Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada jaman industrialisasi sekarang pertumbuhan industri di negara
indonesia khususnya industri kimia dari tahun ke tahun cenderung mengalami
peningkatan yang cukup baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan
peningkatan tersebut maka kebutuhan pada bahan baku industri, bahan-bahan
kimia maupun tenaga kerja juga akan semakin meningkat. Salah satu bahan baku
yang diperlukan yaitu adalah anilin dan turunannya.
Anilin itu sendiri merupakan salah satu senyawa yang digunakan secara
luas berbagai industri kimia sekarang ini. Karena itu kebutuhan anilin tersebut
akan meningkat dari tahun ke tahun, berjalan dengan adanya program pemerintah
dalam pengembangan industri dimana kebutuhannya baru dapat dipenuhi dari
impor dari negara-negara yang maju seperti Jepang, Belgia, Amerika Serikat,
Inggris, Korea, Australia, dan Jerman.
Anilin merupakan senyawa organik dengan komposisi C6H7N yang
termasuk dalam senyawa aromatik, dengan bantuan doping asam anilin dapat
menjadi bahan konduktor dengan nilai konduktivitas tertentu. Anilin juga
merupakan salah satu senyawa intermediate yang digunakan dalam produksi
methyl di-penylene isocyanate (MDI) sebagai bahan baku urethane (Mannsville,
1992).
Anilin merupakan bahan kimia yang dapat dibuat dari beberapa macam
bahan, serta digunakan untuk membuat berbagai macam produk kimia. Didalam
era industrial saat ini mempunyai peranan penting dan banyak digunakan sebagai
bahan penghasil isocyanates, bahan kimia pembuat karet, bahan pembuat pestisida
(Nasir, 2012)
Kebutuhan anilin terbesar adalah asia pasifik sekitar 1.850.000 ton/tahun,
diikuti oleh Eropa Barat sekitar 1.650.000 ton/tahun, Amerika serikat 1.150.000
ton/tahun, Jepang 427.000 ton/tahun, Eropa Timur sebesar 188.600 ton/tahun, asia
tengah sebesar 145.600 ton/tahun dan Amerika Latin sebesaar 60.000 ton/tahun.
Permintaan pasar global pada tahun 2013 adalah 5.480.000 ton/tahun dan
pertumbuhan permintaan pasar global sebesar 5,1 % sampai tahun 2018 (Trantech
Consultants, Inc.,2014).
Dengan didirikannya pabrik anilin dengan kapasitas 123.000
ton/tahun di tahun 2024, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anilin di
Indonesia dan sebagian di ekspor ke luar negeri. Di samping itu, dengan
adanya pabrik anilin dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan memicu
berdirinya pabrik lain yang menggunakan bahan baku anilin. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka pabrik anilin ini layak didirikan di Indonesia

1.2 Rumusan Masalah


Besarnya kebutuhan anilin di Indonesia yang setiap tahunnya semakin
meningkat. Akan tetapi Indonesia masih mengimpor dari negara-negara lain.
Maka dari itu perlu dirancang pabrik anilin, sehingga dapat mengurangi
kebutuhan impor anilin di dalam negeri, meningkatkan nilai ekonomis dan devisa
Negara dengan cara mengekspor produk ke luar negeri. Maka perlu dirancang
pabrik anilin dari hydrogen dan nitrobenzena.

1.3 Tujuan Pra Rancangan


Prarancangan pabrik pembuatan Anilin ini bertujuan untuk
mengaplikasikan ilmu Teknik Kimia khususnya dibidang perancangan, analisis
proses, dan operasi gambaran kelayakan prarancangan pabrik pembuatan anilin..

1.4 Manfaat Pra Rancangan


Manfaat dari prarancangan pabrik pembuatan anilin ini adalah tersedianya
informasi mengenai pabrik anilin dari hydrogen dan nitrobenzena sebagai bahan
baku sehingga dapat menjadi referensi untuk pendirian pabrik anilin, dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri yang diperkirakan semakin meningkat, dapat
menghemat anggaran devisa Negara karena laju impor dapat ditekan dan dapat
membuka lapangan kerja baru sehingga menurunkan tingkat pengangguran.
1.5 Batasan masalah
Prarancangan pabrik ini secara teknik hanya difokuskan pada pembuatan:
1. Anilin dari hydrogen dan nitrobenzene dengan proses Hidrogenasi
Nitrobenzene
2. Penyusunan dan penyelesaian tugas prarancangan pabrik kimia ini adalah
hanya pada neraca massa, neraca energi, pembuatan flowsheet pada
kondisi steady state, pemasangan alat kontrol, spesifikasi peralatan, unit
utilitas dan analisa ekonomi.

