Anda di halaman 1dari 15

Perbandingan Hematoma Pasca Kateterisasi Jantung Berdasarkan

Penekanan Bantal Pasir dan Cold Pack


Eka Afrima Sari1, M.Z. Arifin2, Sari Fatimah3
1,3
Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
2
Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran, Unpad/RSUP. Dr. Hasan Sadikin
Email: 1e.afrima@unpad.ac.id

ABSTRAK

Kateterisasi jantung merupakan prosedur untuk mendiagnosis dan/atau mengevaluasi arteri koroner.
Pada akhir prosedur, dilakukan pelepasan femoral sheath dan penekanan manual maupun mekanik
pada arteri femoralis untuk mengontrol perdarahan hingga tercapai hemostasis. Teknik penekanan
yang tidak adekuat pada sisi akses arteri setelah kateterisasi jantung merupakan salah satu penyebab
terjadinya hematoma. Ditemukan kejadian hematoma pada pasien pasca kateterisasi jantung yang
timbul beberapa waktu setelah penekanan mekanik bantal pasir. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan ukuran hematoma dalam waktu 24 jam pasca kateterisasi jantung berdasarkan
penekanan mekanik bantal pasir dan cold pack. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif
dengan pendekatan after-only non-equivalent control group design. Subjek penelitian adalah 20 orang
pasien pasca kateterisasi jantung yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dengan penekanan
mekanik cold pack selama 20 menit setelah pelepasan femoral sheath dan kelompok kontrol dengan
penekanan mekanik bantal pasir 2,5 Kg selama 6 jam setelah pelepasan femoral sheath. Kejadian
hematoma dilihat setelah penekanan manual, penekanan mekanik, dan setiap jam selama 24 jam.
Perbedaan kejadian hematoma dilihat dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna ukuran hematoma setelah penekanan manual,
penekanan mekanik dan setiap jam dalam waktu 24 jam pada pasien pasca kateterisasi jantung yang
menggunakan bantal pasir maupun cold pack (ρ > 0,05). Pada kelompok eksperimen ukuran
hematoma mengecil di akhir jam ke-24 dan pada kelompok kontrol ukuran hematoma membesar di
akhir jam ke-24. Penggunaan penekanan mekanik cold pack dapat mengurangi risiko hematoma
sebagaimana bantal pasir, sehingga cold pack dapat digunakan sebagai pilihan alat tekan mekanik
pada pasien pasca kateterisasi jantung.

Kata kunci: Bantal pasir, cold pack, hematoma, kateterisasi jantung.

ABSTRACT

Cardiac catheterization is a procedure to diagnose and/or evaluate coronary arteries. At the end of
procedure, performed manual and mechanical compression on the femoral artery to control bleeding
until homeostasis is achieved. Inadequate compression techniques on the arterial access after cardiac
catheterization is one of the causes of hematoma. Found in hematoma incidence in patients after
cardiac cathetherization that arise after mechanical compression using sandbags. The purpose of this
study was to compare the size of the hematoma within 24 hours after cardiac catheterization using
sandbags and cold pack mechanical compression. The study design was a comparative study with
after-only non-equivalent control group design. Research subjects included of 20 after cardiac
catheterization patients were divided into an experimental group with cold pack mechanical
compression for 20 minutes after femoral sheath release and control group with sandbags mechanical
compression for 6 hours after femoral sheath release. Incidence of hematoma was observed after
manual compression, mechanical compression, and every hour for 24 hours. Mann-Whitney test was
used to see the difference the incidence of hematoma of both of groups. The results showed no
significant difference in the size of the hematoma after manual compression, mechanical compression,

100  
Sari, E.A., Arifin, M.Z., Fatimah, S.  

and every hour within 24 hours after cardiac catheterization in both of groups (ρ> 0.05). But the size
of the hematoma in the end of observation time was smaller in experiment group, and bigger in the
control group. The use ofcold pack mechanical compressions could reduce the risk of hematoma as
well as sandbags. Thus, cold pack could be used as an alternative mechanical compression tool in
patients with post cardiac catheterization.

Keywords: Cardiac catheterization, cold pack, hematoma, sandbags

PENDAHULUAN terdapat akumulasi darah disekitar jaringan.


Penyakit jantung adalah salah satu Ukuran hematoma yang besar dapat
penyakit yang menyebabkan kematian menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien
terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data dan berpotensi untuk berkembang menjadi
tabulasi dasar di rumah sakit, penyakit false aneurysms. Didapatkan beberapa
jantung merupakan penyebab kematian ketiga kejadian hematoma pada pasien pasca
setelah stroke dan cedera intrakranial dengan kateterisasi jantung yang timbul beberapa
jumlah kematian 2.484 (2,67%) (Direktorat waktu setelah selesai penekanan mekanik,
Jenderal Pengendalian Penyakit & bahkan ada yang timbul keesokan harinya.
Penyehatan Lingkungan Republik Indonesia Faktor risiko terjadinya komplikasi
[PP & PL RI], 2009). Berdasarkan data World vaskular ini adalah karakteristik pasien seperti
Health Report (2004), penyakit jantung usia lanjut, perempuan, dan berat badan
koroner merupakan penyebab kematian paling rendah atau obesitas; obat-obat yang
besar (7,208 juta) diantara penyakit jantung digunakan selama kateterisasi seperti terapi
lainnya (16,733 juta). Deteksi plak trombolitik, terapi heparin sebelum prosedur
aterosklerosis dengan angiografi koroner dilakukan, terapi heparin > 85 unit/ Kg, dan
merupakan “gold standard” pada penyakit clopidogrel atau glikoprotein IIb/ IIIa
jantung koroner (Grossman, 2000). receptor inhibitor; tipe prosedur seperti
Kateterisasi jantung memiliki tingkat prosedur tindakan yang lama, lama sheath
ketepatan paling tinggi (96%−99%) untuk dilepas, ukuran sheath ≥ 7F, penusukan pada
mendeteksi adanya kelainan pada jantung arteri femoralis sebelumnya, penusukan arteri
terutama penyakit jantung koroner (Lindsay femoralis diatas ligamen inguinal, dan
& Pinnow, 2000 sebagaimana dikutip Osborn kesulitan dalam melakukan penekanan pada
et al., 2010). pasien obesitas; penyakit penyerta seperti
Pada akhir prosedur kateterisasi, hipertensi, diabetes, perdarahan
dilakukan pelepasan femoral sheath dan gastrointestinal, atrial fibrilasi, syok
penekanan (baik penekanan manual maupun kardiogenik, infark miokard akut, ventrikular
penekanan mekanik) pada arteri femoralis takikardi atau fibrilasi, dan gagal ginjal atau
untuk mengontrol perdarahan hingga tercapai peningkatan level kreatinin; dan penggunaan
hemostasis. Teknik pencapaian hemostasis penekanan manual dan/ atau mekanik pada
ini mempengaruhi timbulnya komplikasi sisi akses kateterisasi (Lins, Guffey, Vanriper,
vaskular (Jones & Mccutcheon, 2002). Kline-rogers, & Guffey, 2006 dan Patients
Hematoma merupakan salah satu komplikasi Safety Advisory, 2007).
vaskular yang paling banyak dilaporkan dan Untuk mengurangi risiko timbulnya
berpotensi menimbulkan komplikasi serius komplikasi vaskular seperti hematoma ini,
setelah tindakan kateterisasi jantung melalui dilakukan manajemen pada pasien pasca
arteri femoralis (Lundin, Sargent, & Burke, kateterisasi jantung yang bertujuan untuk
1998). Hematoma terjadi karena area akses mencapai hemostasis vaskular pada sisi akses
penusukan tidak tertutup dengan baik dan kateterisasi melalui penekanan manual dan/

