MUARO SIJUNJUNG
Rifka Aulia
XI MIPA 2
HALAMAN PENGESAHAN
Kabupaten Sijunjung
NIS. :
NIP: NIP:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah yang berjudul “Faktor yang
Mendorong Balap Liar pada Remaja di Muaro Kabupaten Sijunjung” tepat waktu.
Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi sebagian nilai Bahasa Indonesia semester 4.
Karya ilmiah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Ibu Rosniati, Spd selaku guru pembimbing
2. Ibu bella Silvia Yolanda, Spd selaku wali kelas
3. Seluruh anggota keluarga terutama orang tua
4. Teman-teman yang membantu secara langsung maupun secara tidak langsung.
Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa
yang akan datang. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
Rifka Aulia.2023.Faktor yang Mendorong Balap Liar pada Remaja di Muaro
Kabupaten Sijunjung.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Balap Liar
B. Fungsi Tugas Pokok dan Wewenang Polri
C. Tinjauan Umum Penanggulangan Kejahatan
BAB III PEMBAHASAN
A. Jenis
B. Objek
C. Tempat, Tanggal
D. Teknis
BAB IV PEMBAHASAN
A. Penyebab Remaja Terdorong Melakukan Balap Liar
B. Dampak Balap Liar
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balap motor adalah salah satu bentuk kegiatan yang banyak diminati oleh
remaja saat ini. Berawal dari kegiatan sekumpulan remaja pada malam minggu,
beberapa remaja meluangkan waktu untuk saling memamerkan kemampuan
mesin sepeda motor mereka. Kegiatan balap liar itu juga didukung dengan
semakin maraknya bengkel sebagai tempat berkumpulnya, sekaligus tempat
untuk merombak kapasitas kemampuan mesin sepeda motor, bagi mereka yang
mempunyai hobi sama, yaitu hobi adu balap membuat mereka semakin terpacu
untuk saling bersaing dalam membuktikan dirinya yang terbaik.
Remaja melakukan balap liar sebagai bentuk dari hobi dijalan raya dengan
kriteria jalan bagus, tidak berlubang, serta tidak ada gundukan atau yang sering
disebut dengan istilah polisi tidur. Kegiatan balap motor yang dilakukan remaja
dijalan raya dikategorikan sebagai balap liar.
Balapan liar atau kebut-kebutan dijalan raya tetap terjadi pada remaja
diakibatkan oleh lemahnya sanksi yang diberikan pihak kepolisian terhadap
prilaku masih sangat ringan. Sanksi yang diberikan hanya sekedar sanksi tilang
karena melanggar lalu lintas, sehingga remaja yang terlibat balap liar merasa
tidak jera. Sanksi yang seharusnya diberikan kepada pelaku balap liar harus
dengan hukuman kurungan atau denda. Bagi remaja sanksi itu memang berat,
namun bila diterapkan dapat membuat remaja berdikir lagi untuk melakukan
balap liar.
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Faktor yang Mendorong Balap Liar pada Remaja di Muaro Kabupaten
Sijunjung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Balap Liar
“Pada umumnya mereka tidak memiliki kesadaran sosial dan kesadaran
moral. Tidak ada pembentukan ego dan super-ego, karena hidupnya
didasarkan pada basis instinktif yang primitif. Mental dan kemauan jadi
lemah, hingga dorongan-dorongan dan emosinya tidak terkendali lagi seperti
tingkah lakunya liar berlebih-lebihan. Tingkah laku yang dilakukan remaja
tersebut dengan maksud mempertahankan harga dirinya dan untuk membeli
status sosial”. (Kartini.1997:209)
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian remaja
melakukan balap liar hanya untuk menpertahankan harga dirinya dan untuk
membeli status sosial untuk mendapatkan perhatian lebih dan penghargaan
dari lingkungan.
