Anda di halaman 1dari 16

ASKEP RETINOBLASTOMA

KELOMPOK 2
1. Elsa Eka Putri
2. Kurnia Mayang Sari
3. Melsyha Milenia
4. Mutia Alesa
5. Piza Unik Sintasi
6. Yollanda Trimelta
7. Yoshi Yulia Roza
PENGERTIAN

Retinoblastoma adalah tumor endo-okular


pada anak yang mengenai saraf embrionik
retina. Kasus ini jarang terjadi, sehingga
sulit untuk dideteksi secara awal. Rata rata
usia klien saat diagnosis adalah 24 bulan
pada kasus unilateral, 13 bulan pada kasus
kasus bilateral.
Etiologi
Retinoblastoma terjadi secara familiar atau sporadik. Namun
dapat juga diklasifikasikan menjadi dua subkelompok yag
berbeda, yaitu bilateral atau unilateral dan diturunkan atau tidak
diturunkan. Kasus yang tidak diturunkan selalu unilateral,
sedangkan 90 % kasus yang diturunkan adalah bilateral, dan
unilateral sebanyak 10%. Gen retinoblastoma (RBI) diisolasi
dari kromosom 13q14, yang berperan sebagai pengatur
pertumbuhan sel pada sel normal. Penyebabnya adalah tidak
terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya cenderung
diturunkan.
Manifestasi klinis

Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. Bila letak tumor dimakula, dapat
terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan
gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan di vitreus (Vitreous seeding) yang menyerupai
endoftalmitis. Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata , akan
menyebabkan glaucoma atau tanda-tanda peradangan berupa hipopion atau hifema.
Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus
optikus ke otak, melalui sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke
sumsum tulang melalui pembuluh darah.
Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal
strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan
memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan
vitreus yang menyerupai endoftalmitis. Jika sel-sel tumor

Patofisiologis terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan


menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan berupa
hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat
menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui;
nervus optikus ke otak, sclera ke jaringan orbita dan sinus
paranasal, dan metastasis jauh kesumsum tulang melalui
pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning
mengkilat, dapat menonjol ke badan kaca. Dipermukaan
terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak
normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe
preaurikuler dan submandibula serta secara hematogen ke
sumsum tulang dan visera , terutati.
Kkk
Klasifikasi Stadium

Menurut Reese-Ellsworth, retino balastoma digolongkan menjadi


Golongan I
• Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter pupil.
• Tumor multiple tidak lebih dari 4dd,dan terdapat pada atau dibelakang ekuator
Golongan II
• Tumor solid dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang ekuator
• Tumor multiple dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang ekuator
Golongan III
• Beberapa lesi di depan ekuator.
• Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter pupil.
Golongan IV
• Tumor multiple sebagian besar > 10 dd/
• Beberapa lesi menyebar ke anterior ke ora serrata
Golongan V
• Tumor masif mengenai lebih dari setengah retina.
• Penyebaran ke vitreous
Jenis Terapi
1. Pembedahan
2. External Beam Radiotherapy (EBRT)
Penatalaksanaan 3. Radioterapi Plaque
4. Kryo Atau Fptokoagulasi
5. Modalitas yang lebih baru
6. Kemoterapi
Komplikasi dan Pemeriksaan Penunjang

Komplikasi
1. Glukoma
2. Katarak
3. Kebutaan
4. Antropi Mata
Pemeriksaan Penunjang
5. Oftalmoskopi mata
6. Ultrsonografi
7. Foto fundus
Kasus
Anak T umur 3 tahun di diagnosa  retino blastoma pada mata 
kanannya setahun yang lalu. Lima  bulan yang lalu, mata kanan anak 
T di lakukan  oprasi pengangkatan tumor . Saat ini anak T masuk
rumah sakit karena di mata kirinya terdapat bercak putih di mata
tengahnya. Matanya  menonjol terdapat  stabismus.  Anak  T mata
kirinya visusnya 1/60 dan dari hasil pemriksaan patologi anatomi d
temukan metastase ke otak dan mata kiri. Dari keterangan keluarga,
ternyata nenek pasien pernah menderita kanker servix.
pengkajian
1. Identitas pasien
    a. Nama : T
    b. Usia : 3 Tahun
    c. Jenis Kelamin : Laki-laki

2. Keluhan Utama :
Keluhan utama yang di rasakan pasien adanya penurunan fungsi penglihatan

3. Riwayat Penyakit Sekarang :


Satu tahun yang lalu pasien mengalami retino blastoma di mata sebelah kanan. Kemudian dilakukan
tindakan operasi pengangkatan mata. Saat ini di mata kiri pasien terdapat retino blastoma. Terdapat bintik
putih pada mata tepatnya pada retina, terjadi penonjolan,dan terdapat stabismus.          

4. Riwayat penyakit keluarga


Dari keterangan keluarga di temukan data bahwa nenek dari pasien pernah menderita kanker servix.

5. Riwayat penyakit masa lalu


 Pemeriksaan Fisik
• B1 : Breathing (Respiratory System)
Normal
• B2 : Blood (Cardiovascular system)Normal
• B3 : Brain (Nervous system)nyeri kepala, visus 1/60, strabismus, bola mata menonjol
• B4 : Bladder (Genitourinary system)
Normal
• B5 : Bowel (Gastrointestinal System)
Normal
• B6 : Bone (Bone-Muscle-Integument)
Gejala: kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas.
• Biopsikososial spiritual
Gejala: Perasaan tidak percaya diri ,berbeda dengan teman sebayanya.
Tanda: murung, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung
Analisa data
NO Analisa Data Etiologi Masalah

1. Ds : Pasien mengeluh buram saat melihat Gangguan penerimaan sensori pada lapisan Gangguan persepsi sensori
sesuatu potoreseptor penglihatan
Do : Visus mata kiri 1/4 ↓
Ketajaman penglihatan menurun

2. Ds : Mengeluh pandangan kabur Keterbatasan lapang pandang Resiko cedera (Trauma)


Do : Tajam penglihatan kabur ↓
Resiko tinggi cedera

3. Ds : - Keluhan nyeri Retino blastoma Nyeri akut


- Keluhan nyeri sat menggerakkan mata ↓
Do : - Ekspresi menangis Metastase lewat aliran darah
- Sering mrenangis ↓
- Bola mata menonjol Ke otak
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan persepsi sensorik penglihatan dengan gangguan ppenerimaan sensori dari mata
2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang
3. Nyeri berhubungan dengan metastase keotak, penekanan tumor kearah otak
Intervensi keperawatan
No Diagnose keperawatan NOC NIC Aktivitas

1 Gangguan persepsi  Mempertahankan lapang ketajaman Perawatan mata  Monitor kemerahan, eksudat atau
. sensori penglihatan penglihatantanpa kehilangan lebih elserasi pada mata
lanjut  Anjurkan pasien untuk tidak menyentuh
 Tentukan ketajaman penglihatan, mata
catat apakah satu/kedua mata terlihat  Monitor reflex kornea
 Pakai obat tetes mata yang tepat

2 Nyeri akut Tingkat nyeri, dengan indicator: Manajemen  Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
.  Nyeri yang dilaporkan berat(1) nyeri yang meliputi lokasi, karakteristik,, onset/
ditingkatkan ke ringan(4) durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/
 Panjangnya nyeri dipertahankan pada beratnya nyeri dan factor pencetus
sedang (3) ditingkatkan ke ringan (4)  Gunakan strategi komunikasi tarapeutik
 Ekspresi nyeri wajah dipertahankan untuk mengetahui pengalaman neri
pada sedang (3) ditingkatkan ke  Gali bersama pasien factor-faktor yang
ringan (4) dapat menurunkan/ memperberat nyeri
 Bantu keluarga dalam mencari dan
menyediakan dukungan

3 Resiko cedera Fungsi sensori: penglihatan, dengan Manajemen  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien
. indicator: lingkungan: berdasarkan kondisi fisik
 Lapang pandang pusat sangat keselamatan  Identifikasi hal-hal yang membahayakan
terganggu (1) ditingkatkan ke sedikit di lingkungan
terganggu (4)  Sediakan alat untuk beradaptasi
 Monitor lingkungan
Implementasi dan evaluasi
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Gangguan persepsi 1. Memonitor kemerahan, eksudat dan elserasi pada S : Klien mengatakan masih susah
sensori penglihatan mata melihat
2. Menganjurkan pasien untuk tidak menyentuh mata O : Pasien tampak gelisah
3. Memonitor reflek kornea A : Masalah belum teratasi
4. Memakai obat tetes mata yang tepat P : Intervensi dilanjutkan

2. Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif meliputi S : klien mengatakan matanya masih
lokasi, karakteristik, onset/darasi, frekuensi, kualitas, nyeri
intensitas,/ beratnya nyeri dan faktor pencetus O : klien tampak menangis
2. Menggunakan strategi komunikasi terapeutik untuk A : Masalah belum teratasi
mengetahui pengalaman nyeri P : Intervensi dilanjutkan
3. Menggali bersama pasien faktor-faktor yang dapat
menurunkan/ memperberat nyeri
4. Membantu keluarga dalam mencari dan menyediakan
dukungan

3. Resiko cedera 1. Mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien S : Klien mengatakan kurang


berdasarkan kondisi fisik nyaman
2. Mengidentifikasi hal-hal yang membahayakan O : Orang tua klien tampak paham
dilingkungan dengan yang disampaikan perawat
3. Sediakan alat untuk beradaptasi A : Masalah teratasi sebagian
4. Monitor lingkungan P : Intervensi di lanjutkan

Anda mungkin juga menyukai