Dosen pembimbing:
Disusun oleh:
1
LAPORAN PENDAHULUAN
KLIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI
2
c. Tawar- menawar (Bergaining), merupakan fase ketiga menjelang kematian dimana
seseorang mengembangkan harapan bahwa kematian sewaktu- waktu dapan ditunda
atau diundur.
d. Depresi (Depression), merupakan fase keempat menjelang kematian dimana orang
yang sekarat akhirnya menerima kematian. Pada titik ini, suatu periode depresi atau
persiapan berduka mungkin muncul.
e. Penerimaan (Acceptance), merupakan fase kelima menjelang kematian, Dimana
seseorang mengembangkan rasa damai, menerima takdir dan dalam beberapa hal
ingin ditinggal sendiri.
2.3 Penyebab
Terdapat banyak faktor yang dapat mengakibatkan seseorang melakukan percobaan
bunuh diri, menurut Hasain (2005:67) diantaranya yaitu:
a. Adanya gangguan psikologis
Gangguan psikologis dapat menimbulkan tindakan-tindakan berbahaya, baik
itu merupakan tindakan bunuh diri yang mematikan, maupun bunuh diri
yang tidak mematikan. Depresi dan skizophrenia merupakan gangguan
psikologis yang sering berkaitan dengan percobaan bunuh diri.
b. Penggunaan alkohol dan narkotik (Substance Abuse)
Penggunaan alkohol dan narkotik merupakan faktor yang sangat penting
dalam percobaan bunuh diri, hal ini dapat dilihat dari berbagai penelitian
yang menunjukkan bahwa penggunaan narkotik dan obat-obatan lainnya
ikut ambil bagian dalam kasus bunuh diri dengan presentase antara 25%
sampai 55% (Murphy, 2000. Dalam Husain, 2005:73).
c. Krisis kepribadian (Personality Disorder)
Meskipun hubungan antara krisis kepribadian dan bunuh diri belum diyakini
secara umum, tapi beberapa penelitian terkini menunjukkan bahwa krisis
kepribadian merupakan faktor penting dalam melakukan percobaan bunuh
diri.
d. Penyaki- penyakit jasmani (Physical Illnesses)
Penyakit- penyakit jasmani termasuk hal- hal yang paling sering
mengakibatkan bunuh diri, khususnya bagi orang- orang tua.
(Harwood&Jacoby, 2000).
e. Faktor- faktor genetis (Genetic Factors)
3
Para pakar yang akhir- akhir ini meneliti bunuh diri secara biologis
menyatakan bunuh diri memiliki kesiapan- kesiapan genetis. Meskipun
tindakan bunuh diri yang dilakukan salah satu anggota keluarga atau kerabat
bukanlah sebab langsung bagi bunuh diri, namun para anggota keluarga ini
lebih rentan terhadap bunuh diri dari pada yang lain. Hal ini mengacu pada
kenyataan bahwa depresi dan penyakit- penyakit lainnya memiliki kesiapan
genetis. Jika tidak mendapatkan penanganan, penyakit- penyakit ini bisa jadi
mengakibatkan tindakan bunuh diri.
f. Perubahan dalam bursa kerja (Labour Market)
Revolusi ekonomi dan teknologi yang terjadi di dunia telah membawa
dampak positif dan negative, disengaja dan tidak sengaja, baik dalam
bidang ekonomi, sosial, kejiwaan, politik dan budaya. Semua ini
mempengaruhi kesehatan penduduk dunia, diantara permasalahan serius
yang dihadapi dunia secara Bersama adalah semakin bertambahnya jumlah
pengangguran. Krisi moneter dan ekonomi didunia mengakibatkan
bertambahnya pengangguran dan menimbulkan bahaya yang serius.
