Anda di halaman 1dari 12

Nama : Tetap Berkat Zalukhu

Nim : 20.01.1917

Tigkat/ Jurusan : III C/ Teologi

Mata Kuliah : Seminar Etika

Dosen Pengampu : Dr. Jan Hotner Saragih Kelompok 3

PANDANGAN ETIKA KRISTEN TERHADAP BALAP LIAR

I. Pendahulua

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada Dasarnya Banyak sekali anak muda terutama (laki-laki) yang sering
melakukan balapan yang tidak resmi, yang banyak merugikan masyarakat dan
lingkungan sekitar nya, Dan juga melanggar peraturan lalu lintas yang telah
ditetapkan oleh Polisi. Dalam hal ini banyak sekali anak muda yang menjadikan
balap liar itu sebagai hobi dan juga menjadi sumber anak-anak muda untuk
memperoleh uang tanpa memikirkan resiko yang sangat besar, Dan juga dijadikan
sebagai sarana mereka untuk melakukan banyak kejahatan dan pelanggaran,
Teman dekat. Pada zaman sekarang banyak sekali anak muda yang melakukan hal
ini dan hal ini menjadikan mereka seorang kriminal. Maka sangat banyak pribadi
anak-anak muda yang terjerumus kedalam dosa karena hal tersebut, yaitu terjebak
dalam berbagai hal Duniawi seperti kesenangan dalam hal yang tidak baik, yang
membuat pemuda Kristen buta akan Firman Tuhan dan tanggung jawab dalam
menjaga bait suci Allah.

1.2 Contoh Kasus Balap Liar

Personel dari Direktorat Sabhara Polda Sumatera Utara (Sumut)


menangkap puluhan pembalap liar yang kerap beraksi di Jalan Ngumban
Surbakti, Jalan Pinang Baris, dan Jalan Gatot Subroto, Kota Medan. Mereka
diringkus oleh tim reaksi cepat Rajawali Polda Sumut saat menggelar patroli di
sejumlah ruas jalan di Kota Medan. Selain mengamankan sejumlah pembalap liar,
Polda Sumut juga menangkap sejumlah remaja yang terlibat tawuran di Jalan
Kapten Sumarsono Kota Medan.
"Selain itu, para remaja yang terlibat tawuran di Jalan Kapten Sumarsono Medan
juga diringkus tim reaksi cepat Rajawali yang melaksanakan patroli malam di
wilayah Polrestabes Medan," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi
Wahyudi, Senin (28/2/2022).
Hadi mengatakan aksi pebalap liar dan tawuran tersebut diketahui saat tim
Rajawali Dit Samapta Polda Sumut sedang melaksanakan patroli rutin Sabtu
malam (26/2/2022) di wilayah Kota Medan."Tim Rajawali langsung turun ke
lokasi dan menangkap pebalap liar tersebut, " ucapnya.

Kabid Humas mengatakan, puluhan remaja dari lokasi balap liar dan
tawuran yang diringkus langsung diserahkan ke Polsek Sunggal untuk selanjutnya
dimintai keterangan.
Setelah mengamankan para remaja tersebut, petugs kemudia menyisiri kembali
jalanan di lokasi balap liar dan tawuran. Kemudian melakukan pemeriksaan
kelengkapan surat kendaraan masyarakat yang berada di sekitar lokasi balap liar
dan tawuran.
"Polda Sumut komitmen berantas segala kejahatan yang selama ini meresahkan
masyarakat dan mengganggu kamtibmas," kata Hadi.1

II. Pembahasan

2.1 Pengertian Balap Liar

Pengertian balap dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah adu kecepatan,
dan pengertian liar adalah tidak teratur, tidak tertata. Secara umum pengertian
balap motor liar adalah kegiatan adu kecepatan kendaraan bermotor yang
dilakukan dengan tidak tertata, tidak berijin resmi dan dilakukan secara
sembunyi-sembunyi dari aparat penegak hukum.2
Balap motor liar merupakan kegiatan yang sangat beresiko dan
membahayakan karena dilakukan tanpa standart keamanan yang memadai seperti
penggunaan helm, jaket dan sarung tangan pelindung maupun kelengkapan
sepeda motor seperti spions, lampu dan mesin yang tidak memadai. Selain itu,
aksi kebut-kebutan di jalan umum juga memicu terjadinya kemacetan sehingga
dapat mengganggu kelancaran lalulintas disekitarnya. 3Tidak jarang juga balap
motor liar menyebabkan terjadinya kecelakaan yang menimbulkan korban, baik
korban luka maupun meninggal dunia.4

