kebutuhan
pada skala 1 berat cairan klien
ditingkatkan ke skala 3  Pemberian
sedang. cairan IV
untuk
memenuhi
kebutuhan
cairan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO.
TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
DX
1 12 juli 2020  Memberikan edukasi  S: Keluarga mengatakan
tentang penyakitnya bahwa anak nya sudah tidak
08:00  Melakukan kompres panas
hangat sesuai anjuran  O: badan teraba tidak panas,
 Menganjurkan memakai
pakain tipis Ttv : S : 37.0ºC
 Memberikan paracetamol N : 80x/m
12.00 wib
dan cefotamix sesuai
kolaborasi RR : 20x/m
 Mengobservasi tanda-
TD : 110/70 mmHg
tanda vital
 A : masalah sudah teratasi
 P : intervensi dihentikan

2 13 Juli 2020  Melakukan monitoring  S: keluarga mengatakan


hidrasi pada klien nafsu makan anak mulai
09:00  Memberikan terapi R/L membaik
20tts/m  O: BB klien tetap 29 kg,
 Memberikan edukasi pada klien makan 8 sendok
pasien terkait pentingnya makanan
kebutuhahan nutrisi  A; masalah sudah teratasi
Jam 14.00 wib
 Mengobservasi tanda- sebagian
tanda vital dan  P: mengobservasi ttv dan
penimbangan berat badan bb, menganjurkan klien
 Anjurkan klien untuk untuk beristirahat dan
beristirahat makan rutin
 Anjurkan untuk sedikit
makan namun rutin

Anda mungkin juga menyukai