1. COVID-19
2. MERAWAT
COVID-19
3. PERPISAHAN DG ADAPTIF
KEL
MAL
ADAPTIF
SRQ
1. Jantung: berdebar-
debar
2. Paru: Nafas Cepat
3. Ginjal: Sering
kebelakang
4. Pencernaan: sering
BAB
5. Kepala: Pusing,
sakit kepala
Ansietas dan Depresi saat Pandemi Covid-19
Gejala
Gejala Fisik
Psikologis
Cemas, khawatir Jantung berdebar
Pada pemeriksaan fisik, laboratorium dan penunjang lainnya tidak ditemukan adanya masalah
Tanda dan gejala Depresi
Gejala
Gejala Tambahan
Utama
Gangguan pola tidur
Transcranial
Pola Hidup Psikofarmak Rehabilitasi
Psikoterapi Magnetik
Sehat a Psikososial
Stimulation
Obat anti
Makanan bergizi Remediasi
depresi Suportif
kognitif
Prevalensi pasien HIV Pasien AIDS 10-20% mengalami depresi dan kemungkinan besar
terjadi setelah terinfeksi (Gibbie et al., 2006; et al.Moneyham et al. 2005 dalam
Fontaine 2009).
Beberapa kriteria gangguan depresi yang disebabkan oleh HIV/AIDS adalah kurang
tidur dan penurunan berat badan (Kaplan& Saddock's, 2003).
Depresi adalah suatu keadaan sedih, kurang minat dalam kegiatan hidup sehati- hari
selama 2 minggu atau lebih atau lebih disertai gejala depresi yaitu ahedonia,
perubahan berat badan, tidur, energi, konsentrasi, pembuatan keputusan, harga diri
dan tujuan (Videbeck, 2008)
Resiko terjadi depresi pada laki- laki 7-12% sedangkan pada wanita 20-30% (Stuart,
2009)
Prevalensi pasien HIV Pasien AIDS 10-20% mengalami depresi dan kemungkinan besar
terjadi setelah terinfeksi (Gibbie et al., 2006; et al.Moneyham et al. 2005 dalam
Fontaine 2009)
penyebab munculnya depresi pada pasien HIV/AIDS adalah karena kondisi penyakit
kronis, stigma dari masyarakat, nyeri dan ketidaknyamanan dari fisiknya dan depresi
dapat terjadi setelah terinfeksi oleh virus yang menyerang bagian otak yang
berhubungan dengan alam perasaannya.
Suasana hati yang lain yang sering menyertai depresi adalah ansietas
Gangguan ansietas dapat saling melengkapi dengn gangguan depresi,
klien dengan gangguan ansietas mungkin lebih mudah mengalami depresi diwaktu
yang akan datang.
Depresi dan ansietas dapat terlihat bervariasi dengan pola yang pasti dari waktu
ke waktu dan dari hari ke hari bisa di pagi hari atau sore secara konsisten lebih
buruk atau lebih baik (Stuart, 2009).
Depresi berat dan gangguan ansietas sering terjadi pada waktu yang bersamaan,
17 % mengalami gangguan ansietas yang umum diperkirakan 80% orang dewasa
yang mengalami depresi juga mengalami ansietas (Fontaine, 2009).
Ansietas adalah respons emosi seperti takut akan sesuatu yang akan terjadi, ketegangan,
perasaan gelisah untuk antisipasi dari bahaya dengan sumber sebagian besar tidak
diketahui atau tidak dikenali (Townsend, 2009).
Ansietas adalah masalah yang sering terjadi pada penderita HIV/AIDS, dengan perkiraan
sepertiga dari penderita HIV/AIDS mengalami masalah ansietas dan ini kadang- kadang
terjadi selama mengalami penyakitnya (Fontaine, 2009).
TINJAUAN PUSTAKA
Depresi
Ggn alam perasaan sedih, perubahan pola tidur, nafsu makan, psikmotor,
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tidak berdaya serta
keinginan utk bunuh diri (Kaplan,2010)
Stroke DM
20-30% Menurunkan sel limfosiit CD4
9-27%
Menurun daya tahan tubuh
Infeksi oppurtunistik
Penyakit kronik
Cara penularan:
Kanker HIV hubungan seksual tidak aman,
50% 41% penggunaan narkoba dengan alat
suntik,
ibu HIV ke janin atau lewat ASI
Daignosa Medik
Gangguan Depresi (DSM-IV-
TR)
Penatalaksnaan Medis
1/3 pasien HIV/AIDS mengalami
Psikofarmaka HIV/AIDS ARV,
ansietas da terjadi selama
asupan nutrisi
mengalami penyakitnya,
Depresi: anti depresan
Adanya trauma pada otak
Intervensi Kep:
Generalis: sp ansietas, koping tidak Diagnosa Kep
efektif Ansietas, berduka,
Spesialis: harga diri rendah,
ACT, FPE, relaksasi progresif, ketidakberdayaan
logoterapi,penghentian pikiran
Ketidakberdayaan Tindakan:
Tujuan : keberdayaan meningkat Promosi Harapan
Promosi Koping
Tindakan:
Isolasi Sosial
Promosi sosialisasi
Tujuan keterlibatan sosial
Terapi aktivitas
meningkat
ANSIETAS Tindakan Reduksi Ansietas
Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
identifikasi • ciptakan suasana terapeutik • jelaskan prosedur termasuk • Kolaborasi
tingkat untuk menumbuhkan sensasi yang akan dilami pasien pemberian obat
kepercayaan • informasikan secara factual ansietas jika
ansietas • temani pasien untuk tentang diagnosis, pengobatan perlu
identifikasi mengurangi kecemasan dan prognosis
kemampuan • dengarkan pasien dengan • anjurkan pasien untuk
mengambil penuh perhatian mengungkapkan perasaan dan
keputusan • gunakan pendekatan yang persepsi pasien
tenang • latih tehnik relaksasi
monitor • motivasi untuk mengenal • latih kegiatan
tanda-tanda pemicu ansietas pengalihan/distraksi untuk
ansietas • diskusikan rencana yang mengurangi ketegangan
akan datang dengan realistis • latih menggunakan mekanisme
koping yang adaptif
ANSIETAS Tindakan Terapi Relaksasi
Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
identifikasi • ciptakan lingkungan yang • jelaskan tujuan manfaat, batasan • Kolaborasi
tehnik relaksasi tenang dan jenis relaksasi yang tersedia pemberian obat
efektif yang • Berikan informasi yang jelas • jelaskan secara rinci intervensi ansietas jika
pernah tentang persesiapan dan relaksasi yang dipilih perlu
digunakan prosedur relaksasi • anjurkan pasien mengambil
identifikasi • Gunakan pakaian yang posisi yang nyaman
kesediaan, longgar • anjurkan rileks dan merasakan
kemampuan • Gunakannada suara lembut sensasi latihan relaksasi
penggunaan • motivasi untuk mengenal • anjurkan untuk mengulangi
tehnik relaksasi pemicu ansietas tehnik relaksasi yang dipilih
sebelumnya • diskusikan rencana yang • demonstrasikan dan latih tehnik
monitor respon akan datang dengan realistis relaksasi
terhadap terapi
relaksasi
KETIDAKBERDAYAAN Tindakan Promosi Harapan
Observasi Terapeutik Edukasi
identifikasi • sadarkan bahwa kondisi yang • anjurkan mengungkapkan perasaan
harapan pasien dialami memiliki nilai penting terhadap kondisi yang realitas
dan keluarga • bimbing pasien mengingat kembali • anjurkan mempertahankan hubungan
dalam kenangan yang menyenangkan • anjurkan pasmempertahankan
pencapaian • libatakan pasien secara aktif dalam hubungan terapeutik dengan orang lain
hidup pengobatan • latih menyusun tujuan yang sesuai
• kembangkan rencana perawatan harapan
perawatan • latih cara mengembangkan spiritual diri
• berikan kesempatan pada pasien • latih cara mengenang dan menikmati
dankeluarga untuk terlibat dalam masa lalu
kelompok
• ciptakan lingkungan yang
memudahkan dalam kegiatan
spritual
KETIDAKBERDAYAAN Tindakan Promosi Koping
Observasi Terapeutik Edukasi
identifikasi kegiatan • diskusikan perubahan peran yang • anjurkan menjalin hubungan dengan
jangka pendek dan dialami yang memilki tujun dan kepentingan
panjang • gunakan pendekatan yang tenang dan yang sama
identifikasi meyakinkan • anjurkan mengungkapkan perasaan
kemampuan yang • diskusikan alasan mengkritik diri dan persepsi
dimiliki sendiri • anjurkan melibatkan keluarga
identifikasi sumber • diskusikan risiko yang membahayakan • anjurkan membuat tujuan yang
daya yang tersedia diri spesifik
identifikasi • motivasi untuk menentukan harapan • anjurkan cara memecahkan masalah
pemahaman proses yang realistis yang konstruktif
penyakit • motivasi terlibat dalam kegiatan sosial • latih penggunaan tehnik relaksasi
identifikasin metode • dampingi saat berduka • latih ketrampilan sosial
penyelesaian • dukung penggunaan mekanisme • latih mengembangkan penilaian yang
masalah pertahanan yang tepat obyektif
• kurangi rangsangan lingkungan yang
mengancam
Harga diri Rendah situasional Tindakan Manajemen Perilaku
Observasi Terapeutik Edukasi
identifikasi harapan • diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku • informasikan pada keluarga
untuk • jadwalkan kegiatan terstruktur tentang peran keluarga dalam
mengendalikan • ciptakan dan pertahankan lingkungan yang membentuk pikiran positif
perilaku konsisten
• tingkatkan aktifitas fisik sesuai kemampuan
• bicara dengan nada rendah dan tenang
• lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber
agitasi
• hindari bersikap menyudutkan dan
menghentikan pembicaraan
• cegah perilaku pasif agresif
• hindari sikap mengancam dan berdebat
Harga diri Rendah situasional Tindakan Promosi harga diri
Observasi Terapeutik Edukasi
identifikasi • motivasi untuk verbalisasi positif pada diri • jelaskan pada keluarga perlunya
budaya, sendiri dukungan keluarga
agama,ras, jenis • motivasi untuk menerima tantangan baru • anjurkan mengidentifikasi kekuatan
kelamindan usia • diskusikan tentang peningkatan harga diri yang dimiliki
terhadap harga • diskusikan keperayaan diri dalam menilai • anjurkan mempertahankan kontak
diri diri positif matasaat berkomunikasi dengan
monitor • diskusikan tentang pengalaman yang orang lain
verbalisasi yang meningkatkan harga diri • anjurkan membuka diri terhadap
merendahkan diri • diskusikan tentang persepsi negatif diri kritik negative
sendiri • diskusikan alasan mengkritik diri atau • anjurkan mengevaluasi perilaku
monitor tingkat perasaan bersalah • latih meningkatkan tanggung jawab
harga diri • diskusikan dalam menetapkan tujuan yang • latih mentatakan positif diri
realistis • latih cara berpikir positif dan
• berikan umpan balik positif ataas pencapai berperilaku positif
diri pasien • latih meningkatkan kepercayaan diri
• fasilitasi lingkungan meningkatkan diri