Reza Handika Ray1), Amran Fadila1), Muhammad Rizky Ananda2), Senny2), Fevi Mariska2)*
1
Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
2
Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
*Email: rezahandikaray@gmail.com
ABSTRAK
Fatty Alcohol adalah hidrokarbon alifatik yang memiliki rantai panjang (lebih dari
10 karbon) yang mengandung gugus –OH terminal yang dapat diproduksi dari
lemak hewani dan minyak nabati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan produksi fatty alkohol melaui konversi karbonil menjadi fatty
alkohol rantai karbon C12 dan C14. Metode yang digunakan adalah reaksi antara
karbonil dengan gas hidrogen menggunakan katalys nikel menghasilkan senyawa
fatty alkohol. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah terjadinya
penurunan nilai awal karbonil dari 159,5 menjadi 2,4, niali produk C12
mengalami peningkatan dari 73,60 menjadi 74,80. Konversi karbonil dapat
meningkatkan produksi fatty alkohol C12 dan C14 secara optimal.
ABSTRACT
I. PENDAHULUAN
Fatty Alkohol adalah hidrokarbon alifatik yang memiliki rantai panjang
(lebih dari 10 karbon) yang mengandung gugus –OH terminal yang dapat
diproduksi dari lemak hewani dan minyak nabati. Fatty alkohol merupakan bagian
dari asam lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom
karbon dalam jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan dalam dunia
kosmetik, makanan dan pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar penting
sebagai bahan bakar. Karena sifat amphiphatic mereka, Fatty Alkohol berkelakuan
seperti nonionic surfaktan.
Fatty Alkohol dapat digunakan sebagai surfaktan, pelumas, kosmetik,
losion, obat-obatan, agen polimerisasi plastik, bahan kimia pertanian, produk
perawatan pribadi, pelapis tekstil, pemrosesan mineral agen dan bahan bakar.
Fatty Alcohol biasanya dengan rantai hidrokarbon berkisar dari C8 ke C18, terdiri
dari non polar, lipofilik rantai karbon dan gugus hidroksil hidrofilik yang polar.
Fatty alkohol dapat difraksinasi untuk memisahkan fraksi C8-C10 yang dikenal
sebagai plasticizer range alkohol, dan C8-C12 sebagai detergen range alkohol.
Plasticizer range alkohol berbentuk cair dan memiliki daya pelarut yang tinggi
dapat digunakan dalam industri tinta printer dan cat. Esterfikasi dengan
polycarboxylic acid seperti phthalic anhydride menghasilkan plasticizer
khususnya untuk industri PVC. C12 – C14 alkohol banyak digunakan sebagai
additif pelumas dan dalam pembuatan minyak rem dan minyak hidrolik. C16-C18
fatty alkohol banyak digunakan sebagai campuran dalam pembuatan cream,
lipstik, pasta, semir dan produk lainnya. Data produksi fatty alcohol di indonesia
hanya tersedia pada tahun 2015 yaitu sebesar 2.100.000 ton.
Senyawa karbonil adalah kelompok senyawaan organik yang
mengandunggugus karbonil, C=O, gugus fungsional yang paling penting dalam
kimia organik.Senyawa karbonil ada di mana-mana. Sebagian besar
senyawa-senyawa yang penting secara biologis, seperti zat-zat farmasetis
dan senyawa-senyawa sintetik yang kita digunakan sehari-hari
mempunyai gugus karbonil. Kandungan utama d al am sen ya wa
organi k adal ah at om karbon dan at om hi drogen, di t am bah nitrogen,
oksigen, belerang dan atom unsur lainnya. Senyawa induk untuk semua
senyawa organik adalah hidrokarbon, yaitu alkana (mengandung ikatan
tunggal),alkena (mengandung ikatan rangkap karbon-karbon), alkuna
(mengandung ikatanrangkap tiga karbon-karbon), dan hidrokarbon
aromatik (mengandung cincin benzena). Senyawa karbonil dikelompokkan
menjadi beberapa golongan yaitu aldehid, keton, asam karboksilat, ester, asil
klorida amida, anhidrida.
3
Gugus karbonil bersifat polar yang disebabkan oleh oksigen yang lebih
elektronegatif dibandingkan atom karbon-oksigen (C=O) dalam gugus karbonil
mengandung ikatan sigma dan ikatan phi. Ikatan rangkap karbon oksigen (C=O)
dalam gugus karbonil elektronya lebih polar dari pada ikatan tunggal karbon
oksigen (C-O) dalam alkohol. Elektronya berasal dari ikatan phi karbonil lebih
jauh dari pada inti, sehingga ikatannya lemah dan mudah di polarisasikan atom
oksigen gugus karbon mempunyai elektron valensi yang dapat bereaksi dengan
sebuah proton untuk menambah muatan positif dari karbon karbonil. Penambahan
proton memiliki peran penting dalam berbagai reaksi yang terjadi pada gugus
karbonil.
Aldehida adalah senyawa yang mengandung gugus karbonil yang terikat
pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehiada dapat tereduksi menjadi
alkohol bila reduktornya lemah misalnya H2 dengan menngunakan katalisator
nikel (Ni).
Nikel
R1-COO-H + H2 R1-CH2-OH
(Carbonyl) (Gas Hidrogen) (Fatty Alcohol)
II. METODE
Penelitian ini dilakukan di PT Domas Agrointi Prima. Terpilihnya PT
Domas Agrointi Prima sebagai tempat penelitian dikarenakan perusahaan tersebut
bergerak dibidang Oleocemichal yang memproduksi fatty alkohol dengan
menghasilkan alkohol primer dengan panjang rantai karbon C12 dan C14 dengan
4
bahan dasar Crude Kernel Plam Oil (CPKO). Penelitian ini di lakukan di plant
fatty alkohol tepatnya pada section Konversi Karbonil.
Metode penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan
jenis penelitian deskriptif. Data penelitian dikumpulkan melalui peninjauan secara
langsung tentang kondisi operasi proses yang berlansung pada sesi konversi
senyawa karbonil, mulai dari umpan, temperatur, tekanan, katalis.
Tabel 1.2 Analisa produk section Distilasi Fatty Alcohol
Analysis
No. Product
Fatty Alcohol
1. C10 OH 0,44
2. C12 OH 73,60
3. C14 OH 24,64
4. C16 OH 0,75
5. OH total 99,59
6. HC total 0,41
7. EST total -
8. COOH total -
9. AV 0,03
10. Moist 0,05
11. Color 3,2
12. Carbonyl 159,5
Reakasi kimia yang terjadi pada sesi konversi senyawa karbonil adalah:
Nikel
R1-COO-H + H2 R1-CH2-OH
(Carbonyl) (Gas Hidrogen) (Fatty Alcohol)
Tabel 1.2 Data analisa produk section Distilasi Fatty Alkohol Sebelum masuk
section karbonil konversi
Analysis
No. Product
Fatty Alcohol
1. C10 OH 0,44
2. C12 OH 73,60
3. C14 OH 24,64
4. C16 OH 0,75
5. OH total 99,59
6. HC total 0,41
7. EST total -
8. COOH total -
9. AV 0,03
10. Moist 0,05
11. Color 3,2
12. Carbonyl 159,5
Dari data diatas hasil analisa produk akhir fatty alkohol C12 dan C14
mengalami peningkatan khususnya pada C12 dari 73,40 menjadi 74,80 dan nilai
dari karbonil mengalami penurunan dari 159,5 menjadi 2,4 ini telah memenuhi
standart senyawa yang terkonversi pada produk fatty alkohol yang ditetapkan
7
perusahaan maksimal 3, dan nilai OH total meningkat dari 99,59 menjadi 99,77.
Hal ini juga sudah memenuhi standandart nilai OH pada produk akhir fatty
alkohol yaitu berstandart 99,50 sampai 99,99. dikarenakan terkonversinya
karbonyl menjadi faty alkohol dengan panjang rantai karbon C12 dan C14.
Nikel
R1-COO-H + H2 R1-CH2-OH
(Carbonyl) (Gas Hidrogen) (Fatty Alcohol)
IV. KESIMPULAN
Dari hasil diatas bahwa dapat disimpulkan bahwa konversi senyawa
karbonil yang didasari dengan reaksi karbonil dan hidrogen menggunakan katalis
nikel dapat merubah karbonil menjadi fatty alkohol. Pada sesi konversi karbonil
supaya reaksi berjalan dengan optimal di perhatikan suhu tetap pada kondisi
125 0C dan tekanan pada 10 bar, serta perbandingan zat pereaksi dengan katalis
yang digunakan dimana itu sangat berpengaruh pada kecepatan reaksi. Hal ini
yang menyebabkan peningkatan pada kualitas produksi fatty alkohol dengan
rantai C12 dan C14 dapat dihasilkan secara maksimal.
Posisi Bidang
No. Nama Kontribusi
Penulis Ilmu
1 Reza Handika Penulis Teknik Melakukan pengumpulan data
Ray Pertama Kimia pustaka dan menyiapkan draft
manuskrip.
2 Amran Fadila Penulis Teknik Mengumpulkan data analisa dan
Kedua Kimia menyiapkan draft manuskrip.