101   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114    


Sari, E.A., Arifin, M.Z., & Fatimah, S.  

atau mekanik (Ying et al., 2008). Penekanan Penelitian ini dilakukan pada pasien yang
manual ini dilakukan dengan menekan arteri sudah memiliki hematoma sebelumnya,
femoralis selama 20 menit atau lebih untuk hematoma diukur setiap 30 menit selama 3
mengontrol perdarahan hingga terjadi jam. Hasil penelitian menujukkan bahwa
koagulasi dan merupakan standar tindakan vasokonstriksi yang dihasilkan oleh cold pack
setelah pelepasan sheath (Patients Safety lebih efektif dalam mengurangi hematoma
Advisory, 2007). Seperti penekanan manual, dibandingkan dengan bantal pasir. Penelitian
penekanan mekanik juga efektif dalam yang dilakukan oleh Karen (2009)
mencapai hemostasis pada arteri femoralis membandingkan penekanan menggunakan
setelah kateterisasi jantung (Patients Safety bantal pasir dengan cold pack, hasil penelitian
Advisory, 2007 dan Simon et al., 1998). Pada menunjukkan bahwa secara signifikan cold
penekanan mekanik diperlukan alat seperti pack mengurangi kejadian hematoma pada
bantal pasir atau cold pack. pasien dibandingkan dengan bantal pasir dan
Penelitian mengenai penggunaan bantal pasien melaporkan bahwa penggunaan cold
pasir ini dilakukan oleh Yilmaz, Gurgun, dan pack dirasakan lebih nyaman (Karen, 2009
Dramali (2007) pada pasien yang menjalani sebagaimana dikutip Manik, 2012).
prosedur invasif jantung dengan Penelitian lain dilakukan oleh Manik
mengevaluasi penggunaan bantal pasir dan (2012) pada pasien pasca kateterisasi jantung
perubahan posisi pasien terhadap kejadian yang melihat perbedaan kejadian komplikasi
komplikasi vaskular dan back pain. Hasil vaskuler lokal dan neuropati femoral pada
penelitian menunjukkan bahwa bantal pasir penekanan mekanik menggunakan cold pack
tidak efektif dalam menurunkan kejadian selama 20 menit dengan penekanan mekanik
komplikasi vaskular dimana tidak terdapat menggunakan bantal pasir seberat 2,5 Kg
perbedaan signifikan kejadian komplikasi selama 1 jam. Kejadian komplikasi vaskuler
vaskular pada kelompok yang menggunakan lokal dan neuropati femoral dilihat setelah
bantal pasir dengan kelompok yang tidak penekanan mekanik, yaitu setelah 1 jam untuk
menggunakan bantal pasir. Penelitian lain penekanan menggunakan bantal pasir dan
yang dilakukan oleh Christensen et al., setelah 20 menit untuk penekanan
(1998) dan Juran et al., (1999) menunjukkan mengunakan cold pack. Hasil penelitian
bahwa bantal pasir tidak efektif dalam menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
menurunkan kejadian komplikasi vaskular signifikan pada kelompok yang menggunakan
dan perdarahan. Bantal pasir juga bantal pasir maupun cold pack terhadap
meningkatkan ketidaknyamanan pasien (B kejadian komplikasi vaskuler lokal dan
Christensen et al., 1994). Penekanan mekanik neuropati femoral (Manik, 2012).
dengan menggunakan bantal pasir merupakan Cold pack menggunakan suhu yang
Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam dingin dalam menangani injuri. Perubahan
menangani pasien pasca kateterisasi jantung pada suhu memiliki pengaruh pada
di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. permukaan jaringan tubuh seperti
Sedangkan penelitian mengenai pengurangan nyeri, relaksasi otot, perubahan
penggunaan cold pack dilakukan oleh (King, pembuluh darah, dan pengaruh pada jaringan
Philpott, & Leary, 2008) pada pasien pasca konektif. Pada suhu yang dingin, sensasi nyeri
kateterisasi jantung yang bertujuan untuk dihambat melalui pengurangan kecepatan
mengidentifikasi manajemen hemotoma impuls yang dikonduksikan oleh serabut-
femoral yang optimal dengan serabut saraf. Suhu dingin juga menyebabkan
membandingkan efektivitas penekanan terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah
mekanik menggunakan bantal pasir dan cold arteri dan vena dengan stimulasi pada otot-
pack dalam penanganan femoral hematoma. otot halus pada lapisan pembuluh darah.

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114   102  


Sari, E.A., Arifin, M.Z., Fatimah, S.  

Vasokonstriksi ini menyebabkan menurunnya untuk pemantauan beberapa waktu setelah