g. Kondisi keluarga
Kebanyakan remaja yang memiliki perilaku bunuh diri menghadapi
berbagai problem keluarga yang membawa mereka kepada kebimbangan
tentang harga diri, serta menumbuhkan perasaan bahwa mereka tidak
disukai, tidak diperlukan, tidak dipahami dan tidak dicintai. Mayoritas
mereka berasal dari keluarga yang menerapkan system Pendidikan yang
tidak layak. Biasanya para orang tua yang berada disekitar anak berlaku
keras terhadapnya, mengabaikannya, atau hanya memperhatikan
pertumbuhan fisiknya saja dan bukan perilakunya. Hilangnya cinta kadang
ikut berperan bagi perkembangan bahaya bunuh diri.
h. Pengaruh media massa
Berita tentang bunuh diri kadang dapat memicu tindakan bunuh diri,
terutama bagi orang- orang yang memang telah mempersiapkan diri untuk
melakukannya. Ketika mereka tahu bahwa orang yang mati bunuh diri
sebelumnya. Hidup dengan posisi dan keadaan yang sama dengan yang
mereka alami, maka itu bisa mendorong mereka untuk meniru dan
melakukan perbuatan yang sama.
4
2.4 Sumber Koping
Tingkah laku bunuh diri biasanya berhubungan dengan faktor sosial dan kultural.
Durkheim membuat urutan tentang tingkah laku bunuh diri. Ada tiga subkategori bunuh
diri berdasarkan motivasi seseorang, yaitu sebagai berikut.
1. Bunuh diri egoistik Akibat seseorang yang mempunyai hubungan sosial yang buruk.
2. Bunuh diri altruistik Akibat kepatuhan pada adat dan kebiasaan.
3. Bunuh diri anomik Akibat lingkungan tidak dapat memberikan kenyamanan bagi
individu.
2.5 Mekanisme Koping
Mekanisme pertahanan ego yang berhubungan dengan perilaku pengerusakan diri tak
langsung adalah pengingkaran (denial). Sementara, mekanisme koping yang paling
menonjol adalah rasionalisasi, intelektualisasi, dan regresi.
2.6 Rentang Respon
2.6.1 Rentang Respons Neurobiologi
RENTANG RESPONS PROTEKTIF DIRI
Adaptif Maladaptif
Keterangan :
1. Peningkatan diri yaitu seorang individu yang mempunyai pengharapan, yakin, dan
kesadaran diri meningkat.
2. Pertumbuhan-peningkatan berisiko, yaitu merupakan posisi pada rentang yang masih
normal dialami individu yang mengalami perkembangan perilaku.
3. Perilaku destruktif diri tak langsung, yaitu setiap aktivitas yang merusak kesejahteraan
fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian, seperti perilaku merusak, mengebut,
berjudi, tindakan kriminal, terlibat dalam rekreasi yang berisiko tinggi, penyalahgunaan
zat, perilaku yang menyimpang secara sosial, dan perilaku yang menimbulkan stres.
4. Pencederaan diri, yaitu suatu tindakan yang membahayakan diri sendiri yang dilakukan
dengan sengaja. Pencederaan dilakukan terhadap diri sendiri, tanpa bantuan orang lain,
dan cedera tersebut cukup parah untuk melukai tubuh. Bentuk umum perilaku pencederaan
5
diri termasuk melukai dan membakar kulit, membenturkan kepala atau anggota tubuh,
melukai tubuhnya sedikit demi sedikit, dan menggigit jari.
5. Bunuh diri, yaitu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk mengakhiri
kehidupan.
2.7 Klasifikasi
Jenis Bunuh Diri
1. Bunuh diri egoistik Akibat seseorang yang mempunyai hubungan sosial yang buruk.
2. Bunuh diri altruistik Akibat kepatuhan pada adat dan kebiasaan
3. Bunuh diri anomik Akibat lingkungan tidak dapat memberikan kenyamanan bagi
individu.
2.8 Pohon Masalah
Diagnosis
Subjektif:
klien merasa marah dan jengkel pada
dirinya sendiri dan ingin mengakhiri
hidupnya
objektif:
melakukan tindakan kekerasan pada
dirinya sendiri
7
2.9 Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
2.10 Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana tindakan untuk klien dengan diagnosis resiko bunuh diri
Tujuan umum: klien tidak mencederai diri sendiri
Tujuan khusus :
1.klien dapat membina hubungan saling percaya
2.klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
3.klien dapat mengekspresikan perasaannya
4.klien dapat meningkatkan harga diri
5.klien dapat menggunakan koping yang adatif
6.klien dapat menggunakan dukungan sosial
7.klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
2.11 implementasi
KLIEN KELUARGA
SP 1 SP 1
8
5.Melatih cara mengendalikan dorongan 3. Menjelaskan cara- cara merawat klien
bunuh diri. risiko bunuh diri.
SP 2 SP 2
1.Mengidentifikasi aspek positif klien 1.Melatih keluarga mempraktikkan cara
2.Mendorong pasien untuk berfikir merawat klien dengan risiko bunuh diri
positif terhadap diri 2.Melatih keluarga melakukan cara
3.Mendorong klien untuk menghargai merawat langsung kepada klien risiko
diri sebagai individu yang berharga. bunuh diri.
SP 3 SP 3
1.Mengidentifikasi pola koping yang bisa 1.Membantu keluarga membuat jadwal
diterapkan klien aktivitas dirumah termasuk minum obat
2.Menilai pola koping yang bisa 2.Mendiskusikan sumber rujukan yang
dilakukan bisa dijangkau oleh keluarga
3.Mengidentifikasi pola koping yang
konstruksif
4.Mendorong klien memilih pola koping
yang konstruktif
5.Mengajurkan klien menerapkan pola
koping konstruktif dalam kegiatan
harian.
SP 4
1.Membuat rencana masa depan yang
realistis Bersama klien
2.mengidentifikasi cara mencapai masa
depan yang realistis
3.Memberi dorongan klien melakukan
kegiatan dalam rangka merahi masa
depan yang realistis
9
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien:
Pasien menyendiri didalam kamar, murung tidak mau berbicara, tidak mau menatap
pandangan pasien menunduk.
2. Diagnosa keperawatan:
Risiko bunuh diri
3. Tujuan khusus :
pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
4. Tindakan keperawatan:
1. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi therapeutik
10
1).Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2). Perkenalkan diri dengan sopan
3). Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4). Jelaskan tujuan pertemuan
5). Jujur dan menepati janji
6). Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7). Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik :
“ Selamat siang mbk “
“ Nama saya putri sela , dipanggil aja putri, saya berpraktek diruang ini dari
pukul 08.00- 13.00 WIB siang, saya dari pendidikan D3 Keperawatan Unair
Surabaya, mbk bisa panggil saya dengan sebutan mbk/ kakak sesuka mbk aja mau
pangil saya siapa , Kalau boleh saya tau nama mbk siapa, dan senangnya dipanggil
dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi/ validasi :
“ Bagaimana perasaan mbk hari ini? Bagaimana tidurnya semalam? Ada keluhan
tidak?”
c. Kontrak
1) Topik :
“ apakah mbk tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut mbk
sebaiknya kita ngobrol tentang apa? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang
keadaan mbk saat ini?”
2) Waktu :
“ berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Mbk maunya berapa menit?
Bagaimana kalau 20 menit? Bisa?”
3) Tempat :
“ dimana kita duduk? Diteras, dikursi panjang itu, atau dimana?”
2. Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
“Tadi mbk sudah menyebutkan nama dan panggilan mbk “H” , usia mbk “H”
sekarang berapa?”
“Bagaimana kalau mbk “H” bercerita sedikit perasaan mbk “H” saat ini ?”
11
“Siapa yang membawa mbk “H” kesini, bagaimana mbk“H” sampai dibawa
kesini?”
“Wah .....bagus sekali mbk “H” bercerita banyak tentang perasaan mbk “H”.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi subjektif :
“ Bagaimana perasaan mbk dengan obrolan kita tadi? Mbk merasa senang
dan tenang setelah ngobrol tadi?”
2) Evaluasi objektif :
Pasien tampak senang dan menjabat tangan perawat.
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan):
“Nah ...... ini sudah 20 menit, jadi kita cukupkan disini dulu pembicaraan kita
karena waktunya sudah habis. Sekarang mbk “H” bisa istirahat
12
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien:
Pasien menyendiri didalam kamar, murung tidak mau berbicara, tidak mau menatap
pandangan pasien menunduk.
2. Diagnosa keperawatan:
Risiko bunuh diri
3. Tujuan khusus :
Klien dapat terlindung dari prilaku bunuh diri
4. Tindakan keperawatan:
1. Mengidentifikasi benda- benda yang dapat membahayakan klien
2. Mengamankan benda- benda yang dapat membahayakan klien
3. Melakukan kontrak tritmen
4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
13
5. Melatih cara mengendalikan cara bunuh diri
1. Orientasi
a. Salam terapeutik :
“ Selamat pagi mbk “
“Masih ingatkan sama saya yang kemaren ngobrol diruang istirahat mbk ?
b. Evaluasi/ validasi :
“Bagaimana perasaan mbk hari ini , jadikan mbk “H” bercerita tentang
perasaan mbk yang ingin bunuh diri secara terperinci ?“
c. Kontrak
1). Topik :
“ Mbk masih ingat apa yang akan kita bicarakan hari ini mengenai perasaan
mbk yang ingin bunuh diri sesuai dengan kesepakatan ?”
2). Waktu :
“Untuk membicarakan hal tersebut, mbk “H” mau berapa lama ?, bisa kira-
kira 20 menit ?”
3). Tempat :
“ Enaknya dimana kita bicara mbk ?”disini saja ya mbk (dalam kamar)
2. Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
“Apakah ada sesuatu yang menganggu pikiran mbk akhir- akhir ini?”
“Coba ceritakan kenapa mbk ingin bunuh diri?”
“Jadi perilaku bunuh diri itu tidak akan menyelsaikan masalah, ada acara untuk
mengendalikan emosi mbk. Dengan cara relaksasi.”
“Apakah mbk bisa menghadapinya dengan cara relaksasi …?”
“Apakah mbk sudah mengerti caranya untuk relaksasi?”
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1). Evaluasi subjektif:
“setelah 20 menit berbicara tadi, bagaimana perasaan Mbk “H” ?”
2). Evaluasi objektif:
Pasien tampak senang dan bisa melakukan tehnik relaksasi
14
b.Tindak lanjut klien:
“Nah ...... ini sudah 20 menit, jadi kita cukup disini dulu pembicaraan kita karena
waktunya sudah habis. Sekarang Mbk “H” saya tinggal dulu ?”
1). Topik:
2). Waktu:
“Mbk “H” mau jam berapa pertemuan besok apa sama seperti tadi jam 10.00 WIB
ya….”
3). Tempat:
“Mbk “H” besok mau ngobrol dimana, disini atau cari tempat lain mungkin mbk
mau ganti suasana tempat baru”
15
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
A.Proses Keperawatan
1.Kondisi klien:
Pasien duduk sendiri didepan pintu kamarnya.
2.Diagnosa keperawatan:
Risiko bunuh diri
3.Tujuan khusus :
Klien dapat mengekspresikan perasaannya
4.Tindakan keperawatan:
1.mengidentifikasi aspek positif klien
2.Mendorong klien untuk berfikir positif terhadap diri sediri
3.mendorong klien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga
1.Orientasi
a. Salam terapeutik :
16
“ Selamat pagi mbk “
“Masih ingatkan sama saya yang kemaren ngobrol diruang istirahat mbk ?
b.Evaluasi/ validasi :
“Bagaimana perasaan mbk hari ini ?
c. Kontrak
1). Topik :
“Hari ini, kita lanjutkan ngobrolnya dengan membicarakan tentang mengenal
perasaan ingin bunuh diri”
2).waktu:
“Untuk membicarakan hal tersebut, mbk “H” mau berapa lama ?, bisa kira-kira 20
menit ?”
