Anda di halaman 1dari 78

MODUL

Gangguan Depresi
Gejala Depresi 1

Sedih/murung Kehilangan Tidak bertenaga,


setiap waktu minat mudah lelah

Rasa tidak berguna/ Konsentrasi/


rasa bersalah perhatian

Depresi berkurang

Pandangan masa
depan yang suram Gangguan
dan pesimistis pola makan

Harga diri dan Gagasan/perbuatan


kepercayaan diri membahayakan diri/
berkurang Gangguan Tidur bunuh diri

1. PPDGJ – III , 1993/ICD-10 2


Mengapa Terjadi?

3
4
Faktor Pencetus
 Peristiwa kehidupan
- Berduka, perpisahan, kehilangan orang dicintai
- Kesulitan ekonomi
- Perubahan situasi  pindah rumah
 Stres Kronis
- Disfungsi kehidupan berkeluarga
 Penggunaan obat obatan tertentu
- Antihipertensi, Pemblok H2, Kontrasepsi Oral
- Kortikosteroid, AntiReumatik,
5
Kalau tidak dikenali dan
diobati…so what?
Beban Global Penyakit
PENYEBAB UTAMA BEBAN PENYAKIT

1990 2020
Infeksi pernafasan bawah 1 1 Penyakit jantung iskemik
Penyakit diare 2 2 Depresi mayor unipolar
Keadaan yang timbul pada 3 Kecelakaan lalu lintas
periode perinatal 3 4 Penyakit serebrovaskular
Depresi mayor unipolar 4 5 Penyakit paru obstruktif
kronik
Penyakit jantung iskemik 5
6 Infeksi pernafasan bawah
Penyakit serebrovaskular 6

(Global Burden of Disease – WHO) 7


Bagaimana mengenali dan
mengidentifikasi kasus
Belajar dari Kasus
 Ny. T, 45 tahun, datang ke dokter dengan
keluhan sering sakit kepala, mudah lelah,
nyeri otot dan nyeri punggung sejak 1
bulan terakhir
 Ia juga mengeluhkan sering merasa mual
dan tidur berlebihan. Mudah tertidur,
sering terbangun, dan merasa lelah ketika
bangun dini hari
Gejala yang ditemukan?
Data lain yang dibutuhkan?
Data tambahan
 Kondisi medis umum

 Penggunaan obat atau zat psikoaktif

 Gangguan psikotik
Lanjut…
 Akhir-akhir ini, Ny. T semakin tidak dapat
menjalankan tugasnya di rumah seperti
membersihkan rumah, mencuci pakaian,
memasak
 Suami Ny. T juga menambahkan bahwa ia
cenderung mudah tersinggung, mudah
marah, dan tidak bisa bangun dari tempat
tidur untuk menyiapkan sarapan pagi
untuk anak-anaknya.
Gejala tambahan apakah
yang ditemukan?
Keterangan tambahan apakah
yang diperlukan?
Kemungkinan diagnosis?
Depresi yang ditemui di praktek umum
sering bersamaan dengan gangguan fisik,
atau mungkin datang dengan keluhan fisik
dan bukan keluhan psikologik.

Mitchel PB,1998

17
Keluhan Pasien
 Pasien medik yang juga menderita gangguan mental
lazimnya datang dengan keluhan:
- kelelahan
- insomnia
- nyeri
- gejala gastrointestinal atau
- gejala somatik lain

 Bukan mengatakan:
- “saya depresi” atau
- “ada yang tidak beres dengan mental saya”

18
Katon W et all, 1982
Interaksi antara Penyakit Fisik & Depresi
Langsung: Tak langsung:
• Infark miokard • Keparahan penyakit
• Strok • Nyeri
• Penyakit Parkinson • Komplikasi Post-op

Keterbatasan
aktivitas sehari-hari

Faktor kerentanan:
• Peristiwa kehilangan
• Riwayat psikiatrik masa lalu
• Gender perempuan
• Gangguan kognitif
• Fungsi yang buruk sebelumnya

Depresi
Katona, 1997 19
Gejala somatik pada pasien depresi
 Kelelahan 86%  Nyeri dada 27%
 Insomnia 79%  Gejala seksual 23%
 Mual 51%  Nyeri ekstremitas 20%
 Pusing 19%
 Dispnea 38%
 Nyeri perut 18%
 Palpitasi 38%  Tinitus 18%
 Nyeri punggung 36%  Nyeri sendi 16%
 Diare 29%
 Nyeri kepala 28%

Patient presenting in a Psychosomatic clinic assesment with Cornell Medical Index


Questionnaires. Nakao et al. Psychopatology 2001
20
Gejala Klinis
&
Diagnosis Depresi

21
Kembali ke Ny. T
 Selalu mengeluhkan perasaan sedih dan
ketidaktertarikannya akan aktivitas yang dulu
dirasa menyenangkan. “tidak ada yang dapat
membahagiakan saya sekarang”
 Mengeluh tidak nafsu makan dan mengalami
penurunan berat badan yang drastis
 Sepanjang pertemuan, lebih banyak menunduk,
tidak banyak bergerak, sering mengatakan
bahwa dirinya bukan ibu dan istri yang baik.
Ingin bisa tidur dan tidak pernah bangun kembali
Gejala-gejala apa yang membuat
Anda berpikir bahwa Ny. T
mengalami Gangguan Depresi?
KELUHAN UTAMA
 SEDIH, MURUNG hampir setiap waktu
 Kehilangan minat dan kesenangan pada
hampir seluruh kegiatan
 Tidak bertenaga, mudah lelah dan
aktivitas menurun

24
KELUHAN SEKUNDER
 Gangguan pola makan
 Gangguan tidur
 Gelisah, atau lamban
 Kepercayaan / harga diri menurun
 Kesulitan konsentrasi/ mengambil keputusan
 Rasa tak berguna / putus asa / rasa bersalah
 Berpikir tentang kematian atau bunuh diri

25
KELUHAN FISIK (penyerta)
 Keluhan lambung
 Keluhan sakit kepala
 Keluhan saluran nafas
 Keluhan nyeri yg tak jelas sumbernya
 Keluhan somatik ini sering menyulitkan
pemeriksaan depresi  Depresi
terselubung

26
Kunci menentukan diagnosis
depresi

 Ditemukan minimal 2 keluhan utama


 Ditambah minimal 2 keluhan sekunder
 Berlangsung minimal 2 minggu
 Disertai hendaya fungsi psikososial

27
Depresi Pada Anak & Remaja

Gejala yang sering tampak pada kelompok usia ini


adalah :
 Perilaku antisosial
 Prestasi disekolah menurun
 Menarik diri dari pergaulan atau aktivitas sosial
 BB bertambah atau menurun dengan drastis
 Penyalahgunaan zat

28
Anak dan Remaja

 Lakukan juga pemeriksaan status mental


pada orang tua.
 Ada tidaknya kemungkinan perlakuan
salah atau kekerasan pada anak di rumah
maupun sekolah
Depresi Pasca Persalinan

 Dialami oleh sekitar 10% perempuan


pasca melahirkan. Berlangsung beberapa
minggu pasca melahirkan hingga
beberapa bulan atau 1 tahun
 Berisiko terhadap ibu dan bayi, termasuk
memiliki dampak jangka panjang dalam
tumbuh kembang anak
Depresi Pada Lansia
 Depresi pada lansia 1–2 % gejala di bawah ambang
kriteria depresi sampai 20%
 Depresi pada lansia yang ada di RS atau institusi lain sd
40%
 Gejala kurang jelas
- Keluhan tidur
- Nafsu makan ↓
- Berat badan ↓
- Apatis
- Penarikan diri
 Risiko penurunan fungsi fisik meningkat
Reynold et al. 1994, Koenig et al. 1997, Pennix et al. 1998 31
Penilaian Risiko Bunuh Diri

32
INSTRUMEN SKRINING
RISIKO BUNUH DIRI
Pengertian

Risiko Bunuh diri:


Tindakan yang secara sadar dilakukan
oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya
Faktor Risiko Ya Tidak
Riwayat melakukan tindakan merugikan diri sendiri di masa lalu

Memikirkan tindakan untuk membahayakan diri

Saat ini merencanakan untuk bunuh diri

Memikirkan metode untuk bunuh diri

Terdapat riwayat anggota keluarga bunuh diri

Terdapat rasa putus asa, cemas, panik, atau halusinasi perintah

Terdapat riwayat depresi

Terdapat peristiwa kehidupan penting yang baru-baru ini yang


mengubah kehidupan

Isolasi sosial atau kurangnya dukungan

Baru-baru ini terdapat peristiwa yang menyebabkan rasa malu,


penghinaan, atau putus asa

Ada penyakit kronis yang serius

Saat ini menggunakan alkohol atau menyalahgunakan zat lainnya


Faktor Protektif Ya Tidak
Keyakinan agama – budaya yang kuat

Komunikatif dan terampil mengatasi masalah

Bertanggung jawab pada anak-anak atau hewan


peliharaan
Tersedia dukungan sosial

Bersedia menerima pengobatan


Penilaian
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
Faktor risiko minimal atau 2 atau lebih faktor yang Kurang dari 2 faktor yang
dapat dikelola protektif protektif

Tidak ada risiko langsung 4 atau lebih faktor risiko Memiliki riwayat sejarah
ide bunuh diri, rencana
bunuh diri, atau
komorbiditas
Pemantauan rutin Mungkin memiliki Niat yang langsung atau
rencana bunuh diri tapi dalam waktu dekat,
tidak benar-benar rencana yang
tersedia atau dekat mematikan.

Observasi Observasi ketat


Diskusi Kasus
Kasus I
Ny. L, 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan merasa limbung dan nyeri di seluruh
tubuhnya sejak 3 minggu terakhir
Akibat keluhannya ini, Ny. L tidak dapat
menjalankan tugasnya sehari-hari. Malas datang
ke pengajian dan menolak bertemu keluarga.
Alasannya karena ia sulit berkonsentrasi bila
mendengarkan orang bicara
Ny. L juga menolak minum obat anti diabetes yang
selama ini diminumnya secara teratur. Menolak
untuk makan, mengeluh sulit tidur, dan terus
mengatakan bahwa ia tidak ingin merepotkan.
Mari diskusikan

 gejala yang ditemukan,


 tambahan informasi yang dibutuhkan,
 identifikasi masalah (medis, psikologis,
sosial),
 kemungkinan diagnosis
Pengelolaan Depresi

41
Tujuan Pengelolaan Depresi

Mengurangi risiko
Disabilitas/
Mengurangi/ mortalitas
Hilangkan gejala
Terapi

Mengurangi
Mengembalikan risiko kekambuhan
Peran dan Fungsi

Kualitas hidup
Yang Baik

42
Prosedur tatalaksana
DEPRESI
 Mengenali gejala
 Memastikan diagnosisnya
antidepresan

solusi
 Membina rapport
 Memahami problem/penderitaan

43
Pasien Depresi Bertanya

 Apakah Depresi bisa dipulihkan ?


 Sudah pulihkah saya ?
 Sampai kapan saya harus terus berobat ?
 Mungkinkah penyakit saya kambuh ?
 Bagaimana mencegah kekambuhan ?
Depresi dapat “Pulih = ….?? “ :
1. Pulih = bebas dari gejala Depresi
2. Pulih = fungsi psikososial optimal
3. Pulih = kualitas hidup optimal
4. Pulih = menjadi sehat seperti sediakala
5. Pulih = bertahan sehat  mencegah
kekambuhan
Faktor faktor yg berpengaruh
terhadap pemulihan

 Dukungan psikososial dari lingkungan


 Keberadaan stressor psikososial
 Jenis dan beratnya Depresi
 Manajemen pengobatan
Pendekatan Holistik

47
48
Depresi:

 Buat rencana jangka pendek untuk


melakukan aktivitas yang dapat dinikmati
atau membangun rasa percaya diri.
 Dorong penderita untuk melawan rasa
pesimis dan pikiran mengkritik diri sendiri
 Yakinkan penderita untuk tidak
melaksanakan ide yang pesimistik
Depresi:

 Identifikasi masalah atau stres sosial yang


ada
 Konsentrasi pada langkah kecil yang spesifik
yang dapat diambil oleh penderita untuk
mengurangi atau mengatasi masalah tersebut
 Hindari pengambilan keputusan atau
perubahan hidup yang besar
Depresi:
 Informasikan:
 Depresi adalah penyakit yang lazim  ada
pengobatan yang efektif
 Depresi bukanlah kelemahan atau
kemalasan. Penderita sebenarnya berusaha
untuk mengatasinya.
 Jika ada gangguan fisik, diskusikan tentang
hubungan antara gangguan fisik dan mood.
Farmakoterapi

52
Keputusan Pertama yang Harus Dibuat
Psikofarmaka Lini Pertama
Pengobatan Awal
Adequate Trial
antidepresan psikoterapi

4 – 6 minggu 6 – 8 minggu
50%

10 – 12 minggu 10 – 12 minggu

6 bulan
Clinical Practice Guidelines. Depression in Primary Care. Volume 2: Treatment
of Major Depression. AHCPR Publication no. 93-0551. April 1993. 56
Pilihan Antidepresan

 Semua antidepresan efektif


 Pemilihan antidepresan didasarkan atas
 Efektivitas

 Keamanan/efek samping

 Riwayat keluarga / respons terhadap terapi

 Riwayat respons terhadap antidepresan

sebelumnya
 Pertimbangan interaksi obat

57
Beberapa Dosis Antidepresan
Nama Dosis
Amitriptilin, imipramin 75 – 150 mg/hr
Maprotilin 75 – 150 mg/hr
Moclobemid 150 – 300 mg/hr
Sertraline 50 – 200 mg/hr
Fluvoxamine 50 – 200 mg/hr
Fluoxetine 20 – 60 mg/hr
Citalopram 20 – 60 mg/hr
Tianeptine 37,5 mg/hr
Venlavaxine 75 -375 mg/hr
Mirtazapine 15 – 45 mg/hr
58
Depresi:
 Informasi tentang obat:
 Obat harus diminum tiap hari
 Perbaikan akan mulai dirasakan 2-3 minggu
setelah minum obat
 Efek samping ringan dapat terjadi dan
biasanya menghilang dalam 7-10 hari
 Harus berkonsultasi dengan dokter sebelum
menghentikan obat
Masalah Terapi Antidepresan…
Penanganan Ketidakpatuhan

 Tingkat ketidakpatuhan terhadap


antidepresan pada depresi dapat mencapai
50% dalam 3 bulan

 Jika keadaan nonresponsif, dokter perlu


mempertimbangkan apakah ketidakpatuhan
sebagai penyebabnya
Edukasi terhadap Ketidakpatuhan
1. Minum obat setiap hari
2. Antidepresan harus diminum sekitar 4-6 minggu agar
hasilnya nyata
3. Lanjutkan minum obat sekalipun Anda merasa lebih baik
4. Jangan berhenti minum satu antidepresan tanpa
konsultasi dengan dokter
5. Instruksi khusus mengenai apa yang harus dilakukan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai
pengobatan.
6. Penjadwalan aktivitas yang menyenangkan.
Pengelolaan Risiko Bunuh Diri

63
Adequate Trial
antidepresan psikoterapi

4 – 6 minggu 6 – 8 minggu
50%

10 – 12 minggu 10 – 12 minggu

6 bulan
Clinical Practice Guidelines. Depression in Primary Care. Volume 2: Treatment of Major
Depression. AHCPR Publication no. 93-0551. April 1993. 64
Bunuh Diri
Risiko Gambaran Tindakan
Rendah Tidak ada pikiran bunuh Teruskan kunjungan
diri, tidak ada faktor risiko selanjutnya dan monitor

Sedang Ada pikiran tapi tanpa Periksa dengan teliti risiko


rencana, dengan atau tanpa bunuh diri pada setiap
faktor risiko kunjungan. Buat perjanjian
bahwa pasien akan
menghubungi anda jika
pikiran bunuh dirinya
makin kuat. Konsul kepada
ahli jika diperlukan.

Tinggi Pikiran bunuh diri dengan Penanganan kedaruratan


rencana oleh seorang ahli

65
Algoritma Pengkajian Risiko Bunuh Diri
Ada Tindakan
mencederai/melukai diri :
Gantung diri, minum racun, Ya Percobaan
memotong urat nadi, Bunuh diri
melompat dari ketinggian
Tidak
Mempersiapkan alat

Risiko
Ada rencana /ide
Ya Ancaman
Bunuh diri
Pernyataan ingin
Bunuh Diri mengakhiri hidup Tidak
Pernyataan terselubung
Mengungkapkan Perasaan:
Rasa bersalah/sedih/marah/putus Ya Isyarat
Bunuh diri
asa/tidak berdaya

Mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri


Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Pasien tetap aman dan selamat
Pasien mampu:
I 1. Melakukan kontrak 1.Menuliskan kesepakatan untuk
treatment tidak melakukan bunuh diri.
2.Meminta bantuan dari
2. Melatih cara mengendalikan keluarga/teman apabila muncul
dorongan bunuh diri pikiran bunuh diri
3.Menyebutkan benda-benda yang
3. Mendiskusikan benda- dapat membahayakannya
benda yang dapat
membahayakan pasien 4.Menjelaskan cara mengamankan
4. Mendiskusikan cara benda-benda yg berbahaya
mengamankan benda-
benda yang dapat 5.Mau minum obat dan
membahayakan pasien mengetahui tentang manfaat dan
5. Menjelaskan tentang prinsip 5 benar
pentingnya minum obat dan
prinsip 5 benar
Tindakan Keperawatan Untuk
Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Meningkatkan harga diri pasien
Pasien mampu:
II 1. Memberi kesempatan pasien 1.Mengungkapkan
mengungkapkan perasaannya perasaannya
2. Mengidentifikasi aspek positif 2.Menyebutkan aspek
pasien positif yang dimiliki
3. Mendorong pasien untuk 3.Berpikir positif terhadap
berpikir positif terhadap diri diri
4. Mendorong pasien untuk 4.Menyebutkan bahwa
menghargai diri sebagai diri pasien masih
individu yang berharga berharga
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Pasien memiliki pola koping yang konstruktif dalam
menyelesaikan masalah
Pasien mampu:
III 1. Mengidentifikasi pola koping 1.Menyebutkan cara-cara
yang biasa diterapkan pasien penyeleaian masalah
yang biasa digunakan
2. Menilai pola koping yang biasa 2.Menilai baik buruknya
dilakukan cara yang digunakan
3. Mengidentifikasi pola koping 3.Menyebutkan cara
yang konstruktif penyelesaian masalah
yang konstruktif
4. Mendorong pasien memilih pola 4.Memilih cara yang
koping yang konstruktif konstruktif dalam
meyelesaikan masalah
5. Menganjurkan pasien 5.Mempraktekkan cara
menerapkan pola koping yang di pilih dalam
konstruktif dalam kegiatan harian kehidupan
Tindakan Keperawatan Untuk
Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Pasien mempunyai rencana masa depan yang realistis
Pasien mampu:
IV 1. Membuat rencana masa depan 1. Membuat rencana
yang realistis bersama pasien masa depan yang
realistis
2. Mengidentifikasi cara mencapai 2. Menyebutkan cara-
rencana masa depan yang cara mencapai
realistis rencana masa
depan yang realistis
3. Memberi dorongan pasien 3. Mempraktekkan
melakukan kegiatan dalam cara yang dipilih
rangka meraih masa depan yang dalam kehidupan
realistis sehari-hari
Tindakan Keperawatan Untuk
Strategi
Keluarga
Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)

Tujuan Keluarga mengenal masalah resiko bunuh diri


Keluarga mampu:
I 1. Mendiskusikan masalah yang 1. Menyebutkan
dirasakan keluarga dalam masalah dalam
merawat pasien merawat pasien
RBD
2. Menjelaskan pengertian RBD , 2. Menjelaskan
tanda dan gejala serta proses tentang pengertian
terjadinya RBD RBD, tanda dan
gejala serta proses
RBD
3. Menjelaskan cara merawat pasien 3. Menyebutkan cara
dengan RBD merawat pasien
RBD
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD
Melatih keluarga cara merawat pasienRBD: Keluarga dapat
II 1. Cara melindungi pasien: mendemonstrasikan
a. Memberikan tempat yang aman dan
mudah diawasi, tidak membiarkan 1. Cara melindungi
pasien mengunci diri dikamar atau pasien kepada
meninggalkan pasien sendirian di rumah perawat
b. Menjauhkan barang-barang yang dapat
digunakan untuk bunuh diri
c. Memantau dan mengawasi pasien saat
minum obat
d. Selalu mengadakan pengawasan dan
meningkatkan pengawasan apabila ada
tanda dan gejala bunuh diri dan tidak
menlonggarkan pengawasan bila tidak
ada tanda dan gejala
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD
2. Tindakan apabila pasien melakukan Keluarga dapat
II percobaan bunuh diri: mendemonstrasika
a. Mencari bantuan pada tetangga sekitar n:
atau pemuka masyarakat untuk 2.Tindakan apabila
menghentikan upaya bunuh diri tersebut terjadi pecobaan
b. Segera membawa pasien ke rumah sakit/ bunuh diri kepada
puskesmas untuk mendapatkan bantuan perawat
medis
3. Cara meningkatkan harga diri pasien:
a. Dengarkan ungkapan perasaan pasien 3. Cara
(marah/kecemasan) meningkatkan
b. Buat pasien penting dalam kelurga: harga diri pasien
mendengarkan pendapat, menghormati
keputusan yang konstruktif, melibatkan
pasien dalam aktifitas keluarga
c. Berikan pujian terhadap kemampuan yang
positif dengan tulus
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD
4. Cara membantu pasien dalam menyelesaikan Keluarga dapat
II masalah: mendemonstrasikan:
a. Berperan sebagai teman curhat 4. Cara membantu
b. Menjadi pendengar yang baik pasien
c. Kenali tanda-tanda masalah pada pasien menyelesaikan
dan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah kepada
masalah perawat
d. Bantu pasien untuk berpikir positif dalam
menghadapi masalah
e. Melibatkan pasien dalam kelompok suportif
f. Bantu pasien melakukan aktifitas yang
menarik untuk pasien, misalnya berpakian,
berbelanja, menyalurkan hobi, latihan, seni
dan melukis
g. Bantu pasien melakukan program kegiatan
secara rutin
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga

Strategi Tindakan Evaluasi Hasil


Pertemuan
(Sp)
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD
5. Cara membantu pasien membuat Keluarga dapat
II rencana masa depan yang mendemonstrasikan:
realistis 5. Cara membantu
a. Kenali harapan dan cita-cita pasien mambuat rencana
pasien masa depan yang
b. Fasilitasi dan dukung harapan realistis kepada perawat
yang realistis
c. Bantu pasien dalam
menerapkan rencana masa
depannya
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga

Strategi Tindakan Evaluasi Hasil


Pertemuan
(Sp)
Tujuan Keluarga dapat melakukan cara merawat langsung kepada
pasien

III Melatih keluarga melakukan cara Keluarga mampu:


merawat langsung kepada pasien Mendemonstrasikan cara
RBD : merawat langsung
a. Cara melindungi pasien dari kepada pasien RBD
perilaku bunuh diri
b. Cara meningkatkan harga diri
pasien
c. Cara membantu menyelesaikan
masalah
d. Cara membantu pasien dalam
membuat rencana yang realistis
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Keluarga dapat membuat perencanaan dirumah dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan
Membantu keluarga mencari rujukan Keluarga mampu:
IV fasilitas kesehatan yang tersedia bagi 1. Mengetahui nomor
pasien telpon tenaga kesehatan
a.Memberikan informasi tentang nomor yang dapat dihubungi
telepon darurat tenaga kesehatan saat darurat
b.Menganjurkan keluarga untuk 2. Memahami
mengantarkan pasien berobat/kontrol pentingnya kontrol dan
secara teratur untuk mengatasi masalah membawa pasien kontrol
bunuh diri 3. Keluarga mengerti
c.Menganjurkan keluarga untuk membantu tentang prinsip 6 benar
pasien minum obat sesuai prinsip 6 benar dan memantau minum
yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar obat pasien
dosisnya, benar caranya penggunaannya,
benar waktu penggunaannya, benar
penyimpanannya

Anda mungkin juga menyukai