perdarahan dan pembengkakan pada jaringan penekanan tidak dilakukan. Melihat dari hasil
yang mengalami injuri (Wnorowsky, 2011). studi pendahuluan menunjukkan bahwa
Penelitian yang dilakukan oleh Manik hematoma muncul beberapa waktu setelah
(2012) mengenai penggunaan cold pack selesai penekanan mekanik bahkan ada yang
selama 20 menit dan bantal pasir seberat 2,5 timbul keesokan harinya, serta waktu
Kg selama 1 jam dalam penekanan mekanik terjadinya hematoma menurut Kern et al
hanya melihat kejadian komplikasi vaskuler (1990) yaitu dari waktu penekanan hingga
lokal dan neuropati femoral sesaat setelah ambulasi yang disebut early hematoma dan
penekanan selesai dilakukan, yaitu setelah 20 dari waktu ambulasi hingga 24 − 72 jam
menit pada penekanan dengan menggunakan setelah penekanan yang disebut late
cold pack dan setelah 1 jam pada penekanan hematoma.
dengan menggunakan bantal pasir. Untuk Peneliti tertarik untuk melihat ukuran
kejadian beberapa jam setelah penekanan hematoma dari waktu ke waktu setelah
tidak diobservasi dalam penelitian. pelepasan femoral sheath yaitu setelah
Penelitian mengenai penggunaan cold penekanan manual dan mekanik serta setiap
pack ini sudah pernah dilakukan pada pasien satu jam selama 24 jam dengan menggunakan
yang sudah memiliki hematoma sebelumnya, jenis penekanan mekanik yang sama yaitu
juga sudah dilakukan pada pasien yang belum cold pack selama 20 menit. Pemantauan dan
memiliki hematoma sebelumnya. Untuk pengukuran hematoma dari jam ke jam
pemantauan hematoma, sudah dilakukan selama 24 jam ini bertujuan untuk melihat
setiap 30 menit selama 3 jam dan setelah perkembangan hematoma dari waktu ke
penekanan selesai dilakukan. Untuk melihat waktu, sehingga dapat diketahui hematoma
kejadian hematoma dalam waktu 24 jam muncul pada jam ke berapa dan
belum pernah dilakukan. kecenderungan ukuran hematoma tersebut
Meskipun penelitian mengenai tetap, semakin bertambah atau berkurang.
penggunaan cold pack ini sudah pernah Pengukuran yang dilakukan setelah
dilakukan diluar negeri, di Indonesia sendiri penekanan manual ini dilakukan untuk
khususnya RSUP Dr. Hasan Sadikin masih melihat apakah hematoma tersebut timbul
menggunakan bantal pasir sebagai SOP untuk akibat penekanan manual atau akibat jenis
penekanan mekanik pasca kateterisasi penekanan mekanik yang digunakan. Untuk
jantung. Terdapatnya perbedaan teknologi penggunaan bantal pasir 2,5 Kg dilakukan
dalam pelaksanaan tindakan kateterisasi selama 6 jam karena merupakan SOP yang
jantung didalam maupun diluar negeri, terdapat diruangan untuk perawatan pasien
mendasari penulis untuk melakukan pasca kateterisasi jantung.
penelitian mengenai penggunaan cold pack Tujuan umum penelitian ini adalah
sebagai penekanan mekanik dengan melihat mengidentifikasi perbandingan ukuran
ukuran hematoma dalam waktu 24 jam, yaitu hematoma pasca pelepasan femoral sheath
mendekatkan hasil penelitian yang terdapat kateterisasi jantung berdasarkan penekanan
diluar negeri agar evidence nya sesuai dengan mekanik bantal pasir dan cold pack. Adapun
keadaan di Indonesia seperti dalam hal tujuan khususnya adalah mengidentifikasi
teknologi dan tenaga kesehatan. Di RSUP Dr. ukuran hematoma dalam waktu 24 jam pasca
Hasan Sadikin sendiri sudah pernah dilakukan pelepasan femoral sheath kateterisasi jantung
penelitian mengenai penggunaan cold pack berdasarkan penekanan mekanik bantal pasir
terhadap kejadian komplikasi vaskuler lokal dan cold pack, mengidentifikasi waktu
dan neuropati femoral, komplikasi dilihat munculnya hematoma pasca pelepasan
sesaat setelah penekanan selesai dilakukan, femoral sheath kateterisasi jantung

103   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114    


Sari, E.A., Arifin, M.Z., & Fatimah, S.  

berdasarkan penekanan mekanik bantal pasir penelitian tidur, disesuaikan dengan diameter
dan cold pack, dan membanding ukuran hematoma sebelum pasien tidur.
hematoma dalam 24 jam pasca pelepasan Analisis univariat dilakukan untuk
femoral sheath kateterisasi jantung melihat distribusi frekuensi subjek penelitian
berdasarkan penekanan mekanik bantal pasir berdasarkan karakteristiknya dan ukuran
dan cold pack. hematoma pada masing-masing kelompok.
Adapun karakteristik subjek penelitian yang
METODE dianalisis adalah usia, jenis kelamin, Indeks
Jenis penelitian ini berupa penelitian Massa Tubuh (IMT), ukuran sheath, dan
komparatif dengan pendekatan after-only tekanan darah. Distribusi frekuensi ukuran
non-equivalent control group design. Subjek hematoma dikelompokkan menjadi hematoma
penelitian terdiri dari 20 orang pasien pasca kecil (diameter < 2,5 cm), hematoma sedang
kateterisasi jantung melalui arteri femoralis (diameter 2,5 − 5 cm), dan hematoma besar
yang dibagi menjadi kelompok eksperimen (> 5 cm). Data dianalisis dengan distribusi
dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen frekuensi.
menggunakan penekanan mekanik cold pack Analisis bivariat bertujuan untuk melihat
selama 20 menit setelah pelepasan femoral perbedaan ukuran hematoma pada kelompok
sheath dan kelompok kontrol menggunakan eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam
penekanan mekanik bantal pasir seberat 2,5 analisis bivariat, yang di analisis adalah angka
Kg selama 6 jam setelah pelepasan femoral diameter hematoma masing-masing subjek
sheath. Kejadian hematoma diobservasi penelitian pada kedua kelompok. Setelah
setelah penekanan manual, setelah penekanan dilakukan uji normalitas data dengan
mekanik, dan setiap jam selama 24 jam. menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
Teknik pengumpulan data pada didapatkan bahwa ρ < 0,05 sehingga data
penelitian ini diakukan beberapa langkah. tidak terdistribusi normal, maka uji beda
Langkah pertama dengan pengumpulan data dilakukan menggunakan Uji Mann-Whitney
karakteristik pasien yang terdiri dari usia,
jenis kelamin, diagnosis medis, penggunaan HASIL PENELITIAN
obat-obatan anti koagulan dan trombolitik, Subjek penelitian terdiri dari 20 orang
BMI, ukuran sheath, prosedur yang pasien (kelompok kontrol dan intervensi)
dilakukan, dan tekanan darah. Setelah itu pasca kateterisasi jantung melalui arteri
femoralis. Dari 20 orang pasien tersebut, yang
dilakukan pelepasan femoral sheath dengan
menjalani kateterisasi jantung dengan tujuan
penekanan manual, kemudian dilakukan diagnostik sebanyak 5 orang, tujuan
penekanan mekanik menggunakan cold pack intervensi 3 orang, dan tujuan diagnostik
selama 20 menit pada kelompok eksperimen sekaligus intervensi 12 orang. Karakteristik
dam bantal pasir 2,5 Kg selama 6 jam pada subjek penelitian dilihat berdasarkan usia,
kelompok kontrol. Pasien kemudian bed rest jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh (IMT),
selama 6 jam dan diobservasi setiap jam ukuran sheath yang digunakan, dan tekanan
darah sebelum pelepasan femoral sheath.
selama 24 jam untuk melihat kejadian
Karakteristik subjek penelitian disajikan pada
hematoma dengan menggunakan penggaris tabel 1 dibawah ini:
yang dibersihkan dengan alkohol terlebih
dahulu dan observer yang mengukur
menggunakan sarung tangan. Jika dalam
waktu observasi subjek penelitian tidur, maka
tidak dilakukan pengukuran hematoma.
Untuk data yang kosong selama subjek

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114   104  


Sari, E.A., Arifin, M.Z., Fatimah, S.  

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen


Kontrol (n = 10) Eksperimen (n = 10)
Variabel
f % f %
Usia (dalam tahun) 61 (37 − 72)a 55,5 (44 − 72)a
Dewasa Awal (<45) 2 20 1 10
Dewasa Pertengahan (45−59) 2 20 5 50
Usia Lanjut (≥60) 6 60 4 40
Jenis Kelamin
Laki-Laki 8 80 7 70
Perempuan 2 20 3 30
Indeks Massa Tubuh (IMT) 26,58 (19,53 − 31,25)a 28,06 (22,77 − 32,03)a
Normal (18,50−24,99) 3 30 3 30
Berat Badan Lebih (≥25) 5 50 6 60
Obesitas (≥30) 2 20 1 10
Ukuran Sheath
6 French 9 90 9 90
7 French 1 10 1 10
Tekanan Darah
Normal 2 20 2 20
Pre Hipertensi 3 30 7 70
Hipertensi Derajat 1 3 30 1 10
Hipertensi Derajat 2 2 20 0 0

a. Nilai median dan nilai minimum- ukuran hematoma subjek penelitian dalam
maksimum waktu 24 jam setelah pelepasan femoral
Pengukuran hematoma dilakukan sesaat sheath pada kelompok kontrol dan
setelah penekanan manual dan mekanik serta eksperimen dapat dilihat pada gambar 1
setiap jam selama 24 jam. Perubahan mean dibawah ini:

Gambar 1. Perubahan Ukuran Hematoma Kelompok Eksperimen dan Kontrol dalam Waktu 24 Jam

Gambar 1 menunjukkan bahwa pada Sebaliknya, pada kelompok eksperimen


kelompok kontrol ukuran hematoma ukuran hematoma terus mengecil hingga akhir
bertambah besar hingga akhir jam ke- 24. jam ke- 24.

105   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114    


Sari, E.A., Arifin, M.Z., & Fatimah, S.  

Analisis bivariat terhadap kejadian kelompok kontrol dan eksperimen disajikan


hematoma dalam waktu 24 jam pada pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Perbedaan Ukuran Diameter Hematoma dalam centimeter (cm) pada Kelompok Kontrol dan
Eksperimen dalam Waktu 24 Jam
Median (Nilai Min − Maks)
Waktu Pengukuran Z M-W Nilai ρ
Kontrol Eksperimen
Penekanan Manual 0 (0 − 1) 0 (0 − 8) -0,920 0,358
Penekanan Mekanik 0 (0 − 2) 0 (0 − 9) -1,290 0,196
Sebelum Mobilisasi 0 (0 − 2) 0 (0 − 9,5) -0,266 0,790
(Jam ke- 6)
Jam ke- 7 – 9 0 (0 − 2) 0 (0 − 9,5) -0,266 0,790
Jam ke- 10 – 11 0 (0 − 2) 0 (0 − 10) -0,171 0,864
Jam ke- 12 – 13 0 (0 − 5) 0 (0 − 10) -0,266 0,790
Jam ke- 14 – 17 0 (0 − 5) 0 (0 − 9) -0,355 0,723
Jam ke- 18 – 19 0 (0 − 5) 0 (0 − 1,1) -1,025 0,305
Jam ke- 20 – 21 0 (0 − 5) 0 (0 − 1,2) -1,119 0,263
Jam ke- 22 – 23 0 (0 − 5) 0 (0 − 1,5) -1,073 0,283
Jam ke- 24 0 (0 − 6) 0 (0 − 1,2) -1,597 0,110

Pada tabel 2 analisis bivariat terhadap darah disekitar jaringan. Hematoma yang
kejadian hematoma dalam waktu 24 jam pada besar dapat menyebabkan ketidaknyamanan
kelompok kontrol dan eksperimen pada pasien dan berpotensi untuk berkembang
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan menjadi false aneurysms.
ukuran hematoma setelah penekanan manual, Faktor risiko terjadinya komplikasi
setelah penekanan mekanik, dan setiap jam vaskular ini adalah karakteristik pasien seperti
selama 24 jam pada kelompok kontrol dan usia lanjut, perempuan, dan berat badan
eksperimen (ρ> 0,05). Pada kelompok rendah atau obesitas; obat-obat yang
kontrol, terdapat peningkatan nilai maksimum digunakan selama kateterisasi seperti terapi
diameter hematoma dari mulai penekanan trombolitik, terapi heparin sebelum prosedur
manual hingga observasi pada akhir jam ke- dilakukan, terapi heparin > 85 unit/ Kg, dan
24. Sedangkan pada kelompok eksperimen, clopidogrel atau glikoprotein IIb/IIIa receptor
pada awalnya terdapat peningkatan nilai inhibitor; tipe prosedur seperti prosedur
maksimum diameter hematoma namun tindakan yang lama, lama sheath dilepas,
kemudian terjadi penurunan hingga observasi ukuran sheath ≥ 7F, penusukan pada arteri
pada akhir jam ke- 24. femoralis sebelumnya, penusukan arteri
femoralis diatas ligamen inguinal, dan
PEMBAHASAN kesulitan dalam melakukan penekanan pada
Komplikasi vaskular merupakan pasien obesitas; penyakit penyerta seperti
komplikasi minor dan komplikasi pada area hipertensi, diabetes, perdarahan
akses kateterisasi yang paling sering terjadi gastrointestinal, atrial fibrilasi, syok
pasca kateterisasi jantung seperti hematoma kardiogenik, infark miokard akut, ventikular
(Patients Safety Advisory, 2007). Hematoma takikardi atau fibrilasi, dan gagal ginjal atau
merupakan salah satu komplikasi vaskular peningkatan level kreatinin; dan penggunaan
yang paling banyak dilaporkan dan berpotensi penekanan manual dan/ atau mekanik pada
menimbulkan komplikasi serius setelah sisi akses kateterisasi (Lins, Guffey, Vanriper,
tindakan kateterisasi jantung melalui arteri Kline-rogers, & Guffey, 2006; Patients Safety
femoralis (Lundin et al., 1998). Hematoma Advisory, 2007).
ini terjadi karena area akses penusukan tidak Usia subjek penelitian dalam penelitian
tertutup dengan baik dan terdapat akumulasi ini berada dalam rentang usia lanjut (≥ 60

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114   106  


Sari, E.A., Arifin, M.Z., Fatimah, S.  