3).tempat:
“Mbk bagaimana kalua kita ngobrolnya ditaman saja?”
2.Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
“Mbk apa masih ingat Teknik relaksasi kemarin?”
“Bagaimana perasaan mbk setelah melakukan Teknik relaksasi tersebut?”
“Mbak kalau ada masalah bisa bercerita kepada orang lain jangan dipendam
sendiri”
“Mbak kan masih muda, masa depan mbak juga masih Panjang, bunuh diri itu
bukan jalan yang baik… mbak bisa melakukan hal hal yang positif seperti ikut
terapi, bercerita dengan orang lain atau menulis cerita mbak dibuku harian.”
3.Terminasi
a.Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1). Evaluasi subjektif:
“setelah 20 menit berbicara tadi, bagaimana perasaan Mbk “H” ?”
2). Evaluasi objektif:
Pasien tampak senang dan bisa mengulang hal hal positif yang bisa dilakukan
b.Tindak lanjut klien:
“Nah ...... ini sudah 20 menit, jadi kita cukup disini dulu pembicaraan kita karena
waktunya sudah habis. Sekarang Mbk “H” bisa istirahat dulu di kamar ?”
17
1). Topik:
2). Waktu:
“Mbk “H” mau jam berapa pertemuan besok apa sama seperti tadi jam 10.00 WIB
ya….?”
3). Tempat:
“Mbk “H” besok mau ngobrol dimana, disini atau cari tempat lain mungkin mbk
mau ganti suasana tempat baru”
18
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
A.Proses Keperawatan
1.Kondisi klien:
Pasien duduk didepan pintu kamar.
2.Diagnosa keperawatan:
Risiko bunuh diri
3.Tujuan khusus :
Klien dapat meningkatkan koping yang adaptif
4.Tindakan keperawatan:
1) Mengidentifikasi pola koping yang bisa diterapkan
2) Menilai koping yang bisa dilakukan
3) Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
4) Mendorong klien memilih pola koping yang konstruktif
5) Menganjurkan menggunakan pola koping yang konstruktif
1.Orientasi
a. Salam terapeutik :
“ Selamat pagi mbk “
19
“Masih ingatkan sama saya kan ?”
b.Evaluasi/ validasi :
“Bagaimana perasaan mbk hari ini ?”
c. Kontrak
1). Topik :
“Hari ini, kita lanjutkan ngobrolnya dengan membicarakan tentang koping yang
adaptif”
2).waktu:
“Untuk membicarakan hal tersebut, mbk “H” mau berapa lama ?, bisa kira-kira 20
menit?”
3).tempat:
“Mbk bagaimana kalua kita ngobrolnya diruang makan saja?”
2.Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
“Mbk apa masih ingat hal hal positif yang bisa dilakukan kemarin?”
“Apakah sudah dilakukan mbak?”
“Mbak jangan terlalu banyak yang dipikirkan, jangan sampai stress ya…”
“Nah.. kalua ada masalah yang sulit diselesaikan bisa melakukan sholat, berdzikir dan
berdoa agar hati mbak menjadi tenang”
4.Terminasi
a.Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1). Evaluasi subjektif:
“setelah 20 menit berbicara tadi, bagaimana perasaan Mbk “H” ?”
2). Evaluasi objektif:
Pasien tampak senang dan bisa mengulang hal hal positif yang bisa dilakukan, seperti
berdoa dan sholat.
“Nah ...... ini sudah 20 menit, jadi kita cukup disini dulu pembicaraan kita karena
waktunya sudah habis. Sekarang Mbk “H” bisa istirahat dulu di kamar ?
1). Topik:
“ Bagaimana kalau besok siang kita lanjutkan ngobrolnya dengan membicarakan tentang
meningkatkan harga diri”
20
2). Waktu:
“Mbk “H” mau jam berapa pertemuan besok apa sama seperti tadi jam 10.00 WIB ya….?”
3). Tempat:
“Mbk “H” besok mau ngobrol dimana, bagaimana kalua kita ngobrol diruang makan.”
A.Proses Keperawatan
1.Kondisi klien:
Pasien duduk dikamar, pasien sedang berdandan.
2.Diagnosa keperawatan:
Risiko bunuh diri
3.Tujuan khusus :
Klien dapat meningkatkan harga diri
4.Tindakan keperawatan:
1.membuat rencana masa depan yang realistis
2.mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
3.memberi dorongan klien melakukan kegiatan dalam rangka merahi masa depan yang
realistis.
B.Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1.Orientasi
a. Salam terapeutik :
“ Selamat pagi mbk “
Mbk sudah sarapan?
b. Evaluasi/ validasi :
“Bagaimana perasaan mbk hari ini ?
c. Kontrak
21
1). Topik :
“Hari ini, kita lanjutkan ngobrolnya dengan membicarakan tentang rencana
masa depan.”
2).waktu:
“Untuk membicarakan hal tersebut, mbk “H” mau berapa lama ?, bisa kira-kira
20 menit ?”
3).tempat:
“Mbk bagaimana kalua kita ngobrolnya diruang makan saja?
2.Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
“Mbk kalua sudah keluar dari sini mbk mau ngapain? Apa rencana mbk?”
“Mbk masih bisa kuliah yang penting ada niat dan usaha, mbk jangan patah
semanggat, massa depan mbk masih Panjang.”
“Jalun masuk kuliah tidak hanya SNMPTN mbk bisa mengikuti jalur SBMPTN atau
Mandiri.”
“Setelah lulus kuliah mbk bisa kerja, punya penghasilan sendiri dan bisa
membahagiakan orang tua.”
3.Terminasi
a.Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1). Evaluasi subjektif:
“setelah 20 menit berbicara tadi, bagaimana perasaan Mbk “H” ?”
2). Evaluasi objektif:
Pasien tampak senang dan bersemanggat untuk melanjutkan kuliah.
“Nah ...... ini sudah 20 menit, jadi kita cukup disini dulu pembicaraan kita karena
waktunya sudah habis. Sekarang Mbk “H” bisa ngobrol dengan teman mbk yang
lain.”
1). Topik:
“ Bagaimana kalau besok siang kita lanjutkan ngobrolnya Bersama keluarga mbk.
2). Waktu:
22
“Mbk “H” mau jam berapa pertemuan besok apa sama seperti tadi jam 10.00 WIB
ya….?”
3). Tempat:
“Mbk “H” besok mau ngobrol dimana, bagaimana kalau kita ngobrol ditaman.”
A.Proses Keperawatan
1.Kondisi klien:
Pasien duduk di depan kamar, Bersama pasien yang lain.
2.Diagnosa keperawatan:
Risiko bunuh diri
3.Tujuan khusus :
Klien dapat menggunakan dukungan sosial.
4.Tindakan keperawatan:
1.mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2.menjelaskan pengertian,tanda dan gejala, serta jenis perilaku bunuh diri yang
dialami klien beserta proses terjadinya.
3.menjelaskan cara merawat klien dengan risiko bunuh diri.
1.Orientasi
a. Salam terapeutik :
“ Selamat pagi mbk, bapak, ibu“
“Saya putri sela mahasiswa D3 Kperawatan universitas Airlangga yang merawat
anak ibu dan bapak”
23
b.Evaluasi/ validasi :
“Bagaimana kabarnya ibu dan bapak?
c. Kontrak
1). Topik :
“Hari ini, kita akan ngobrol dengan bapak, ibu dan mbk tentang masalah
yang dialami mbk “H”.
2).waktu:
“Untuk membicarakan hal tersebut, kira- kira selama 20 menit, bagaimana
bapak dan ibu?”
3).tempat:
“Bapak ibu ini sudah 20 menit, jadi kita cukup disini dulu pembicaraan kita.