1.6 Pemilihan Proses


Secara umum pembuatan anilin dapat dilakukan dengan 4 proses, antara
lain:
1.6.1 Proses Hidrogenasi Nitrobenzene Fase Uap
Proses hidrogenasi nitrobenzene fase uap adalah proses pembuatan anilin
dari nitrobenzene uap yang direaksikan dengan gas hydrogen pada suhu 270oC.
Reaksi
C6H5NO2(g) + 3H2(g)  C6H5NH2 + 2H2O…………………………….(2.1)
Sebelum masuk reactor, nitrobenzene terlebih dahulu diumpankan ke
vaporizer untuk diuapkan. Nitrobenzene dalam fase uap meninggalkan vaporizer
dan dicampur dengan gas H2 200% berlebih. Campuran kemudian masuk ke
reactor Fluidized bed yang mengandung katalis Copper Oxida. Reaksi terjadi pada
suhu 270oC dan tekanan 2,3 atm dengan waktu kontak relatif pendek.
Setelah meninggalkan reaktor, campuran hasil reaksi yang terdiri dari
anilin, air, H2 berlebih didinginkan dan dikondensasikan yang selanjutnya menuju
tahap pemurnian. Gas H2 dipisahkan dan direcycle kembali menuju reaktor.
Campuran yang bebas H2 selanjutnya menuju decanter, dimana anilin dan air
dipisahkan. Crude anilin yang mengandung kurang dari 0,5% nitrobenzene yang
tidak bereaksi dan 5% air didistilasi di kolom pertama dan selanjutnya didistilasi
lagi dalam kolom kedua.
Proses ini menghasilkan anilin dengan yield 99%. Dengan adanya produk
yang mengandung nitrobenzene menandakan bahwa katalis mengalami deaktivasi
dan harus diregenerasi. Hal ini dilakukan dengan menghentikan aliran
nitrobenzene dan gas H2 melewatkan udara ke dalam reaktor pada suhu 250-
350oC. Dengan adanya regenerasi, tiap gram katalis dapat menghasilkan minimum
600 gram anilin.

Gambar 1.1 Proses hidrogenasi nitrobenzene


Sumber: (Ulmann’s Encyclopedia Of Industrial Chemistry)

1.6.2 Proses Aminasi Klorobenzen


Proses Aminasi Klorobenzen adalah proses pembuatan anilin dengan
mereaksikan klorobenzen dengan amonia cair.
Reaksi :
C6H5Cl(aq) + NH3(aq) → C6H5NH2(aq) + HCl(aq)........................(2.3)
klorobenzen amonia anilin asam klorida
Klorobenzen cair dialirkan ke rolled steel autoclave yang disusun secara
horizontal. Katalis yang digunakan adalah cuprous oxide. Sekitar 0,1 mol cuprous
oxide dan 4 – 5 mol dari 28 – 30% amonia ditambahkan per mol klorobenzen.
Reaksi dimulai pada suhu 180oC kemudian dipertahankan pada suhu 210 – 220oC
dengan pengadukan konstan. Tekanan berkisar 750 – 850 psi.
Produk reaksi didinginkan sampai suhu 100oC dan dialirkan ke separator
untuk memisahkan amonia dan komponen lain. Larutan yang bebas amonia
dialirkan menuju absorption dan condensing system recovery. Anilin berada di
lapisan bawah dan air berada di lapisan atas. Lapisan bawah mengandung 82%
anilin. Sedangkan lapisan atas terdiri dari 5% anilin, 3% cuprous oxide dan sekitar
14% amonia. Lapisan air yang berada di atas selanjutnya dialirkan menuju
netralizer dimana akan dinetralkan menggunakan sodium hydroxide atau lime.
Sedangkan lapisan bawah yang mengandung anilin–air dipisahkan melalui
dekantasi. Larutan residu yang terdiri dari sodium phenate dan sodium chloride
difiltrasi untuk menghilangkan copper oxide.
Lapisan anilin dari bagian bawah separator dinetralkan dengan sodium
hydroxide 50%. Campuran selanjutnya didistilasi. Hasil bawah distilasi adalah
diphenilamin dan untuk merecovery phenol menggunakan acidifier. Yield yang
diperoleh dari proses ini 85 – 90% terhadap klorobenzen.

1.6.3 Proses Amonia dengan Phenol


Pada reaksi amonia dengan phenol merupakan proses pembuatan anilin
dengan mereaksikan amonia dengan phenol cair, sebelum direaksikan di dalam
reaktor, amonia dan phenol cair dipanaskan terlebih dahulu dengan preheater.
Reaksi berlangsung pada suhu 460 oC dan tekanan 16 atm.
Reaksi :
C6H5OH(aq) + NH3(gas) → C6H5NH2(aq) + H20(aq) ............................
(2.5)

Campuran uap masuk reaktor katalitik fixed bed, lalu anilin dan air
dihasilkan melalui reaksi ammonolysis. Keluar reaktor dalam keadaan partial
condensed. Sedangkan amonia yang tak terkonversi dikompres lalu di recycle. Air
hasil reaksi dihilangkan dari crude aniline dengan distilasi. Produk anilin dengan
kemurnian tinggi di recover melalui destilasi dari fraksi yang lebih berat.
Kunci dari proses ini adalah katalis silica-alumina hasil pengembangan
Halcon yang dapat mempertinggi yield phenol dan amonia secara kuantitatif
sehingga purifikasi berjalan sederhana namun produk dengan kemurnian tinggi
jarang di dapat.
(Othmer, 1997)

Gambar 1.2 Proses phenol ammoniolysis


1.6.4 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Proses
Adapun kelebihan dan kekurangan setiap proses dapat dilihat pada Tabel 1
dibawah ini:
Tabel 1.1 Kelebihan dan Kekurangan Setiap Proses

Hidrogenasi
Nitrobenzena Aminasi Reaksi amonia
Parameter
Uap klorobenzena dengan phenol

Proses -Nitrobenzen -Klorobenzen -Phenol Amonia


-Bahan baku
-Hidrogen -Amonia

-Bahan -Cooling -Cooling -Cooling


pembantu Water Water Water
-Steam -Steam -Steam
-Katalis -Katalis - Katalis
-Impuritas Sedikit Banyak Banyak
-By product H2O HCl H2O
konversi 99 % 85-90% 95%
-Yield 99 % 85 – 90 % 85 %
Kondisi 2,3 atm 57,8 atm 16,0 atm
-Tekanan
-Suhu 270 °C 220 °C 450oC

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat dilihat proses pembuatan anilin


yang paling menguntungkan adalah proses hidrogenasi nitrobenzen fase uap.
Sehingga dalam prarancangan ini dipilih proses pembuatan anilin dengan
hidrogenasi nitrobenzen fase uap karena menghasilkan yield yang tinggi dengan
impuritas yang sedikit dan tidak ada hasil sampingnya.

1.8 Kapasitas Pabrik


Adapun Kapasitas pabrik merupakan faktor yang sangat penting dalam
pendirian pabrik karena akan mempengaruhi perhitungan teknis dan ekonomis.
Sejatinya pabrik yang akan didirikan memiliki kapasitas produksi yang optimal
sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal dengan biaya yang
minimal. tetapi dalam penentuan kapasitas perlu juga dipertimbangkan faktor
lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas pabrik yaitu data kebutuhan
etanolamin di Indonesia yang akan diuraikan berikut ini.

1.8.1 Data Kebutuhan Anilin di Indonesia


Produksi anilin di Indonesia tidak sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan
di Indonesia, namun di produksi juga untuk meningkatkan nilai ekspor. Adapun
data Kebutuhan anilin di Indonesia tercantum pada Tabel 1.1

Tabel 1.2 Kebutuhan Anilin di Indonesia


Tahun Ke Impor (Ton)
2012 1 12.873
2013 2 17.815
2014 3 21.757
2015 4 25.641
2016 5 27.699
2017 6 35.525
2018 7 37.583
2019 8 41.467
Sumber:(Biro Pusat Statistik, 2019)
Adapun grafik kebutuhan anilin di Indonesia setiap tahunnya berdasarkan
data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik pada tahun 2019 dapat dilihat pada
Gambar 1.1.

45,000.00
40,000.00 f(x) = 4075.71 x + 9204.39
35,000.00 R² = 0.99
Aniline (Ton)

30,000.00
25,000.00
20,000.00
15,000.00
10,000.00
5,000.00
0.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahun ke-

Gambar 1.1 Grafik Impor Anilin di Indonesia

Menghitung impor anilin tahun berikutnya maka menggunakan persamaan


garis lurus: y = ax + b
Keterangan : y = kebutuhan impor anilin, ton/tahun
x = tahun ke
b = intercept
a = gradien garis miring
Diperoleh persamaan garis lurus: y = 3942x + 9931.1. Dari persamaan di atas
maka dapat diketahui bahwa kebutuhan anilin di Indonesia pada tahun 2024
adalah:
y = 3942x + 9931.1
y = 3942(13) + 9931.1
y = 51.246 + 9931.1
y = 61.177,10 ton/tahun
Tabel 1.3 Data Hasil Ekstrapolasi Kebutuhan Anilin di Indonesia

  Tahun Ke Ton

2020 9 45.409,10
2021 10 49.351,10
2022 11 53.293,10
2023 12 57.235,10
2024 13 61.177,10

1.6.1 Data Kebutuhan Anilin di Berbagai Negara


Tabel 1.4 Data Impor Berbagai Negara

Tahun   India Belanda Amerika Serikat


2014 37.275,755 292.383,552 20.782,617
2015 38.268,331 282.163,716 7.021,350
2016 45.800,271 305.572,655 22.598,773
2017 55.473,444 285.596,693 31.658,773
2018 83.708,535 341.112,406 112.432,672

Sumber : (UN, 2019)


Tabel 1.5 Data Hasil Ekstrapolasi Kebutuhan Anilin di berbagai negara

Tahun   India Belanda Amerika Serikat


2019 85.126 331.633 101.282
2020 57.965 341.722 122.076
2021 107.140 351.811 142.870
2022 118.147 361.900 163.664
2023 129.154 371.989 184.458
2024 140.161 382.078 205.252

1.6.2 Produsen Dan Kapasitas Produksi Berbagai Negara


Tabel 1.6 Kapasitas Produksi Dan Lokasi

Kapasitas Produksi
No Produsen dan Lokasi
(Ton/Tahun)
1. BASF, Geismar, Lousiana 220.190

2. Bayerm New Martinsville, 18.160

3. Dupont, Beaumont, Tex 127.120

4. First Chemical Pascagoula, Miss 154.360


5. Rubicon, Geismar,Louisiana 394.980

6. Sunoco, Ironton, Ohio 68.100

8. Goersi-Pacific, Plaquemine, Louisiana 725.600

1.082.790
Total

Sumber :(Mc. Ketta, 1978.)

1.9 Pemilihan Lokasi Pabrik


Dalam perencanaan suatu pabrik, penentuan lokasi suatu pabrik
merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan suatu pabrik.
Oleh karena itu, pemilihan dan penentuan lokasi pabrik yang tepat
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perencanaan
pabrik. Lokasi geografis dari suatu pabrik akan sangat berpengaruh pada kegiatan
pabrik baik penyediaan bahan baku, proses produksi dan distribusi produk yang
akan berpengaruh pada kelangsungan hidup dan perkembangan pabrik. Lokasi
pabrik umumnya ditetapkan atas dasar orientasi bahan baku dan pasar sehingga
dapat bersifat ekonomis. Lokasi pabrik ditetapkan di Krueng Geukuh , Kabupaten
Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dengan beberapa
pertimbangan sebagai berikut:

1. Bahan Baku
Tabel 1.7 Sumber Bahan Baku hidroggen
Bahan Baku
No Produsen Kapasitas Pabrik
dan Katalis
BASF, Germany 275.000 ton/tahun.
Du Pont, Texas, USA 175.000 ton/tahun
First Chemical, Texas,
155.000 ton/tahun
USA
1. Nitrobenzen First Chemical,
Pascagoula, Missisipi, 230.000 ton/tahun
USA
Rubicon, Geismar, USA 520.000 ton/tahun

total 1.355.000 ton/tahun


(www.icis.com )
2. Pelabuhan – Kedatangan bahan baku – Pengiriman Produk
Bahan baku hidrogen dapat diperoleh melalui PT. Pupuk Iskandar Muda,
Aceh Utara. Hal ini dilakukan karena jaraknya yang cukup dekat selain itu juga
dekat dengan pelabuhan sehingga sangat memudahkan distribusi Nitrobenzene
yang diperoleh dari Rubicon, Geismar, USA.
Aceh Utara merupakan daerah memiliki banyak pabrik industri yang hidup
di dalamnya seperti PT. PIM, PT. Perta Arun Gas, dan perusahaan lainnya yang
merupakan area industri serta dekat dengan pelabuhan yang memudahkan
pemasaran produk baik keluar Aceh atau keluar negeri.

3. Transportasi
Sarana transportasi mempunyai peranan penting untuk
mendistribusikan bahan baku maupun produk. pemilihan lokasi ini cukup baik
karena kawasan ini terhubung dengan jalan raya utama dan dekat dengan
pelabuhan milik PT. Pupuk Iskanadar Muda yang dapat memudahkan proses
pendistribusian.
4. Utilitas
Pertimbangan lain dalam pemilihan lokasi pabrik adalah utilitas, yang
mana lokasi pabrik harus berdekatan dengan sumber air, tenaga listrik dan bahan
bakar. Kebutuhan air untuk utilitas maupun proses produksi dapat diambil dari
sungai yang berada didekat kawasan pabrik. Sedangkan untuk kebutuhan tenaga
listrik, didapat dari boiler untuk supplay ke pabrik yang akan didirikan diarea
pabrik.

5. Iklim dan Lingkungan


5.1. Letak Geografis Letak Geografis
Kabupaten Aceh Utara terletak antara 04 0 43’ - 05 0 16’ Lintang Utara
dan 96° 47’ - 97 0 31’ Bujur Timur. Secara admInistratif Kabupaten Aceh Utara
memiliki batas wilayah sebagai berikut :
- Utara : Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka
- Selatan : Kabupaten Bener Meriah
- Timur : Kabupaten Aceh Timur
- Barat : Kabupaten Bireuen.
5.2 iklim
Wilayah Kabupaten Aceh Utara sebagai bagian dari wilayah Provinsi
Aceh, termasuk tipe iklim muson; dan klasifikasi menurut Mohr, Schmid &
Ferguson, termasuk iklim tipe C. Wilayah Kabupaten Aceh Utara relatif lebih
kering dibandingkan dengan dengan wilayah lainnya di Provinsi Aceh, karena
pengaruh Pegunungan Bukit Barisan, di mana wilayah sebelah utara dan timur
Pegunungan Bukit Barisan cenderung lebih kering dibandingkan wilayah sebelah
barat dan selatannya.
Musim hujan terjadi pada bulan Agustus sampai Januari, dengan curah
hujan maksimal terjadi di bulan Oktober-November, yang mencapai di atas 350
mm per bulan dengan hari hujan lebih dari 14 hari. Sementara musim dengan
curah hujan lebih rendah (cenderung kemarau) terjadi pada bulan Februari
sampai Juli, dan yang cenderung terendah adalah sekitar bulan Maret-April.
.Rata-rata suhu udara adalah 30 0C, dengan kisaran antara 26 oC sampai 36 oC.
Suhu rata-rata pada musim penghujan adala 28 oC, dan pada musim kemarau
suhu rata-rata adalah 32,8 oC. Kelembaban udara berkisar antara 84 – 89 %,
dengan rata-rata 86,6 %.
Adapun peta lokasi rencana pendirian pabrik anilin, yaitu sebagai berikut:

Gambar 1.2 Lokasi Pembanguan Pabrik Anilin

Anda mungkin juga menyukai