2. MODEL PENGKAJIAN
Pengkajian model Calgary mengembangkan konsep dan teori sistem, komunikasi dan konsep
berubah. Teori sistem memberikan kerangka kerja bahwa keluarga sebagai bagian dari
suprasistem dan terdiri dari beberapa subsistem. Komunikasi merupakan teori bagaimana
individu melakukan interaksi secara berkelanjutan. Konsep berubah menjadikan kerangka
kerja bahwa perubahan satu anggota keluarga akan mempengaruhi kesehatan anggota
keluarga yang lainnya.
Tahapan – Tahapan Pengkajian
Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan pengkajian, digunakan istilah
penjajakan.
Penjajakan I
Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara ain :
1. Data umum
2. Riwayat dan tahapan perkembangan.
3. Lingkungan
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Stress dan koping keluarga
7. Harapan keluarga
8. Data tambahan
9. pemeriksaan fisik
Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi masalah keluarga
Contoh :
1. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan sistem pencernaan
2. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan sistem pernafasan
3. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan cairan dan elektrolit
4. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan kehamilan resiko tinggi
5. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan malnutrisi
6. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan hipertensi
7. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan penyakit kronik
8. Anggota keluarga dengan masalah mental psikiatri
9. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan penyakit terminal
Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan data – data yang
berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapai masalah kesehatan sehingga
dapat ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
Diagnosa Keperawatan :
Kurang pengetahuan pada Ny.N ( 23 tahun ) dikeluarga Tn.K ( 30
tahun ) berhubungan dengan ketidakmamppuan keluarga
mengenal masa nifas
2. Definisi Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara,
pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukkan status kesehatan mulai dari
potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.
e. Sindrom
Masalah yang terjadi pada situasi tertentu, hanya terjadi pada 5 keadaan, yaitu :
sindrom trauma perkosaan, syndrome disuse (merasa tidak berguna), syndrome pasca
trauma, sindrom stress relokasi (pindah rumah), syndrome kerusakan intepretasi
lingkungan (kesalahan mempersepsikan lingkungan).
6. Menetapkan Etiologi
Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa keperawatan dengan model
single diagnosis diangkat dari lima tugas keluarga, antara lain :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
3. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dibagi menjadi 3 komponen, yaitu ;
1. Kriteria
2. Bobot
3. Pembenaran
a. Kriteria penilaian
a. Sifat masalah terdiri atas :
1. Aktual dengan nilai 3
2. Resiko tinggi dengan nilai 2
3. Potensial dengan nilai 1
Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, baru menunjukkan tanda dan
gejala atau bahkan dalam kondisi sehat.
e. Menonjolnya masalah :
1. Segera diatasi dengan nilai 2
2. Tidak segera diatasi dengan nilai 1
3. Tidak dirasakan ada masalah dengan dengan nilai 0
Pembenaran mengacu kepada ; persepsi keluarga terhadap masalah.
b.Bobot
a. Sifat masalah dengan bobot 1
b. Kemungkinan masalah untuk diubah dengan bobot 2
c. Potensial masalah untuk dicegah dengan bobot 1
d. Menonjolnya masalah dengan bobot 1.
C.Pembenaran
a. Alasan penentuan subkriteria
b. Dampak terhadap kesehatan keluarga
c. Ditunjang dari data hasil pengkajian
Contoh :
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Sifat masalah : aktual
Pembenaran : gangguan pemenuhan nutrisi sudah terjadi dilihat dari hasil pengamatan
TB dan BB, keluhan menurunnya nafsu makan, mual dan muntah. Masalah ini akan
menyebabkan komplikasi lebih lanjut jika tidak segera ditangani.
Klasifikasi Intervensi
Friedman (1998) memberikan gambaran berkaitan dengan klasifikasi intervensi antara lain :
a. Suplemental
Intervensi yang berkaitan dengan rencana pemberian pelayanan secara langsung pada
keluarga sebagai sasaran.
Contoh :
1. Imunisasi pada balita
2. Imunisasi TT pada ibu hamil
3. Perawatan luka dengan anggota keluarga DM
4. Pembelajaran pembuatan obat tradisional untuk klien dengan Hipertensi.
b. Fasilitatif
Intervensi ini berkaitan dengan rencana dalam membantu mengatasi hambatan dari keluarga
dalam memperoleh pelayanan medis, kesejahteraan sosial dan transportasi.
c. Developmental
Intervensi ini terkait dengan rencana perawat membantu keluarga dalam kapasitasnya untuk
menolong dirinya sendiri (membuat keluarga belajar mandiri) dengan kekuatan dan sumber
pendukung yang terdapat pada keluarga.
Contoh :
1. Setelah dilakukan kunjungan keluarga pemenuhan nutrisi pada An. B (5 th) dengan
malnutrisi kembali optimal.
2. Setelah dilakukan kunjungan keluarga pada Tn. K (55) dengan Hipertensi rasa
nyaman terpenuhi.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada pencapaian hasil dari
masing-masing kegiatan.
Contoh :
Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 45 menit diharapkan keluarga mampu :
1. Menyebutkan arti gizi.
2. Menyebutkan arti kurang gizi.
3. Menyebutkan jenis-jenis makanan yang bergizi
4. menyebutkan penyebab malnutrisi pada anak.
MENETAPKAN INTERVENSI
a. Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada pemecahan masalah.
b. Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh keluarga.
c. Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah kesehatan.
d. Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan
e. Rencana tindakan perawatan dapat dilakukan secara terus menerus oleh keluarga.
DOMAIN INTERVENSI
Ada tiga domain yang bisa kita gunakan dalam menyusun intervensi (Calgary), yaitu :
a. Domain Kognitif
Intervensi dengan domain kognitif ditujukan untuk memberikan informasi, gagasan,
motivasi, dan saran kepada keluarga sebagai target asuhan keperawatan keluarga.
b. Domain Afektif
Intervensi ini ditujukan membantu keluarga dalam berespon emosional, sehingga dalam
keluarga terdapat perubahan sikap terhadap masalah yang dihadapi.
c. Domain Psikomotor
Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan perilaku
yang merugikan keperilaku yang menguntungkan.
HAMBATAN-HAMBATAN INTERVENSI
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) hambatan yang seringkali dihadapi perawat keluarga saat
melakukan intervensi keperawatan adalah :
a. Kurangnya informasi yang diterima keluarga.
b. Tidak menyeluruhnya informasi yang diterima oleh keluarga.
c. Informasi yang diperoleh keluarga tidak dikaitkan dengan masalah yang dihadapi
d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi
e. Keluarga berusaha mempertahankan pola kebiasaan yang sudah ada.
f. Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran keluarga.
g. Kurang percaya pada tindakan yang diusulkan.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain :
1. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.
2. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah.
3. Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi, dan sumber-sumber
pendukung lainnya jangan diabaikan.
4. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan dengan
menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung
jawab profesi.
E. EVALUASI
Sifat Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga. Evaluasi
merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang
ditetapkan dalam tujuan direncana perawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan
tidak tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu :
a. Tujuan tidak realistis
b. Tindakan keperawatan tidak tepat
c. Faktor-faktor lingkungaan yang tidak bisa diatasi
a. Evaluasi Struktur
Berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan.
Contoh :
1. penguasaan materi bagi petugas
2. Sumber-sumber keluarga
3. Penyediaan media untuk keluarga
4. Tersedianya tempat.
METODE-METODE EVALUASI
a. Observasi langsung
b. Memeriksa laporan atau dokumentasi
c. Wawancara atau angket
d. Latihan simulasi.
CACATAN PERKEMBANGAN
Catatan perkembangan keperawatan keluarga merupakan indikator keberhasilan tindakan
keperawatan yang diberikan pada keluarga oleh petugas kesehatan. Karakteristik evaluasi dengan
pedoman SOAP memberikan tuntunan pada perawat dengan uraian sebagai berikut :
a. Subjektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang perubahan yang dirasakan
baik kemajuan ataupun kemunduran setelah diberikan tindakan keperawatan.
b. Objektif
Data yang bisa diamati dan diukur melalui teknik observasi, palpasi, perkusi atau auskultasi
sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan
setelah diberikan tindakan keperawatan.
c. Analisa
Pernyataan yang menunjukan sejauhmana masalah keperawatan dapat tertanggulangi.
d. Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana tindakan hasil evaluasi
tentang dilanjutkan atau tidak tencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi
bagi perawat.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian
I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
6. Komposisi Keluarga :
`
Genogram :
Keterangan genogram :
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah : Ex.tipe bangunan, ventilasi, kebersihan
ruangan, Keadaan rumah, kepemilikan rumah,denah rumah, pemenuhan air/sumber
air, penataan rumah, pencahayaan dan sirkulasi
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW : ex. Pekerjaan warga, jumlah dan
keakraban antar warga.
3. Mobilitas geografis keluarga : ex. Perpindahan keluarga (penduduk menetap atau
sering berpindah)
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Ex. Keaktif dalam kegiatan
masyarakat.
5. Sistem pendukung keluarga : Ex. Yang memberikan dukungan pada keluarga.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif : Ex. Saling menyayangi antara keluarga
2. Fungsi social : ex. berhubungan dengan orang lain
3. Fungsi perawatan kesehatan keluarga : ex. Keluarga mengenal masalah kesehatan,
keluarga mengambil keputusan dalam mengatasi masalah kesehatan,kemampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, kemampuan keluarga memodifikasi
lingkungan dalam mengatasi masalah kesehatan dan kemampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dalam mengatasi masalah kesehatan.
4. Fungsi reproduksi : ex. Jumlah anak, rencana menambah anak dan cara ber KB
5. Fungsi ekonomi : ex. Yang mencari nafkah, memenuhi kebutuhan sandang pangan
papan dan serta cara memanfaatkan sumberdaya yang ada u/ meningkatkan
kesehatan keluarga.
VI. Stress & koping Keluarga
1. Stressor jangka panjang dan pendek :jangka panjang : ex. Penyakit
yang tidak sembuh – sembuh (DM), jangka pendek : kehilangan uang
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah : ketanggapan
keluarga dalam menghadapi masalah.
3. Strategi koping : Cara keluarga dalam mengatasi masalah
4. Strategi adaptasi disfungsional : strategi adaptasi keluarga yang
bersifat maladaptive.
VIII.Data Tambahan
1. Nutrisi : ex. Berapa kali/hari, berapa banyak, apa saja, pantangan – pantangan
(yang berhubungan dengan penyakit)
2. Eliminasi : ex. Masalah dalam BAB & BAK
3. Istirahat tidur : ex. Keluhan dalam tidur dan kebiasaan saat tidur
4. Aktivitas sehari – hari : Ex. Yang berhubungan dengan keluhan/ masalah
5. Gaya hidup yang tidak sehat : ex. Merokok, alcohol, ngembun dll
IX. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tiap anggota keluarga dan head to too.
X. Analisa data
XI. Prioritas Masalah
XII. Rencana Keperawatan (NCP)
XIII. IMplementasi
XIV. Evaluasi