Anda di halaman 1dari 8

Pra Rancangan Pabrik Phthalic Anhydride dari O-Xylene Kelompok 4.1.

2019NR

BAB II
DEKSRIPSI PROSES
Reaksi pembentukan phthalic anhydride adalah reaksi heterogen fase gas
dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi o-xylene oleh oksigen yang
berasal dari udara. Dalam reaksi oksidasi o-xylene oleh oksigen, selain reaksi
utama pembentukan phthalic anhydride juga terjadi reaksi samping, yaitu
terbentuknya maleic anhydride, benzoic acid, toluic acid, phthalide, H2O, CO2,
CO.
Reaksi utama yang terjadi :
C8H10 OX + 3 O2 →C8H4O3 PA + 3 H2O ……………….(2.1)

2.1 Proses Pembuatan Phthalic Anhydride


Proses pembuatan phthalic anhydride yang dikenal pada saat ini ada dua
jenis, yaitu :
2.1.1 Pembuatan phthalic anhydride dengan proses oksidasi naphthalene
Pada proses ini, umpan berupa naphthalene cair dipompa dan diinjeksikan
ke furnace untuk menguapkan dan menaikkan suhu sampai pada kondisi
operasi.Kondisi operasi reaktor yang diinginkan yaitu pada kisaran suhu 340oC
sampai 380oC dengan tekanan 2 atm. Umpan berupa udara dikompresi dan
kemudian dinaikkan suhunya untuk memenuhi kondisi operasi. Rasio massa udara
dengan naphthalene yang digunakan antara 10 : 1 sampai 12 : 1.

Gambar 2.1 Reaksi Oksidasi naphthalene


Reaksi oksidasi naphthalene bersifat eksotermis sehingga dibutuhkan
pendinginan untuk menjaga selalu pada kondisi operasi. Pendinginan
menggunakan heat exchanger dengan molten salt sebagai fluida pendingin.
Molten salt mengalir di tube, sedangkan boiling water mengalir di shell. Pada

Laporan I 1
Dibuat Diperiksa Disetujui
Roin Nuretha Roin Nuretha
Paian Harianja Paian Harianja
Hadi Ikrima Hadi Ikrima
Pra Rancangan Pabrik Phthalic Anhydride dari O-Xylene Kelompok 4.1.2019NR

reaksi ini katalis yang digunakan adalah vanadium oksida (V2O5) dengan
menggunakan fluidized bed reactor.
Naphthalene yang terkonversi mencapai 100% sehingga setiap kilogram
naphthalene menghasilkan yield 0,97 kg phthalic anhydride. Karena udara yang
berlebih, terjadi reaksi pembentukan maleic anhydride. Selain itu, oksidasi
naphthalene yang kurang sempurna menghasilkan naphthoquinone.
Crude phthalic anhydride masuk ke kondenser dan keluar dalam fase cair.
Pada kondenser juga terjadi pemisahan antara crude phthalic anhydride dari
noncondensable gas ( N2, O2, CO2 dan CO). Kemudian arus cair tersebut masuk
ke menara distilasi untuk memisahkan phthalic anhydride sebagai hasil bawah
dan sebagai hasil atas yaitu maleic anhydride. Maleic anhydride merupakan hasil
dari reaksi oksidasi phthalic anhydride sebagai akibat penggunaan udara berlebih.
Pembentukan maleic anhydride mengikuti reaksi dibawah ini :

Gambar 2.2. Oksidasi Phthalic Anhydride menjadi Maleic Anhydride

Phthalic anhydride hasil bawah menara distilasi kemudian diumpankan ke


dalam menara distilasi untuk memisahkannya dari naphthoquinone, dengan
phthalic anhydride sebagai hasil atas. Naphthoquinone merupakan hasil oksidasi
naphthalene yang tidak sempurna. Pembentukan naphthoquinone (C10H6O2)
terbentuk berdasarkan reaksi di bawah :
3
C10H8 + 2 O2 C10H6O2

2.1.2 Pembuatan phthalic anhydride dengan oksidasi dari o-xylene


Proses ini dimana, umpan cairan o-xylene 95% (sisanya m-xylene dan p-
xylene) dipanaskan dan diuapkan dengan injeksi langsung dengan udara panas
sehingga dapat menaikkan suhu pada kondisi operasi. Udara yang telah disaring,
dikompresi hingga 48,2 sampai 55,2 kPa gauge lalu dipanaskan hingga suhu
149°C. Untuk memelihara aktivitas katalis, sulfur oksida sejumlah 0,5-2,5% berat
ditambahkan pada umpan.

Laporan I 2
Dibuat Diperiksa Disetujui
Roin Nuretha Roin Nuretha
Paian Harianja Paian Harianja
Hadi Ikrima Hadi Ikrima
Pra Rancangan Pabrik Phthalic Anhydride dari O-Xylene Kelompok 4.1.2019NR

Perbandingan udara terhadap o-xylene pada umpan reaktor ialah 25:1.


Udara berlebih ini mampu menekan campuran umpan berada di bawah low
explosion limit (LEL 1,5% mol o-xylene). Umpan berupa uap o-xylene dan udara
panas dimasukkan ke reaktor fixed bed pada suhu operasi reaktor yaitu 380°C.

Gambar 2.3 Reaksi Utama Proses Oksidasi O-xylene Fase Gas


Reaksi bersifat eksotermis sehingga diperlukan pendingin reaktor berupa
molten salt (natrium-kalium nitrat-nitrit eutektik) yang disirkulasi di dalam shell.
Panas yang diambil molten salt kemudian ditukar di heat exchanger sebagai
pembangkit steam.
Xylene (o-xylene, m-xylene, dan p-xylene) yang terkonversi mencapai
100% sehingga setiap kilogram 95% o-xylene menghasilkan yield 1,03 kg
phthalic anhydride. Karena udara yang berlebih, terjadi reaksi pembentukan
maleic anhydride. Selain itu, oksidasi m-xylene dan p-xylene tidak dapat

menghasilkan phthalic anhydride tetapi menghasilkan COx dan H2O.

Karena udara berlebih di dalam reaktor, keluaran phthalic anhydride


berada di bawah suhu leburnya (130,8°C) sehingga produk menyublim menjadi
padat. Oleh karena itu, untuk mentransfer produk, digunakan switch condenser.
Switch condenser ialah kondenser tabung parallel yang mana beberapa tabung
mengalami proses pemanasan sedangkan yang lain mengalami proses
pendinginan. Switch condenser tersebut dipanaskan dan didinginkan
menggunakan arus minyak heat exchanger. Selama pendinginan, phthalic
anhydride memadat. Sebaliknya, selama pemanasan, phthalic anhydride meleleh
dan tertransfer ke tangki penyimpan produk. Gas residual bersuhu 66°C dan
26kPa gauge dikirim ke water scrubber atau ke incinerator.
Phthalic anhydride yang didapat berkadar 99-99,5% dan disimpan dalam
bentuk asam ftalat pada suhu 149°C dan tekanan atmosferis. Karena produk

Laporan I 3
Dibuat Diperiksa Disetujui
Roin Nuretha Roin Nuretha
Paian Harianja Paian Harianja
Hadi Ikrima Hadi Ikrima
Pra Rancangan Pabrik Phthalic Anhydride dari O-Xylene Kelompok 4.1.2019NR

disimpan dalam bentuk asam ftalat, dibutuhkan pemurnian produk yang terdiri
dari dua tahap, yaitu pemanasan dilanjutkan distilasi vakum selama 8-12 jam
sehingga terbentuk anhidrida sedangkan senyawa yang memiliki titik didih rendah
akan menguap dan terpisah melalui vacuum jet ejector. Produk phthalic anhydride
kemudian dimasukkan ke dalam evaporator, rectifier, dan terakhir di tangki
phthalic anhydride.
2.2 Analisa Pemilihan Proses
Proses yang digunakan adalah Oksidasi o-xylene pada fase gas yang
dengan menggunakan Proses Von Heyden. Proses ini dilakukan dengan cara
mereaksikan oksigen dan o-xylene dalam fase gas pada multitube reaktor dengan
katalis umumnya Vanadium Oxide (V2O5) dengan penyangga berupa Titanium
Oxide (TiO2). Penggunaan TiO2 sebagai penyangga menyebabkan dispersi V2O5
yang baik sehingga aktivitas katalis pun menjadi tinggi. Suhu operasi reaktor

berkisar antara 296 s/d 400oC. Reaksi yang terjadi sangat eksotermis sehingga

produk keluar reaktor harus didinginkan di kondenser. Produk samping yang


dihasilkan dari proses ini adalah benzoic acid, maleic acid, phthalic acid, dan
phthalide.
ProsesVon Heyden memiliki beberapa keunggulan seperti:
a) Energi yang diperlukan dalam proses ini cukup rendah dengan suhu operasi
sekitar 340-360 oC pada tekanan atmosferik.
b) Digunakan katalis V2O5 yang berumur panjan
c) Off-gas minimal karena perbandingan bahan bakunya yaitu o-xylene /
naphthalen dan udara, yang digunakan cukup besar.
d) Yield yang didapatkan tinggi, yaitu 110-112 kg phthalic anhydride dari 100
kg oxylene murni atau 97-99 kg phthalic anhydride dari 100 kg naphthalene.
Reaksi utama pembuatan phthalic anhydride dari o-xylene dan udara
adalah sebagai berikut:

Gambar 2.4 Reaksi Utama Proses Oksidasi O-xylene Fase Gas

Laporan I 4
Dibuat Diperiksa Disetujui
Roin Nuretha Roin Nuretha
Paian Harianja Paian Harianja
Hadi Ikrima Hadi Ikrima
Pra Rancangan Pabrik Phthalic Anhydride dari O-Xylene Kelompok 4.1.2019NR

2.3 Uraian Proses


Bahan baku o-xylene ditampung dalam Liquid Vessel Tank T-01 pada
o
suhu 30 C dan tekanan 1 atm. Tangki penampung ini berfungsi untuk
menampung o-xylene serta mengendapkan impuritas yang terdapat didalamnya
berdasarkan perbedaan densitas. Dari tangki ini o-xylene dipompa keluar
menggunakan pompa sentrifugal P-01 dipanaskan terlebih dahulu pada HE-01
sebelum dialirkan ke vaporizer V-01 untuk mengubah fasa o-xylene menjadi gas.
O-xylene keluar vaporizer berbentuk gas dengan temperatur pada titik
gelembungnya yaitu 156,6 oC dan tekanan 1,35 atm. Kemudian gas o-xylene ini
dialirkan ke dalamMixed Point untuk dicampur dengan udara.
o
Udara dari atmosfer dengan temperature 30 C, setelah melewati
penyaring untuk menghilangkan debu dan kotoran yang dapat menghambat kerja
katalis, dinaikkan tekanannya dengan menggunakan Air Blower B-02 hingga
mencapai tekanan 1,4 atm. Sebelum masuk mix point, udara dipanaskan terlebih
dahulu hingga suhu 156,6 oC dan tekanan 1,35 atm dalam HE-02 .
Rasio o-xylene dengan udara adalah sekitar 70 gr per 1m3. Campuran ini
kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu 340 oC menggunakan superheated
steam dalam Gas Heater HE-03, lalu masuk ke dalam Fixed Bed Multitube
Catalytic Reactor R-01 pada tekanan 1,3 atm. Adanya pengontrol rasio
memungkinkan untuk mendapatkan rasio udara dan o-xylen secara tetap. Hal ini
penting dilakukan untuk mencegah terjadinya ledakan.
Campuran gas melewati reaktor R-01 pada sisi tube dengan suhu masuk
340oC, dimana terjadi reaksi oksidasi dengan bantuan katalis vanadium
pentaoksida V2O5. Reaksi yang terjadi dalam tube reaktor ini eksotermis pada
suhu 340oC. Pada bagian shell reactor R-01 dialirkan pendingin yang tahan
terhadap suhu tinggi yaitu, dowtherm. Dowtherm digunanakn untuk menjaga suhu
agar tetap stabil pada 340oC.Panas yang diserap oleh dowthermini dimanfaatkan
untuk membuat steam pada Steam Generator SG-01.
Hasil reaksi yang berupa gas, sebagian besar terdiri dari phthalic
anhydride. Gas ini keluar dari reactor pada suhu 340oC, kemudian masuk ke
Waste Heat BoilerWHB hingga mencapai suhu 200oC. Steam jenuh yang

Laporan I 5
Dibuat Diperiksa Disetujui
Roin Nuretha Roin Nuretha
Paian Harianja Paian Harianja
Hadi Ikrima Hadi Ikrima
Pra Rancangan Pabrik Phthalic Anhydride dari O-Xylene Kelompok 4.1.2019NR

dihasilkan dialirkan keSteam Generator SG-01 kemudian dimanfaatkan menjadi


superheated steam.
Pendinginan lebih lanjut dilakukan dalam Condenser CD-01 dengan
temperatur keluar 134oC sehingga berubah fasa menjadi cair, namun Sebagian gas
tidak berubah fasa menjadi cair. Campuran antara gas yang tidak terkondensasi
dan campuran molten Phthalic anhydride kemudian dipisahkan di Drum
Separator (DS-01). Non-condensable gas keluar dari arus atas Drum Separator
dan molten yang sebagian besar phthalic anhydride keluar dari arus bawah Drum
Separator.
Kemudian, phthalic anhydride yang keluar dari arus bawah Drum
Separatormasuk dipanaskan oleh (HE-04) untuk mencapai suhu 263,93oCyang
selanjutnya masuk ke Distillation Column (D-01).Pada tahap distilasi ini, phthalic
anhydride dipisahkan dari komponen-komponen lain. Secara garis besar terbagi
atas dua macam komponen sebagai berikut :
1. Light Boiling Residue (LBR), yaitu komponen-komponen dalam
campuran yang mempunyai titik didih lebih rendah dari titik didih phthalic
anhydride murni, yaitu < 285 oC, seperti o-xylene, m-xylene, maleic
anhydride dan toluic acid.
2.High Boiling Residue (HBR), yaitu komponen-komponen dalam campuran
yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari titik didih phthalic anhydride
murni, yaitu > 285 oC, sepeti phthalide, citraconic acid dan phthalic acid.
Pada Distillation Column D-01 terjadi pemisahan antara phthalic
anhydride dengan Light Boiling Residue (LBR). LBR diuapkan dan
dikondensasikan dalamCondenser tipe double pipe CD-02. Fraksi ringan dari
LBR dialirkan ke dalam unit pengolahan limbah untuk di proses lebih lanjut.
Sedangkan hasil bawah dialirkan keDistillation Column(D-02) untuk pemurnian
phthalic anhydride lebih lanjut.
Pada Distillation Column D-02, dilakukan tahap pemurnian akhir yang
bertujuan untuk memisahkan phthalic anhydride dengan maleic anhydride.
Phthalic anhydridekeluar pada kolom bawah dan dialirkan dengan pompa P-05
menuju flaker-01 untuk mengubah phthalic anhydride menjadi bentuk kepingan.

Laporan I 6
Dibuat Diperiksa Disetujui
Roin Nuretha Roin Nuretha
Paian Harianja Paian Harianja
Hadi Ikrima Hadi Ikrima
Pra Rancangan Pabrik Phthalic Anhydride dari O-Xylene Kelompok 4.1.2019NR

Kemudian flake-flake yang terbentuk ditampung sementara untuk


selanjutnya dikemas . Karena PA higroskopis, makaphthalic anhydride dikemas
dengan kantong plastic mengandung plastic jenis HDPE (High Density Poly
Ethylene) dan LDPE (Low Density Poly Ethylene) agar kemasan tidak tembus
udara yang mengandun uap air. Selanjutnya produk disimpan dalam Product
Inventory, G-01, dan siap untuk dipasarkan.

Laporan I 7
Dibuat Diperiksa Disetujui
Roin Nuretha Roin Nuretha
Paian Harianja Paian Harianja
Hadi Ikrima Hadi Ikrima
Pra Rancangan Pabrik Phthalic Anhydride dari O-Xylene Kelompok 4.1.2019NR

Laporan I 8
Dibuat Diperiksa Disetujui
Roin Nuretha Roin Nuretha
Paian Harianja Paian Harianja
Hadi Ikrima Hadi Ikrima

Anda mungkin juga menyukai