Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rini (1703014)

Kelas : TPM A 2017


PETROKIMIA

Flowdiagram Produksi Etilena dengan Proses


Perengkahan Hidrokarbon dengan Steam

1. Pemilihan Proses
Senyawa etilen secara alami diproduksi oleh tumbuhan sebagai hormon yang
menstimulasi pematangan buah. Namun dalam skala besar etilen diproduksi dengan proses-
proses berikut:
a. Dehidrogenasi Alkohol
Proses produksi etilen dengan dehidrasi alkohol dapat digambarkan dengan persamaan reaksi
berikut: C2H5OH C2H4 + H2O (1)
Reaksi terjadi dengan bantuan katalisator alumina aktif dan asam fosfat. Pembentukan eter
terjadi pada suhu 230 oC sedangkan pada suhu 300-400 oC diperoleh etilen dengan kandungan
eter minimum. Hasil etilen dapat mencapai 94-99% dari nilai teoritis tergantung pada proses
yang dipakai. Proses ini berkembang dalam skala kecil di Eropa, Amerika, dan Australia pada
tahun 60-an, sebelum akhirnya berkembang pabrik etilen yang lebih murah dengan bahan baku
hidrokarbon. Produksi etilen dengan dehidrasi etanol kini juga dikembangkan di Brazil pada
pabrik bioetanol dari tetes tebu. Yield etilen yang tinggi diperoleh dengan reaksi menggunakan
katalis campuran magnesium oksida, alumina, dan silika dengan suhu reaksi 600-750 K. Etilen
yang diproduksi digunakan untuk memproduksi polietilen. Berdasarkan bahan baku dan
prosesnya cara ini diklasifikasikan sebagai proses yang ramah lingkungan. Akan tetapi produk
etilen yang dihasilkan harganya lebih murah dibanding alkohol sehingga digunakan proses lain
yang menghasilkan etilen yang menggunakan bahan baku lebih murah.

B. Steam Cracking
Pembuatan etilen dapat dilakukan dengan pemutusan rantai hidrokarbon dengan
pembentukan radikal bebas yang reaktif. Reaksi pembentukan etilen dari hidrokarbon dengan
proses steam cracking membutuhkan suhu diantara 750-900 oC dengan waktu tinggal 0,5 detik.
reaktan dicampur dengan steam dan dipanaskan hingga 750-900 oC di dalam reaktor. (Karl,
1968) Produk dari reaktor harus segara didinginkan di qeunching tower untuk menghindari
reaksi samping yang tidak diinginkan. Tekanan operasi menggunakan tekanan tinggi, akan tetapi
steam merupakan inert walaupun tekanan operasi tinggi, ttekanan parsial kecil sehingga dapat
meningkatkan yield produk yang dihasilkan. (Karl, 1968) Waktu tinggal yang kurang dari satu
detik dan proses quenching menghindarkan terbentuknya karbon yang dapat mengganggu proses.
Jika digunakan proses lain akan terbentuk karbon dengan jumlah besar.
Steam cracking merupakan proses yang paling banyak digunakan untuk pemecahan rantai
hidrokarbon pendek hingga menengah dan menghasilkan produk berupa senyawa alkena dan
aromatic. Untuk bahan baku propan, reaksi yang terjadi akan mengikuti persamaan berikut:
Untuk memaksimalkan laju reaksi cracking dapat dlakukan:
 Suhu ditingkatkan sehingga gas dapat bergerak dengan cepat dan lebih banyak
bertumbukan

 Tekanan di naikkan sehingga partikel berdekatan dan lebih sering bertumbukan.

 Katalis tidak diperlukan selama steam dapat memberikan cukup energi untuk bereaksi.
C. Catalytic Cracking
Pada proses menggunakan katalis hidrokarbon dilewatkan pada katalis dan terjadi
pemutusan ikatan dengan membentuk karbokation bukan radikal.
Suhu operasi pada catalytic cracking lebih rendah dibandingkan dengan steam cracking.
Suhu operasi sekitar 500-600 oC. Katalis yang biasa digunakan adalah zeolit. Katalis bergerak
secara kontinyu seiring dengan terbentuknya produk hasil cracking. Katalis dipisahkan dari
produk setelah proses cracking dan diregenerasi dengan melakukan pemanasan dengan suhu
sekitar 900 K. Katalis yang sudah diregenerasi dapat digunakan kembali. Proses ini biasa
digunakan untuk pemutusan ikatan karbon panjang menjadi ikatan karbon menengah seperti
gasolin dan jarang digunakan untuk produk petrokimia.

Anda mungkin juga menyukai