Disusun oleh :
Imam Prasetyo
5113415013
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ADVOKASI
SOSIAL IKATAN REMAJA MUSHOLA (IRMUS) DALAM RANGKA GOTONG
ROYONG MEMBERSIHKAN MUSHOLA”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas
mata kuliah pembelajaran MKU PKN di UNNES.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Erisandi Arditama S.I.P., MA. Selakau dosen pembimbing MKU PKN. Terima kasih pula
kepada pihak yang telah membantu proses pembuatan Makalah ini, sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut memberikan
motivasi dan doa sehinga saya terus berusaha pantang menyerah dan terus bersemangat
dalam menghadapi rintangan yang menghalangi penulisan makalah ini.
Makalah ini saya susun secara sederhana dengan mengaacu dari berbagai referensi.
Kami menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan,
baik menyangkut isi maupun penulisan. Kekurangan-kekurangan tersebut terutama
disebabkan karena kelemahan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan saya.
Pola fikir yang kritis dan saran yang konstuktif sangat saya butuhkan untuk
meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut. Meskipun banyak kekurangan dalam
makalah ini, ada sepercik harapan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua serta di ridhoi
oleh Allah SWT.
Amiin.......
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi gotong royong ?
2. Bagaimana sikap gotong royong diterapkan ?
3. Apa prinsip kegotong-royongan ?
4. Bagaimana azaz gotong royong dalam kehidupan sehehari-hari ?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
jumpai dengan mudah. Karena secara budaya, memang sudah di tanamkan sifat ini
sejak kecil hingga dewasa.
Gotong royong menjadikan kehidupan berkelompok manusia Indonesia lebih
berdaya dan sejahtera. Karena dengan gotong royong berbagai permasalahan
kehidupan bersama bisa terpecahkan secara mudah dan murah, demikian halnya
dengan kegiatan pembangunan masyarakat. Implementasi nilai gotong rotong dalam
kehidupan masyarakat terkandung makna kesetaraan, keadilan, kebersamaan,
kepedulian, dan mengacu kepada kepentingan bersama. Oleh karena itu ada aspek
pemberdayaan dalam gotong royong.
Gotong Royong merupakan suatu kegiatan sosial yang menjadi ciri khas
bangsa Indonesia dari jaman dahulu kala hingga saat ini. Rasa kebersamaan ini
muncul, karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untuk
meringankan beban yang sedang dipikul.
Hanya di Indonesia, kita bisa menemukan sikap gotong royong ini karena di
negara lain tidak ada sikap ini dikarenakan saling acuh tak acuh terhadap lingkungan
di sekitarnya. Ini merupakan sikap positif yang harus di lestarikan agar bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang kokoh dan kuat di segala lini. Ini merupakan salah
satu cermin yang membuat Indonesia bersatu dari sabang hingga merauke,walaupun
berbeda agama, suku dan warna kulit tapi kita tetap menjadi kesatuan yang kokoh.
Inilah salah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia, di puja dan puji oleh
bangsa lain karena budayaannya yang unik dan penuh toleransi antar sesama manusia.
Semangat gotong royong didorong oleh suatu pemikiran yaitu:
a. Bahwa manusia tidak hidup sendiri melainkan hidup bersama dengan orang lain
atau lingkungan sosial.
b. Pada dasarnya manusia itu tergantung pada manusia lainnya.
c. Manusia perlu menjaga hubungan baik dengan sesamanya
d. Manusia perlu menyesuaikan dirinya dengan anggota masyarakat yang lain.
Dari pemikiran inilah timbul suatu kesadaran bahwa kita tidak boleh hanya
mementingkan diri sendiri atau kelompok sendiri. Oleh karena itu perlu ditumbuhkan
suatu kesadaran dan tanggung jawab terhadap kepentingan bersama.
5
dalam kegiatan usaha ekonomi digunakan prinsip kerjasama, saling membantu dalam
suasana demokrasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama secara adil (adil
dalam kemakmuran dalam bidang ekonomi, prinsip kegotongroyongan dan
kekeluargaan terlihat dalam pasal 33 UUD 1945).
Pasal 33 UUD 1945 terdiri dari 3 ayat:
(1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan.
(2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3). Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam pasal 33 UUD 1945 tersebut tercantum dasar demokrasi ekonomi
produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan
anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan
orang-seorang.
6
a. Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan baik
jasmani maupun rohani.
b. Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan
sesamanya.
c. Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai, mengasihi
dan tenggang rasa terhadap sesamanya.
d. Dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan
setiap manusia untuk bekerjasama, bergotong royong dalam mencapai
kesehjahteraan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
e. Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu kegiatan terasa
lebih ringan, mudah dan lancar.
7
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Gotong Royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja
bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Katanya berasal dari
gotong = bekerja, royong = bersama Bersama-sama dengan musyawarah, pantun,
Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar
Filsafat Indonesia. Gotong Royong merupakan budaya bangsa Indonesia sejak jaman
dahulu yang mencerminkan adanya kesatuan yang bercirikan kekeluargaan.
Pasal 33 UUD 1945 adalah landasan sistem perekonomian kita, memiliki ciri-
ciri positif yang bermanfaat dan berguna bagi kepentingan masyarakat dan tidak ada
persaingan bebas serta tidak untuk mencari keuntungan untuk sebagian kecil orang
(free fight liberalisme). Pembangunan nasional berlandaskan pada Pancasila, UUD
1945 dan GBHN. Hasil pembangunan harus dapat dinikmati secara adil dan merata
oleh seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk peningkatan kesejahteraan lahir dan batin.
A. Kritik
1. Kurangnya kesadaran dari para pemimpin desa seperti ketua RT/RW akan
pentingnya gotong royong
2. Kurangnya sarana dan prasarana untuk melakukan gotong royong
3. Perlu diadakan lagi organisasi selain IRMUS utntuk melakukan kegiatan
gotong royong
B. Saran
1. Perlu sering diadakannya suatu sosialisasi tentang gotong-royong untuk
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.
2. Harus ada kegiatan rutin yang bersifat kebersamaan seperti kerja bakti baik
dalam kegiatan kebersihan, pembangunan dan lain sebagainya.
3. Adanya sarana dan prasarana untuk kegiatan gotong-royong.
4. Peningkatan peranan pemimpin desa untuk melakukan kegiatan gotong royong
8
DAFTAR PUSTAKA
http://webmakalah.blogspot.com/2012/10/kekeluargaan-dan-gotong-royong.html
http://masalimaruf.blogspot.com/2010/01/peran-persatuan-indonesia-dalam.html
http://bonjoer.blogspot.co.id/2015/11/makalah-gotong-royong.html
http://wihadmahmud.blogspot.co.id/2014/01/makalah-gotong-royong-pkn.html
http://masalimaruf.blogspot.com/2010/05/maknasilapancasila.html
http://kurnia1717.blogspot.co.id/2012/06/kegiatan-kerja-bakti-atau-gotong-royong.html
9
LAMPIRAN
10
11