ALKILASI

Alkilasi merupakan sebuah proses yang bertujuan memasukan gugus

alkil ke dalam suatu senyawa.

Alkilasi ini merubah HC rantai pendek menjadi HC rantai panjang.

Biasanya terjadi dalam fasa cair, tetapi bisa terjadi dalam fasa gas.

Penggunaan proses alkilasi:

1. Dalam Industri minyak bumi
2. Dalam Industri karet sinthetic
3. Dalam Industri zat warna
4. Dalam Industri bahan peledak
5. Dalam Industri Obat-obatan
Zat yang diolah:
1.Alkana
2.Aromatik
3.Alkohol
4.Senyawa yg mengandung N
5.Logam

Zat Pengolah:
1.Olefin
2.Alkohol
3.Alkil halogenida
4.Alkil sulfat
Alkilasi alkana
1.Alkana lurus : hanya bisa dialkilasi dengan mekanisme
radikal bebas, pada suhu tinggi
2.Alkana bercabang : Lebih mudah dialkilasi dengan
mekanisme ion.
 Beberapa reaksi alkilasi ditunjukan pada reaksi-
reaksi
* Alkil membentuk karbon
C2H4 + C6H6 ─› C6H5C2H5
Etylene Benzene Etylbenzene

* Alkil membentuk oksigen

2C2H5OH ─› (C2H5)2O + H2O
Etyl Alcohol Etyl ether water

* Alkil membentuk Nitrogen

2C2H5CL + 3NH3 ─› (C2H5)2NH + 2NH4CL
Etyl chlorida Ammonia Dietylamine Ammonium

* Alkil membentuk Sulfur

2C2H4O + H2S ─› S(C2H4OH)2
Etylene Hidrogen Thiodiglycol
Oxida Sulfida
Reaksi Friedel – Crafts

Subtitusi suatu gugus alkil pada cincin benzena akan

mengaktifkan cincin sedemikian sehingga subtitusi kedua
dapat
terjadi (pengaktifan cincin).

Untuk menekan reaksi kedua ini, biasanya digunakan senyawa

aromatik berlebih
 Alkilasi dalam industri
Industri alkyl aryl detergents
Benzena dialkilasi dengan dodekana yang dikatalisis oleh AICl3 secara
kontinu. Suhu dijaga 115 ° F sebagai maksimum, dikendalikan oleh koil
pendingin atau dengan mensirkulasikan bagian dari benzena alkilat
melalui pendingin eksternal dan kembali ke alkilator yang diaduk.
Alkylator dialirkan ke kontinu settler. Benzena dibuat berlebihan untuk
menekan pembentukan isomer (hidrokarbon alkil aril "berat").

Setelah pemisahan lumpur AlCl3, fluida masuk ke fraksinasi benzena

di mana kelebihan benzena didistilasi dan didaur ulang. Bagian bawah
dari fraksinasi benzena dilewatkan melalui fraksinator menengah,
dengan memberikan sejumlah kecil hidrokarbon alkil aril ringan,
kemudian ke dodesilbenzena vakum fraksinator.
Industri etil benzena
Etilbenzena telah dibuat dalam jumlah yang sangat besar dalam
beberapa tahun terakhir sebagai langkah dalam pembuatan
stirena untuk karet sintetis GR-S dan untuk plastik. Reaksi yang
terlibat pada dasarnya adalah

Etilen gas dilewatkan ke dalam benzena cair dengan adanya

katalis logam klorida, seperti aluminium klorida, pada suhu sedang
(40-100 °C). Reaksi dipromosikan oleh hidrogen klorida.

Kondisi anhidrat harus berlaku; maka benzena dengan kemurnian 99

persen dipompa melalui kolom pengeringan azeotropik dari mana
benzena dengan air kurang dari 30 ppm dikeluarkan. Benzena ini
dicampur dengan "kompleks katalis" yang diresirkulasi dan katalis
segar (AICl3 anhidrat).
Hidrogenklorida yang berfungsi sebagai promotor dilengkapi secara
tidak langsung dari etil klorida yang sebelumnya dicampur dengan
etilen (kemurnian 90-95 mol persen).

Kompleks katalis yang terdiri dari organik berat dan aluminium klorida
anhidrat padat dipisahkan dan didaur ulang setelah pencampuran
dengan fresh AICl3 yang dibutuhkan.

Dalam alkilasi, benzena diubah menjadi etil- dan polietilbenzena pada

200 °F dan tekanan sedikit di atas atmosfer. Karena reaksinya
eksotermis, panas harus dihilangkan dengan penguapan atau
pendinginan. Alkilat mentah dipisahkan dari kompleks katalis,
didinginkan, dan dicuci dengan air dan kemudian dengan larutan soda
kaustik. Produk mentah ini mengandung 40-45 persen benzena, 15-20
persen poli etilbenzena, dan sejumlah kecil tar, sisanya adalah
etilbenzena.
Pemisahan dipengaruhi oleh rangkaian kolom konvensional,
dengan yang ketiga dioperasikan pada tekanan head sekitar 50
mm Hg absolut, memberikan polietilbenzena di atas yang
dibebankan ke dealkylator-realkylator (menggunakan AICI3 dan
kelebihan benzena pada suhu yang lebih tinggi dan rasio katalis
yang berbeda). Dihasil etilbenzena dan dimetilbenzena.