tahun), dewasa pertengahan (45 − 59 tahun), memiliki respon abnomal pembuluh darah
dan dewasa awal (< 45 tahun). Sebagian besar koroner dengan estrogen akibat kelainan
subjek penelitian berada pada rentang usia kuantitatif atau kualitatif dari reseptor
lanjut, dalam hal ini, usia lanjut merupakan pembuluh darah estrogen (Losordo, Kearney,
salah satu faktor risiko terjadinya komplikasi Kim, Jekanowski, & Isner, 1994). Perbedaan
vaskular pada pasien pasca kateterisasi jenis kelamin juga menyebabkan variasi
jantung (Lins et al., 2006; Patients Safety outcomes pasien pasca kateterisasi jantung
Advisory, 2007). Rata-rata usia subjek (PCI) karena pada perempuan memiliki
penelitian adalah 59 tahun dengan SD 10,38. diameter pembuluh darah yang kecil yang
Subjek penelitian termuda berusia 37 tahun meningkatkan komplikasi vaskular
dan tertua berusia 72 tahun. Hal ini periprosedural pada sisi akses kateter dan
menunjukan bahwa kejadian penyakit jantung pembuluh koroner selama tindakan (Argulian
koroner juga dapat terjadi pada usia muda. et al., 2006).
Penelitian yang dilakukan di Semarang tahun Merujuk pada sumber diatas, pada
2008 menunjukan bahwa faktor resiko penelitian ini jumlah subjek penelitian laki-
meningkatnya angka kejadian penyakit laki lebih banyak daripada perempuan
jantung koroner pada usia ≤ 45 tahun adalah sehingga mungkin mempengaruhi hasil
dislipidemia, kebiasaan merokok, adanya penelitian kejadian hematoma yang sebagian
penyakit Diabetes Melitus (DM), dan faktor besar berukuran kecil. Adapun satu orang
turunan DM dalam keluarga (Supriyono, subjek penelitian yang memiliki hematoma
2008). besar pada kelompok eksperimen adalah
Penelitian lain menunjukan kejadian perempuan.
injuri dan perdarahan pada pembuluh darah Jika dilihat berdasarkan IMT, sebagian
koroner lebih sering pada perempuan dari besar subjek penelitian berada pada rentang
pada laki-laki. Perbedaan ini terjadi pada usia berat badan lebih dan obesitas. Hal ini
≤ 55 tahun (Argulian et al., 2006). berpengaruh pada penekanan manual yang
Perempuan dengan usia ≤ 55 tahun berada dilakukan setelah pelepasan femoral sheath,
pada periode pra menopause, hal ini dimana akan membutuhkan penekanan yang
memungkinkan untuk meningkatkan risiko lebih kuat dibandingkan dengan pasien
komplikasi vaskular dibandingkan dengan dengan berat badan normal. Tekanan yang
laki-laki dilihat dari status estrogen. Estrogen tidak konsisten pada saat penekanan karena
meningkatkan level berbagai faktor koagulasi kelelahan pada lengan saat penekanan dapat
dan penanda inflamasi serta mempengaruhi menyebabkan terjadinya hematoma dan/ atau
fungsi pembuluh darah endotelial dan trombus (Jones & Mccutcheon, 2002). Salah
reaksinya terhadap faktor sirkulasi vasoaktif satu faktor risiko terjadinya komplikasi
(Miller, Lewis, & Barber, 1999; Rubanyi, vaskular pada pasien pasca kateterisasi
Johns, & Kauser, 2002; Cushman, 2002). jantung adalah obesitas (Lins et al., 2006;
Sebagian besar dari efek ini mungkin Patients Safety Advisory, 2007). Dalam
bervariasi pada level pasien dan mungkin sulit penelitian ini, pada 2 orang subjek penelitian
untuk diprediksi (Rosendaal, Helmerhorst, & yang memiliki IMT pada rentang berat badan
Vandenbroucke, 2002). Namun, estrogen lebih dan 1 orang subjek penelitian dengan
mungkin memainkan peran dalam obesitas ditemukan adanya hematoma kecil
meningkatkan kerentanan dari beberapa setelah penekanan manual.
wanita muda (≤ 55 tahun) untuk cedera Tekanan darah sebagian besar subjek
vaskular. penelitian berada pada kategori pre hipertensi,
Selain itu, perempuan pra menopause kemudian hipertensi derajat 1, dan hipertensi
dengan penyakit jantung koroner mungkin derajat 2. Faktor lain yang dapat

107   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114    


Sari, E.A., Arifin, M.Z., & Fatimah, S.  

meningkatkan risiko pengembangan kateterisasi jantung merupakan salah satu


hematoma yaitu tekanan darah sistolik >160 penyebab terjadinya komplikasi vaskular
mmHg. Komplikasi vaskular lebih umum (Simon et al., 1998).
terjadi pada pasien dengan hipertensi, Penelitian ini bertujuan membandingkan
gangguan pembekuan darah, dan perdarahan ukuran hematoma dalam waktu 24 jam pada
yang ditemukan pada area akses sebelum pasien pasca kateterisasi jantung dengan
pelepasan sheath atau ambulasi (Woods et al., menggunakan penekanan mekanik bantal
2010). Pada penelitian ini, ditemukan pasir seberat 2,5 Kg selama 6 jam (kelompok
kejadian hematoma kecil pada 2 orang subjek kontrol) dengan cold pack selama 20 menit
penelitian dengan hipertensi derajat 2 pada (kelompok eksperimen). Penggunaan bantal
kelompok kontrol. pasir sebagai penekanan mekanik merupakan
Penggunaan ukuran sheath ≥ 7 french Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
juga merupakan salah satu faktor risiko penanganan pasien pasca kateterisasi.
terjadinya komplikasi vaskular pada pasien Pengukuran kejadian hematoma pada
pasca kateterisasi jantung. Pada penelitian ini, penelitian ini dilakukan setelah penekanan
terdapat 2 orang subjek penelitian yang manual, setelah penekanan mekanik
menggunakan ukuran sheath 7 french dan menggunakan cold pack (kelompok
pada salah satunya terdapat hematoma kecil, eksperimen) dan bantal pasir (kelompok
dimana subjek penelitian yang terdapat kontrol), selanjutnya setiap jam selama 24
hematoma ini berusia lanjut dengan obesitas. jam untuk melihat perkembangan hematoma
Sehingga terdapat beberapa faktor risiko dari waktu ke waktu..
untuk terjadinya pada hematoma. Setelah pelepasan femoral sheath,
Pada penelitian ini, faktor-faktor yang dilakukan penekanan manual selama 20 menit
dapat mempengaruhi kejadian hematoma pada arteri femoralis untuk menghentikan
pada subjek penelitian dikontrol dengan perdarahan dan memungkinkan pembentukan
melakukan uji homogenitas kelompok kontrol bekuan (clot) (Hamel, 2009). Setelah
dan eksperimen. Hasil uji homogenitas penekanan manual ini, timbul hematoma kecil
menunjukan bahwa karakteristik subjek pada 3 orang subjek penelitian (kelompok
kelompok kontrol dan eksperimen adalah kontrol) dan hematoma besar pada 1 orang
tidak berbeda secara bermakna. subjek penelitian (kelompok eksperimen).
Salah satu manajemen pasien pasca Penekanan manual yang dilakukan oleh
kateterisasi jantung adalah penggunaan perawat ini dapat berlangsung lama untuk
penekanan manual dan/ atau mekanik yang mencapai terjadinya homeostasis, sehingga
bertujuan untuk mencapai hemostasis bisa terjadi kelelahan pada lengan. Tekanan
vaskular pada sisi akses kateterisasi sehingga yang tidak konsisten karena kelelahan pada
dapat mengurangi risiko komplikasi vaskular lengan saat penekanan dapat menyebabkan
seperti hematoma (Ying et al., 2008). Pada terjadinya hematoma dan/ atau trombus
akhir prosedur kateterisasi, dilakukan (Jones & McCutcheon, 2002). Pengalaman
pelepasan femoral sheath dan dilakukan orang yang melakukan penekanan manual dan
penekanan pada arteri femoralis untuk IMT subjek penelitian juga mempengaruhi
mengontrol perdarahan hingga tercapai timbulnya hematoma. Terdapat kesulitan
hemostasis. Teknik pencapaian hemostasis dalam melakukan penekanan pada pasien
optimal setelah pelepasan sheath di arteri dengan obesitas, sehingga berisiko untuk
femoralis mempengaruhi timbulnya timbulnya komplikasi vaskular (Lins et al.,
komplikasi vaskular (Jones & Mccutcheon, 2006). Dalam penelitian ini, timbul hematoma
2002). Menurut Babu et al., penekanan yang kecil setelah penekanan manual pada salah
tidak adekuat pada sisi akses arteri setelah

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114   108  


Sari, E.A., Arifin, M.Z., Fatimah, S.  

satu subjek penelitian yang berada dalam dari trombosit, dan juga protein-protein darah
kategori obesitas (IMT 31,25). yang melekat pada dinding pembuluh darah
Pada kelompok kontrol yang yang rusak akan mengawali proses
menggunakan penekanan mekanik bantal pembekuan darah. Dalam waktu 3 − 6 menit
pasir seberat 2,5 Kg selama 6 jam, setelah setelah pembuluh pecah, bila luka pada
selesai penekanan timbul hematoma baru pembuluh tidak terlalu besar, maka seluruh
pada 1 orang subjek penelitian dan pada 3 bagian pembuluh yang terluka atau ujung
orang subjek penelitian terdapat penambahan pembuluh yang terbuka akan diisi oleh
ukuran hematoma. Penambahan ukuran ini bekuan darah. Setelah 20 menit sampai satu
dilihat dari diameter hematoma sebelumnya jam, bekuan akan mengalami retraksi yang
yang timbul akibat penekanan manual. akan menutup tempat luka (Guyton & Hall,
Setelah penekanan mekanik, pasien 1997).
diobservasi setiap jam selama 24 jam untuk Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh
kejadian hematoma. Pada jam ke- 7 sampai (Yilmaz et al., 2007) pada pasien yang
dengan jam ke- 12, terdapat 3 orang subjek menjalani prosedur invasif jantung dengan
penelitian dengan ukuran hematoma sama mengevaluasi penggunaan bantal pasir dan
dengan sebelumnya dan 1 orang mengalami perubahan posisi pasien terhadap kejadian
penambahan ukuran hematoma pada jam ke- komplikasi vaskular dan back pain
12. Pada jam ke- 13 sampai dengan jam ke- menunjukkan bahwa bantal pasir tidak efektif
24, terdapat 2 orang subjek penelitian yang dalam menurunkan kejadian komplikasi
mengalami penambahan ukuran hematoma vaskular dimana tidak terdapat perbedaan
pada jam ke- 24, 1 orang mengalami signifikan kejadian komplikasi vaskular pada
penambahan ukuran hematoma pada jam ke- kelompok yang menggunakan bantal pasir
13 dan ke- 24, dan 1 orang mengalami dengan kelompok yang tidak menggunakan
penambahan ukuran hematoma pada jam ke- bantal pasir. Penelitian lain yang dilakukan
19 dan ke- 24. Pada akhir jam ke- 24 ini, oleh Christensen et al., (1998) dan Juran et
kelompok kontrol mengalami penambahan al., (1999) menunjukkan bahwa bantal pasir
ukuran hematoma. Ukuran hematoma pada tidak efektif dalam menurunkan kejadian
kelompok kontrol mengalami penambahan komplikasi vaskular dan perdarahan
dimulai dari penekanan manual sampai (Christensen et al., 1998 dan Juran et al.,
dengan waktu 24 jam. Penambahan ukuran 1999).
hematoma ini terjadi setelah penekanan Selama penelitian, setelah penekanan
mekanik, jam ke- 12, jam ke- 13, jam ke- 19, mekanik menggunakan bantal pasir seberat
dan jam ke- 24. 2,5 Kg selama 6 jam ini, 2 orang subjek
Terdapatnya penambahan ukuran penelitian mengatakan bahwa terjadi
hematoma pada kelompok kontrol ini kesemutan pada ekstrimitas yang menjadi
disebabkan oleh penekanan dengan area akses kateterisasi, 1 orang subjek
menggunakan bantal pasir seberat 2,5 Kg penelitian sulit untuk menggerakkan kaki
selama 6 jam. Penekanan dalam periode yang setelah 6 jam penekanan, dan 1 orang subjek
lama (lebih dari 2 jam) berisiko merusak penelitian kesulitan berjalan pada ektrimitas
jaringan atau menekan saraf (Shoulders- yang menjadi area akses kateterisasi pada
odom, 2008). Waktu yang diperlukan untuk keesokan harinya.
pencapaian hemostasis pada pembuluh darah Pada kelompok eksperimen yang
yang rusak adalah 20 menit sampai 1 jam. menggunakan penekanan cold pack selama 20
Bekuan mulai terbentuk dalam waktu 15 − 30 menit, setelah selesai penekanan tidak timbul
detik sampai 1 − 2 menit. Zat-zat aktivator hematoma baru pada subjek penelitian dan
dari dinding pembuluh darah yang rusak dan pada 1 orang subjek penelitian terdapat

109   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114    


Sari, E.A., Arifin, M.Z., & Fatimah, S.  

penambahan ukuran hematoma. Penambahan darah arteri dan vena melalui stimulus otot-
ukuran ini dilihat dari ukuran hematoma otot halus dalam lapisan pembuluh darah,
sebelumnya yang timbul akibat penekanan sehingga terjadi penurunan perdarahan dan
manual. Setelah penekanan mekanik, pasien pembengkakan jaringan yang mengalami
diobservasi setiap jam selama 24 jam injuri. Cold pack menggunakan suhu yang
terhadap kejadian hematoma. Terdapat 2 dingin dalam menangani injuri. Perubahan
orang subjek penelitian yang timbul pada suhu memiliki pengaruh pada
hematoma setelah 1 jam selesai penekanan permukaan jaringan tubuh seperti
mekanik. Satu diantaranya mengalami pengurangan nyeri, relaksasi otot, perubahan
peningkatan ukuran hematoma selama 5 jam pembuluh darah, dan pengaruh pada jaringan
pertama. Pada jam ke- 7 sampai dengan jam konektif. (Wnorowsky, 2011).
ke- 12, terdapat 1 orang subjek penelitian Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh
dengan ukuran hematoma sama dengan King et al (2008) pada pasien pasca
sebelumnya, 1 orang hematoma timbul pada kateterisasi jantung dengan membandingkan
jam ke- 8, 1 orang hematoma hilang pada efektivitas penekanan mekanik menggunakan
akhir jam ke- 12, dan 1 orang terjadi bantal pasir dan cold pack dalam penanganan
penambahan ukuran hematoma. Pada jam ke- femoral hematoma, hasil penelitian
13 sampai dengan jam ke- 24, terdapat 1 menujukkan bahwa vasokonstriksi yang
orang subjek penelitian yang mengalami dihasilkan oleh cold pack lebih efektif dalam
pengurangan ukuran hematoma pada jam ke- mengurangi kejadian hematoma dibandingkan
14 dan ke- 16, 1 orang mengalami dengan bantal pasir. Penelitian yang
pengurangan ukuran hematoma pada jam ke- dilakukan oleh Karen (2009)
14 dan hematoma hilang pada akhir jam ke- membandingkan penekanan menggunakan
18, dan 1 orang mengalami penambahan bantal pasir dengan cold pack, hasil penelitian
ukuran hematoma pada jam ke- 14, ke- 20, menunjukkan bahwa secara signifikan cold
dan ke- 22 selanjutnya ukuran hematoma pack mengurangi kejadian hematoma pada
berkurang pada jam ke- 24. Pada akhir jam pasien dibandingkan dengan bantal pasir dan
ke- 24 ini, kelompok eksperimen mengalami pasien melaporkan bahwa penggunaan cold
pengurangan ukuran hematoma. Ukuran pack dirasakan lebih nyaman. Penelitian lain
hematoma pada kelompok eksperimen dilakukan oleh Manik (2012) pada pasien
mengalami penambahan kemudian pasca kateterisasi jantung yang melihat
pengurangan dimulai dari penekanan manual perbedaan kejadian komplikasi vaskuler lokal
sampai dengan waktu 24 jam. Penambahan dan neuropati femoral pada penekanan
ukuran hematoma ini terjadi setelah mekanik menggunakan cold pack selama 20
penekanan mekanik, jam ke- 1, jam ke- 2, menit dengan penekanan mekanik
jam ke- 3, jam ke- 4, jam ke- 8, jam ke- 9, menggunakan bantal pasir seberat 2,5 Kg
dan jam ke- 10. Kemudian terjadi selama 1 jam. Hasil penelitian menunjukkan
pengurangan pada jam ke- 12, jam ke- 14, bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan
jam ke- 18, jam ke- 20. Terjadi penambahan pada kelompok yang menggunakan bantal
kembali pada jam ke- 22 dan berkurang pada pasir maupun cold pack terhadap kejadian
jam ke- 24. komplikasi vaskuler lokal dan neuropati
Terdapatnya pengurangan ukuran femoral (Manik, 2012).
hematoma pada kelompok eksperimen, Selama penelitian, setelah penekanan
disebabkan oleh efek vasokonstriksi yang mekanik menggunakan cold pack selama 20
ditimbulkan oleh cold pack pada penekanan menit ini, pasien tidak mengeluhkan
mekanik. Suhu dingin yang dihasilkan oleh timbulnya kesemutan dan kesulitan dalam
cold pack menyebabkan konstriksi pembuluh menggerakkan ekstrimitas yang menjadi

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114   110  


Sari, E.A., Arifin, M.Z., Fatimah, S.  

akses kateterisasi. Penggunaan cold pack ini dan darah terus menerus keluar melalui area
selain mengurangi ukuran hematoma juga pembuluh yang rusak. Pada penelitian ini ada
dirasakan lebih nyaman oleh pasien dengan beberapa subjek penelitian yang
berat yang lebih ringan dan penekanan yang menggunakan heparin, lovenox, dan aspirin
lebih cepat. setelah prosedur kateterisasi jantung.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Tidak terdapatnya perbedaan bermakna
tidak terdapat perbedaan bermakna ukuran pada penelitian ini juga dapat dipengaruhi
hematoma pada kelompok kontrol yang oleh: 1) Cara mengukur hematoma yang pada
menggunakan bantal pasir seberat 2,5 Kg penelitian ini dilihat dari ukuran hematoma
selama 6 jam dengan kelompok eksperimen yang paling panjang pada area insersi femoral
yang menggunakan cold pack selama 20 sheath. Dengan bentuk hematoma yang tidak
menit (ρ > 0,05) setelah penekanan manual, simetris, pengukuran hematoma sebaiknya
penekanan mekanik, dan setiap jam dalam dilihat dari luas hematoma tersebut; 2)
waktu 24 jam. Tidak terdapatnya perbedaan Pengukuran dilakukan oleh orang yang
bermakna ukuran hematoma pada kedua berbeda sehingga bisa menimbulkan
kelompok ini dapat dipengaruhi oleh kondisi- perbedaan persepsi; 3) Tidak dilakukannya
kondisi yang tidak dikontrol selama penelitian pengukuran pada saat pasien tidur sehingga
(seperti pergerakan, HOB, dan penggunaan ada beberapa data yang kosong dan untuk
antikoagulan) dan metoda pengukuran yang melengkapinya disesuaikan dengan ukuran
dilakukan (cara mengukur dan orang yang hematoma sebelum pasien tidur.
mengukur). Dengan tidak terdapatnya perbedaan
Adapun kondisi-kondisi yang tidak ukuran hematoma pada kelompok yang
dikontrol pada penelitian ini adalah: 1) menggunakan bantal pasir maupun cold pack
pergerakan subjek penelitian, dimana saat ini, diharapkan cold pack bisa menjadi pilihan
bedrest subjek penelitian dianjurkan untuk alat tekan mekanik dalam penanganan pasien
tidak menggerakkan (menekuk) ekstrimitas pasca kateterisasi jantung melalui arteri
yang menjadi area akses kateterisasi. Pada femoralis. Penggunaan cold pack ini, selain
kelompok kontrol, pergerakan pada waktu lebih cepat dalam lama penekanan dan
bedrest ini dapat diminimalisir dengan adanya mengurangi kejadian hematoma juga
bantal pasir diatas ekstrimitas yang menjadi dirasakan lebih nyaman oleh pasien.
area akses, sehingga pergerakan subjek
penelitian terbatas. Pada kelompok SIMPULAN
eksperimen, meskipun dianjurkan untuk tidak Berdasarkan hasil penelitian, dapat
menggerakkan ekstrimitas pada waktu disimpulkan bahwa terdapat penambahan
bedrest, diatas ekstrimitas yang menjadi area ukuran hematoma dalam waktu 24 jam pada
akses tidak terdapat cold pack sehingga tanpa pasien pasca kateterisasi jantung dengan
disadari subjek penelitian dapat penekanan mekanik bantal pasir yang terjadi
menggerakkan kaki; 2) Head of bed elevation setelah penekanan mekanik, jam ke-12, jam
(HOB), dimana HOB pada subjek penelitian ke-13, jam ke-19, dan jam ke-24. Terdapat
berbeda-beda namun masih didalam rentang penambahan kemudian pengurangan ukuran
sesuai dengan SOP; 3) Penggunaan hematoma dalam waktu 24 jam pada pasien
antikoagulan selama dan setelah prosedur pasca kateterisasi jantung dengan penekanan
kateterisasi jantung seperti aspirin, mekanik cold pack. Penambahan ukuran
clopidogrel, heparin, lovenox meningkatkan hematoma terjadi setelah penekanan mekanik,
potensi untuk perdarahan secara spontan dan jam ke-1 sampai jam ke-4, jam ke-8 sampai
perluasan hematoma karena tubuh tidak dapat jam ke-10. Kemudian terjadi pengurangan
secara efisien memperbaiki pembuluh darah ukuran hematoma terjadi pada jam e-12, jam

111   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114    


Sari, E.A., Arifin, M.Z., & Fatimah, S.  

ke-14, jam ke-18, dan jam ke-20. Terjadi Christensen, B, Lacarella, C., Manion, R.,
penambahan kembali pada jam ke-22 dan Bruhn-Ding, B., Meyer, S., & Wilson,
berkurang pada jam ke-24. Tidak terdapat R. (1994). Sanbags do not prevent
perbedaan bermakna ukuran hematoma dalam complications after catheterization.
waktu 24 jam pada pasien pasca kateterisasi Circulation, 90, 1-205.
jantung yang menggunakan penekanan Christensen, BV, Manion, R., Lacarella, C.,
mekanik bantal pasir seberat 2,5 Kg selama 6 Meyer, S., Cartland, J., & Bruhn-Ding,
jam dengan penekanan mekanik cold pack B. (1998). Vascular complications after
selama 20 menit. angioraphy with and without the use of
sandbags. Nurs Res, 47, 51-3.
SARAN Cushman, M. (2002). Effects of hormone
Berdasarkan hasil penelitian, dapat replacement therapy and estrogen
direkomendasikan bahwa cold pack dapat receptor modulators on markers of
mencegah terjadinya hematoma seperti halnya inflammation and coagulation. Am J
bantal pasir, sehingga dapat dijadikan sebagai Cardiol, 90(suppl), 7F-10F.
pilihan dalam penekanan mekanik untuk Direktorat Jenderal PP & PL RI. (2009).
mencegah terjadinya perdarahan pada pasien Profil Pengendalian Penyakit &
pasca kateterisasi jantung melalui arteri Penyehatan Lingkungan Tahun 2008.
femoralis. Selain mengurangi ukuran Grossman, W., & Baim, D. S. (2006).
hematoma dalam waktu 24 jam, penggunaan Cardiac Catheterization, Angiography,
cold pack juga dapat mengurangi beban and Intervention (7th Edition). (Donal
S Baim, Ed.) (7th ed.). Lippincott
penekanan pada ekstrimitas pasien.
Williams & Wilkins.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (1997). Textbook
ukuran hematoma pada subjek penelitian
of Medical Physiology, 9th Edition.
yang mendapatkan penekanan mekanik bantal
Saunders Company. Philadelphia,
pasir memiliki kecenderungan bertambah
Pennsylvania.
besar dalam waktu 24 jam. Oleh sebab itu
Jones, T., & Mccutcheon, H. (2002).
diperlukan pemantauan dan tindak lanjut
Effectiveness of Mechanical
untuk mengantisipasi hal yang tidak
Compression Devices in Attaining
diinginkan terutama setelah pasien pulang.
Hemostasis After Femoral Sheath
Salah satunya adalah mengkaji perubahan
Removal. American Journal Of Critical
ukuran hematoma pasien sebelum pulang dan
Care, 11, 155-162.
menganjurkan pasien untuk segera
Juran, N., Rouse, C. L., Deborah, D.,
menghubungi rumah sakit jika ukuran
O’Brien, M. A., DeLuca, S. A., &
hematoma bertambah besar setelah pulang ke Sigmon, K. (1999). Nursing
rumah. interventions to decrease bleeding at
the femoral access site after
SUMBER PUSTAKA percutaneous coronary intervention.
Argulian, E., Patel, A. D., Abramson, J. L., American Journal Of Critical Care, 8,
Kulkarni, A., Champney, K., Palmer, 303-13.
S., Weintraub, W., et al. (2006). Kern, M. J., Cohen, M., Talley, J. D., Litvack,
Gender Differences in Short-Term F., Serota, H., Aguirre, F., Deligonul,
Cardiovascular Outcomes After U., et al. (1990). Early ambulation after
Percutaneous Coronary Interventions. 5 french diagnostic cardiac
Journal of the American College of catheterization: results of a multicenter
Cardiology, 48-53. trial. Journal Americal College of
doi:10.1016/j.amjcard.2006.01.048 Cardiology, 15(7), 1475-83.

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114   112  


Sari, E.A., Arifin, M.Z., Fatimah, S.  

King, N. a, Philpott, S. J., & Leary, A. (2008). PA-PSRS Patient Safety Advisory, 4(2),
A randomized controlled trial assessing 1-8.
the use of compression versus Rosendaal, F., Helmerhorst, F., &
vasoconstriction in the treatment of Vandenbroucke, J. (2002). Female
femoral hematoma occurring after hormones and thrombosis. Arterioscler
percutaneous coronary intervention. Thromb Vasc Biol, 22, 201-210.
Heart & lung  : the journal of critical Rubanyi, G., Johns, A., & Kauser, K. (2002).
care, 37(3), 205-10. Effect of estrogen on endothelial
doi:10.1016/j.hrtlng.2007.05.008 function and angiogenesis. Vasc
Lins, S., Guffey, D., Vanriper, S., & Kline- Pharmacol, 38, 89-98.
rogers, E. (2006). Decreasing Vascular Shoulders-odom, B. (2008). Management of
Complications After Percutaneous Patients After Percutaneous Coronary
Coronary Interventions  : Partnering to Interventions. Critical Care Nurse,
Improve Outcomes. Critical Care 28(5), 26-40.
Nurse, (26), 38-45. Supriyono, M. (2008). Faktor-faktor risiko
Losordo, D., Kearney, M., Kim, E., yang berpengaruh terhadap kejadian
Jekanowski, J., & Isner, J. (1994). penyakit jantung koroner pada
Variable expression of the estrogen kelompok usia <= 45 tahun.
receptor in normal and atherosclerotic Universitas Diponegoro.
coronary arteries of premenopausal Simon, A., Bumgarner, B., Clark, K., &
women. Circulation, 89, 1501-1510. Israel, S. (1998). Manual versus
Lundin, L., Sargent, T., & Burke, L. (1998). mechanical compression for femoral
Research utilization and improvement artery hemostasis after cardiac
in outcomes after diagnostic cardiac catheterization. American Journal Of
catheterization. Critical care nurse, Critical Care, 7(4), 308.
18(5), 30-1, 34-9. Retrieved from Yilmaz, E., Gurgun, C., & Dramali, A.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9 (2007). Minimizing short-term
934047 complications in patients who have
Miller, V., Lewis, D., & Barber, D. (1999). undergone cardiac invasive procedure:
Gender differences and endothelium- a randomized controlled trial involving
and platelet-derived factors in the position change and sandbag. Anadolu
coronary circulation. Clin Exp kardiyoloji dergisi  : AKD = the
Pharmacol Physiol, 26, 132-136. Anatolian journal of cardiology, 7,
Manik, M. J. (2012). Perbedaan Penekanan 390-6. Retrieved from
Mekanik Bantal Pasir Durasi 1 jam http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1
dengan Cold-Pack Durasi 20 menit 8258546
terhadap Insiden Komplikasi Vaskuler Ying, S., Mba, R. N., Fernandez, R., Mn, R.
Lokal dan Neuropati Femoral Pasca N., Lui, M. H.-lin, Mphil, R. N., Lopez,
Kateterisasi Jantung. Padjadjaran V., et al. (2008). The clinical
University. effectiveness of length of bed rest for
Osborn, K. S., Wraa, C. E., & Watson, A. B. patients recovering from trans-femoral
(2010). Medical-surgical nursing diagnostic cardiac catheterisation. Int J
preparation for practice volume 1 (p. Evid Based Health, 352-390.
1129). United States of America: doi:10.1111/j.1479-6988.2008.00111.x
Pearson. Wnorowsky. (2011). Heat and Cold Therapy.
Patients Safety Advisory. (2007). Strategies Retrieved from
to Minimize Vascular Complications http://genufix.com/heat_and_cold_ther
following a Cardiac Catheterization. apy.htm

113   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114    


Sari, E.A., Arifin, M.Z., & Fatimah, S.  

Woods, S. L., Froelicher, E. S. S., Motzer, S. World Health Report. (2004). The World
U., & Bridges, E. J. (2010). Cardiac Health Report 2004 changing history.
Nursing, Sixth Edition. Wolters Kluwer World Health Organization.
Health, Lippincott Williams & Wilkins.

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):100–114   114  

Anda mungkin juga menyukai