Anda di halaman 1dari 14

i

ADVOKASI SOSIAL IKATAN REMAJA MUSHOLA (IRMUS)


DALAM RANGKA GOTONG ROYONG MEMBERSIHKAN
MUSHOLA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan

Disusun oleh :
Imam Prasetyo
5113415013

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN AJARAN
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ADVOKASI
SOSIAL IKATAN REMAJA MUSHOLA (IRMUS) DALAM RANGKA GOTONG
ROYONG MEMBERSIHKAN MUSHOLA”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas
mata kuliah pembelajaran MKU PKN di UNNES.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Erisandi Arditama S.I.P., MA. Selakau dosen pembimbing MKU PKN. Terima kasih pula
kepada pihak yang telah membantu proses pembuatan Makalah ini, sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut memberikan
motivasi dan doa sehinga saya terus berusaha pantang menyerah dan terus bersemangat
dalam menghadapi rintangan yang menghalangi penulisan makalah  ini.
Makalah ini saya susun secara sederhana dengan mengaacu dari berbagai referensi.
Kami menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan,
baik menyangkut isi maupun penulisan. Kekurangan-kekurangan tersebut terutama
disebabkan karena kelemahan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan saya.
Pola fikir yang kritis dan saran yang konstuktif sangat saya butuhkan untuk
meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut. Meskipun banyak kekurangan dalam
makalah ini, ada sepercik harapan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua serta di ridhoi
oleh Allah SWT.

Amiin.......

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1


1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.4 Manfaat Kegiatan............................................................................................ 2
1.5 Pelaksanaan Kegiatan...................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................ 3
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................. 4
3.1 Definisi Gotong Royong.................................................................................. 4
3.2 Penerapan Sikap Gotong Royong.................................................................... 4
3.3 Prinsip Kegotong-royongan............................................................................. 5
3.4 Azaz Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-hari....................................... 6
BAB IV PENUTUP........................................................................................................... 8
4.1 Kesimpun......................................................................................................... 8
4.2 Kritik dan Saran............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 9
LAMPIRAN....................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut kodratnya manusia merupakan makhuk sosial yang tidak bisa hidup
tanpa bantuan orang lain, sebagai makhluk sosial hendaknya kita harus peka terhadap
segala hal yang terjadi disekitar kita. Pada dasarnya manusia adalah bagian dari
masyarakat. Oleh karena itu, kita harus bisa bersahabat dengan semua warga
masyarakat bukan hanya itu saja, namun sikap kepedulian sosial juga harus tertanam
dalam diri kita.
Kepedulian sosial dapat menimbulkan sikap tanggung jawab dalam diri
seseorang. Dengan memiliki rasa tanggung jawab diharapkan dapat menjadi bekal
dalam kehidupan masyarakat. Sehebat apapun pribadi seseorang, dia tidak akan
mampu untuk hidup sendiri. Saling membantu terhadap sesama dan mengembangkan
sikap toleran dapat menjadikan kerukunan di masyarakat. Ketika di masyarakat ada
kegiatan kerja bakti ataupun hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan bersama
maka sebagai warga yang baik harus bergotong-royong demi terciptanya rasa
solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat. Gotong royong merupakan hal yang
penting dalam masyarakat. Dengan gotong-royong suatu kegiatan atau pekerjaan akan
terasa lebih ringan daripada dikerjakan secara individu.

1.2 TUJUAN PENULISAN


1. Meningkatkan rasa kepedulian dan peran aktif masyarakat khususnya ikatan remaja
mushola al-ikhlas (IRMUS Al-Ikhlas) berdasarkan semangat kebersamaan,
kekeluargaan dan kegotong royongan menuju pada penguatan, integritas sosial
melalui kegiatan-kegiatan gotong royong.
2. Meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat, peran aktif masyarakat dalam
pembangunan serta meningkatkan rasa memiliki dan rasa tanggung jawab
3. Untuk menumbuhkan jiwa sosial sebagai tim ikatan remaja mushola (IRMUS)

1
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi gotong royong ?
2. Bagaimana sikap gotong royong diterapkan ?
3. Apa prinsip kegotong-royongan ?
4. Bagaimana azaz gotong royong dalam kehidupan sehehari-hari ?

1.4 MANFAAT KEGIATAN


1. Menyelesaikan masalah secara bersama-sama
2. Lebih mengenal dan mengakrabkan antar anggota IRMUS
3. Rasa gotong royong menjadi lebih kental

1.5 PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Pelaksanaa acara
Alhamdulillah kegiatan kerja bakti gotong royong anggota IRMUS Al-Ikhlas
dalam rangka membersihkan mushola ini dapat terlaksana pada hari minggu 4
Desember 2016 dimulai dengan kegiatan briefing panitia dilanjutkan pembukaan
oleh panitia acara dan kemudian diawali cek kesehatan. Bagi anggota IRMUS yang
kurang sehat dimohon untuk tidak melakukan kegiatan.
B. Waktu, tanggal, dan Tempat
Hari : Minggu
Tanggal : 4 Desember 2016
Waktu : 07.00 - Selesai
Tempat : Musola Baitul Muttaqin, Desa Pilangsari, kec. Sayung Kab. Demak
C. Susunan Acara
Pukul 07.00 - 08.00 : Brifieng panitia dilanjutkan pembukaan
Pukul 08.00 - 11.00 : Pelaksanaan kegiatan bersih-bersih mushola
Pukul 11.00 - 13.00 : Isoma
Pukul 13.00 - selesai : Pelaksanaan kegiatan bersih-bersih mushola
D. Penutup
Demikian laporan pertanggung jawaban kegiatan kerja bakti gotong royong
membersihkan mushola ini kami susun dan kami sampaikan. Terima kasih atas
dukungan dan kerja sama yang diberikan demi kelancaran kegiatan ini.
Wassalamu’alaikum waromatullahi wabarokatuh.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Makna Sila Persatuan Indonesia

Sila Persatuan Indonesia, menempatkan manusia Indonesia pada persatuan, kesatuan,


serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Menempatkan manusia Indonesia pada persatuan dan kesatuan, berarti manusia
atau rakyat indonesia harus memiliki rasa saling memiliki dan membutuhkan satu dengan
yang lainnya, sehingga akan tumbuh rasa persatuan dan kesatuan. Persatuan dikembangkan
atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan
Bangsa Indonesia.
Gotong – royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-
sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama dengan musyawarah,
pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan.
Adapun menurut sumber lain, Gotong royong Adalah bekerja bersama-sama dalam
menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara
adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh
semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Difenisi Gotong Royong


Gotong Royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja
bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Katanya berasal dari
gotong = bekerja, royong = bersama Bersama-sama dengan musyawarah, pantun,
Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar
Filsafat Indonesia.
Sikap gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan
pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil.
Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela
oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.
Kondisi kehidupan bangsa-bangsa di dunia ini mengalami berbagai perbedaan
potensi tingkat kehidupan. Kemakmuran dan kemiskinan berada dalam lingkup yang
tiada batas (no limitation). Perbedaan ini menyebabkan antar negara saling tergantung
dan membutuhkan dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya sehingga terjadi
hubungan dan kerjasama diantara mereka.
Budaya gotong royong adalah bagian dari kehidupan berkelompok masyarakat
Indonesia, dan merupakan warisan budaya bangsa. Nilai dan perilaku gotong royong
bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi pandangan hidup, sehingga tidak bisa
dipisahkan dari aktivitas kehidupannya sehari-hari.

3.2 Penerapan Sikap Gotong Royong


Sifat gotong royong di daerah pedesaan lebih menonjol dalam pola kehidupan
mereka, seperti memperbaiki dan membersihkan jalan, membersihkan mushola seperti
yang saya lakukan, atau membangun/memperbaiki rumah. Sedangkan di daerah
perkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan kerja bakti di RT/RW, di
sekolah dan bahkan di kantor-kantor, misalnya pada saat memperingati hari-hari besar
nasional dan keagamaan, mereka bekerja tanpa imbalan jasa, karena demi kepentingan
bersama. Dari sini timbullah rasa kebersamaan, kekeluargaan, tolong menolong
sehingga dapat terbina rasa kesatuan dan persatuan Nasional. Tidak hanya dipedesaan
bisa kita jumpai sikap gotong royong, melainkan di daerah perkotaan pun bisa kita

4
jumpai dengan mudah. Karena secara budaya, memang sudah di tanamkan sifat ini
sejak kecil hingga dewasa.
Gotong royong menjadikan kehidupan berkelompok manusia Indonesia lebih
berdaya dan sejahtera. Karena dengan gotong royong berbagai permasalahan
kehidupan bersama bisa terpecahkan secara mudah dan murah, demikian halnya
dengan kegiatan pembangunan masyarakat. Implementasi nilai gotong rotong dalam
kehidupan masyarakat terkandung makna kesetaraan, keadilan, kebersamaan,
kepedulian, dan mengacu kepada kepentingan bersama. Oleh karena itu ada aspek
pemberdayaan dalam gotong royong.
Gotong Royong merupakan suatu kegiatan sosial yang menjadi ciri khas
bangsa Indonesia dari jaman dahulu kala hingga saat ini. Rasa kebersamaan ini
muncul, karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untuk
meringankan beban yang sedang dipikul.
Hanya di Indonesia, kita bisa menemukan sikap gotong royong ini karena di
negara lain tidak ada sikap ini dikarenakan saling acuh tak acuh terhadap lingkungan
di sekitarnya. Ini merupakan sikap positif yang harus di lestarikan agar bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang kokoh dan kuat di segala lini. Ini merupakan salah
satu cermin yang membuat Indonesia bersatu dari sabang hingga merauke,walaupun
berbeda agama, suku dan warna kulit tapi kita tetap menjadi kesatuan yang kokoh.
Inilah salah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia, di puja dan puji oleh
bangsa lain karena budayaannya yang unik dan penuh toleransi antar sesama manusia.
Semangat gotong royong didorong oleh suatu pemikiran yaitu:
a. Bahwa manusia tidak hidup sendiri melainkan hidup bersama dengan orang lain
atau lingkungan sosial.
b. Pada dasarnya manusia itu tergantung pada manusia lainnya.
c. Manusia perlu menjaga hubungan baik dengan sesamanya
d. Manusia perlu menyesuaikan dirinya dengan anggota masyarakat yang lain.
Dari pemikiran inilah timbul suatu kesadaran bahwa kita tidak boleh hanya
mementingkan diri sendiri atau kelompok sendiri. Oleh karena itu perlu ditumbuhkan
suatu kesadaran dan tanggung jawab terhadap kepentingan bersama.

3.3 Prinsip Kegotong-royongan


Prinsip kegotong-royongan dalam tata kehidupan ekonomi adalah prinsip
kehidupan ekonomi berdasarkan azas kerjasama atau usaha bersama. Hal ini berarti

5
dalam kegiatan usaha ekonomi digunakan prinsip kerjasama, saling membantu dalam
suasana demokrasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama secara adil (adil
dalam kemakmuran dalam bidang ekonomi, prinsip kegotongroyongan dan
kekeluargaan terlihat dalam pasal 33 UUD 1945).
Pasal 33 UUD 1945 terdiri dari 3 ayat:
(1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan.
(2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3). Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam pasal 33 UUD 1945 tersebut tercantum dasar demokrasi ekonomi
produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan
anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan
orang-seorang.

3.4 Azaz Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-hari


Sekarang mari kita lihat pengamalan azas gotong royong dalam berbagai
kehidupan. Perwujudan partisipasi rakyat dalam reformasi merupakan pengabdian dan
kesetiaan masyarakat terhadap program reformasi yang mana senantiasa berbicara,
bergotong royong dalam kebersamaan melakukan suatu pekerjaan. Sikap gotong
royong memang sudah menjadi kepribadian bangsa Indonesia yang harus benar-benar
dijaga dan dipelihara, akan tetapi arus kemajuan ilmu dan teknologi ternyata
membawa pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan kepribadian suatu bangsa,
serta selalu diikuti oleh perubahan tatanan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu
masyarakat.
Adapun nilai-nilai gotong royong yang telah menjadi bagian dari kebudayaan
bangsa Indonesia, tentu tidak akan lepas dari pengaruh tersebut. Namun syukurlah
bahwa sistem budaya kita dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan yang merupakan
benteng kokoh dalam menghadapi arus perubahan jaman.
Untuk dapat meningkatkan pengamalan azas kegotongroyongan dalam
berbagai kehidupan perlu membahas latar belakang dan alasan pentingnya bergotong
rotong yaitu:

6
a. Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan baik
jasmani maupun rohani.
b. Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan
sesamanya.
c. Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai, mengasihi
dan tenggang rasa terhadap sesamanya.
d. Dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan
setiap manusia untuk bekerjasama, bergotong royong dalam mencapai
kesehjahteraan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
e. Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu kegiatan terasa
lebih ringan, mudah dan lancar.

7
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Gotong Royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja
bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Katanya berasal dari
gotong = bekerja, royong = bersama Bersama-sama dengan musyawarah, pantun,
Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar
Filsafat Indonesia. Gotong Royong merupakan budaya bangsa Indonesia sejak jaman
dahulu yang mencerminkan adanya kesatuan yang bercirikan kekeluargaan.
Pasal 33 UUD 1945 adalah landasan sistem perekonomian kita, memiliki ciri-
ciri positif yang bermanfaat dan berguna bagi kepentingan masyarakat dan tidak ada
persaingan bebas serta tidak untuk mencari keuntungan untuk sebagian kecil orang
(free fight liberalisme). Pembangunan nasional berlandaskan pada Pancasila, UUD
1945 dan GBHN. Hasil pembangunan harus dapat dinikmati secara adil dan merata
oleh seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk peningkatan kesejahteraan lahir dan batin.

4.2 KRITIK dan SARAN

A. Kritik
1. Kurangnya kesadaran dari para pemimpin desa seperti ketua RT/RW akan
pentingnya gotong royong
2. Kurangnya sarana dan prasarana untuk melakukan gotong royong
3. Perlu diadakan lagi organisasi selain IRMUS utntuk melakukan kegiatan
gotong royong

B. Saran
1. Perlu sering diadakannya suatu sosialisasi tentang gotong-royong untuk
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.
2. Harus ada kegiatan rutin yang bersifat kebersamaan seperti kerja bakti baik
dalam kegiatan kebersihan, pembangunan dan lain sebagainya.
3. Adanya sarana dan prasarana untuk kegiatan gotong-royong.
4. Peningkatan peranan pemimpin desa untuk melakukan kegiatan gotong royong

8
DAFTAR PUSTAKA

http://webmakalah.blogspot.com/2012/10/kekeluargaan-dan-gotong-royong.html
http://masalimaruf.blogspot.com/2010/01/peran-persatuan-indonesia-dalam.html
http://bonjoer.blogspot.co.id/2015/11/makalah-gotong-royong.html
http://wihadmahmud.blogspot.co.id/2014/01/makalah-gotong-royong-pkn.html
http://masalimaruf.blogspot.com/2010/05/maknasilapancasila.html
http://kurnia1717.blogspot.co.id/2012/06/kegiatan-kerja-bakti-atau-gotong-royong.html

9
LAMPIRAN

10
11

Anda mungkin juga menyukai