Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

RETINOBLASTOMA EKSTRAOKULAR

A. DEFINISI

Retinoblastoma adalah kanker yang bermula di retina atau selaput jala


mata. Retinoblastoma menyerang retina yang terletak pada dinding bola mata
bagian belakang. Retina terdiri dari jaringan saraf yang berfungsi untuk
mengirimkan pola cahaya yang ditangkapnya kepada otak melalui saraf optik,
sehingga mata bisa melihat. Saat terjadi retinoblastoma, sel-sel mata yang
disebut retinoblas tidak berubah menjadi sel matang, melainkan terus
membelah diri sehingga membentuk kanker pada retina ( Ayu,2009 ).

Retinoblastoma dapat menyerang salah satu atau kedua mata. Kondisi


ini biasanya dialami oleh balita. Retinoblastoma pada umumnya ditemukan
sebelum menyebar keluar dari bagian mata yang berwarna putih, sehingga
masih dapat disembuhkan dengan beberapa pilihan penanganan misalnya
melalui kemoterapi, radioterapi,dan operasi ( Notoadmojo,2011 ).

Kanker mata (retinoblastoma) adalah tumor ganas pada


mata. retinoblastoma menyerang retina jaringan saraf tipis di belakang
mata. retinoblastoma dapat menyerang satu ataupun kedua mata.
Retinoblastoma adalah kanker mata yang paling umum menyerang anak-anak
( Azahri, 2011 ).

B. ETIOLOGI

Sebagian besar melanoma pada mata tumbuh di bagian dalam mata


yang cenderung tidak terlihat, sehingga sulit untuk terdeteksi. Kanker ini juga
jarang menimbulkan gejala yang signifikan. Penyebabnya adalah tidak
terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan. Sekitar
10% penderita retinoblastoma memiliki saudara yang juga menderita
retinoblastoma dan mendapatkan gennya dari orang tua. Muncul bintik hitam
pada iris mata dan beberapa penyebabnya antara lain :

1. Rasa seperti melihat kilatan cahaya.


2. Terasa ada bintik-bintik atau garis yang menghalangi pandangan.
3. Pandangan kabur atau kehilangan kemampuan penglihatan.
4. Perubahan bentuk pupil.
5. Pembengkakan pada salah satu mata.
6. Benjolan pada kelopak atau bola mata yang makin membesar.
C. PATOFISIOLOGI

Retinoblastoma dapat terjadi sejak janin berada dalam rahim. Selama


tahap awal pertumbuhannya, sel retinoblas membelah diri menjadi sel baru.
Selanjutnya, sel akan berkembang menjadi sel retina yang matang. Pada kasus
retinoblastoma, terjadi perubahan atau mutasi gen sehingga sel tumbuh terus-
menerus secara tidak terkendali.Hingga saat ini penyebab terjadinya mutasi
gen belum dapat dipastikan. Sekitar 25% dari kasus Retinoblastoma
diturunkan dengan pola autosomal dominan, yaitu meskipun hanya salah satu
orang tua yang mewariskan gen tersebut pada anak, dapat meningkatkan
risiko terjadinya retinoblastoma. Retinoblastoma yang diturunkan biasanya
akan menyerang kedua mata. Sedangkan retinoblastoma yang
tidak diturunkan dari orang tua, umumnya hanya akan mengenai salah satu
mata

Tingkat keparahan retinoblastoma dibedakan berdasarkan luasnya


penyebaran dan lokasi kanker, yang kemudian akan menentukan langkah
penanganan yang akan dilakukan. Pada tahap awal, yaitu intraocular
retinoblastoma, sel kanker belum menyebar ke jaringan di luar mata.
Sementara pada tahap lebih lanjut, atau extralocular retinoblastoma, sel
kanker telah menyebar ke luar mata atau tubuh bagian
lain. Sedangkan recurrent retinoblastoma merupakan retinoblastoma yang
muncul kembali pada mata atau bagian tubuh lainnya ( I Made, 2010 ).

D. KLASIFIKASI
Menurut Darmojo, 2010 klasifikasi pada retinoblastoma dibagi
menjadi beberapa bagian antara lain sebagai berikut :

1. Retinoblastoma intraokular. Tahap awal retinoblastoma, ditemukan di salah


satu atau kedua mata. Ini belum menyebar ke jaringan luar mata
2. Retinoblastoma ekstraokular kanker jenis ini sudah menyebar di luar mata
atau ke bagian lain dari tubuh
3. Retinoblastoma berulang kanker telah datang kembali atau menyebar di mata
atau ke bagian lain dari tubuh setelah dirawat

.
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada pada umumnya adalah sebagai berikut menurut
Azahri,2010 :

1. Ada warna putih dalam lingkaran tengah mata (pupil) ketika mata Anda
terkena cahaya.
2. Mata tidak bisa bergerak dan fokus pada arah yang sama.
3. Pupil terus melebar.
4. Mata merah dan bengkak

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mata secara rutin akan dilakukan terutama pada anak yang
memiliki anggota keluarga dengan riwayat retinoblastoma. Penemuan
retinoblastoma pada tahap awal akan menentukan keberhasilan pengobatan.
Pemeriksaan dapat dilakukan setiap bulan hingga usia satu tahun.