1). Topik:
2). Waktu:
3). Tempat:
25
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
A.Proses Keperawatan
1.Kondisi klien:
Pasien duduk di depan kamar, Bersama pasien yang lain.
2.Diagnosa keperawatan:
Risiko bunuh diri
3.Tujuan khusus :
Klien dapat menggunakan dukungan sosial.
4.Tindakan keperawatan:
1.melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien dengan risiko bunuh diri
2.melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien risiko bunuh diri.
1.Orientasi
a. Salam terapeutik :
“ Selamat pagi mbk, bapak, ibu“
Masih ingat sama saya ya yang kemarin ngobrol sama bapak ibu.
b.Evaluasi/ validasi :
“Bagaimana kabarnya ibu dan bapak?
c. Kontrak
1). Topik :
26
“Hari ini, kita akan mempraktikkan cara merawat pasien dengan risiko
bunuh diri.”
2).waktu:
“Untuk membicarakan hal tersebut, kira- kira selama 20 menit, bagaimana
bapak dan ibu?”
3).tempat:
“Sesuai kesepakatan yang kemarin kita ngobrolnya diruang makan ya…”
2.Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
“Sekarang kita akan latihan merawat pasien dengan risiko bunuh diri ya pak,
buk”
“Sekarang angap saja saya mbk “H” yang mengatakan ingin mati. Coba bapak
ibu praktikan cara yang benar bila dalam keadaan seperti ini.”
“Sekarang coba praktikan cara memberikan pujian pada mbk “H”
“Bagus, bagaimana cara memotivasi agar minum obat dan melakukan kegiatan
yang positif.”
“Baik sekali bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat, bagaimana kalau kita
langsung praktik ke mbk “H” sekarang. (ulangi cara diatas langsung pada
pasien)”
3. Terminasi
a.Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1). Evaluasi subjektif:
“Setelah 20 menit praktik tadi, apakah bapak ibu sudah mengerti cara
merawat pasien risiko bunuh diri ?”
2). Evaluasi objektif:
“Keluarga bisa mempraktikkan dan mengerti cara mengatasi risiko bunuh diri.”
“Bapak ibu ini sudah 20 menit, jadi kita cukup disini dulu pembicaraan kita.”
1). Topik:
27
2). Waktu:
3). Tempat:
A.Proses Keperawatan
1.Kondisi klien:
Pasien duduk di depan kamar, Bersama pasien yang lain.
2.Diagnosa keperawatan:
Risiko bunuh diri
3.Tujuan khusus :
Klien dapat menggunakan obat dengan tepat dan benar.
4.Tindakan keperawatan:
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh keluarga.
1.Orientasi
a. Salam terapeutik :
28
c. Kontrak
1). Topik :
“Hari ini, pertemuan kita yang terakhir ya bapak ibu, kita akan mendiskusikan
tentang persiapan pulang.”
2).waktu:
“Untuk membicarakan hal tersebut, kira- kira selama 20 menit, bagaimana
bapak dan ibu?”
3).tempat:
“Sesuai kesepakatan yang kemarin kita ngobrolnya diruang makan ya…”
2.Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
“Bapak ibu ini ada jadwal kegiatan selama dirumah sakit, apakah dapat diterapkan
dirumah, untuk jadwal kegiatan harian dan jadwal kegiatan minum obat.”
“Hal- hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
selama dirumah, misalnya, mengatakan ingin bunuh diri, tampak gelisah, menolak
minum obat dan membahayakan diri sendiri, tolong segera menghubungi puskesmas
atau rumah sakit terdekat yang dapat membantu memantau perkembangan mbk”H”
3.Terminasi
a.Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1). Evaluasi subjektif:
“setelah 20 menit pembicaraan tadi, apakah bapak ibu sudah mengerti?”
2). Evaluasi objektif:
“Keluarga bisa mengerti cara mengatasi risiko bunuh diri dirumah”.
29
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, AH., dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Capermito, LJ. 2008. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis. Jakarta: EGC
30