M. Nasrul Ikhwan
Pra-sejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di saat
catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Tidak jauh berbeda dengan istilah
praaksara yang berasal dari gabungan kata, yaitu pra dan aksara. Pra artinya
sebelum dan aksara berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud masa
praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal bentuk tulisan. Masa pra-
sejarah dan pra-aksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan
leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan.
Manusia purba sering disebut dengan manusia prasejarah atau manusia yang
hidup sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba yang paling tertua di dunia
diperkirakan berumur lebih dari 4 juta tahun yang lalu. Maka dari itu, para ahli
sejarah menyebutnya sebagai Prehistoric People atau manusia prasejarah.
Manusia purba banyak ditemukan diberbagai bagian dunia, tapi lebih banyak
ditemukan di negara Indonesia. Fosil-fosil yang ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia, salah satunya ada yang sudah berumur jutaan tahun yang lalu. Untuk
mengetahui keberadaan kehidupan manusia purba lebih dalam. Anda bisa melihat
sisa-sisa tulang manusia, hewan, dan tumbuhan, yang sudah menjadi batu atau
jadi fosil. Atau bisa melewati peninggalan-peninggalan peralatan yang digunakan
oleh manusia purba. Seperti, peralatan rumah tangga, senjata, bangunan, atau
perhiasan.
Eugena Dobois,
Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah
mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan
tengkorak di Wajak, Tulung Agung.
Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia
yang sudah berpikir maju)
Fosil lain yang ditemukan adalah :
DR. T. Jacob
Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952
yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan
sepanjang aliran Bengawan Solo.
Jenis Dan Ciri Manusia Purba Indonesia
Di indonesia penelitian tentang manusia purba sudah lama dilakukan, yaitu sejak
abad ke-18 M. Penelitian manusia purba di Indonesia dipelapori oleh Eugene
Dubois, beliau adalah seorang dokter dari Belanda. Penelitian tersebut dilakukan
untuk mengetahui jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia. Hal itu
dibuktikan dengan penemuan-penemuan fosil yang ditemukan di daerah Solo,
Pacitan, Ngandong, Mojokerto, Sangiran, dan masih banyak lagi. Setelah
melakukan banyak penelitian mengenai manusia purba yang berada diberbagai
daerah di Indonesia. Para Ahli kemudian membagi manusia purba di Indonesia
menjadi tiga jenis. Yaitu, Meganthropus (Manusia besar), Pithecanthropus
(Manusia kera yang berjalan tegak), dan Homo (Manusia yang berpikir).
Para ilmuwan sejarah di seluruh belahan dunia, sebagian besar menganut teori
evolusi kera. Atau yang lebih dikenal dengan teori Australopithecus yang sudah
punah sebagai ras nenek moyang manusia. Sebenarnya teori tersebut terjadi
banyak perbedaan yang sangat signifikan. Serta jauh sekali, tidak ada
hubungannya antara manusia dan kera. Perbedaan tersebut tidak bisa dijelaskan
oleh penganut teori Australopithecus, dengan peristiwa yang hilang atau lebih
dikenal dengan sebutan missing link.
Manusia purba ini diperkirakan hidup di Indonesia sejak satu sampai dua juta
tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh seorang dokter dari
Belanda yaitu Eugene Dubois.
Fosil yang ditemukan pada saat itu adalah berupa tulang rahang atas, tulang kaki,
dan tengkorak. Fosil tersebut ditemukan pada masa kala Pleistosen tengah.
Pithecanthrophus Erectus hidup dengan cara berburu hewan-hewan. Kemudian
mereka mengumpulkan makanan dan hidup secara nomaden atau berpindah-
pindah tempat. Untuk mencari sumber bahan makanan dari satu tempat ke tempat
lain.
Pada tahun 1889 Fosil dari Manusia Purba Homo Wajakensisi telah ditemukan di
Wilayah Wajak. Lebih lengkapnya di dekat Campur Darat, Tulungagung, Jawa
Timur dan ditemukan oleh Eugene Dubois. Hasil dari penemuan tersebut, berupa
tulang paha, rahang atas dan bawah, tulang kering. Dan fragmen tengkorak yang
mempunyai volume sekitar 1.600 cc. Dalam penelitian diperkirakan manusia
purba jenis ini sudah dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang.
Serta sudah mengerti caranya untuk memasak.Dibawah ini adalah ciri-ciri
manusia purba Homo Wajakensis, sebagai berikut :Memiliki muka datar dan lebar
Homo Floresiensis adalah termasuk salah satu dari manusia purba yang berjenis
Homo di Indonesia. Manusia purba ini ditemukan saat penggalian di Liang Bua,
di Pulau Flores oleh tim arkeolog gabungan. Yang terdiri dari Pusilitbang
Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England. Homo
Floresiensis biasanya disebut disebut dengan manusia kerdil. Manusia purba ini
diperkirakan hidup sekitar 12.000 tahun yang lalu. Pada saat ditemukan oleh tim
gabungan dari Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New
England, Australia pada tahun 2003. Kerangka dari manusia purba ini belum
membatu atau belum menjadi fosil. Selain kerangka Homo Floresiensis, juga
ditemukan kerangka homo sapiens dan berbagai hewan mamalia lainnya. Seperti
Gajah Stegodo, Biawak, dan Tikus besar. Dan alat-alat batu seperti pisau, tulang
yang terbakar, arang, beliung dan mata panah. Seorang Ahli yang menemukan
kerangka ini menyatakan dugaannya bahwa Homo Floresiensis ini hidup
berdampingan. Atau hidup bersama dengan jenis spesies manusia purba Homo
Sapiens, dan manusia modern lainnya.
RP. Soedjono, (ed.), Sejarah Nasional Indonesia I, (4th edn) (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), hlm.1-10.
https://www.gurupendidikan.co.id/manusia-purba/