1. Enucleation, yaitu operasi untuk mengangkat seluruh bagian mata, dapat


dilakukan apabila hanya salah satu mata dari anak Anda terkena tumor yang
besar dan penglihatannya tidak bisa diselamatkan.
2. Terapi radiasi dengan sinar c energi tinggi untuk membunuh sel kanker dan
memperkecil tumor
3. Cryotherapy, yaitu penggunaan suhu dingin yang ekstrem untuk membunuh
sel kanker
4. Photocoagulation, penggunaan sinar laser untuk menghancurkan pembuluh
darah yang membawa nutrisi ke tumor
5. Thermotherapy, penggunaan panas untuk membunuh sel kanker
6. Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Untuk intraocular retinoblastoma
7. Apabila kedua mata terkena kanker, mata yang memiliki lebih banyak kanker
akan diangkat dan/atau diterapi 
G. PENATALAKSANAAN
Langkah penanganan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan
retinoblastoma. Terdapat beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan untuk
membunuh sel kanker pada retinoblastoma, di antaranya :

1. Terapi laser ( laser photocoagulation ) : Terapi sinar laser dapat


digunakan untuk menghancurkan pembuluh darah yang memasok nutrisi
pada tumor sehingga dapat mematikan sel kanker.
2. Krioterapi : Terapi ini menggunakan cairan nitrogen untuk membekukan
sel kanker sebelum diangkat. Proses pembekuan dan pengangkatan
dapat dilakukan beberapa kali hingga sel kanker hilang seluruhnya.
3. Termoterapi : Dalam terapi ini, gelombang panas diarahkan pada sel
kanker dengan sinar laser, gelombang mikro, atau ultrasound.
4. Radioterapi :  Radioterapi  dilakukan dengan bantuan sinar-X. Ada dua
jenis radioterapi atau terapi radiasi, yaitu radiasi internal dan eksternal.
Dalam radiasi internal, bahan radioaktif ditempatkan di dekat tumor
selama beberapa hari untuk memberikan efek radiasi secara perlahan
terhadap tumor. Sedangkan pada radiasi eksternal, radiasi dipancarkan
dari sebuah mesin untuk memberikan paparan yang lebih besar.
Dibandingkan terapi internal, terapi eksternal lebih  berisiko merusak
jaringan sehat di sekitar mata. Radiasi eksternal biasanya diberikan
kepada penderita retinoblastoma tahap lanjut di mana pengobatan lain
tidak efektif.

H. KOMPLIKASI
Komplikasi dapat terjadi pada retinoblastoma dan biasanya terjadi
pada retinoblastoma tahap lanjut. Beberapa di antaranya adalah :
1. Ablasi retina
2. Perdarahan dalam bola mata.
3. Glaucoma
4. Peradangan jaringan bola mata dan sekitarnya ( selulitis orbita )
5. Bola mata berkeru dan tidak berfungsi normal ( phthisis bulbi )
I. PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, dan status
ekonomi menengah kebawah dan satitasi kesehatan yang kurang ditunjang
dengan padatnya penduduk
B. Keluhan utama
Trauma dapat memberikan kerusakan pada seluruh lapis kelopak ataupun bola
mata. Trauma sebelumnya dapat juga memberikan kelainan pada mata
tersebut sebelum meminta pertolongan
C. Riwayat penyakit sekarang
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan dibawa kerumah sakit karena
melakukan kemoterapi sesuai protocol retinoblastoma ekstraocular dsn pasien
mengeluh matanya terasa sakit
D. Riwayat penyakit dahulu
Kadangkadang  dengan  mengetahui  riwayat  penyakit  mata  sebelumnya
akan dapat menerangkan tambahan gejala- gejala penyakit yang dikeluhkan
penderita. 
E. Riwayat penyakit keluarga
Retinoblastoma  bersifat  herediter  yang  diwariskan  melalui  kromosom,
protekinan 50% menurunkan anakdengan retinoblastoma.
F. Riwayat psikososial
Reaksi pasien dana keluarganya terhadap gangguan penglihatan yang dialami
pasien: cemas, takut, gelisah, sering menangis, sering bertanya.
G. Pola fungsi kesehatan
Adanya tindakan medis dan perawatan dirumahsakit mempengaruhi
perubahan persepsi tentang kesehatan
H. Pola nutrisi
Dilakukan pengukuran tinggi badan dab berat badan untuk mengetahui status
nutrisi pasien
I. Pola istirahat tidur
Adanya sesak nafas atau peningkatan suhu akan berpengaruh terhadap
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
J. Pemeriksaan fisik paru
Kecepatan pernafasan pasien, usaha pernafasan dan suara nafas harus
diperiksa secara menyeluruh
K. Pemeriksaan fisik tambahan
1. Adanya suara bising usus atau murmur jantung dan kardiomegali pada
pemeriksaan radiologis menunjukkan adanya gagal jantung
2. Keadaan umum : tampak lemah, kesadaran komposmentis selama belum
terjadi komplikasi
3. Tanda- tanda vital meliputi : suhu, pernafasan, nadi
4. Pemeriksaan kepala leher : Rongga mulut apakah terdapat peradangan atau
tidak dan konjungtiva apakah anemis atau tidak
5. Pemeriksaan abdomen :
a. Inspeksi : apakah terjadi pembesaran
b. Auskultasi : peristaltic usus
c. Palpasi : Nyeri tekan apabila ada pembesaran hepar
d. Perkusi : tanda asites bila ada

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai