Anda di halaman 1dari 16

FATTY ALKOHOL

(LEMAK ALKOHOL)
Oleh :
Sonia Bunga Datuan
6160504170016
  Pengertian Fatty Alkohol

• Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan dari
lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian dari asam
lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam
jumlah genap.
• Molekul yang kecil digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan pelarut dalam
industri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar. Karena sifat
amphiphatic mereka, fatty alkohol berkelakuan seperti nonionic surfaktan. Fatty
alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier, emollients, dan thickeners dalam
industri kosmetik dan makanan.
Penggunaan Fatty Alkohol dalam Industri
Adapun fatty alkohol dapat digunakan secara luas pada industri sebagai berikut :
• Plasticizer (C6 – C10)
• Detergen (C11 keatas)
• Pengemulsi
• Pelumas
• Kosmetik , untuk pembuatan macam-macan cream
• Softerner
• Makanan sebagai anti oksidan
• Bahan anti Busa
• Farmasi
• Farfum
Contoh Fatty Alkohol
• Capryl alcohol (1-octanol) -- 8 carbon atoms
• Pelargonic alcohol (1-nonanol) -- 9 carbon atoms
• Capric alcohol (1-decanol, decyl alcohol) -- 10 carbon atoms
• Cetyl alcohol (1-hexadecanol) -- 16 carbon atoms
• Stearyl alcohol (1-octadecanol) -- 18 carbon atoms
• 1-dodecanol (lauryl alcohol) -- 12 carbon atoms
• Oleyl alcohol (cis-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated
• Linoleyl alcohol (9Z, 12Z-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms, polyunsaturated
Jenis-Jenis Fatty Alkohol
1. Alkohol Lemak Alami (Natural Fatty Alcohol)
Alkohol lemak alami berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui yang terdapat
di alam.. Alkohol Jenis ini selalu berada dalam bentuk gabungan dari pada rantai
bebas (senyawa murni ). Alkohol gabungan yang penting adalah gliserol TAG
(triasilgliserol) yang mengandung asam lemak yang memilki panjang rantai karbon
C12-C18 yang di pertukarkan ( metil ester menjadi alcohol lemak).
Contoh : Lemak, minyak dan lilin dari tumbuhan dan hewan, seril sesoat dalam lilin
erna dan mirisil palmit dalam lilin lebah.
2. Alkohol Lemak Dari Sumber Lainnya
Untuk  mendapatkan  alkohol  lemak  dengan  bentuk  seperti  ini,  dapat
menggunakan beberapa metode berikut :
1. Hydrolysis lilin ester menggunakan lemak hewani
2. Proses reduksi sodium mennggunakan lemak dan minyak
3. Proses ziegler menggunakan ethylene
4. Proses oxo menggunakan hydrogenation olefin
5. Katalitik hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari lemak dan minyak
6. Hydrogenation lansung lemak dan minyak
Metode Pembuatan Alkohol Lemak

1. Hidrolisis dari lilin ester


Alkohol lemak pertama kali diperoleh dari hidrolisis lilin ester yang berasal dari
binatang, terutama spermaceti dari sperma ikan paus. Karena kutukan di seluruh
dunia atas ikan paus yang diburu, sehingga sumber ini tidak lagi tersedia. Lilin
spermaceti dipisahkan dengan cara pemanasan menggunakan NaOH pekat diatas
3000C, lalu alcohol didistilasi dari sabun sodium. Hasil Sulingan (distilat)
mengandung alcohol tak jenuh C16-C20.  Untuk mencegah terjadinya auto-oksidasi,
distilat ini dikeraskan dengan hidrogenasi katalitik.. Alkohol yang diperoleh jika
minyak sperma hanya mengandung 70 % wax ester, mencapai yield 35 %,
kemudian hasilnya dipisahkan dalam distilasi vakum dari sabun dan air yang
terbentuk. Produk utama terdiri dari : cetyl, oceyl, dan alcohol arachidyl.
2. Proses Reduksi Sodium
Pada tahun 1909, Beauvault dan Blanc menemukan proses reduksi sodium untuk
memproduksi alcohol lemak dari kelapa ester. Pabrik alcohol lemak yang dibentuk
pada tahun 1930an menggunakan proses ini. Sedangkan proses dasarnya relative
sederhana, sebenarnya operasi pabrik banyak menangani produk dan reaktan yang
kompleks. Larutan sodium didispersikan dalam pelarut inert lalu ditambahkan ester
kering dan alcohol dengan hati-hati. Saat reaksinya komplit , oksida nya dipecah
dengan pengadukan dalam air, kemudian alkoholnya dicuci dan didistilasi.
Penambahan Alkohol R’ (sebaiknya alcohol sekunder), bertindak sebagai donor
hydrogen. Karena adanya reaksi samping , pemakaian sodium bisa jadi di atas 20 %
dari kebutuhan stoikiometri. Reduksi berjalan selektif tanpa pembuatan hidrokarbon
dari isomerisasi atau hidrogenasi ikatan rangkap.
3. Hidrogenasi Langsung dari minyak dan Lemak
Suatu proses yang terakhir, yang dikembangkan dan dipatenkan oleh Henkel KGaA,
yaitu direct hydrogenation dari minyak alami atau trigliserida. Proses ini melalui
dua tahap reaksi, yaitu :
1. Esterifikasi asam lemak dan alcohol lemak menghasilkan Ester dan Air
2. Esterifikasi asam lemak dan alcohol lemak menghasilkan Ester dan Air
Kedua reaksi ini berlangsung simultan pada reactor yang sama. Reactor yang
digunakan adalah reactor bertekanan tinggi yang berguna sebagai pemanas awal
bagi material – umpan asam lemak ; Resirkulasi alcohol lemak dan katalis Slurry ,
dan gas hydrogen yang diumpankan secara terus menerus . proses ini berlansung
pada kondisi P = 30.000 KPa dan T = 280 0C
• Reaksi Hidrogenasi
Hidrogenasi langsung asam lemak tidak digunakan dalam skala industri besar
karena kebutuhan temperature reaksi yang lebih tinggi menghasilkan yield yang
lebih rendah dan karena dapat merusak katalis. Secara konvensional, asam lemak
dikonversi terlebih dahulu menjadi ester sebelum dihidrogenasi. Lurgi telah
menemukan cara untuk mengatasi masalah ini dengan esterifikasi bersama asam
lemak dengan alcohol dan hidrogenasi ester dalam reactor yang sama. Asam lemak
dimasukkan ke dalam alcohol lemak bervolume besar yang sedang berputar. Volume
alcohol lemak adalah lebih dari 250 kali volume asam lemak, sehingga esterifikasi
berpengaruh cepat tanpa adanya efek merusak oleh katalis.
•  Proses Hidrogenasi Tekanan Tinggi
Metil ester yang telah difraksionasi dapat diubah menjadi alcohol lemak dengan
proses hidrogenasi dengan tekanan tinggi dengan menggunakan katalis CuCr.CuCr
juga membentuk carbon berikatan ganda yang tidak jenuh sehingga h anya alcohol
lemak jenuh yang terbentuk. Jika diinginkan hasil berupa alcohol lemak tak jenuh,
diperlukan katalis zinc. Proses hidrogenasi terjadi pada tekanan 25.000-30.000 kPa
dan temperature antara 2500C-3000C di dalam sebuah kolom tubular. Berdasarkan
perlakuan terhadap katalis, proses hidrogenasi dibedakan atas suspension process
dan fixed bed process.
Flowsheet Hidrogenasi Tekanan Tinggi Alkohol Lemak
•    Suspension Process
Katalis dan sejumlah kecil metil ester diumpankan ke dalam reactor bersamaan
dengan sisa ester. Metil ester dan gas hydrogen dipanaskan secara terpisah. Katalis
CuCr yang direaksikan dengan sejumlah kecil metil ester dimasukkan bersamaan
dengan metil ester dan gas hydrogen yang telah dipanaskan, ke dalam reactor
tubular, konsentrasi katalis dalam system setidaknya 2 % umpan yang digunakan
kira-kira 20 mol gas hydrogen per mol ester. Gas hydrogen mengakibatkan
gelembung yang membantu proses agitasi reaktan. Reaksi dijaga pada tekanan
25.000-30.000 kPa dan suhu 2500-3000C. selama proses eksotermik berlabgsung,
suhu reaksi harus dijaga untuk mengurangi reaksi samping berupa pembentukan
hidrokarbon yang tidak diinginkan. Dari kolom, campuran reaksi didinginkan,
memisahkan gas hydrogen dari campuran alcohol-metanol. 
Gas hydrogen di recycle, dan campuran alkoho-metanol dialirkanke unit methanol
stripping, pada tekanan yang lebih rendah, methanol dipisahkan, di recycle untuk
proses esterifikasi. Alcohol lemak mentah disaring untuk memisahkan katalisnya
sebagian besar katalis di recycle, sehingga terpakai rata-rata 0,5-0,7% alcohol yang
dihasilkan. Alcohol yang disaring kemudian ditreatment dengan soda pekat untuk
membentuk sabun dengan ester yang tidak bereaksi. Alcohol didistilasi untuk
menghilangkan hidrokarbon yang terbentuk. Sabun tertinggal di dasar kolom.
Flow Sheet Suspensi Alkohol Lemak
• Perbandingan Alkohol Lemak hasil Proses Fixed bed dan Proses Suspensi
Proses fixed bad memerlukan sesuatu untuk menaikkan nilai karena itu dibutuhkan
bejana reaksi yang besar, pompa gas sirkulasi, dan pipa yang tepat untuk volume
yang tinggi dari penggunaan gas hydrogen .Proses suspensi dilain sisi memerlukan
penambahan peralatan untuk pelepasan katalis, distilasi alcohol lemak mentah dan
mengolah lagi methyl ester. Dalam penggunaan bahan mentah, proses fixed bad
memiliki hasil yang banyak dan penggunaan katalis hanya setengahnya. Alcohol
lemak yang dihasilkan dari proses fixed bad memiliki kualitas yang tinggi.
Meskipun begitu, kualitas dari alcohol lemak yang dihasilkan oleh prosess suspensi
bisa juga ditingkatkan ke tingkat yang sama dengan distilasi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai