Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANTROPOLOGI

TENTANG WAWANCARA KOMUNITAS ANAK JALANAN


DAN KELOMPOK KHUSUS

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan


Dosen Mata Ajar : Fika Nur Indriasari, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1) Amorita Violin Putri 3220213858


2) Bernica Ananta Salsabilla 3220213867
3) Deviana Sulistyo Wati 3220213872
4) Ilyas Zulian Herda Saputra 3220213881
5) Reza Rukmana Pradipta 3220213892

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul “ WAWANCARA PENGEMIS DAN KELOMPOK
KHUSUS ”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Antropologi Kesehatan kelas II semester 3 tahun pelajaran 2022/2023. Dalam
penyelesaian makalah ini, penulis mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1) Giri Susilo Adi, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Kepala Stikes Notokusumo serta
segenap jajarannya yang telah memberikan kemudahan selama mengikuti
pendidikan di Stikes Notokusumo.
2) Barkah Wulandari, S.Kep., Ns., M.Kep selaku ketua kaprodi yang telah
memberikan motivasi.
3) Fika Nur Indriasari, M.Kep selaku dosen mata kuliah antropologi kesehatan
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, memberikan motivasi dalam
pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam penyelesaian penyusunan
makalah ini.
4) Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah membantu
dalam proses penyusunan laporan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan laporan
makalah ini di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat
dan memenuhi harapan berbagai pihak.

Yogyakarta, 10 Oktober 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................................

1.2 Tujuan.............................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................

2.1 Pengertian Pengemis.......................................................................................

BAB III SITUASI DAN KONDISI TEMPAT PRAKTIK.......................................

3.1 Gambaran Umum Lokasi................................................................................

3.2 Hasil Wawancara............................................................................................

3.2.1 Wawancara umum...................................................................................

3.2.2 Wawancara khusus..................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................

BAB V PENUTUP.....................................................................................................

5.1 Kesimpulan...................................................................................................

5.2 Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Gelandangan dan pengemis merupakan masalah sosial yang akut.
Fenomena ini menjadi masalah sosial di perkotaan, tidak hanya kota besar
tetapi juga di kota-kota kecil. Hal ini karena beberapa faktor yang
menyebabkan kemunculan mereka dan belum berhasil dituntaskan hingga
ke akar-akarnya.

Gelandangan merupakan orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak


sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat
serta tidak mempunyai pencarian dan tempat tinggal yang tetap.
Kebanyakan dari mereka memenuhi kebutuhan hidup mengembara di
jalanan dan ditempat umum. Sedangkan pengemis juga merupakan orang-
orang yang mendapat penghasilan dengan meminta-minta ditempat umum
dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang
lain.

Ini merupakan fenomena yang mana terkadang sebagian mereka


menjadi gelandangan dan pengemis bukan karena tidak memiliki
kemampuan untuk bekerja seperti orang lain pada umumnya. Tetapi
sebagian mereka menjadi demikian karena malas, tidak adanya rasa malu
serta pola fikir yang rendah dan perilaku yang merasa diliputi kebodohan
dan akses kemudahan dan kesenangan dalam mendapatkan uang dari hasil
meminta-minta. Akhirnya mereka menjadi ”manja” karena dengan belas
kasih orang lain mereka mendapatkan uang tanpa harus bekerja keras.

Permasalahan sosial gelandangan dan pengemis merupakan akumulasi


dan interaksi dari berbagai permasalahan seperti hal-hal kemiskinan,
pendidikan rendah, minimnya keterampilan kerja yang dimiliki, lingkungan
sosial budaya, kesehatan dan lain-lain. Kemudian masalah tersebut jika hal

4
ini dibiarkan terus-menerus maka dapat menyebabkan peningkatan jumlah
gelandangan dan pengemis yang sangat pesat.

I.II Tujuan
A. Tujuan Umum :
Dapat memahami faktor-faktor aspek-aspek sosial budaya
individu, keluarga dan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan
menghadapi masalah kesehatannya
B. Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan sosial, dan cara
Bersosialisasi responden antar sesama gelandangan.
2. Untuk mengetahui kondisi kesehatan lingkungan dan tempat
tinggal responden serta perilaku hidup bersih dan sehat responden.
3. Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan pola hidup sehat
responden.
4. Untuk mengetahui bagaimana metode pengobatan yang digunakan
responden.
5. Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan pencarian kesehatan
responden serta cara pandang responden terhadap pengobatan
medis.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

II.I Pengertian Pengemis


Kata pengemis rupanya telah masuk salah satu kosa kata bahasa
Indonesia yang tentunya memiliki kata dasar kemis(kamis) bukan emis.
Sebutan emis pun lebih sering digunakan daripada kata peminta-minta.
Padahal jika diuraikan dan diambil kata dasarnya kata kemis atau emis tidak
dikenal dalam kosa kata bahasa Indonesia kecuali jika ada tambahan awalan
pe- sehingga membentuk kata-kata pengemis. Lain halnya kata peminta-
minta yang memiliki kata dasar minta yang artinya sudah jelas bahkan bisa
berdiri sendiri.

Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan


meminta-minta di muka umum dengan berbagai cata dan alsan untuk
mengharapkan belas kasihan dari orang lain.9 Selanjutnya pengemis sering
digunakan untuk sebutan bagi orang yang membutuhkan uang, makanan,
tempat tinggal, atau hal lainnya dari orang yang ditemuinya dengan cara
meminta. Berbagai atribut mereka gunakan seperti pakaian compang-
camping dan lusuh, topi, gelas, plastik atau bungkus permen atau kotak
kecil untuk menempatkan uang yang mereka dapatkan dari memintaminta.
Mereka menjadikan mengemis sebagai pekerjaan mereka dengan berbagai
macam alasan seperti kemiskinan dan ketidakberdayaan mereka karena
lapangan kerja yang sempit.

Ada dua tipe pengemis, yaitu miskin materi dan miskin mental.
Pengemis miskin materi adalah pengemis yang kondisi ekonominya
memang sulit atau tidak mampu, sehingga mereka memutuskan untuk
mencari penghasilan lewat mengemis. Pada tipe ini, pengemis sangat erat
berkaitan dengan kemiskinan. Sedangkan pengemis miskin mental adalah
pengemis yang kondisi ekonominya masih tergolong mampu, namun

6
mereka tetap mengemis karena mereka memiliki mental malas untuk
berusaha mencari penghasilan lewat pekerjaan yang layak.

7
BAB III
SITUASI DAN KONDISI TEMPAT PRAKTIK

III.I Gambaran Umum Lokasi


1. Tempat : Gg. Tumenggung Joyoyudho III, Pringgokusuman,
Gedong Tengen, Kota Yogyakarta
2. Nama : Bapak paswanto
3. Jumlah Keluarga :3

III.II Hasil Wawancara


III.II.1 Wawancara umum
Jumlah responden yang diwawancarai : 1

Nama : Paswanto

Usia : 62 Tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMP

Jumlah Saudara :4

Pekerjaan : Pengemis

Ras : Jawa

III.II.2 Wawancara khusus


Lokasi: Pringgokusuman, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta.

A : Apa saja aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh responden sehari


hari?

B : Responden mengatakan aktivitas sehari-hari setelah bangun dari


tidur di pagi hari adalah wedhangan, dalam Bahasa jawa
wedhangan adalah meminum minuman hangat/panas bisa berupa

8
teh, kopi, dll. Setelah wedhangan beliau berangkat untuk mengemis
dari pagi hingga sore maupun malam hari.

A : Bagaimana pola interaksi responden dengan lingkungan sekitar?

B : Responden mengatakan pola interaksi dengan lingkungan di sekitar


adalah dengan berkebun yaitu membersihkan lingkungan kebun
menanam sayur – sayuran serta tanaman-tanaman herbal seperti
jahe dan sere.

A : Bagaimana kondisi kesehatan lingkungan tempat tinggal


responden?

B : Kondisi lingkungan, responden mengatakan lingkungan yang


ditempatinya kurang bersih karna beliau tinggal dilingkungan yang
tidak memadai namun beliau menyempatkan untuk membersihkan
lingkungan sekitar rumahnya tetapi,meskipun begitu
lingkungannya tetap tidak mendukung untuk kehidupan yang sehat.

A : Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat (kebersihan diri,


perilaku merokok, pandangan terhadap miras/Narkoba, seks bebas,
makanan sehari-hari).disekitar lingkungan responden?

B:

A : Apakah penyakit yang pernah di derita responden ?

B:

A : Seperti apa kebiasaan pencarian Kesehatan responden?

B:

A : Harapan terhadap fasilitas Kesehatan kedepannya ?

B:

9
BAB IV
PEMBAHASAN

Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan


meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk
mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Selanjutnya pengemis sering
digunakan untuk sebutan bagi orang yang membutuhkan uang, makanan, tempat
tinggal, atau hal lainnya dari orang yang ditemuinya dengan cara meminta.

Setelah melakukan wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa responden


diatas, Bernama Paswanto yang beralamat di Gg. Tumenggung Joyoyudho III,
Pringgokusuman, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta. kami mengambil tema
pengemis dan kelompok khusus karena sangat menarik mengenai pembahasan
materi pola kesehatan pada pengemis. Dan hasil dari wawancara di atas mengenai
aktifitas responden sehari – hari adalah meminum – minuman hangat/panas bisa
berupa teh atau kopi, kemudian berangkat untuk mengemis dari pagi hingga sore
maupun malam. Serta pola interaksi dengan lingkungan responden adalah dengan
berkebun yaitu membersihkan lingkungan kebun menanam sayur – sayuran serta
tanaman-tanaman herbal seperti jahe dan sere.

Kondisi Kesehatan lingkungan di sekitar responden kurang bersih karna


beliau tinggal dilingkungan yang tidak memadai namun beliau menyempatkan
untuk membersihkan lingkungan sekitar rumahnya tetapi,meskipun begitu
lingkungannya tetap tidak mendukung untuk kehidupan yang sehat. Untuk
perilaku hidup bersih dan sehat responden beliau masih merokok namun tidak
sering dan hal itu lah yang dapat merugikan diri responden sendiri dan lingkungan
sekitar.

10
BAB V
PENUTUP

V.I Kesimpulan
V.II Saran
1. Sebagai pemerintah sebaiknya memikirkan bagaimana pelayanan
kesehatan yang baik di daerah tersebut. Serta memikirkan kondisi
lingkungan sekitar agar tetap bersih dan sehat.
2. Sebagai masyarakat harus mementingkan kesehatan lingkungan di sekitar
kita. Karena terdapat dampak positif maupun dampak negatif jika kita
tidak ada kesalahan mengenai kesehatan lingkungan.
3. Sebagai mahasiswa kesehatan sebaiknya membantu mengedukasi
mengenai bagaimana cara merawat lingkungan, serta menjaga kesehatan
dan menjelaskan bagaimana cara melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ongbokham, Gelandangan:Pandangan Ilmuwan Sosial, (Jakarta:LP3ES,1986),

hal. 3

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS): Jenis, Definisi dan Kriteria

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada tuna social,

dalam https://intelresos.kemsos.go.id/new/?module=Pmks&view=tunas

(online)

Soetjipto Wirosardjono, Gelandangan dan Pilihan Kebijaksanaan

Penanggulangan, (Jakarta: LP3E, 1998). hal. 12

Dori Rakasman Joni. Pelaksanaan Penertiban Gelandangan dan Pengemis di

Kota Padang Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Padang no 11 tahun

2005 tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Jurnal

Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. 2014. hal. 7 dalam

https://www.ejurnal.com/2017/02/pelaksanaan-penertiban-gelandangan

dan.html diakses 10 Oktober 2022

12

Anda mungkin juga menyukai