1
https://sumut-inews-id.cdn.ampproject.org/v/s/sumut.inews.id/amp/berita/resahkan-masyarakat-puluhan-pembalap-
liar-di-medan-diamankan-polisi?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#ampshare=https%3A%2F%2Fsumut.inews.id%2Fberita%2Fresahkan-masyarakat-puluhan-pembalap-liar-di-
medan-diamankan-polisi
2
.., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pusataka, 1991
3
Yosep Dwi Rahadyanto. 2014. Upaya dan Kendala Polisi Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Perjudian Balap
Motor Liar di Kabupaten Sleman, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, hlm. 7.
4
George Ritzer & Douglas J Goodman. 2005, Teori Sosiologi, Yogyakarta, Kreasi Wacana, hlm 137
Menurut Kartini Kartono, kebut-kebutan atau balap motor liar di jalanan yang
mengganggu keamanan lalulintas dan membahayakan jiwa sendiri serta orang lain
adalah salah satu wujud atau bentuk perilaku delinkuen atau nakal. 5Pada
umumnya mereka tidak memiliki kesadaran sosial dan kesadaran moral. Tidak
ada pembentukan ego dan super-ego, karena hidupnya didasarkan pada basis
instinktif yang primitif. Mental dan kemauannya jadi lemah, hingga impuls-
impuls, dorongan-dorongan dan emosinya tidak terkendali lagi seperti tingkah
lakunya liar berlebih-lebihan. Tingkah laku yang dilakukan remaja tersebut
dengan maksud mempertahankan harga dirinya dan untuk membeli status sosial
untuk mendapatkan perhatian lebih dan penghargaan dari lingkungan.6
Faktor-faktor penyebab anak atau remaja melakukan balap motor liar yaitu
faktor karena hobi, karena faktor taruhan (judi), faktor lingkungan, faktor
keluarga dan faktor pengaruh teknologi. Selain itu ada faktor-faktor lain yang
menjadi pendorong terjadinya balap motor liar, yaitu:
a) Ketiadaan fasilitas sirkuit untuk balapan membuat pencinta otomotif
ini memilih jalan raya umum sebagai gantinya, jikapun tersedia,
biasanya harus melalui proses yang panjang.
b) . Gengsi dan nama besar, selain itu ternyata balap motor liar juga
merupakan ajang adu gengsi dan pertaruhan nama besar.
c) Kemudian uang taruhan juga menjadi faktor yang membuat balap
motor liar menjadi suatu hobi.
d) Kesenangan dan memacu adrenalin. Bagi pelaku pembalap motor liar
mengemukakan mereka mendapatkan kesenangan dari sensasi balap
motor liar, ada rasa yang luar biasa yang tak dapat digambarkan ketika
usai balapan.
e) Keluarga dan lingkungan. Kurangnya perhatian orang tua, terjadi
masalah dalam keluarga atau ketika terlalu berlebihannya perhatian
orang tua kepada anak dan sebagainya juga dapat menjadi faktor
pendorang anak melakukan aktivitas-aktivitas negatif seperti balap
motor liar. Selain itu pengaruh atau ajakan teman juga dapat menjadi
faktor.7
2.2 Dampak Balap Liar Terhadap Pelaku Pembalap Liar Dan Masyarakat

Dampak balap liar di bagi menjadi 2 yaitu:


a. Dampak Negatif
 Mengganggu kelancaran jalan raya dimana para pelaku balap
liar sering menutup jalan raya yang dijadikan sebagai arena

5
Kartini Kartono, Patologi Sosial 3 (Gangguan-Gangguan Kejiwaan), Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, 1997, hlm.
21.
6
Kartini Kartono, op.cit., hlm.209.
7
Kartini Kartono, Patologi Sosial Kenakalan Remaja, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm 44.
balap liar demi melancarkan kegiatan mereka yang kerap kali
menggagu kenyamanan pengguna jalan lainnya.
 Mengganggu Ketentraman masyarakat sekitar jalan yang
digunakan sebagai arena balap liar akibat suara knalpot, para
pelaku balap liar sering kali mengganti knalpot sepeda motor
yang digunakan sebagai alat penunjang kegiatan balap liar.
Mereka merasa dengan meningkat suara sepeda motor maka
akan juga meningkatkan kepercayaan diri tim pendukungnya.
Sehingga dapat meningkatkan euforia penonton dan pendukung
para pembalap itu sendiri.
 Dapat memicu terjadinya tawuran antar bengkel, hal ini
dikarenakan dalam pelaksanaan balap liar selalu melakukan
taruhan.
 Sering terjadinya pelanggaran norma.
 Memicu terjadinya taruhan dan perjudian.
 Menyumbang angka kecelakaan lalu lintas.
 Dampak terberat adalah kehilangan nyawa dan lain-lain.
 Merugikan orang tua dan Membuat orang tua khawatir

b. dampak positifnya
 Pembalap akan mendapatkan imbalan.
 Pembalap akan merasa bangga.
 Tercipta rasa solidaritas antar pembalap
 Dampak edukasi terjadi ketika pembalap mahir mengotak atik
motornya.
 Dampak kretifitas juga terjadi pada pembalap ketika menghias
motornya.
 Secara emosional para pembalap liar akan memiliki semangat
yang tinggi, dan pantang menyerah.8
2.3 Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah juvenile delinquency. Juvenile


berasal dari bahasa Latin “juvenilis” yang artinya anak-anak, anak muda, ciri
karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan
delinquent berasal dari kata “delinquenre” yang berarti terabaikan, mengabaikan,
yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal,
pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau, peneror, durjana, dan lain
sebagainya.9
8
https://text-id.123dok.com/document/eqoklxp0y-dampak-balap-liar-terhadap-pelaku-pembalap-liar-dan-
masyarakat.html
9
Kartini Kartono, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 6
Pada dasarnya, kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Kartini Kartono, bahwa remaja yang nakal itu
disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan
oleh pengaruh sosial yang ada di tengah masyarakat, sehingga perilaku mereka
dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut kenakalan.
Pengertian kenakalan remaja atau juvenile delinquency yang dikemukakan
oleh para ilmuwan beragam. Namun pada intinya menyepakati bahwa kenakalan
remaja merupakan perbuatan atau tingkah laku yang bersifat anti sosial.
Sebagaimana juga disepakati oleh badan peradilan Amerika Serikat pada saat
pembahasan Undang-Undang Peradilan Anak di negara tersebut.10
Soedjono Dirdjosisworo, menyatakan bahwa kenakalan anak atau remaja
mencakup tiga pengertian yaitu:

1. Perbuatan yang dilakukan orang dewasa merupakan tindak pidana


(kejahatan), akan tetapi bila dilakukan oleh anak-anak belum
dewasa dinamakan delinquency seperti pencurian, perampokan dan
pembunuhan.
2. Perbuatan anak yang menyeleweng dari norma kelompok yang
menimbulkan keonaran seperti kebut-kebutan, perkelahian
kelompok dan sebagainya.
3. Anak-anak yang hidupnya membutuhkan bantuan dan
perlindungan, seperti anak-anak terlantar, yatim piatu dan
sebagainya yang jika dibiarkan berkeliaran dapat berkembang
menjadi orang-orang jahat.

Pengertian kenakalan remaja atau juvenile delinquency sebagai kejahatan


remaja dapat diinterpretasikan berdampak negatif secara psikologis terhadap
remaja yang menjadi pelakunya, apalagi jika sebutan tersebut secara langsung
menjadi semacam trade-mark. Pengertian secara etimologis telah mengalami
pergeseran, akan tetapi hanya menyangkut aktivitasnya, yakni istilah kejahatan
(delinquency) menjadi kenakalan. Dalam pengertian yang lebih luas tentang
kenakalan remaja adalah perbuatan/kejahatan/pelanggaran yang dilakukan oleh
remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila, dan menyalahi
norma-norma agama.11

1. Wujud dari perilaku kenakalan remaja menurut Kartono, antara


lain sebagai berikut: Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu

10
Wagiati Soetodjo, 2008, Hukum Pidana Anak, Refika Aditama, Bandung, hlm. 9
11
Sudarsono, 2004, Kenakalan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 10
keamanan lalulintas, dan membahayakan diri sendiri serta orang
lain.
2. Perilaku ugal-ugalan, berandalan, urakan yang mengacaukan
lingkungan sekitar.
3. Perkelahian antar geng, antar kelompok, antar sekolah, atau
tawuran. d. Membolos sekolah.
4. Kriminalitas anak atau remaja berupa mengancam teman atau
mengompas/memeras uang saku teman sendiri.
5. Berpesta-pora seperti mabuk-mabukan g. Melakukan seks bebas
antar para remaja.
6. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan
sehingga mengakibatkan kriminalitas.

Berdasarkan pendapat Kartono di atas maka balap motor liar merupakan salah
satu wujud dari perilaku kenakalan remaja. Hal ini dikarenakan balap motor liar
merupakan aksi kebut-kebutan di jalanan yang dapat mengganggu keamanan
lalulintas yang umumnya dilakukan oleh remaja.12

2.4 Norma Umum Dalam Etika

Dalam hidup sehari-hari kita menemukan banyak norma yang mengatur


(menjadi rambu-rambu) untuk hidup baik. Secara sederhana kita membedakan
dalam norma umum dan norma khusus. Norma umum berlaku untuk semua orang
dimana pun dan dalam status apapun mereka berada, sedangkan norma khusus
ialah untuk mereka dalam status situasi yang khusus baik mereka pilih sendiri
ataupun karena keadaan mereka. Misalnya untuk orang lanjut usia, mereka tidak
memilih menjadi tua tetapi keadaan membuat mereka harus taat. Orang lanjut usia
mempunyai norma khusus. Seseorang yang bekerja pada suatu lembaga, karena ia
memilih bekerja di sana, orang ini harus taat pada aturan yang dikeluarkan oleh
lembaga tersebut.
Dalam norma umum, ada tiga hal yang harus kita taati, yaitu norma sopan
santun, norma-norma hukum, dan norma moral.

1. Norma Sopan

Santun Norma sopan santun sering disebut dengan etiket,


yaitu norma yang mengatur pola peri laku manusia secara lahiriah.
Misalnya bagaimana kita makan di depan umum, bagaimana kita
berbicara dan sebagainya. Norma ini tidak memberikan nilai
12
Akirom Syamsudin Meliala dan E. Sumarsono, 1985, Kejahatan Anak: Suatu Tinjauan dari Psikologi dan Hukum,
Liberty, Yogyakarta.
apakah seseorang itu baik atau tidak, tetapi perilaku dan sikap
orang itu sopan atau tidak. Di sini kita dapat membedakan etika
dengan etiket. Etika adalah ilmutentang perilaku manusia,
sedangkan etiket adalah bagaimana kesopanan seseorang di depan
yang lain. Sayangnya dalam kehidupan sehari-hari kita
menyamakan pengertian etika dengan etikat yang diartikan sebagai
ilmu tentang perilaku dengan kesopanan seseorang.

2. Norma Hukum

Norma hukum adalah norma yang dituntut


keberlakukannya dalam kehidupan sehari-hari demi kepentingan
hidup bersama dalam masyarakat. Karena itu norma ini dapat
dikatakan cita-cita, harapan dari masyarakat untuk memiliki
kehidupan bersama yang baik. Norma ini mengikat seluruh
anggota masyarakat tanpa kecuali. Perlu dicatat bahwa norma
hukum adalah positivasi norma moral yang hidup dalam kehidupan
masyarakat. Hukum itu sendiri harus netral, tidak memihak
golongan tertentu dan memberikan jaminan serta harapan akan
keadaan yang lebih baik. Bagi mereka yang melanggar norma
hukum dikenakan sanksi atau hukuman yang harus dijalani agar
nama baiknya dipulihkan.

3. Norma Moral

Norma moral adalah aturan perilaku manusia sebagai manusia.


Adapun fokus penilaian dalam norma moral ialah tanggung jawab
seseorang tentang apa yang dilakukan. Karenanya norma moral
menuntut kedewasaan seseorang. Memang norma moral tidak
menjatuhkan hukuman bagi yang melanggarnya namun sebenarnya
norma ini menuntut harus ditaati tanpa memandang sanksi atau
hukumannya.

 Norma moral mengatur perilaku manusia sebagai manusia serta


tanggung jawabnya. Jangan sampai seseorang perilakunya
merugikan masyarakat.
 Norma moral tidak dapat diubah oleh keputusan dari siapa pun
bahkan oleh penguasa sekalipun. Karena itu orang akan marah,
muak, jengkel jika ada orang yang melanggar norma moral dan
 Norma moral akan memunculkan perasaan tertentu yang
menghargai kehidupan manusia sebagai manusia.
Norma-norma moral itu akan berarti jika semua orang mau
menaati, bukan karena takut atas hukuman yang diterima apabila
melanggarnya, akan tetapi taat karena sadar bahwa semua itu untuk
kepentingan bersama (termasuk kepentingan diri sendiri) dalam
mendapatkan kehidupan yang baik dan layak sebagai manusia.
Oleh karena itu, tanggung jawab ditaatinya norma-norma tersebut
bukan ada pada penguasa atau tokoh masyarakat, melainkan ada di
tangan seluruh warga masyarakat itu sendiri.13
2.4 Keutamaan Moral
Keutamaan Moral terkandung dalam elemen non-rasional yang di control
oleh elemen rasional. Elemen nono-rasional menurut Aristoteles adalah emosi-
emosi seperti marah, takut, cinta, lapar, haus, benci, ambisi, belas kasihan, dan
pada umumnya berkaitan dengan peristiwa-peristiwa mental dan kondisi rasa
nikmat dan sakit. Keutamaan Moral berkembang melalui latihan dan tingka laku
yang tepat.

Keutamaan Moral pertama yang perlu disebutkan disini adalah keberanian


(courage ). Keberanian adalah jalan tengah antara takut dan kepercayaan diri yang
berlebihan. Menurut Aristoteles, Hal-hal yang kita takuti adalah itu yang jahat.
Jahat disini bukan artinya tindakan jahat saja. Kejahatan memiliki arti yang sangat
umum dan Thomas menyebut malu, kemiskinan, sakit, dan tidak memiliki sahabat
adalah sesuatu yang membuat orang takut. Ada kejahatan yang disebut kejahatan
universal. Kejahatan ini disebut dengan kematian dan universal karena pasti di
alami oleh setiap orang. Siapapun kita, pasti mengalami ketakutan akan hal
demikian.14

2.5 Pandangan Etika terhadap balap liar

Etika Kristen adalah titik tolak dari iman, dari itu Etika Kristen adalah
sebuah kewajiban untuk mengikuti kehendak Tuhan, kewajiban Tuhan dinyatakan
dalam hukumnya, perintahnya, kaidahnya. Kita harus mentaati perintah allah yang
terwujud dalam norma norma yang diberikannya kepada kita (Mrk 12:30).15

Allah menetapkan perintah setelah peristiwa air bah (kej. 9:6), dan otoritas
ini dihormati. Paulus menulis “ Tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari
Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah “ ( Rm. 13:1).
13
ETIKA MORAL BERJALAN, HUKUM JADI, Vol. 7 No. 1, Juli 2018.Diambil dari,
file:///C:/Users/ACER/Downloads/275403-etika-moral-berjalan-hukum-jadi-sehat-77dca60a.pdf
14
Dr.Simplesius Sandur, ETIKA KEBAHAGIAAN, (Yogyakarta: Kanisius 2020), Hal 104-105.
15
Malcolm Brownlee, Pengambilan keputusan etis dan faktor-faktor di dalamnya, (Jakarta: Gunung mulia 2009),
Hal 34.
Allah berharap kepada kita patuh kepada pemerintah manusia. Allah tidak hanya
menetapkan pemerintah, tetapi dia mengharapkan kita menaatinya, ini jelas
karena dua alasan. Pertama, kita dimintah “Tunduk” padanya. Ini
mengimplikasikan kepatuhan karena “Tunduk” dan “Taat” digunakan parallel
dalam bagian lainnya (1Petrus 3:5-6). Kedua, Paulus dengan gamblang
memerintahkan orang Kristen mematuhi pemerintah ketika dia menulis (Tit.
3:1).16
Balap liar adalah sebuah pelanggaran yang dilakukan remaja untuk
mengikuti Ego dirinya sendiri dalam memenuhi pergaulan dan gengsi terhadap
teman-temannya. Hal ini tentu melanggar peraturan yang telah diberikan oleh
pemerintah. Dari yang kita ketahui Allah menetapkan pemerintah dan menyuruh
kita menaati peraturan yang diberikan oleh pemerintah. Kalau kita berpikir
tentang kehidupan kita, kita melihat bahwa sejak kecil, kita dikelilingi dan
dibanjiri dengan kaidah-kaidah, perintah-perintah, peraturan-peraturan, undang-
undang, dan hukum-hukum. Firman Allah cukup jelas dalam hukumnya. Kita
dapat membaca dasar titah atau khotbah, Akitab penuh dengan peraturan-
peraturan, dan hukum-hukum ( Mrk 12:30-31), (Mrk 8:34), (Ef 4:25). Etika dapat
mendukung norma bahwa orang harus menepati janjinya dan menaati peraturan
yang telah diberikan pemerintah karna tuhan akan merusakkan orang-orang yang
melanggar janji dan tidak menaati peraturan yang telah diberikan pemerintah yang
telah ditetapkan oleh Allah.17

2.5 Pandangan Alkitab Tentang Balap Liar

Paulus menulis kepada umat Tuhan di Korintus dengan memakai gaya


bahasa retoris “tidak tahukah kamu” yang mempunyai pengertian bahwa mereka 
sesungguhnya sudah harus tahu bahwa sebagai orang-orang percaya, tubuh
mereka adalah bait Allah yang hidup di mana Roh Kudus diam di dalam mereka.
Bagi remaja dunia, tubuh adalah alat untuk melampiaskan nafsu tetapi
bagi remaja Kristen, tubuh ialah bait  Allah yang kudus sehingga remaja Kristen
sepatutnya hidup dalam kekudusan. Ketika kita percaya Tuhan Yesus sebagai
Juruselamat, kita dimeteraikan oleh Roh Kudus. Karna itu janganlah kita
melakukan hal yang tidak pantas untuk di perbuat,kalau kita melakukan balapan
liar berarti kita telah menaruhkan nyawa. Alkitab mengajarkan bahwa sebagai
remaja Kristen, tubuh kita adalah bait Allah yang hidup. Paulus amat
memperhatikan perbuatan dan tingkah laku orang Kristen. Ia berkata kepada
orang-orang Kristen di Korintus demikian: “Tidak tahukah kamu bahwa kamu
adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu” (1Kor. 3:16).

16
Norman L. Geisler, Etika Kristen, (Malang:Literatur SAAT), Hal 294-295
17
Malcolm Brownlee, op.cit., Hlm 35.
Kemudian ia berkata lebih lanjut: “Tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah
bait  Roh Kudus yang diam di dalam kamu” (1Kor. 6:19).18

2.6 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi Balap liar

Dalam melakukan upaya pencegahan terhadap balapan liar Aparat


Penagak Hukum menjalankan upaya preventif dan represif :
(a) Upaya preventif
Cara preventif ini diarahkan kepada usaha pencegahan terhadap kejahatan
yang pertama kali akan dilakukan oleh seseorang. Dalam melakukan upaya
preventif Polres Bantul melakukan 2 upaya yaitu:
1. Melakukan Penyuluhan kepada masyarakat Penyuluhan tersebut
dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat ditempat –
tempat khusus maupun umum seperti : sekolah, kampus, kecamatan,
desa, padukuhan, terminal bus dan melalui sarana media koran.
Penyuluhan tersebut dilakukan untuk menjelaskan akan dampak yang
dapat ditimbulkan dari balapan liar.
2. Pembubaran Kepolisian dari Polres Bantul jika mendapati orang yang
melakukan kegiatan balapan liar akan melakukan pembubaran
kegiatan tersebut, apabila sudah dbubarkan para pelaku tersebut masih
melakukan balapan liar maka kepolisian Polres Bantul akan
menangkap orang tersebut.
(b) Upaya represif
Upaya represif adalah segala upaya yang ditujukan kepada seseorang yang
telah menjadi jahat untuk menolongnya kembali kejalan yang benar, agar
tidak mengulangi perbuatannya. Dalam tindakan represif kepolisian Polres
Bantul melakukan upaya diantaranya:
1. Melaksanakan Operasi Rutin dan Operasi Khusus yang dilakukan oleh
Pihak Kepolisian. Operasi atau razia kepolisian yang
berkesinambungan oleh Aparat Keamanan/Aparat Penegak Hukum
terhadap penyakit masyarakat (pekat) besar artinya.
Berkesinambungan dimaksudkan selain menghilangkan harapan para
oknum untuk memperoleh untung dari 12 permainan judi tersebut juga
untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa akan memberantas
penyakit masyarakat tersebut.
2. Melakukan Penangkapan dan menyita barang bukti Dalam hal ini
Kepolisian melakukan penangkapan terhadap pelaku balapan liar dan
menyita barang bukti.19

18
Andi Togi Anugrah Simanungkalit, Makalah Agama Kristen Balap Liar, (8 maret 2014) Dikutip Pkl 20:10.
III. Kesimpulan
Kita sudah mengetahui bahwa balap liar adalah sebuah pelanggaran yang sering
dilakukan anak remaja untuk mengikuti pergaulan dan perkembangan zaman. Anak
remaja melakukan balap liar dengan beberapa faktor diantaranya yaitu gengsi,
pergaulan, lingkungan, ekonomi dll. Dalam hal ini balap liar yang dilakukan anak
remaja adalah sebuah pelanggaran yang melanggar peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Allah telah menetapkan pemerintah menjadi sebuah
lembaga yang menjalankan tugas untuk mensejahterakan masyarakat dan kita juga di
harapkkan oleh Allah untuk mengikuti dan menaati peraturan yang telah di tetapkan
oleh pemerintah. Dan ada banyak sekali upaya yang dilakukan pemerintah untuk
menanggulangi kenakalan remaja ini agar tidak merugikan masyarakat dan pihak-
pihak lainnya.

IV. Saran
Balap liar ini sangat marak terjadi di kalangan remaja saat ini dengan mengikuti
ego nya anak remaja tidak memikirkan akan kebaikan hidupnya dan tidak
memikirkan akan mendapatkan resiko yang besar dalam melakukan hal tersebut.
Saran menyeminar agar pemerintah, kepolisian, dan bukan hanya para aparat saja
melainkan kita juga sebagai masyarakat agar membantu untuk mengayomi remaja
yang melakukan balap liar agar tidak melakukan hal tersebut karna hal tersebut
banyak berdampak negative bagi dirinya sendiri dan lingkungan.

V. Daftar Pustaka

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pusataka, 1991


Yosep Dwi Rahadyanto. 2014. Upaya dan Kendala Polisi Dalam Menanggulangi Tindak
Pidana Perjudian Balap Motor Liar di Kabupaten Sleman, Skripsi, Fakultas Hukum
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
George Ritzer & Douglas J Goodman. 2005, Teori Sosiologi, Yogyakarta, Kreasi Wacana.
Kartini Kartono, Patologi Sosial 3 (Gangguan-Gangguan Kejiwaan), Jakarta, PT.RajaGrafindo
Persada, 1997.
Wagiati Soetodjo, 2008, Hukum Pidana Anak, Refika Aditama, Bandung.
Sudarsono, 2004, Kenakalan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta.
Akirom Syamsudin Meliala dan E. Sumarsono, 1985, Kejahatan Anak: Suatu Tinjauan dari
Psikologi dan Hukum, Liberty, Yogyakarta.
Dr.Simplesius Sandur, ETIKA KEBAHAGIAAN, Yogyakarta: Kanisius 2020
Malcolm Brownlee, Pengambilan keputusan etis dan faktor-faktor di dalamnya, Jakarta:
Gunung mulia 2009
Norman L. Geisler, Etika Kristen, Malang:Literatur SAAT
Andi Togi Anugrah Simanungkalit, Makalah Agama Kristen Balap Liar
19
Agung witoro,Upaya kepolisian dalam penanggulangan balap liar, 17 juni 2014, Diambil dari,
file:///C:/Users/ACER/Downloads/JURNAL%20(2).pdf
Agung witoro,Upaya kepolisian dalam penanggulangan balap liar, 17 juni 2014

Sumber Lain :

https://sumut-inews-id.cdn.ampproject.org/v/s/sumut.inews.id/amp/berita/resahkan-masyarakat-
puluhan-pembalap-liar-di-medan-diamankan-polisi?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#ampshare=https
%3A%2F%2Fsumut.inews.id%2Fberita%2Fresahkan-masyarakat-puluhan-pembalap-liar-di-
medan-diamankan-polisi

https://text-id.123dok.com/document/eqoklxp0y-dampak-balap-liar-terhadap-pelaku-pembalap-
liar-dan-masyarakat.html

ETIKA MORAL BERJALAN, HUKUM JADI, Vol. 7 No. 1, Juli 2018


file:///C:/Users/ACER/Downloads/275403-etika-moral-berjalan-hukum-jadi-sehat-
77dca60a.pdf.

Anda mungkin juga menyukai