Anda di halaman 1dari 26

OLEOKIMIA 1

Kelompok 4
MELYAWATI
D1121171002
NURUL HAFIZA
D1121171012
FLORENSIA MITHANIA. M
D1121171032
BRIGITA GAMALA
D1121171016
2

Oleokimia adalah bahan kimia


yang diturunkan dari minyak
atau lemak melalui proses
splitting trigliserida
(triacylgliserol) menjadi
turunan asam-asam lemaknya
dan gliserol. Proses tersebut
dapat dilakukan secara kimia
maupun enzymatis.
Oleokimia
3

Oleokimia dasar
(asam lemak, fatty ester, fatty
alcohol, fatty amin dan gliserin,)

Oleokimia turunan (downstream


product)
(sabun, produk pembersih,
produk kosmetik dan perawatan
kulit, surfaktan, dsb)
Bahan Baku Oleokimia
4

Bahan baku utama oleokimia pada awalnya selain petrokimia


adalah tallow (lemak sapi atau domba sebagai hasil samping
industri pengolahan daging) dan minyak kelapa yang masing-
masing merupakan sumber asam lemak C 16 & C 18 dan C 12 &
C 14.
Namun peningkatan produksi tallow dan produksi minyak kelapa
sangat sedikit sehingga diperkirakan tidak dapat memenuhi
kebutuhan sumber bahan baku oleokimia di masa yang akan
datang.

Alternatif pengganti tallow dan minyak kelapa


sebagai bahan baku oleokimia adalah CPO dan
PKO, karena masing-masing mengandung
asam lemak C 16 & C 18 dan C 12 & C 14.
Simplifikasi proses manufaktur oleokimia dasar
5
6
Reaksi kimia yang terlibat dalam proses manufaktur tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hidrolisis minyak
Trigliserida dapat dihidrolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol. Reaksinya
ditunjukkan pada Gambar. Proses hidrolisis dilakukan pada suhu sekitar 250 oC
dan tekanan sangat tinggi, di atas 50 bar.
2. Esterifikasi 7
Jika minyak dihidrolisis terlebih dahulu, maka selanjutnya asam lemak yang
terbentuk harus diesterifikasi dengan metanol agar menghasilkan metil ester yang
akan diproses untuk mendapatkan fatty alcohol. Reaksi esterifikasi dikatalisis dengan
resin asam. Reaksinya adalah sebagai berikut:
R-COOH (asam lemak) + CH3OH (metanol) <=> RCOO-CH3 (metil ester) +
H2O (air)

3. Transesterifikasi
Proses pemecahan trigliserida bisa dilakukan juga dengan transesterifikasi
menggunakan metanol sehingga menghasilkan metil ester dan gliserin, sehingga metil
ester yang didapatkan bisa langsung diolah menjadi fatty alcohol. Reaksi
transesterifikasi umumnya dikatalisis dengan senyawa sodium metilat (NaOCH3).
Reaksi transesterifikasi ditunjukkan pada Gambar .
8

4. Hidrogenasi
Untuk menghasilkan fatty alcohol, maka metil ester harus
direduksi/dihidrogenasi menggunakan gas hidrogen dan katalis logam
berbasis tembaga. Reaksi hidrogenasi adalah sebagai berikut:

RCOO-CH3 (metil ester) + H2 (hidrogen) <=> RCOH (fatty alcohol) +


CH3OH (metanol)

Asam lemak pun bisa langsung dihidrogenasi dengan reaksi sebagai berikut:

R-COOH (asam lemak) + H2 (hidrogen) <=> RCOH (fatty alcohol) +


H2O (air)
Proses Produksi Oleokimia Dasar
9
Produksi oleokimia dasar yang telah dilakukan dalam industri adalah melalui

proses termal, yaitu melalui proses pemecahan lemak (fat splitting), esterifikasi, transesterifikasi

dan hidrogenasi.
Proses Produksi Oleokimia dari Minyak
Kelapa Sawit 10
Ada tiga rute yang umum digunakan dalam memproduksi oleokimia dari minyak kelapa
sawit, yaitu rute asam lemak, rute asam lemak-metil ester,dan rute metil ester.

1. Rute asam lemak/fatty acid (FA)


Proses Produksi Oleokimia dari Minyak
Kelapa Sawit 11
2. Rute asam lemak-metil ester (FA-ME)
Proses Produksi Oleokimia dari Minyak
Kelapa Sawit 12
3. Rute metil ester (ME)
Perbandingan antara tiga rute proses produksi oleokimia dasar
13
Pabrik Pembuatan Oleokimia Dasar
14

Unit pralatan yang diperlukan di industri oleokimia dasar untuk proses pre-

treatment antara lain:

a. Tank Farm adalah tangki tempat penampungan bahan baku yang baru datang

dan menampung produk yang sudah diproses.

b. Peralatan yang dibutuhkan dalam proses degumming antara lain tangki yang

digunakan untuk memproses CPO dan H3PO4 (degumming), tangki yang

digunakan untuk menyimpan H3PO4 dan kalsium karbonat.

c. Peralatan yang di butuhkan dalam proses bleaching antara lain tangki untuk

menampung tanah pemucat, tangki untuk mencampur tanah pemucat dan

minyak yang sudah mengalami proses degumming.


15
Unit utama alat fraksinasi terdiri dari 2 buah stripping tower
yang sangat menentukan tingkat produk asam lemak yang
dihasikan.
Pada proses distilasi fraksinasi, kualitas asam lemak yang
dihasilkan sangat tergantung pada bahan baku dan desain
alat fraksinasi
Produk Oleokimia
16
Fatty Asam lemak
acid merupakan
oleokimia yang
(asam paling banyak
lemak) diperlukan

Fatty ester paling


banyak diproduksi Fatty
menjadi produk hilir
terutama surfaktan
ester

Fatty alcohol paling


banyak diproduksi
Fatty menjadi fatty aclcohol
alcohol sulfat, (FAS) fatty
alcohol etoksilat (FAE)
dan fatty alcohol etoksi
sulfat (FAES)
17
Merupakan turunan
Fatty nitrogen, paling
Biodiesel banyak digunakan
amina untuk pelembut dan
hair dryer

Umumnya
mempunyai nilai
ekonomi yang Gliserin
tinggi

Banyak digunakan
sebagai bahan
Bioemollient
baku berbagai
produk kosmetik
Tiap produk oleokimia dasar jika diolah lebih lanjut memiliki fungsi 18
yang berbeda-beda, yang ditunjukkan pada Tabel
19

Aman Keunggulan
Renewable Biodegradable terhadap Utama Produk
kesehatan
Oleokimia
Pasar Domestik Oleokimia 20
Kapasitas produksi industri oleokimia dasar di Indonesia masih relatif kecil,
padahal mempunyai nilai tambah yang cukup besar.

Oleokimia semula merupakan produk alternatif terhadap petrokimia, namun


dalam perjalanannya oleokimia semakin mendominasi pasokan industri kimia
lanjut tertentu khususnya industri toileters dan personal care (hair care seperti
shampoo, bahan pembersih seperti sabun dan detergen.
Pengolahan Air Limbah Industri Oleokimia
21
Pengendalian limbah dan langah-langkah menguranginya antara meliputi :

1. Usahakan agar pada saat memasang kondensor dan dry vacuum dibuat agar
air dan asam lemak tidak bersentuhan sehingga dapat mengurangi volume
limbah yang dihasilkan.
2. Recycle sebanyak mungkin air agar dapat digunakan kembali dan gunakan
cooling tower jika diperlukan.
3. Desain dan pasang unit floating/settling untuk mengolah air stream dari
kedua operasi yang rutin termasuk pembersihan air.
4. Recovery dan Reprocess sludge yang berasal dari unit treatment agar
volume limbah yang dihasilkan dapat berkurang. Air kondensasi yang
dihasilkan dari proses evaporasi dapat mengandung sejumlah kecil gliserat
yang ditandai dengan tingkat COD dan BOD yang tinggi, air dari vakum
biasanya masih mengandung sejumlah gliserin sehingga masih dapat diolah
lagi dan limbah yang dihasilkan dapat diminimalisir.
Pengolahan Air Limbah Industri Oleokimia
22
Pengendalian dan langkah-langkah menanganinya antara lain :

Recycle air kobndensasi dari proses distlisai, acid treatment, filtrasi dan evaporasi.

Industri gliserin biasanya tidak lepas dari pengolahan asam lemak, gunakan kembali air
kondensasi produksi gliserin sebagai umpan untuk pemisahan lemak dan minyak.

Gunakan kembali air kondensasi sebagai pencuci gliserin yang direcovery untuk
menghilangkan karbon aktif.

Netralisasi aam dan kaustik yang berasal dari reaktivasi dari resin (ion-exchange
process) untuk mengolah gliserat sebelum dibuang.

Gunakan pompa kering sebagai vakum generator supaya air tidak melakukan kontak
dengan uap sehingga dapat mengurangi volume air limbah.

Recycle air dari vakum generator sebagai air proses disaat diperlukan.
Teknologi Baru dan Peluang Inovasi
23

1. Rute wax-ester
Proses ini menggunakan fatty alcohol sebagai reagen transesterifikasi
trigliserida agar tidak perlu menggunakan metanol dari luar pabrik sebagai
reagennya. Rute ini telah dikembangkan oleh Lurgi dan telah digunakan di
beberapa pabrik. Katalis hidrogenasi tetap menggunakan katalis CuCr.

2. Katalis padat untuk transesterifikasi


Transesterifikasi biasanya menggunakan sodium metilat (NaOCH3) yang
berupa larutan sehingga tidak dapat dipisahkan dari produk reaksi. Sodium
metilat sisa nantinya akan dinetralkan dan tidak dapat digunakan ulang untuk
reaksi berikutnya. Hal ini tentunya mengakibatkan tingkat penggunaan katalis
yang cukup tinggi. Oleh karena itu, ada peluang untuk mengembangkan katalis
padat heterogen untuk reaksi transesterifikasi sehingga dapat digunakan
berulang kali dalam sebuah reaktor unggun tetap.
Teknologi Baru dan Peluang Inovasi
24
3. Katalis alternatif untuk hidrogenasi
Katalis padat terbaik yang digunakan untuk hidrogenasi saat ini adalah CuCr.
Sayang katalis ini mudah teracuni oleh asam lemak dan sangat beracun bagi
lingkungan karena mengandung logam krom. Oleh karena itu, terdapat
potensi untuk berinovasi untuk menciptakan katalis baru yang memiliki kinerja
yang sebanding namun lebih ramah lingkungan dan lebih tahan racun. Di
Laboratorium TRKK ITB saat ini sedang mengembangkan katalis alternatif
untuk proses hidrogenasi ini.

4. Proses hidrolisis bertekanan rendah


Rute FA saat ini mulai ditinggalkan akibat kebutuhan energi yang sangat
tinggi untuk proses hidrolisis, namun permintaan pasar akan asam lemak juga
masih tinggi sehingga tidak bisa hanya mengandalkan rute ME saja.
Kelemahan terbesar rute FA adalah kebutuhan energi reaksi hidrolisis yang
sangat besar, sehingga biaya produksinya jauh lebih tinggi. Hal ini merupakan
peluang untuk membuat teknik reaksi hidrolisis trigliserida yang lebih hemat
energi namun memberi kinerja yang tidak menurun.
Teknologi Baru dan Peluang Inovasi
25
5. Proses hidrogenasi superkritik
Proses hidrogenasi dilakukan dengan hidrogen berada pada fasa gas. Hal ini
mengakibatkan hidrogen sulit untuk mengakses pusat aktif dari katalis dan
mengakibatkan kebutuhan hidrogen berlebih yang sangat besar. Hal ini dapat
diperbaiki dengan menggunakan prinsip fluida superkritik dan menjadikan
fasa seluruh reaktan menjadi homogen sehingga mampu meningkatkan
efisiensi pusat aktif katalis. Proses ini masih berada di tingkat penelitian di
RRC, dan merupakan topik potensial untuk diteliti dan diaplikasikan dalam
industri oleokimia Indonesia.

6. Proses produksi specialty chemicals bernilai tambah tinggi


Produk oleokimia dasar dapat ditingkatkan lagi harga jualnya dengan
memproses lebih lanjut menjadi produk specialty chemical contohnya dengan
proses etoksilasi, proses pembentukan polyol dengan epoksilasi dan
alkoholisis, dan masih banyak lainnya. Dengan penguasaan teknologi untuk
memproduksi specialty chemicals dengan harga yang sangat tinggi,
tentunya nilai tambah kepada minyak sawit akan jauh meningkat
26

Anda mungkin juga menyukai