Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 3 :

DODI SUSANTO (41033402171033)


NISA NURLATIPAH (41033403191019)
RANTI RAFIKA SYARIF (41033402191028)
YEGGIE IRFIAN (41033402191005)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
Jl. Soekarno-Hatta No.530, Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat 40286
Telp. (022) 7509656 Website: www.fkon.uninus.ac.id , Email : Fkon.uninus@gmail.com

EKONOMI PEMBANGUNAN INDONESIA


Resesi karena Pandemi COVID-19
RESESI
Periode penurunan ekonomi sementara di mana
perdagangan dan aktivitas industri berkurang,
umumnya ditandai dengan penurunan PDB
dalam dua kuartal berturut-turut.

Arti kata resesi bisa juga dimaknai sebagai


pelambatan atau kontraksi besar dalam kegiatan
ekonomi. Penurunan pengeluaran yang
signifikan umumnya mengarah ke resesi.
FAKTOR
PENYEBAB
1
Guncangan Ekonomi RESESI
Secara Tiba-Tiba

2 Hutang yang Berlebihan

3 Gelembung Aset

4 Inflasi Terlalu Tinggi

5 Deflasi Berlebihan

6 Perubahan Teknologi
DAMPAK RESESI Tingkat Pengangguran
Meningkat

DAMP Kebiasaan Belanja


Berubah

AK Penjualan Melambat

Peluang Ekonomi
Berkurang
Pertumbuhan Ekonomi/ Produk
Domestik Bruto Indonesia 2020
KUARTAL I KUARTAL II KUARTAL III KUARTAL IV

Baru
2,97 % 5,32 % 3,49 % Dimulai

Terkontraksi Terkontraksi Baru Dimulai


Minus Minus
DAMPAK RESESI
EKONOMI
INDONESIA
Tidak stabilnya kurs dolar akan memukul langsung dan membuat kurs
01 dolar membuat rupiah melemah. Hal itu juga akan memukul sektor ekspor
impor yang ada di Indonesia.
Dilihat dari tingkat suku bunga, ketidakstabilan dolar tersebut akan
02 membuat suku bunga meningkat. Karena Bank Indonesia akan menarik
rupiah ke dalamnya. Dampaknya yaitu inflasi yang semakin meninggi.
Dampaknya pada Bank Syariah yang menjadi kurang kompetitif.
Gabungan antara kurs dolar yang tinggi dengan suku bunga yang naik,
03 akan berdampak pada dua hal. Investor di dalam sektor ini pun akan
banyak yang membatalkan investasinya. Akibat lainnya yaitu investasi
pada sebuah saham. Banyak orang yang keluar dari bisnis saham sebuah
pasar modal.
CIRI - CIRI
NEGARA YANG
TERANCAM
RESESI
Penurunan
Penurunan PDB
PDB riil,
riil, &
&
Penurunan
Penurunan pendapatan
pendapatan pribadi
pribadi kenaikan
kenaikan tingkat
tingkat pengangguran
pengangguran
riil
riil

penurunan
penurunan penjualan
penjualan dan
dan pertumbuhan
pertumbuhan kuartal
kuartal negatif
negatif
produksi
produksi manufaktur
manufaktur
Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN)
Untuk penanganan COVID-19 dan stimulus Anggaran Rp.
mendukung Program PEN, Pemerintah
Kesehatan 87,55
menganggarkan dana sebesar Rp. 695,2 Triliun. T
Program Pemulihan Ekonomi Nasional Mencakup : Perlindungan Rp.
203,9
• PEMBERIAN BANSOS Sosial T
Rp.
• BIDANG KESEHATAN Insentif Usaha 120,61
T
Rp.
• MEMBANTU UMKM Sektor UMKM 123,46
• MENDUKUNG KORPORASI & T
Rp.
SEKTORAL MAUPUN Korporasi 53,57
T
Rp.
PEREKONOMIAN DAERAH Pemda 106,11
T
KESIMPULAN
Meski sejumlah kalangan ada yang memprediksi resesi akibat pandemi COVID-19
tidak separah dibanding resesi yang berujung krisis pada tahun 1998 dan 2008 di
mana ketika itu krisis dipengaruhi anjloknya industri keuangan regional yang
mempengaruhi ekonomi dalam negeri.

Saat ini fundamental ekonomi masih cukup kuat yang ditopang dengan kondisi
perbankan yang kuat dan konsumsi masyarakat masih tetap tinggi.

Untuk itu, dalam kondisi seperti ini masyarakat sebaiknya tidak perlu panik, bagi
yang berpenghasilan pas-pasan tidak boros dan diupayakan menabung untuk
berjaga-jaga.

Yang terpenting adalah pemerintah telah meyakinkan masyarakat melalui berbagai


jurus dan kebijakan dengan tetap mengedepankan keseimbangan penanganan
‫علَيْك ُْم َو َر ْح َم ُة ِ‬
‫الله َوبَ َركَا تُه‬ ‫الَسلَا ُم َ‬
‫َو ّـَّ‬

Anda mungkin juga menyukai