Faktor-daktor yang menjadi pendorong terjadinya balap liar, yaitu:
a. Gengsi dan nama besar, slain itu ternyata balap motor liar juga merupakan
ajang adu gengsi dan pertaruhan nama besar
b. Kesenangan dan memacu ardenalin, bagi pelaku pembalap motor liar
mengemukakan mereka mendapatkan kesenangan dari sensasi balap motor
liar, ada rasa yang luar biasa yang tak dapat digambarkan ketika usai balapan.
c. Keluarga dan lingkungan, kurangnya perhatian orang tua, terjadinya
masalah dalam keluarga atau ketika terlalu berlebihannya perhatian orang tua
kepada anak. (Kartini.2010:44-46)
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang
menyebabkan balap liar antara lain faktor internal yaitu faktor yang berasal
dari dalam individu tersebut, seperti kurangnya dasar iman dan lemahnya
pertahanan terhadap pengaruh negatif.
C. Tinjauan Umum
Penanggulangan Kejahatan Konsep upaya penganggulangab kejahatan melalui
tiga tindakan, yaitu tindakan preventif, represif, dan kuratif.
a. Tindakan preventif, yaitu uasaha mencegah kejahatan yang merupakan
bagian dari politik kriminal.
b. Tindakan represif, yaitu segala tindakan yang dilakukan oleh aparat
penegak hukum sesudah terjadinya kejahatan (tindak kejahatan).
c. Tindakan kuratif, yaitu pada hakikatnya merupakan usaha preventif dalam
arti yang seluas-luasnya ialah dalam usaha penanggulangan kejahatan.
(soedarto.1986:113-116).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam Karya Ilmiah ini adalah metode kualitatif
dan pengamatan. Bog dan Taylor mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut keduanya,
pendekatan dengan metode kualitatif diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
utuh ( holisdie ).
Di antara alasan pengambilan metode penelitian kualitatif ini adalah karena
mencoba meminimalisir perilaku bolos sekolah yang terjadi di kelas Xl MIPA 2 yaitu
tepatnya di SMA Negeri 1 Sijunjung. Selain itu metode ini sesuai jika penulis hendak
mendapatkan wawasan tambahan. Alasan berikutnya yaitu karena metode kualitatif
dapat memberikan rincian yang kompleks tentang perilaku bolos sekolah.
Secara umum penelitian ini termasuk juga dalam jenis penelitian lapangan
(pengamatan). Yaitu penulis langsung ke lapangan atau ke objek penelitian untuk
mengetahui secara langsung perilaku bolos sekolah tersebut atau perilaku membolos.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian. Objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapat
jawaban maupun solusi dari permasalahan. Objek adalah benda atau hal lain yang
dijadikan sasaran penulis melakukan penelitian. Objek penelitian ini dilakukan di
lingkungan sekolah penulis. Objek yang akan diteliti adalah beberapa orang di kelas
penulis yang terlibat dalam perilaku membolos sekolah.
E. Daftar Pertanyaan
1. Apa saja alasan remaja melakukan balap liar?
2. Apakah ada rasa takut remaja di muaro kabupaten sijunjung?
3. Apa dampak remaja melakukan balap liar?
4. Mengapa masih banyak remaja melakukan balap liar jika sudah mengetahui
dampaknya?
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Faktor Remaja Melakukan Balap Liar
Faktor-faktor yang menyebabkan remaja ikut balapan liar di jalan raya adalah
dikarenakan mencari sensasi, mencari perhatian orang, taruhan uang, ingin
merasa hebat, ingin dipuji, iseng karena tidak ada kerjaan, sebab itulah anak
muda melakukan balapan liar.
Adapun faktor utama yang mendorong sehingga terjadinya balapan liar,
yaitu:
1. Ketidakadaan fasilitas sirkuit balapan sehingga membuat pecinta otomotif ini
memilih jalan raya sebagai gantinya. Jikapun tersedia biasanya harus melalui
proses yang panjang.
2. Kesenangan dan memacu adrenalin, mereka mendapatkan kesenangan dari
sensasi balap liar, adar rasa luar biasa yang tidak dapat digambarkan usai balapan.
Untuk mencegah aksi balap liar yang tidak hanya mengganggu keamanan
dan kenyamanan lalu lintas, tapi juga dapat mengakibatkan korban jiwa. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan.
Pertama, orangtua dianjurkan untuk melakukan komunikasi intensif dengan anak.
Sehingga tidak menjadikan kehidupan geng sebagai pilihan.
Kedua, memberikan bimbingan tentang dampak buruk dari setiap kenakalan
(balapan liar) yang dilakukan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan