Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NILA PURNAMA SARI

NIM : 1801277060
KELAS : 3B D3 KEPERAWATAN

GASTRITIS

Gastritis merupakan penyakit yang cenderung mengalami kekambuhan sehingga menyebabkan


pasien harus berulang kali untuk berobat. Gastritis dapat terjadi tiba tiba (gastritis akut) atau secara
bertahap (gastritis kronis). Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak lambung tetapi
seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang mengakibatkan nyeri
ulu hati. Gastritis akut merupakan suatu peradangan permukaan mukosa lambung (Zainurridha & Azis,
2020).

Pokok pikiran : pengertian gastritis

Gastritis merupakan penyakit yang mudah kambuh sehingga menyebabkan penderita berulang kali
berobat. Gastritis dapat terjadi secara tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis).
Kebanyakan gastritis tidak merusak lambung secara permanen, tetapi penderita gastritis sering kambuh
sehingga menyebabkan mulas. Maag akut adalah peradangan pada permukaan mukosa lambung
(Zainurridha & Azis, 2020).

Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya
berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini sering dijumpai timbul secara mendadak yang biasanya ditandai
dengan rasa mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun, atau sakit kepala.
Pembagian klinis gastritis secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu gastritis akut dan gastritis
kronis. Gratistis akut merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala
yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut. Gastritis kronis merupakan gastritis dengan penyebab
yang tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi. Gastritis kronis
berkaitan erat dengan infeksi Helicobacter pylori (Gustin, 2011) .

Pokok pikiran : tanda gejala gastritis

Tanda dan gejala yang sering ditemukan biasanya mual, dan muntah, nyeri, pendarahan, rasa lemas,
nafsu berkurang atau sakit kepala (Gustin, 2011).

Bersamaan dengan perkembangan zaman yang membawa perubahan pola hidup, termasuk pola
makan manusia, penyakit-penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan pun semakin kompleks.
Adapun beberapa penyakit umum yang sering di anggap sepele oleh masyarakat seperti gastritis atau
maag. Gastritis merupakan penyakit yang sering kita jumpai dalam masyarakat khususnya penyakit
dalam. Kekambuhan gastritis sering kali di karenakan oleh kurangnya pengetahuan dan cara
penanganan yang tidak tepat merupakan salah satu penyebabnya. Gastritis adalah proses inflamasi pada
lapisan mukosa dan sub mukosa pada lambung. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
kekambuhan gastritis di antaranya pola makan, frekuensi makan, porsi makan, jenis makanan : kopi, teh,
rokok, alkohol , dan stress (Wahyu et al., 2015).

Pokok pikiran : penyebab gastritis

Penyebab terjadinya gastritis salah satunya makan, frekuensi makan, resio makan, jenis makanan seperti
kopi, rokok, alcohol dan stress (Wahyu et al., 2015).

Gastritis dapat menyebabkan beberapa komplikasi penyakit. Penyakit yang timbul sebagai
komplikasi penyakit gastritis antara lain anemia pernesiosa, gangguan penyerapan vitamin B 12,
penyempitan daerah antrum pylorus, gangguan penyerapan zat besi. Apabila di biarkan tidak terawat
akan menyebabkan ulcus pepticus, perdarahan pada lambung, serta dapat juga menyebabkan kanker
lambung terutama apabila lambung sudah mulai menipis ada perubahan selsel pada dinding lambung.
Gasteritis ini dapat diatasi dan dicegah kekambuhanya dengan makan dengan jumlah kecil sedikit tapi
sering, minum air putih untuk menetralkan asam lambung yang tinggi, dan mengkonsumsi makan
makanan yang tinggi serat seperti buah dan sayur untuk memperlancar saluran pencernaan (Eka
Novitayanti, 2020).

Pokok pikiran : komplikasi gastritis

Gastritis dapat menyebabkan beberapa komplikasi penyakit. Penyakit yang disebabkan oleh komplikasi
gastritis termasuk anemia pernisiosa, malabsorpsi vitamin B 12, penyempitan daerah pilorus lambung,
dan malabsorpsi zat besi. Jika tidak segera ditangani akan menyebabkan tukak lambung, perdarahan
lambung, dan kemungkinan kanker lambung, apalagi jika lambung mulai menipis, sel-sel parietal
lambung akan berubah. Hal ini dimungkinkan untuk mengatasi maag jenis ini dan mencegah
kekambuhannya dengan makan dalam jumlah sedikit tetapi diet teratur, minum air putih untuk
menetralkan hiperasiditas dan makan makanan berserat tinggi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran
untuk melancarkan saluran pencernaan (Eka Novitayanti, 2020).

Mengingat besarnya dampak buruk dari penyakit gastritis, maka perlu adanya suatu pencegahan
atau penanganan yang serius terhadap bahaya komplikasi gastritis. Upaya untuk meminimalkan bahaya
tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan kesadaran masyarakat tentang hal- hal yang dapat
menyebabkan penyakit gastritis, misalnya makan makanan pedas dan asam, stres, mengkonsumsi
alkohol dan kopi berlebihan, merokok, mengkonsumsi obat penghilang nyeri dalam jangka panjang .
Meskipun kekambuhan dapat dicegah dengan obat namun dengan mengurangi faktor penyebabnya
dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kekambuhan. Mengkonsumsi makanan yang kaya serat
seperti sayuran dan buah buahan membantu melancarkan kerja pencernaan. Makan dalam jumlah kecil
tetapi sering, dan minum air putih untuk membantu menetralkan asam lambung. Dengan upaya
tersebut diharapkan prosentase gastritis menurun (Dwi Meilani Akademi Keperawatan Pamenang Pare –
Kediri, 2016).

Pokok pikiran : pencegahan gastritis


komplikasi gastritis perlu dicegah atau diobati secara serius. Risiko tersebut dapat dikurangi dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hal-hal yang dapat menyebabkan gastritis, seperti makan
makanan yang pedas dan asam, stres, minum kopi dan minum berlebihan, merokok, dan penggunaan
obat pereda nyeri dalam jangka panjang. Meskipun obat-obatan dapat digunakan untuk mencegah
kekambuhan, mengurangi penyebabnya dapat mengurangi kemungkinan kekambuhan. Mengonsumsi
makanan kaya serat, seperti sayur dan buah, dapat membantu meningkatkan daya cerna. Makanlah
dalam jumlah sedikit tapi sering, dan minum air putih untuk membantu menetralkan asam lambung.
Melalui upaya tersebut diharapkan persentase gastritis dapat berkurang (Dwi Meilani Akademi
Keperawatan Pamenang Pare – Kediri, 2016).

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Meilani Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri, R. (2016). Pengetahuan Pasien Dengan
Gastritis Tentang Pencegahan Kekambuhan Gastritis. Jurnal AKP, 34(1), 34–39.
Eka Novitayanti. (2020). Identifikasi Kejadian Gastritis Pada Siswa Smu Muhammadyah 3 Masaran.
Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 10(1), 18–22.
https://doi.org/10.47701/infokes.v10i1.843
Gustin, R. K. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kota Bukittinggi Tahun 2011. 1–
12.
Wahyu, D., Supono, & Hidayah, N. (2015). Pola Makan Sehari-Hari Penderita Gastritis. Jurnal Informasi
Kesehatan Indonesia (JIKI), 1(1), 17–24. http://jurnal.poltekkes-malang.ac.id/berkas/15b9-17-24.pdf
Zainurridha, Y. A., & Azis, M. A. (2020). Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Gastritis: Literature
Review. Medical Jurnal of Al Qodiri, 7(1), 1–7.
http://jurnal.stikesalqodiri.ac.id/index.php/Jurnal_STIKESAlQodiri/article/view/45

Anda mungkin juga menyukai