Anda di halaman 1dari 116

Gangguan Depresi

Jadwal Kegiatan
Waktu

Program

09.00 09.15

Ice Breaking

09.15 09.30

Kuis pre-materi

09.30 10.30

Materi I: Mengenal dan Mendiagnosis Gangguan


Depresi

10.30 10.45

Rehat Kopi

10.45 11.45

Diskusi Kasus Kertas

11.45 12.45

Istirahat, Makan Siang, dan Sholat

12.45 13.45

Materi II: Melakukan manajemen Gangguan Depresi

13.45 14.30

Demontrasi Intervensi Psikososial

14.30 14.45

Rehat Kopi

14.45 15.30

Bermain peran

15.30 15.45

Kuis post materi dan umpan balik

15.45 16.15

Pembahasan Kuis dan Penutup

Apa yang akan kita capai

Memahami masalah, penyebab, dan dampak dari


Gangguan Depresi
Melakukan pengenalan gejala, identifikasi kasus, dan
diagnosis Gangguan Depresi berdasarkan PPDGJ III
Melakukan identifikasi dan penilaian risiko bunuh diri
pada Gangguan Depresi
Mampu memberikan intervensi psikososial,
intervensi farmakologis, tatalaksana pada kasus
komorbiditas, intervensi pada kelompok khusus
(perempuan usia produktif, anak-anak < 12 tahun,
dan usia lanjut)
Mampu melakukan rujukan kasus

Persetujuan Komitmen

Komitmen bersama
Tentang

waktu.

Tentang

handphone

Tentang

cara berdiskusi dan


berkomunikasi.

Lain-lain..

Ice Breaking

Mengenal dan Paham


Masing-masing

peserta diminta untuk


mengambil nomor untuk mendapatkan
pasangannya
Diminta untuk mengeksplorasi apa yang
sedang dirasakan (perasaan/emosi) dan
cerita seputar perasaan tersebut
Selanjutnya masing-masing peserta akan
membawakan perasaan pasangannya
seperti dirinya

Apa yang akan kita bedah hari


ini?

Gejala Depresi

Sedih/murung
setiap waktu

Rasa tidak berguna/


rasa bersalah

Kehilangan
minat

Depresi

Pandangan masa
depan yang suram
dan pesimistis
Harga diri dan
kepercayaan diri
berkurang
1. PPDGJ III , 1993/ICD-10

Tidak bertenaga,
mudah lelah
Konsentrasi/
perhatian
berkurang

Gangguan
pola makan

Gangguan Tidur

Gagasan/perbuatan
membahayakan diri/
bunuh diri
9

Besaran Masalah

10

Epidemiologi

Gejala depresi ditampilkan pada 20% to 30%


pasien yg berkunjung ke klinik umum 1
Prevalensi sepanjang hidup (lifetime prevalence)
depresi berkisar 1.5 12 %2
Pada wanita, depresi muncul 2 kali lebih banyak
dibanding pria3
Depresi akan menjadi gangguan yang bersifat
kronis pada beberapa pasien4

1. Zung WK, et al. J Fam Pract. 1993;37:337-344.


2. Kessler R. J Affective Disord. 1993;29:85-96.
3. Wibisono, S., Simp Depresi, 2001
3. AHCPR Guidelines: Depression in Primary Care. Vol 2. US Department of Health and Human Services. 1993.

11

Gangguan Mental Emosional


(Riskesdas, 2007)

1 dari 12 penduduk
usia > 15 tahun

Rata-rata Nasional 11,6%

Gangguan Mental Emosional di


Wilayah Anda?

Mengapa Terjadi?

14

15

Faktor Risiko, Pencetus, dan


Pelindung untuk Gangguan
Depresi

Faktor Risiko
Faktor Biologik

Genetik
Perubahan
neurotransmiter/
neuroendokrin
Perubahan struktural otak
Vascular risk factors
Penyakit/kelemahan fisik
(Kondisi Medik Kronik &
Kondisi Terminal)

Faktor Psikologik

Tipe kepribadian
(dependen, perfeksionis,
introvert)
Relasi interpersonal
(disharmoni keluarga)

17

Faktor Pencetus

Peristiwa kehidupan
- Berduka, perpisahan, kehilangan orang dicintai
- Kesulitan ekonomi
- Perubahan situasi pindah rumah
Stres Kronis
- disfungsi kehidupan berkeluarga
Penggunaan obat obatan tertentu
- Antihipertensi, Pemblok H2, Kontrasepsi Oral
- Kortikosteroid, AntiReumatik,
18

Faktor Pelindung

Dukungan sosial
- kekerabatan
- kehidupan religius
Mekanisme pemecahan masalah yang sehat
- Mudah beradaptasi dengan lingkungan
- Kepribadian yang matur
Pola hidup sehat
- Gizi seimbang
- Olah raga, hidup teratur
19

Kalau tidak dikenali dan


diobatiso what?

Beban Global Penyakit


PENYEBAB UTAMA BEBAN PENYAKIT

1990
Infeksi pernafasan bawah 1
Penyakit diare
2
Keadaan yang timbul pada
periode perinatal
3
Depresi mayor unipolar 4
Penyakit jantung iskemik 5
Penyakit serebrovaskular 6

(Global Burden of Disease WHO)

2020
1
2
3
4
5

Penyakit jantung iskemik


Depresi mayor unipolar
Kecelakaan lalu lintas
Penyakit serebrovaskular
Penyakit paru obstruktif
kronik
6 Infeksi pernafasan bawah

21

Dampak Depresi
Dampak depresi terhadap kesehatan dan fungsi
Mortalitas

Morbiditas

Biaya sosial

Depresi

Percobaan

Keluarga

adalah faktor
utama untuk kematian
akibat bunuh diri
Kecelakaan fatal
akibat konsentrasi dan
perhatian terganggu
Kematian akibat
penyakit yang terkait
atau yang diakibatkan
(mis. Penyalahgunaan
alkohol)

bunuh diri
Kecelakaan
Menyebabkan
penyakit/somatisasi
Kehilangan pekerjaan
Gagal di sekolah/karir
Penyalahgunaan
alkohol/zat

disfungsional

Mangkir
Produktivitas

berkurang
Cedera terkait
pekerjaan
Kualitas pekerjaan
buruk

Adaptasi dari: Stahl SM. Essential Psychopharmacology: Neuroscientific Basis and Clinical Application.
New York: Cambridge University Press; 1996:99-130
22

Bagaimana mengenali dan


mengidentifikasi kasus

Belajar dari Kasus


Ny. T, 45

tahun, datang ke dokter dengan


keluhan sering sakit kepala, mudah lelah,
nyeri otot dan nyeri punggung sejak 1
bulan terakhir
Ia juga mengeluhkan sering merasa mual
dan tidur berlebihan. Mudah tertidur,
sering terbangun, dan merasa lelah ketika
bangun dini hari

Gejala yang ditemukan?

Data lain yang dibutuhkan?

Data tambahan
Kondisi

medis umum

Penggunaan
Gangguan

obat atau zat psikoaktif

psikotik

Lanjut
Akhir-akhir

ini, Ny. T semakin tidak dapat


menjalankan tugasnya di rumah seperti
membersihkan rumah, mencuci pakaian,
memasak
Suami Ny. T juga menambahkan bahwa ia
cenderung mudah tersinggung, mudah
marah, dan tidak bisa bangun dari tempat
tidur untuk menyiapkan sarapan pagi
untuk anak-anaknya.

Data tambahan apakah yang


ditemukan?

Kemungkinan diagnosis?

Depresi yang ditemui di praktek umum


sering bersamaan dengan gangguan fisik,
atau mungkin datang dengan keluhan fisik
dan bukan keluhan psikologik.
Mitchel PB,1998

31

Keluhan Pasien
Pasien medik

yang juga menderita gangguan mental


lazimnya datang dengan keluhan:
- kelelahan
- insomnia
- nyeri
- gejala gastrointestinal atau
- gejala somatik lain

Bukan mengatakan:

- saya depresi atau


- ada yang tidak beres dengan mental saya
Katon W et all, 1982

32

Kapan mencurigai depresi?

Gejala yang banyak dan


kabur (misal gastrointestinal,kardiovaskular,
neurologis)
Kelelahan atau gangguan
tidur
Nyeri kronik ( mis. nyeri
punggung , nyeri kepala)
Penyalahgunaan zat
(alkohol atau obat-obatan)
Dua atau lebih penyakit
kronik
Kehilangan minat
terhadap aktivitas seksual

Umur lanjut
Obesitas
Kerabat tingkat pertama
dengan riwayat depresi
Lingkungan rumah yang
miskin
Kesulitan keuangan
Perubahan hidup yang
besar
Kehamilan atau pasca
persalinan
Terisolasi dari pergaulan
sosial
33

Interaksi antara Penyakit Fisik & Depresi


Tak langsung:
Keparahan penyakit
Nyeri
Komplikasi Post-op

Langsung:
Infark miokard
Strok
Penyakit Parkinson
Keterbatasan
aktivitas sehari-hari

Faktor kerentanan:
Peristiwa kehilangan
Riwayat psikiatrik masa lalu
Gender perempuan
Gangguan kognitif
Fungsi yang buruk sebelumnya

Katona, 1997

Depresi
34

Depresi & Komorbiditas

35

Prevalensi Akibat Penyakit Fisik

Artritis
: 25.3%
kanker
: 30.3%
Diabetes
: 22.7%
Penyakit Jantung
: 34.6%
Hipertensi
: 22.4%
Penyakit Paru Kronik: 30.9%
Penyakit Saraf
: 37.5%

Lieh Mak F., Depression in Gen Prac, Hongkong, 1995

DEPRESI
&
KOMORBIDITAS

36

Komorbiditas Anxietas-Depresi

Gangguan
Anxietas*
prevalensi seumur
hidup 25%

Komorbiditas
Mayoritas GA mendapat
GD selama hidupnya;
>50% GD mendapat GA
selama hidupnya

Depresi
Mayor
prevalensi
seumur hidup
17%

*Gangguan anxietas termasuk gangguan panik, agorafobia tanpa gangguan panik, fobia sosial,
fobia sederhana, dan gnagguan anxietas menyeluruh.
Kessler RC, et al. Arch Gen Psychiatry. 1994;51:8-19.
37

Cemas

Lelah
Tak ada motivasi

35%
35% dengan mood
rendah, lelah,
tenaga kurang,
motivasi kurang.

34%
34% dengan gejala
ringan kelelahan,
tenaga kurang, dan
kekawatiran
berlebihan, dan
gampang
dipengaruhi gejala2
tersebut

Adelphi Neurosis Market Research Study. 1997. A. Gupta 2000 (n=1590).

31%
31% punya
keluhan utama
anxietas

38

Gejala somatik pada pasien depresi

Kelelahan
86%
Insomnia
79%
Mual
51%
Dispnea
38%
Palpitasi
38%
Nyeri punggung 36%
Diare
29%
Nyeri kepala
28%

Nyeri dada
Gejala seksual
Nyeri ekstremitas
Pusing
Nyeri perut
Tinitus
Nyeri sendi

27%
23%
20%
19%
18%
18%
16%

Patient presenting in a Psychosomatic clinic assesment with Cornell Medical Index


Questionnaires. Nakao et al. Psychopatology 2001
39

Gejala Klinis
&
Diagnosis Depresi

40

Kembali ke Ny. T

Selalu mengeluhkan perasaan sedih dan


ketidaktertarikannya akan aktivitas yang dulu
dirasa menyenangkan. tidak ada yang dapat
membahagiakan saya sekarang
Mengeluh tidak nafsu makan dan mengalami
penurunan berat badan yang drastis
Sepanjang pertemuan, lebih banyak menunduk,
tidak banyak bergerak, sering mengatakan
bahwa dirinya bukan ibu dan istri yang baik.
Ingin bisa tidur dan tidak pernah bangun kembali

Gejala-gejala apa yang membuat


Anda berpikir bahwa Ny. T
mengalami Gangguan Depresi?

KELUHAN UTAMA
SEDIH, MURUNG hampir setiap waktu
Kehilangan minat dan kesenangan pada

hampir seluruh kegiatan


Tidak bertenaga, mudah lelah dan
aktivitas menurun

43

KELUHAN SEKUNDER
Gangguan

pola makan
Gangguan tidur
Gelisah, atau lamban
Kepercayaan / harga diri menurun
Kesulitan konsentrasi atau mengambil
keputusan
Rasa tak berguna / putus asa / rasa bersalah
Berpikir tentang kematian atau bunuh diri
44

KELUHAN FISIK (penyerta)


Keluhan lambung
Keluhan sakit kepala
Keluhan saluran nafas
Keluhan nyeri yg tak jelas sumbernya
Keluhan somatik ini sering menyulitkan

pemeriksaan depresi Depresi


terselubung
45

Kunci menentukan diagnosis


depresi
Ditemukan minimal 2 keluhan utama
Ditambah minimal 2 keluhan sekunder
Berlangsung minimal 2 minggu
Disertai hendaya fungsi psikososial

46

Depresi Pada Anak & Remaja


Gejala yang sering tampak pada kelompok usia ini
adalah :
Perilaku antisosial
Prestasi disekolah menurun
Menarik diri dari pergaulan atau aktivitas sosial
Berat badan bertambah atau menurun dengan drastis
Penyalahgunaan zat
Agresi
Agitasi atau iritabilitas
47

Anak dan Remaja


Lakukan

juga pemeriksaan status mental


pada orang tua.
Ada tidaknya kemungkinan perlakuan
salah atau kekerasan pada anak di rumah
maupun sekolah

Depresi Pasca Persalinan


Dialami

oleh sekitar 10% perempuan


pasca melahirkan. Berlangsung beberapa
minggu pasca melahirkan hingga
beberapa bulan atau 1 tahun
Berisiko terhadap ibu dan bayi, termasuk
memiliki dampak jangka panjang dalam
tumbuh kembang anak

Depresi Pada Lansia

Depresi pada lansia 12 % gejala di bawah ambang


kriteria depresi sampai 20%
Depresi pada lansia yang ada di RS atau institusi lain sd
40%
Gejala kurang jelas
- Keluhan tidur
- Nafsu makan
- Berat badan
- Apatis, anergi
- Penarikan diri
Risiko penurunan fungsi fisik meningkat

Reynold et al. 1994, Koenig et al. 1997, Pennix et al. 1998

50

Penilaian Risiko Bunuh Diri

51

Tidak

ada bukti bahwa menanyakan tentang


bunuh diri akan meningkatkan risiko bunuh diri
Bukti sementara menunjukkan bahwa melatih
dokter di layanan primer untuk mengenali
risiko bunuh diri dapat mengurangi angka
bunuh diri

Rutz W et al.,1992

52

Kasus Bunuh Diri dan


Gangguan Mental
Penelitian post mortem dari kasus bunuh diri di berbagai negara
Tampaknya tidak ada apa-apa

2 - 14%

Hanya penyakit medis

1 - 10%

Gangguan mental apapun

81 - 95%

Depresi

42 - 70%

Penyalahgunaan Zat

8 - 50%

Runesson B & Rich C, 1992

53

INSTRUMEN SKRINING
RISIKO BUNUH DIRI

Pengertian
Risiko Bunuh diri:
Tindakan yang secara sadar dilakukan
oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya

Alogaritma Pengkajian Risiko Bunuh Diri

Risiko
Bunuh
Diri

Ada Tindakan
mencederai/melukai diri :
Gantung diri, minum
racun, memotong urat
nadi, melompat dari
ketinggian
Mempersiapkan
alat
Ada rencana
/ide
Pernyataan
ingin
mengakhiri
Pernyataan
terselubung
hidup

Percobaa
n Bunuh
diri

Ya

Tidak
Ancaman
Bunuh
diri

Ya
Tidak

Mengungkapkan Perasaan:
Rasa bersalah/sedih/marah/putus
asa/tidak berdaya

Ya

Mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri

Isyarat
Bunuh
diri

Faktor Risiko
Riwayat melakukan tindakan merugikan diri sendiri di masa lalu
Memikirkan tindakan untuk membahayakan diri
Saat ini merencanakan untuk bunuh diri
Memikirkan metode untuk bunuh diri
Terdapat riwayat anggota keluarga bunuh diri
Terdapat rasa putus asa, cemas, panik, atau halusinasi perintah
Terdapat riwayat depresi
Terdapat peristiwa kehidupan penting yang baru-baru ini yang
mengubah kehidupan
Isolasi sosial atau kurangnya dukungan
Baru-bru ini terdapat peristiwa yang menyebabkan rasa malu,
penghinaan, atau putus asa
Ada penyakit kronis yang serius
Saat ini menggunakan alkohol atau menyalahgunakan zat lainnya

Ya

Tidak

Faktor Protektif
Keyakinan agama budaya yang kuat
Komunikatif dan terampil mengatasi masalah
Bertanggung jawab pada anak-anak atau hewan
peliharaan
Tersedia dukungan sosial
Bersedia menerima pengobatan

Ya

Tidak

Penilaian
Risiko Rendah

Risiko Sedang

Risiko Tinggi

Faktor risiko minimal atau 2 atau lebih faktor yang


dapat dikelola
protektif

Kurang dari 2 faktor yang


protektif

Tidak ada risiko langsung 4 atau lebih faktor risiko

Memiliki riwayat sejarah


ide bunuh diri, rencana
bunuh diri, atau
komorbiditas

Pemantauan rutin

Niat yang langsung atau


dalam waktu dekat,
rencana yang
mematikan.

Mungkin memiliki
rencana bunuh diri tapi
tidak benar-benar
tersedia atau dekat
Observasi

Observasi ketat

Diskusi Kasus

Diskusi Kelompok
Berbagi

dalam kelompok 8-10 orang


2 kelompok menjawab kasus I, 2
kelompok menjawab kasus II
1 kelompok menjadi presentan, 1
kelompok pembahas
Waktu diskusi 15 menit
Pleno masing-masing presentasi selama 5
menit dilanjutkan pembahasan

Kasus I
Ny. L, 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan merasa limbung dan nyeri di seluruh
tubuhnya sejak 3 minggu terakhir
Akibat keluhannya ini, Ny. L tidak dapat
menjalankan tugasnya sehari-hari. Malas datang
ke pengajian dan menolak bertemu keluarga.
Alasannya karena ia sulit berkonsentrasi bila
mendengarkan orang bicara
Ny. L juga menolak minum obat anti diabetes yang
selama ini diminumnya secara teratur. Menolak
untuk makan, mengeluh sulit tidur, dan terus
mengatakan bahwa ia tidak ingin merepotkan

Kasus II
An. R, 12 tahun, dibawa oleh ibunya ke
Puskesmas karena sering merasa sakit kepala
dan nyeri di perut sejak 1 bulan terakhir.
Akibatnya, R sering tidak masuk sekolah karena
merasa lelah dan prestasi belajarnya menurun.
R juga menolak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
yang dulu selalu ia ikuti di sekolah. Mudah
tersinggung dan marah. Di sekolah R seringkali
diejek oleh temannya karena badannya yang
gemuk.
R juga sering terbangun karena mimpi buruk

Mari diskusikan
gejala yang ditemukan,
tambahan informasi yang dibutuhkan,
identifikasi masalah (medis, psikologis,
sosial),
kemungkinan diagnosis

Pengelolaan Depresi

65

Tujuan Pengelolaan Depresi

Mengurangi/
Hilangkan gejala

Mengurangi risiko
Disabilitas/
mortalitas

Terapi

Mengurangi
risiko kekambuhan

Mengembalikan
Peran dan Fungsi
Kualitas hidup
Yang Baik

66

Prosedur tatalaksana
DEPRESI

Mengenali gejala

Memastikan diagnosisnya

antidepresan

solusi
Membina rapport
Memahami problem/penderitaan
67

Pasien Depresi Bertanya


Apakah Depresi bisa dipulihkan ?
Sudah pulihkah saya ?
Sampai kapan saya harus terus berobat ?
Mungkinkah penyakit saya kambuh ?
Bagaimana mencegah kekambuhan ?

Depresi dapat Pulih = .?? :


1. Pulih = bebas dari gejala Depresi
2. Pulih = fungsi psikososial optimal
3. Pulih = kualitas hidup optimal
4. Pulih = menjadi sehat seperti sediakala
5. Pulih = bertahan sehat mencegah
kekambuhan

Faktor faktor yg berpengaruh


terhadap pemulihan
Predisposisi genetik
Kepribadian pramorbid
Dukungan psikososial dari lingkungan
Keberadaan stressor psikososial
Komorbiditas dengan penyakit lain
Jenis dan beratnya Depresi
Manajemen pengobatan

Pendekatan Holistik

71

72

Depresi:
Buat rencana jangka pendek

untuk
melakukan aktivitas yang dapat dinikmati
atau membangun rasa percaya diri.
Motivasi penderita untuk melawan rasa
pesimis dan pikiran mengkritik diri sendiri
Yakinkan penderita untuk tidak
melaksanakan ide yang pesimistik

Depresi:
Identifikasi masalah atau stres sosial

yang

ada

Konsentrasi pada langkah kecil yang spesifik


yang dapat diambil oleh penderita untuk
mengurangi atau mengatasi masalah tersebut
Hindari pengambilan keputusan atau
perubahan hidup yang besar

Depresi:
Informasikan:

Depresi adalah penyakit yang lazim ada


pengobatan yang efektif
Depresi bukanlah kelemahan atau
kemalasan. Penderita sebenarnya berusaha
untuk mengatasinya.
Jika ada gangguan fisik, diskusikan tentang
hubungan antara gangguan fisik dan mood.

Farmakoterapi

76

Benar - Salah
Antidepresan tidak memberikan efek nyata
untuk terapi. Hanya menurunkan gejala

Salah
Antidepresan tidak hanya menurunkan
gejala tetapi menyembuhkan inti
penyebab timbulnya gejala depresi dan
anxietas

Benar - Salah
Antidepresan menyebabkan ketergantungan

Salah
Antidepresan

tidak menyebabkan
ketergantungan
Ada beberapa pasien yang mengeluhkan
adanya rasa tidak enak saat
menghentikan terapi terutama pada
antidepresan yang berefek pendek seperti
amitriptilin

Benar - Salah
Antidepresan sebaiknya tidak dipergunakan
lebih dari 1 tahun

Salah
Pada

episode pertama, antidepresan


dapat diberikan paling sedikit 6 bulan
hingga 1 tahun
Pada mereka yang sudah sering kambuh,
antidepresan perlu diberikan dalam jangka
waktu yang lebih lama

Keputusan Pertama yang Harus Dibuat

Psikofarmaka Lini Pertama

Pengobatan Awal

Adequate Trial
antidepresan

psikoterapi

4 6 minggu

6 8 minggu

50%

10 12 minggu

10 12 minggu

6 bulan
Clinical Practice Guidelines. Depression in Primary Care. Volume 2: Treatment of
Major Depression. AHCPR Publication no. 93-0551. April 1993.

86

Pilihan Antidepresan

Semua antidepresan efektif

Pemilihan antidepresan didasarkan atas


Efektivitas
Keamanan/efek samping
Riwayat keluarga / respons terhadap terapi
Riwayat respons terhadap antidepresan
sebelumnya
Pertimbangan interaksi obat
87

Efek Samping

Antidepresan Generasi Lama:


Profil efek samping merugikan; antikolinergik,
hipotensi ortostatik, gangguan konduksi
jantung.
Antidepresan Generasi Baru (SNRI &SSRI):
Profil efek samping lebih baik, keluhan
tersering adalah sakit kepala, gangguan
gastrointestinal.
Interaksi obat khususnya berkaitan dengan
metabolisme di hati; generasi baru lebih baik
dibanding trisiklik
88

PENGARUH EFEK SAMPING OBAT THD


STATUS MEDIK & FUNGSIONAL

Efek samping antikolinergik


- gangguan sensorium & fungsi kognitif
- pandangan kabur
- retensi urin / alvi
- mulut kering

Efek samping Kardiovaskuler


- Hipotensi ortostatik hipoksia sereberal
- Quinidine like effect aritmia berat

Efek samping lainnya

Gangguan GI Tract (mual-muntah-diare)


Sedasi
Agitasi psikomotor
Gejala ekstrapiramidal
Sindrom hiperserotonin

Beberapa Dosis Antidepresan


Nama
Amitriptilin,
imipramin
Maprotilin
Moclobemid
Sertraline
Fluvoxamine
Fluoxetine
Citalopram
Tianeptine

Dosis
Frekuensi
75 150 mg/hr
2-3x
75 150 mg/hr
150 300
mg/hr
50 200 mg/hr
50 200 mg/hr
20 60 mg/hr
20 60 mg/hr
37,5 mg/hr

2-3x
2-3x
1x
1x
1x
1x
1x

91

Depresi:
Informasi tentang obat:

Obat harus diminum tiap hari


Perbaikan akan mulai dirasakan 2-3 minggu
setelah minum obat
Efek samping ringan dapat terjadi dan
biasanya menghilang dalam 7-10 hari
Harus berkonsultasi dengan dokter sebelum
menghentikan obat

Masalah Terapi Antidepresan

Penanganan Ketidakpatuhan
Tingkat ketidakpatuhan terhadap

antidepresan pada depresi dapat mencapai


50% dalam 3 bulan
Jika keadaan

nonresponsif, dokter perlu


mempertimbangkan apakah ketidakpatuhan
sebagai penyebabnya

Edukasi terhadap Ketidakpatuhan


1.
2.
3.
4.
5.

6.

Minum obat setiap hari


Antidepresan harus diminum sekitar 4-6 minggu agar
hasilnya nyata
Lanjutkan minum obat sekalipun Anda merasa lebih baik
Jangan berhenti minum satu antidepresan tanpa
konsultasi dengan dokter
Instruksi khusus mengenai apa yang harus dilakukan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai
pengobatan.
Penjadwalan aktivitas yang menyenangkan.

Kesalahan yang lazim


Mengunakan benzodiazepin atau anxiolitik

sebagai obat tunggal


Tidak memonitor pengobatan, efek
samping dan ketaatberobatan
Dosis tidak cukup
Terlalu cepat menghentikan
Polifarmasi
Tidak mengedukasi pasien dan keluarga
96

Perhatian pada Ibu Hamil dan


Menyusui
Hindari

penggunaan antidepresan,
terutama yang bekerja panjang seperti
fluoxetin.
Bila intervensi psikososial dirasakan tidak
membantu, gunakan antidepresan dosis
terendah
Konsultasikan ke psikiater

Pengelolaan Risiko Bunuh Diri

98

Adequate Trial
antidepresan

psikoterapi

4 6 minggu

6 8 minggu

50%

10 12 minggu

10 12 minggu

6 bulan
Clinical Practice Guidelines. Depression in Primary Care. Volume 2:
Treatment of Major Depression. AHCPR Publication no. 93-0551. April

99

Bunuh Diri
Risiko

Gambaran

Tindakan

Rendah

Tidak ada pikiran


bunuh diri, tidak ada
faktor risiko

Teruskan kunjungan
selanjutnya dan
monitor

Sedang

Ada pikiran tapi tanpa Periksa dengan teliti


rencana, dengan atau risiko bunuh diri pada
tanpa faktor risiko
setiap kunjungan.
Buat perjanjian
bahwa pasien akan
menghubungi anda
jika pikiran bunuh
dirinya makin kuat.
Konsul kepada ahli
jika diperlukan.

Tinggi

Pikiran bunuh diri


dengan rencana

Penanganan
kedaruratan oleh
seorang ahli
100

Bila Percobaan Bunuh Diri Tidak


Terelakkan
Upayakan

untuk memberikan bantuan hidup


dasar sesuai dengan konsep A-B-C (AirBreathing-Circulation)
Upayakan untuk melakukan tindakan
penyelamatan yang sesuai dengan metode
yang dipergunakan (bilas lambung,
menghentikan perdarahan dan menjahit
luka)
Rujuk dengan kondisi yang stabil bila
memerlukan penanganan spesialistik yang
lebih kompleks

Tindakan Keperawatan Untuk Pasien


Strategi
Pertemuan
(Sp)

Tindakan

Tujuan

Pasien tetap aman dan selamat

1.

2.

3.

4.

5.

Evaluasi Hasil

Pasien mampu:
Melakukan kontrak
1.Menuliskan kesepakatan untuk
treatment
tidak melakukan bunuh diri.
2.Meminta bantuan dari
Melatih cara mengendalikan keluarga/teman apabila muncul
dorongan bunuh diri
pikiran bunuh diri
3.Menyebutkan benda-benda yang
Mendiskusikan bendadapat membahayakannya
benda yang dapat
membahayakan pasien
4.Menjelaskan cara mengamankan
Mendiskusikan cara
benda-benda yg berbahaya
mengamankan bendabenda yang dapat
5.Mau minum obat dan
membahayakan pasien
mengetahui tentang manfaat dan
Menjelaskan tentang
prinsip 5 benar
pentingnya minum obat dan
prinsip 5 benar

Tindakan Keperawatan Untuk


Pasien
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tujuan
II

Tindakan

Evaluasi Hasil

Meningkatkan harga diri pasien


1.
2.
3.
4.

Memberi kesempatan pasien


mengungkapkan perasaannya
Mengidentifikasi aspek positif
pasien
Mendorong pasien untuk
berpikir positif terhadap diri
Mendorong pasien untuk
menghargai diri sebagai
individu yang berharga

Pasien mampu:
1.Mengungkapkan
perasaannya
2.Menyebutkan aspek
positif yang dimiliki
3.Berpikir positif terhadap
diri
4.Menyebutkan bahwa
diri pasien masih
berharga

Tindakan Keperawatan Untuk Pasien


Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tujuan

III

Tindakan

Evaluasi Hasil

Pasien memiliki pola koping yang konstruktif dalam


menyelesaikan masalah
1.

2.
3.

4.

5.

Pasien mampu:
Mengidentifikasi pola koping
1.Menyebutkan cara-cara
yang biasa diterapkan pasien
penyeleaian masalah
yang biasa digunakan
Menilai pola koping yang biasa
2.Menilai baik buruknya
dilakukan
cara yang digunakan
Mengidentifikasi pola koping
3.Menyebutkan cara
yang konstruktif
penyelesaian masalah
yang konstruktif
Mendorong pasien memilih pola
4.Memilih cara yang
koping yang konstruktif
konstruktif dalam
meyelesaikan masalah
Menganjurkan pasien
5.Mempraktekkan cara
menerapkan pola koping
yang di pilih dalam
konstruktif dalam kegiatan harian kehidupan

Tindakan Keperawatan Untuk


Pasien
Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tujuan
IV

Tindakan

Evaluasi Hasil

Pasien mempunyai rencana masa depan yang realistis


1.

Membuat rencana masa depan


yang realistis bersama pasien

2.

Mengidentifikasi cara mencapai


rencana masa depan yang
realistis

3.

Memberi dorongan pasien


melakukan kegiatan dalam
rangka meraih masa depan yang
realistis

Pasien mampu:
1.
Membuat rencana
masa depan yang
realistis
2.
Menyebutkan caracara mencapai
rencana masa
depan yang realistis
3.
Mempraktekkan
cara yang dipilih
dalam kehidupan
sehari-hari

Tindakan Keperawatan Untuk


Keluarga
Strategi
Tindakan
Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan
I

Keluarga mengenal masalah resiko bunuh diri


1.

2.

3.

Keluarga mampu:
Mendiskusikan masalah yang
1.
Menyebutkan
dirasakan keluarga dalam
masalah dalam
merawat pasien
merawat pasien
RBD
Menjelaskan pengertian RBD ,
2.
Menjelaskan
tanda dan gejala serta proses
tentang pengertian
terjadinya RBD
RBD, tanda dan
gejala serta proses
RBD
Menjelaskan cara merawat pasien 3.
Menyebutkan cara
dengan RBD
merawat pasien
RBD

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga


Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tujuan
II

Tindakan

Evaluasi Hasil

Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD


Melatih keluarga cara merawat pasienRBD:
1. Cara melindungi pasien:
a. Memberikan tempat yang aman dan
mudah diawasi, tidak membiarkan
pasien mengunci diri dikamar atau
meninggalkan pasien sendirian di rumah
b. Menjauhkan barang-barang yang dapat
digunakan untuk bunuh diri
c. Memantau dan mengawasi pasien saat
minum obat
d. Selalu mengadakan pengawasan dan
meningkatkan pengawasan apabila ada
tanda dan gejala bunuh diri dan tidak
menlonggarkan pengawasan bila tidak
ada tanda dan gejala

Keluarga dapat
mendemonstrasikan
1. Cara melindungi
pasien kepada
perawat

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga


Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tujuan
II

Tindakan

Evaluasi Hasil

Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD


2. Tindakan apabila pasien melakukan
percobaan bunuh diri:
a. Mencari bantuan pada tetangga sekitar
atau pemuka masyarakat untuk
menghentikan upaya bunuh diri tersebut
b. Segera membawa pasien ke rumah sakit/
puskesmas untuk mendapatkan bantuan
medis
3. Cara meningkatkan harga diri pasien:
a. Dengarkan ungkapan perasaan pasien
(marah/kecemasan)
b. Buat pasien penting dalam kelurga:
mendengarkan pendapat, menghormati
keputusan yang konstruktif, melibatkan
pasien dalam aktifitas keluarga
c. Berikan pujian terhadap kemampuan yang
positif dengan tulus

Keluarga dapat
mendemonstrasika
n:
2.Tindakan apabila
terjadi pecobaan
bunuh diri kepada
perawat
3. Cara
meningkatkan
harga diri pasien

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga


Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tujuan
II

Tindakan

Evaluasi Hasil

Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD


4. Cara membantu pasien dalam menyelesaikan
masalah:
a.
Berperan sebagai teman curhat
b.
Menjadi pendengar yang baik
c.
Kenali tanda-tanda masalah pada pasien
dan kemampuannya dalam menyelesaikan
masalah
d.
Bantu pasien untuk berpikir positif dalam
menghadapi masalah
e.
Melibatkan pasien dalam kelompok suportif
f.
Bantu pasien melakukan aktifitas yang
menarik untuk pasien, misalnya berpakian,
berbelanja, menyalurkan hobi, latihan, seni
dan melukis
g.
Bantu pasien melakukan program kegiatan
secara rutin

Keluarga dapat
mendemonstrasikan:
4. Cara membantu
pasien
menyelesaikan
masalah kepada
perawat

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga


Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tujuan
II

Tindakan

Evaluasi Hasil

Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD


5. Cara membantu pasien membuat
rencana masa depan yang
realistis
a.
Kenali harapan dan cita-cita
pasien
b.
Fasilitasi dan dukung harapan
yang realistis
c.
Bantu pasien dalam
menerapkan rencana masa
depannya

Keluarga dapat
mendemonstrasikan:
5. Cara membantu
pasien mambuat rencana
masa depan yang
realistis kepada perawat

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga


Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tujuan

III

Tindakan

Evaluasi Hasil

Keluarga dapat melakukan cara merawat langsung kepada


pasien
Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien
RBD :
a. Cara melindungi pasien dari
perilaku bunuh diri
b. Cara meningkatkan harga diri
pasien
c. Cara membantu menyelesaikan
masalah
d. Cara membantu pasien dalam
membuat rencana yang realistis

Keluarga mampu:
Mendemonstrasikan cara
merawat langsung
kepada pasien RBD

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga


Strategi
Pertemuan
(Sp)
Tujuan

IV

Tindakan

Evaluasi Hasil

Keluarga dapat membuat perencanaan dirumah dan memanfaatkan


fasilitas kesehatan
Membantu keluarga mencari rujukan
fasilitas kesehatan yang tersedia bagi
pasien
a.Memberikan informasi tentang nomor
telepon darurat tenaga kesehatan
b.Menganjurkan keluarga untuk
mengantarkan pasien berobat/kontrol
secara teratur untuk mengatasi masalah
bunuh diri
c.Menganjurkan keluarga untuk membantu
pasien minum obat sesuai prinsip 6 benar
yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar
dosisnya, benar caranya penggunaannya,
benar waktu penggunaannya, benar
penyimpanannya

Keluarga mampu:
1. Mengetahui nomor
telpon tenaga kesehatan
yang dapat dihubungi
saat darurat
2. Memahami
pentingnya kontrol dan
membawa pasien kontrol
3. Keluarga mengerti
tentang prinsip 6 benar
dan memantau minum
obat pasien

Kapan Merujuk

Jika pasien menunjukkan gejala-gejala psikosis


atau pikiran bunuh diri
Jika tidak berespons terhadap satu atau dua
pengobatan yang adekuat; atau gejala memburuk
Konsultasi diagnosis
Komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lain,
penyalahgunaan zat
Jika perlu tindakan spesialistik: psikoterapi,ECT,
rawat inap
Permintaan pasien
113

Persiapan Pasien Untuk


Rujukan

Tekankan pada aspek konsultasi(minta pendapat


ahli), bukan transfer atau alih penanganan
Berikan pengertian bahwa konsultasi lazim
dilakukan dan sering membawa keberhasilan
pengobatan
Koreksi anggapan keliru/stigma
Garisbawahi hubungan dengan kolega
Tekankan peranan dokter pelayanan primer/dokter
keluarga
114

Isi Surat Rujukan


Diagnosis atau perkiraan diagnosis
Alasan rujukan
Derajat kedaruratan
Obat-obatan(dosis dan lama penggunaan)

dan pengobatan lain yang telah diberikan

115

Anda mungkin juga menyukai