Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NURUL RIZAL

NIM : 202001035

TINGKAT : II

MATA KULIAH : KEPERAWATAN KELUARGA

1
Intervensi Perawat
Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan
kesehatan dan diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah “Suatu
tindakan autonomi berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk
kepentingan klien dalam cara yang diprediksi yang berhubungan dengan
diagnosa keperawatan dan tujuan klien” (Bulechek & McCloskey, 1994).
Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain.
Sebagai contoh, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang
nutrisi yang adekuat atau aktivitas kehidupan sehari – hari yang berhubungan
dengan higiene adalah tindakan keperawatan mandiri.
Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau profesi
lainnya. Dokter seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi
keperawatan mandiri. Namun demikian berdasarkan undang – undang praktik
keperawatan di sebagian besar negara bagian, tindakan keperawatan yang
berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari – hari, penyuluhan kesehatan,
promosi kesehatan, dan konseling berada dalam domain praktik keperawatan.

Menurut Carpenito dan Moyet (2007), ada dua tipe intervensi keperaawatan :
Intervensi perawat, yaitu intervensi yang dibuat oleh perawat dan akan
dilaksanakan oleh tim perawat lain.
1. Intervensi medis / intervensi delegasi, yaitu intervensi yang dibuat oleh
medis / perawat senior dan akan dilaksanakan oleh tim perawat lain.
Intruksi dokter bukan merupakan intruksi untuk perawat, melainkan untuk
klien yang akan dibantu oleh perawat jika ada indikasi.
2. Kedua intervensi tersebut merupakan pengambilan keputusan independen
perawat secara legal. Sebenarnya kalau kita bicara profesi, ini disebutkan
sebagai masalah bersama sehingga bukan disebut instruksi.
Sedangkan menurut Potter dan Perry (1997) ada tiga tipe intervensi
keperawatan :
1. Intervensi perawat adalah respons perawat terhadap kebutuhan klien
terhadap perawatan kesehatan dan diagnosis keperawatan. Tindakan

2
memiliki otonomi yang berdasarkan pada rasional ilmiah. Intervensi ini
tidak membutuhkan intruksi dokter atau profesi.
2. Mencegah timbulnya masalah.
3. Memonitor kejadian.

Syarat intervensi
Berikut merupakan syarat dalam pembuatan intervensi :
1. Aman dan sesuai usia, kesehatan, dan kondisi individu.
2. Dapat dicapai dengan sumber yang tersedia.
3. Sesuai dengan nilai, kepercayaan, dan budaya klien.
4. Sesuai dengan terapi lain.
5. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman keperawatan atau pengetahuan
dari ilmu  pengetahuan yang relevan.
6. Memenuhi standar asuhan baku yang ditentukan oleh hukum negara 
bagian, asosiasi profesional (American Nurses Association), dan kebijakan
institusi.

Langkah – langkah intervensi


Berikut langkah – langkah dalam pembuatan intervensi :
1. Beri tanggal dan tanda tangan rencana.
Tanggal penulisan rencana penting untuk evaluasi, tinjauan dan rencana 
yang akan datang. Tanda tangan perawat menunjukkan tanggung gugat
terhadap pasien dan terhadap profesi keperawatan karena keefektifan
tindakan keperawatan dapat dievaluasi.
2. Gunakan  judul katogori  “Intervensi Keperawatan” dan sertakan tanggal
evaluasi pada tiap tujuan.
3. Gunakan simbol medis atau bahasa baku dan kata kunci, bukan kalimat
lengkap untuk menyampaikan ide anda.
Misalnya, tulis “Ubah posisi dan perbaiki posisi q2h” bukan “Ubah posisi
dan  perbaiki posisi pasien setiap 2 jam”.

3
4. Spesifik
Perawat kini bekerja dalam sif dengan lama waktu yang berbeda, sebagian
bekerja dalam sif 12 jam dan dalam sif 8 jam,sehingga penting untuk
menyebutkan dengan spesifik waktu intervensi diharapkan.
5. Rujuk ke buku prosedur atau sumber informasi lain, bukan mencantumkan
semua langkah pada rencana tertulis.
Misalnya “Lihat buku prosedur unit untuk perawatan trakeostomi”.
6. Sesuaikan rencana dengan karakteristik unit pasien dengan memastikan
bahwa pilihan pasien, seperti pilihan tentang waktu perawatan dan metode
yang digunakan, dicantumkan.
7. Pastikan bahwa rencana keperawatan menggabungkan aspek pencegahan
dan pemeliharaan kesehatan serta aspek pemulihan.
8. Pastikan bahwa rencana berisi intervensi untuk pengkajian pasien yang
bersinambungan (Misal, inspeksi insisi q8h).
9. Sertakan aktivitas kolaboratif dan kordinasi dalam rencana.
Misalnya, perawat dapat menulis program untuk menanyakan ahli gizi
atau ahli terapi fisik tentang aspek khusus perawatan pasien.
10. Sertakan rencana pemulangan pasien dan kebutuhan perawatan di rumah.
Perawat perlu melakukan konsultasi dan membuat pengaturan bersama
perawatan komunitas, petugas dinas sosial, dan lembaga
khusus yang menyediakan informasi dan peralatan yang diperlukan pasien.

Faktor – faktor intervensi


Demikian juga dalam tehnik penulisan rencana intervensi keperawatan, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain:
1. Kalimat yang ditulis harus berupa kalimat instruksi, berfungsi untuk
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan. Instruksi dibuat secara
ringkas, tegas, tepat dan kalimat mudah dimengerti.
2. Dapat dijadikan alat komunikasi antar anggota keperawatan/ tim kesehatan
lain untuk kesinambungan asuhan keperawatan yang akdiberikan kepada
klien.

4
3. Memuat informasi yang selalu baru.
4. Didokumentasikan pada tempat/kolom yang ditentukan sebagai
pertanggung-jawaban dan pertanggunggugatan perawat terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien.

Anda mungkin juga menyukai