Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yeggie Irfian

NIM : 4103 3403 19 1005


Kelas : B1
Semester :4
Prodi : Akuntansi
Mata Kuliah : Etika Bisnis & Profesi
Dosen : Fitria Ningrum S, SE., M.Acc

Review Kasus Should Kroger Pay Now for What Ralph's Employee Did
Kroger adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Cincinnati, dimana
mengoperasikan 2.500 supermarket di 32 wilayah. Kroger mempunyai reputasi yang baik
mengenai kebijakan terhadap kemajuan dan keteladanan karyawan. Sebagai contoh, dalam
kebijakan mengenai pelecehan seksual. Kroger tidak memberikan toleransi sedikit pun
terhadap karyawannya yang melakukan pelecehan seksual.
Kasus dimulai tahun 1998 ketika Kroger mengakuisisi Ralphs, sebuah perusahaan
yang mempunyai cabang 450 toko. Roger Misiolek, manajer pada salah satu toko Ralphs,
digugat karena tindakan pelecehan seksual terhadap enam karyawatinya di Escondido,
California. Gugatan terhadap Ralphs telah terjadi pada 1996 oleh ke-6 karyawati yang
menjadi korban pelecehan seksual, yaitu Dianne Gober, Sarah Lange, Terri Finton, Peggy
Noland, Suzanne Pipiro, dan Tina Swann.
Beberapa karyawati yang menjadi korban sudah melaporkan kejadian ini kepada
pihak manajemen Ralphs. Namun perusahaan tidak menindak Misiolek dan tetap
mempertahankan posisinya sebagai manajer toko. Pihak manajemen justru memindahkan
korban yang melapor ke toko di wilayah lain. Para korban telah mengumpulkan dan
mengajukan bukti-bukti yang menunjukkan lebih dari 80 laporan pelecehan yang dilakukan
Misiolek pada 4 toko yang berbeda sejak 1985.
Salah satu korban, Dianne Gober, sebenarnya telah melaporkan kejadian ini kepada
senior vice president human resources di Compton, California. Akhirnya perusahaan
menindak lanjuti laporan tersebut dengan memindahkan Misiolek ke toko di Mission Viejo.
Namun kejadian tersebut terulang lagi dan memaksa perusahaan kembali memindahkan
Misiolek, tetapi kali ini dengan jabatan yang lebih rendah. Ralphs menyatakan bahwa tidak
tahu mengenai perbuatan Misiolek kecuali saat adanya laporan Dianee Gober.
Pengadilan terhadap kasus ini dimulai April 1998 dan berakhir Juni 1998. Selama
pemeriksaan pengadilan tersebut, para korban menyatakan bahwa Roger Misiolek melakukan
pelecehan seksual sejak dia mengangani toko tersebut, yaitu sejak 1995 hingga 1996.
Misiolek menyetuh dengan tidak wajar, menggunakan kata-kata kotor, dan terkadang
mendorong keranjang belanja kepada mereka. Selain itu, dirinya juga melakukan kekerasan
dengan melemparkan benda-benda di toko kepada korban seperti telepon. Kata-kata kasar
seperti penghinaan ras juga dilontarkan oleh salah satu korban. Misiolek juga menyentuh,
mencengkeram, memeluk dan memukul mereka. Misiolek membantah tuduhan tersebut dan
mengakui bahwa dirinya marah terhadap karyawati karena pakaian yang digunakan tidak
pantas. Beberapa bukti yang terkumpul dalam persidangan menunjukkan reputasi kerja yang
baik dari Misiolek sebagai manajer. Dirinya mampu meningkatkan laba yang besar bagi toko
yang dia tangani.
Juri pengadilan memvonis dua hal pada Ralphs pada 1 Juni 1998. Pertama,
perusahaan bertanggung jawab atas tindakan pelecehan gender, gagal dalam mencegah
pelecehan tersebut, dan mengabaikan rasa aman kepada orang lain. Kedua, kompensasi
kerugian sebesar $550.000 kepada enam karyawati dan denda $3,325 juta. Tentunya, Kroeger
ikut membayar kerugian tersebut. Namun vonis tersebut segera dibatalkan. Joan Weber,
Hakim California yang memimpin pengadilan, menemukan bahwa salah satu juri merupakan
pemegang saham dari Ralphs. Para juri melakukan perundingan untuk menentukan besarnya
denda terhadap Ralphs berdasarkan kekayaan yang dimiliki perusahaan. Hakim Weber
meminta tahap perundingan diulang karena keputusan yang ada dinilai kurang obyektif. Para
pengacara korba pun melakukan banding terhadap keputusan tersebut.
Pada 1999, Misiolek masih bekerja di Ralphs meskipun di bagian bongkar muat
barang. Pada tahun 2000 dirinya mendapat surat peringatan dari perusahaan karena masih
melakukan tindakan pelecehan. Misiolek akhirnya dikeluarkan 14 bulan kemudian setelah
adanya surat peringatan tersebut namun masih belum berubah. Sidang banding digelar 2002
yang dipimpin oleh Hakim Michael Anello. Dari sidang tersebut diumumkan bahwa
kompensasi kerugian naik menjadi $5 juta per korban ditambah kompensasi sebelumnya
sebesar $550.000, sehingga total menjadi $33,3 juta. Para pengacara korban menilai hal
tersebut pantas mengingat total kekayaan Ralphs yang mencapai $3,7 milliar.
Vonis tersebut kembali digugurkan oleh Hakim Anello beberapa bulan setelah
sidang banding berakhir. Anello menganggap bahwa kompensasi kerugian yang diberikan
kepada enam korban terlalu berlebihan dan keputusan dari para juri hanya berdasarkan
prasangka buruk dan emosi semata. Hakim menilai bahwa perbuatan tersebut merupakan
tindakan perorangan yang seharusnya tidak menyebabkan perusahaan menanggung
keseluruhan denda. Hakim memutuskan untuk mengurangi denda menjadi $8,25 juta sebagai
peringatan kepada Ralphs dan perusahaan lain tentang masalah serupa. Namun pada bulan
Juli, terdapat dua wanita yang setuju yaitu Dianne Gober dan Tina Swann menyetujui hasil
keputusan sidang, sedangkan empat wanita lainnya tidak menyetujui. Kasus ini berujung
pada 1 Maret tahun 2006, dimana pengadilan tinggi telah menetapkan bahwa wanita yang
menjadi korban kekerasan mendapatkan kompensasi dan seharusnya perusahaan sebesar
Kroger tidak dihukum.

Review Pertemuan 6
Summary Case
Kroger adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Cincinnati, dimana
mengoperasikan 2.500 supermarket di 32 wilayah. Kroger mempunyai reputasi yang baik
mengenai kebijakan terhadap kemajuan dan keteladanan karyawan. Sebagai contoh, dalam
kebijakan mengenai pelecehan seksual. Kroger tidak memberikan toleransi sedikit pun
terhadap karyawannya yang melakukan pelecehan seksual. Kasus dimulai tahun 1998 ketika
Kroger mengakuisisi Ralphs, sebuah perusahaan yang mempunyai cabang 450 toko. Roger
Misiolek, manajer pada salah satu toko Ralphs, digugat karena tindakan pelecehan seksual
terhadap enam karyawatinya di Escondido, California. Gugatan terhadap Ralphs telah terjadi
pada 1996 oleh ke-6 karyawati yang menjadi korban pelecehan seksual, yaitu Dianne Gober,
Sarah Lange, Terri Finton, Peggy Noland, Suzanne Pipiro, dan Tina Swann.
Beberapa karyawati yang menjadi korban sudah melaporkan kejadian ini kepada
pihak manajemen Ralphs. Namun perusahaan tidak menindak Misiolek dan tetap
mempertahankan posisinya sebagai manajer toko. Pihak manajemen justru memindahkan
korban yang melapor ke toko di wilayah lain. Para korban telah mengumpulkan dan
mengajukan bukti-bukti yang menunjukkan lebih dari 80 laporan pelecehan yang dilakukan
Misiolek pada 4 toko yang berbeda sejak 1985. Pengadilan terhadap kasus ini dimulai April
1998 dimana prosesnya membutuhkan waktu dan lama dan dilakukan secara berkali kali
selama beberapa tahun. Adapun hasil dari pengadilan adalah Ralph’s harus membayar denda
sebesar $33,3 juta dan Kroger ikut membayar atas kejadian tersebut. Namun pada 1 Maret
tahun 2006 pengadilan tinggi menetapkan kembali bahwa wanita yang menjadi korban
kekerasan mendapatkan kompensasi dan seharusnya perusahaan sebesar Kroger tidak
dihukum.

Parties Involved and Stakeholders (Pihak yang terlibat dan pihak yang berkepentingan)
Pihak yang dirugikan
1. Karyawan
2. Kroger’s Company
Pihak yang harus bertanggung jawab
1. Mr. Roger Misolek
2. Ralph’s Company
3. Kroger’s Company

Norma dan Etika yang dilanggar


Norma yang dilanggar dalam kasus ini adalah norma agama dan juga norma
kesusilaan dimana Mr. Misiolek melakukan pelecehan seksual kepada para karyawannya
dimana jelas pelecehan seksual adalah hal yang dilarang dalam agama, adapun merupakan
pelanggaran norma kesusilaan yaitu karena Mr. Misiolek melakukan hal buruk yang
merugikan karyawan2nya dan dapat mendapatkan dirinya berada diposisi yang buruk akibat
perbuatannya Sedangkan Etika yang yang dilanggar yakni etika hak, etika keamanan dan
etika keadilan yang dilakukan Mr. Misiolek dan Ralph’s company kepada para pegawainya.

Prinsip etika
Prinsip etika yang dilanggar adalah Teori Hak dimana teori ini sangat erat kaitannya
dengan HAM. Karyawan yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan rasa aman di
tempat kerjanya malah mendapatkan sebaliknya, sexual harassment yang dilakukan Mr.
Misiolek dan tidak ditindak tegas oleh perusahaan menyebabkan trauma psikis kepada para
karyawannya. Tak terpenuhinya hak keadilan pun dirasakan saat Mr. Misiolek masih harus
dipekerjakan di tempat yang sama sementara para yang harus dipindahkan ke kantor cabang
lain.

Solusi
Kroger harus membuat peraturan terkait dengan penyimpangan perilaku karyawan
dan melakukan pengawasan secara ketat. Para pelanggar peraturan perusahaan harus diberi
sanksi yang tegas mulai dari teguran, penurunan posisi bahkan melakukan pemecatan.
perusahaan juga harus membangun jalur komunikasi yang lancar dari posisi paling
bawah/rendah sampai kepada posisi top managemen. Mencegah prinsip-prinsip abs, yaitu
atasan menerima laporan dari bawah tanpa melakukan check dan recheck atas laporan
tersebut. Memperbaiki sitem reqruitment karyawan agar terhindar mendapatkan personal
yang memiliki kelainan perilaku seperti Roger Misiolek.
Saya Pro kepada Karyawan yang menjadi pelecehan seksual karena, Roger Misiolek,
manajer pada salah satu toko Ralphs, melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan
sehingga menurut saya harus digugat karena tindakan pelecehan seksual terhadap enam
karyawatinya di Escondido, California. Gugatan terhadap Ralphs telah terjadi pada 1996 oleh
ke-6 karyawati yang menjadi korban pelecehan seksual, yaitu Dianne Gober, Sarah Lange,
Terri Finton, Peggy Noland, Suzanne Pipiro, dan Tina Swann.
Selain itu juga beberapa karyawati yang menjadi korban sudah melaporkan kejadian
ini kepada pihak manajemen Ralphs. Namun perusahaan tidak menindak Misiolek dan tetap
mempertahankan posisinya sebagai manajer toko. Pihak manajemen justru memindahkan
korban yang melapor ke toko di wilayah lain. Para korban telah mengumpulkan dan
mengajukan bukti-bukti yang menunjukkan lebih dari 80 laporan pelecehan yang dilakukan
Misiolek pada 4 toko yang berbeda sejak 1985.

Pada kasus diatas bisa disimpulkan terjadi beberapa diskriminasi yaitu:

 Diskriminasi Tenaga Kerja

Diskriminasi tenaga kerja berarti membuat keputusan atau serangkaian keputusan yang
merugikan pegawai ataupun calon pegawai yang merupakan anggota kelompok tertentu
karena adanya prasangka secara moral tidak dibenarkan terhadap kelompok tersebut.

 Diskriminasi Utilitarian

Diskriminasi yang mengarahkan pada penggunaan sumber daya manusia secara tidak
efisien.

 Diskriminasi Hak

Diskriminasi yang melanggar hak asasi manusia

 Diskriminasi Keadilan

Diskriminasi yang mengakibatkan munculnya perbedaan distribusi keuntungan dan


beban dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai