Anda di halaman 1dari 9

Penerapan Produksi Bersih pada Industri Pengolahan Karet di PT

Condong Garut
Isna Dewiyanti

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jalan Jenderal Sudirman Km.3 Cilegon 42435,Banten, Indonesia

ABSTRAK

Industri pengolahan karet menggunakan sumber daya air dalam jumlah besar. Ini menyebabkan
industri karet mempunyai berbagai jenis limbah dalam bentuk limbah cair dan padat serta gas
buang bau yang menyengat. Masalah lingkungan, bisa diminimalkan dengan menerapkan produksi
bersih. Produksi bersih bertujuan untuk meningkatkan penggunaan efisien bahan baku,
meminimalkan limbah dan risiko kontaminasi langsung pada sumbernya. Penerapan produksi
bersih pada industry pengolahan karet dapat dilakukan dengan cara membuat bak penampung
bokar, mengganti bahan koagulan serta pemanfaatan partikel karet pada kolam rubber trap. Total
investasi adalah Rp 660.000, - dengan waktu pengembalian (PBP) dari 0,10 bulan dan penggantian
koagulan anti bakteria akan menghemat biaya produksi RSS sebanyak 17,6% dibandingkan
dengan menggunkana asam format dan dapat mengurangi polusi CO2 .

Kata kunci : industry pengolahan karet, limbah cair, limbah padat, gas, penerapan produksi
bersih

1. Pendahuluan meningkatnya permintaan akan karet alam


untuk digunakan sebagai bahan baku pada
1.1 Latar Belakang industri otomotif.
Industri pengolahan karet alam termasuk Selain itu meningkatnya produksi karet
salah satu sektor agroindustri potensial bagi alam Indonesia juga tidak terlepas dari peran
Indonesia, mengingat peranannya yang perusahaan yang membudidayakan karet dan
cukup penting sebagai penghasil devisa menghasilkan karet alam olahan. Industri
subsektor perkebunan. Data International pengolahan karet alam yang diperankan oleh
Rubber Study Group (IRSG) menyebutkan, Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar
pada tahun 2011 konsumsi karet alam dunia Negara (PBN) yang biasa dikenal dengan PT.
sebesar 11,164 juta ton. Ekspor karet dan Perkebunan Nusantara, serta Perkebunan
barang dari karet Indonesia selama Januari - Besar Swasta (PBS) membudidayakan
Maret 2011 mencapai 775.339 ton. Jumlah tumbuhan karet dan memproduksi berbagai
tersebut naik 17,2% dibanding periode sama jenis produk karet alam, antara lain Ribbed
tahun 2010 yang sebesar 661.559 ton Smoked Sheet (RSS), lateks pekat, block
(BPS,2011). Meningkatnya produksi karet rubber, tyre rubber, reclaimed rubber, dan
alam Indonesia tidak terlepas dari
crumb rubber atau sering disebut Standard 1.2 Tujuan Percobaan
Indonesia Rubber (SIR). Tujuan penelitian ini adalah untuk
Industri pengolahan karet berpotensi menganalisis peluang implementasi produksi
menimbulkan pencemaran, karena selama bersih dilihat dari aspek ekonomi, teknik, dan
proses produksinya industri karet lingkungan serta menentukan alternatif
menghasilkan limbah padat, cair dan gas. strategi untuk penerapan produksi bersih di
Limbah cair merupakan limbah yang industri pengolahan karet.
terbanyak terbentuk dari ketiga jenis limbah
tersebut. Limbah cair industri karet banyak 2. Bahan dan Metode
mengandung padatan tersuspensi, terlarut 2.1 Bahan
maupun terendap. Peningkatan kadar bahan
a. Lateks
organik yang diakibatkan limbah industri
karet akan mengganggu ekosistem b. Slab basah
lingkungan yang menerima air buangan, c. Scraps
karena oksigen banyak digunakan oleh
d. Lump Mangkok
bakteri pengurai untuk menghancurkan
bahan organik tersebut. Kekurangan oksigen, 2.2 Metode
matinya mahluk hidup dan terdapatnya bahan Tahapan Penelitian dan Pengumpulan
organik di dalam air buangan,
Data:
mengakibatkan timbulnya berbagai jasad
renik yang berpotensi menimbulkan a. Tahap Persiapan
penyakit. Tahap persiapan ini merupakan
Produksi bersih adalah suatu pendekatan kegiatan menentukan lokasi penelitian,
penanganan limbah yang bersifat preventif
dan terpadu, sehingga dapat mengurangi menetapkan tujuan awal dan mencari
dampak negatif terhadap lingkungan melalui referensi dan literatur yang berkaitan
pengurangan jumlah limbah yang dihasilkan. dengan kegiatan yang dilakukan.
Pendekatan penanganan limbah ini dilakukan
Pencarian dan pembelajaran jurnal, buku,
melalui penanganan siklus produksi dari
penyediaan bahan baku sampai produk, atau laporan yang berkaitan dengan tema
dengan cara reduce, recycle, reuse dan dan aspek-aspek penelitian.
recovery. Dari pendekatan ini akan diperoleh
b. Pengumpulan Data
limbah dalam jumlah yang sedikit sehingga
akan mengurangi dampak negatif bagi Data primer diperoleh dari sumber
lingkungan. Selain memberikan manfaat bagi data dengan menggunakan metode
lingkungan, 2 produksi bersih ini juga dapat
survei, dengan melakukan wawancara
menghemat pengeluaran perusahaan karena
adanya efisiensi produksi dan pengelolaan secara langsung dan tidak langsung.
limbah. Metode kedua adalah dengan melakukan
observasi, pengambilan data dengan
melakukan pengukuran, pengamatan Analisis teknik menjelaskan
proses produksi dan penggunaan bahan, mengenai kemudahan dalam segi teknik
air, energi secara langsung di lapangan. alternatif yang dipilih. Analisis ekonomi
Metode ketiga adalah metode penyebaran memperkirakan biaya dan kemungkinan
kuisioner kepada pihak-pihak yang penghematan dan keuntungan yang dapat
bersangkutan seperti manager dan diperoleh dari penerapan pilihan produksi
pekerja. Data sekunder yaitu data bersih dan pengelolaan lingkungan
pendukung yang diperoleh dari penelitian industri pengolahan karet di Garut.
sebelumnya, dan data di industri Analisis lingkungan merujuk kepada
pengolahan karet. Data juga diperoleh dampak yang ditimbulkan terhadap
dari lembaga-lembaga yang berhubungan lingkungan jika mengambil alternatif
dengan industri pengolahan karet seperti yang dipilih.
pusat penelitian dan pengembangan 3. Hasil dan Pembahasan
karet. . a. Proses Produksi Ribbed Smoked
c. Identifikasi Proses Produksi dan Sheet dan Estate Brown Crepe.
Analisis Munculnya Limbah
Lateks / getah karet
Pada tahapan identifikasi proses
produksi dilakukan kegiatan menetapkan Bak Penampung &
Penyaringan uk 60
input produksi, teknologi proses
mesh
produksi, menetapkan output produksi
dan menghitung neraca massa pada setiap
Pengenceran
stasiun proses. Dari setiap proses
produksi tersebut kemudian dilakukan
Pembekuan
analisis terbentuknya limbah dan
menentukan karakteristik secara Penggilingan &
kuantitas limbah yang dihasilkan setiap pembentukan
proses.
Pencucian
d. Analisis Penerapan Produksi Bersih
secara Teknik, Ekonomi dan
Lingkungan. Pengasapan/pengeri
ngan

Pencucian
Gambar 1. Diagram alir pengolahan proses produksi akhirnya akan masuk ke
karet Ribbed Smoked Sheet IPAL. Limbah cair tersebut diolah
sedemikan rupa hingga tidak mencemari
Bahan baku Brown Crepe sungai ketika dibuang. Proses pengolahan
 Lump mangkok limbah cair yang dihasilkan dari produksi
 Lump busa RSS dan estate brown crape
 Scraps menggunakan sistem pengolahan biologi

 Serpihan sisa pengolahan RSS yang terdiri dari kolam rubber trap, kolam
aerasi, kolam pengendapan dan kolam
Penerimaan bahan baku testimoni. Kolam rubber trap digunakan
untuk memisahkan padatan dari limbah
Pencucian bahan baku cair yaitu partikel-partikel karet yang
tidak menggumpal pada proses koagulasi.

Penyaringan/pemisahan Pada sistem lumpur aktif, berbagai


macam bakteri, fungi, protozoa, dan

Bak penampung metazoa hidup dalam kumpulan


didalamnya dan membentuk struktur
Pencacahan piramida rantai makanan. Sistem lumpur
aktif terdiri dari kolam aerasi yaitu
Pembentukan tempat lumpur aktif (kumpulan dari
mikroba dan bakteri aerob) dan limbah
Timbang cair bercampur sambil diberi udara
(oksigen). Di kolam ini senyawa organik
Pengeringan
(BOD, COD) diuraikan oleh mikroba

Gambar 2. Diagram alir pengolahan aerob. Setelah penguraian senyawa

karet Estate Brown Crepe. organik di dalam kolam aerasi telah


selesai, campuran lumpur dan air

b. Identifikasi Potensi Limbah dialirkan ke kolam pengendapan untuk


Penanganan limbah PT Condong Garut dilakukan pemisahan air dan lumpur. Air
sudah menggunakan Instalasi Pengolahan yang terpisah yang kandungan BODdan
Air Limbah (IPAL). Semua limbah cair dari COD sudah berkurang dialirkan keluar ke
kolam testimoni sedangkan lumpurnya lain penerapan good housekeeping yang
dialirkan kembali ke kolam aerasi. meliputi penghematan air dengan adanya
Dari pengolahan limbah cair karet pemantauan air dan membuat bak

dengan sistem lumpur aktif dihasilkan penampungan bahan baku bokar untuk

lumpur berlebih yang berasal dari kolam meningkatkan kualitas produk estate

pengendapan akhir dan padatan terapung brown crepe yang dihasilkan. Produksi

(scum). Scum merupakan hasil endapan bersih juga dilakukan dengan penggantian

melayang dari proses penguraian oleh bahan penggumpal yang alami yakni asap

bakteri. Scum tersebut dikeringkan dan cair yang berasal dari pirolisis cangkang

diaplikasikan di sekitar tanaman kelapa kelapa sawit dan pemanfaatan partikel


karet yang terdapat pada kolam rubber trap
sawit karena dapat untuk memperbaiki
untuk bahan baku alas kaki.
sifat fisik-kimia tanah.

4.1 Penerapan Good housekeeping


Tabel 1. Potensi Limbah dari
Terdapat beberapa macam pilihan
Pengolahan Karet
dalam hal penerapan good housekeeping ini,
antara lain pemantauan pemakaian air
ketika proses produksi berlangsung.
Meskipun sumber air yang digunakan
berasal dari mata air pegunungan yang
sangat melimpah, namun dengan
melakukan good housekeeping ini
penggunaan air dapat terkendali.
Pembuatan bak penampung bokar juga
dapat dilakukan untuk menjaga mutu bokar.
Selama ini, bokar yang diangkut dari kebun
hanya diletakkan di lantai produksi yang
tergenang air. Hal tersebut dapat

4. Strategi Penerapan Produksi menyebabkan penurunan mutu bokar dan

Bersih menyebabkan bau tidak yang tidak enak.

Pilihan produksi bersih yang dapat Oleh karena itu, perlu adanya penampungan

diterapkan oleh PT Condong Garut antara bokar sebelum bokar di cuci. Dari segi teknis,
penerapan good housekeeping tersebut 4.2 Penggantian Bahan Penggumpal
mudah dilakukan karena hanya yang Anti Bakteri
membutuhkan tambahan peralatan yang Proses penggumpalan RSS di PT
sederhana dan dibutuhkan pengontrolan Condong Garut dilakukan dengan
produksi yang baik. Penerapan good menggunakan zat kimia berupa asam
housekeeping ini akan berdampak pada format. Penggunaan asam format tersebut
jumlah limbah cair yang ditangani oleh IPAL bisa digantikan dengan menggunakan
akan berkurang, mutu produk akan terjamin, bahan yang lebih ramah lingkungan yakni
dan kebersihan tempat produksi akan asap cair atau Deorub. Deorub adalah
terjaga. cairan berwarna cokelat dengan pH
Aspek Ekonomi sekitar 2,5 yang diproduksi melalui
a. Biaya pembelian bak penampung dari proses pirolisis tempurung kelapa sawit
aluminium dengan volume 2 m3 dengan dalam suatu reaktor tertutup pada suhu
asumsi biaya investasi = Rp 400.000,00 300-4000 C selama 8-10 jam (Solichin,
Asumsi dengan adanya bak penampung 2007).
bokar akan terjadi peningkatan mutu Asam asetat yang terdapat di dalam
untuk estate brown crepe I sebesar 7% asap cair dapat digunakan sebagai
Pada tahun 2018 PT Condong rata-rata penggumpal lateks kebun (Solichin,
menghasilkan 20.000 kg estate brown 2003), sedangkan senyawa-senyawa
crepe/bulan komposisi 17% mutu I, 51% fenolik terbukti sebagai anti oksidan, anti
mutu II, 25% mutu III dan 7% mutu bakteri, dan anti jamur (Darmadji dan
cutting. Rahardjo, 2002). Sifat anti oksidan yang
Maka, Peningkatan mutu dari mutu II akan melindungi molekul karet dari
menjadi mutu I -> (0.51X0.07) X oksidasi pada suhu tinggi sehingga nilai
20.000kg/bulan = 714 kg/bulan. PRI akan tetap tinggi. Sifat anti bakteri
Keuntungan = 714 kg/bulan X Rp tidak hanya mencegah pertumbuhan
3000,00 (selisih harga mutu I dan II, PT bakteri tetapi juga membunuh bakteri, di
Condong) dalam lateks atau koagulum, sehingga
= Rp 2.142.000 mencegah terjadinya bau busuk dari
Paybackperiod= koagulum yang diberi koagulum,
𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊 𝟒𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
= = 0,18 bulan sementara sifat anti jamur mencegah
𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝟐.𝟏𝟒𝟐.𝟎𝟎𝟎
pertumbuhan jamur pada sheet kering dan mengetahui nilai PRI dapat diperkirakan
senyawa karbonil akan memberikan mudah atau tidaknya karet menjadi
warna cokelat yang seragam pada sheet lengket selama penyimpanan atau jika
kering. dipanaskan. Viscositas Rubber (VR) )
Penggantian bahan penggumpal ini merupakan panjangnya rantai molekul
cukup memungkinkan diterapkan di karet atau BM serta derajat pengikatan
industri pengolahan karet PT Condong silang rantai molekulnya. Semakin tinggi
Garut. Dari segi teknis proses BM hidrokarbon karet 23 semakin
penggantian ini mudah dilakukan karena panjang rantai molekul dan semakin
prosesnya tidak jauh berbeda dengan tinggi tahanan terhadap aliran, dengan
penggunaan asam format. Penggunaan kata lain karetnya semakin viskos dan
asap cair ini juga dapat dilakukan untuk keras.
mengurangi bau busuk bokar pada saat Tabel 2. Perbandingan biaya
pengolahan estate brown crepe. Asap cair koagulan asap cair dan asam
tersebut hanya disemprotkan saja ke format
tumpukan bokar. Cairan tersebut dapat
mengurangi bau busuk pada bokar karena
dapat mengurangi pertumbuhan mikroba
dan bakteri yang hidup di bokar.
Perbedaan mutu sheet yang dihasilkan
antara asam format dan asap cair dapat
dilihat pada Tabel 3.
Penentuan nilai Plasticity Retention
Index (PRI) adalah ukuran dari besarnya
4.3 Pemanfaatan Partikel – Partikel
sifat keliatan (plastisitas) karet mentah
Karet pada Kolam Rubber Trap
sebelum (Po) dan sesudah (Pa)
Proses pengolahan limbah cair di
pengusangan pada suhu 1400 C selama
IPAL, pada kolam rubber trap masih
30 menit. Nilai PRI yang tinggi
terkandung partikel-partikel karet yang
menunjukan ketahanan yang tinggi
masih dapat digunakan sebagai bahan
terhadap degradasi oleh oksidasi serta
baku alas kaki (Utomo, 2006). Partikel-
tingkat kekuatan produk. Dengan
partikel karet tersebut akan terapung di Total biaya investasi = Rp 260.000,00
permukaan kolam dan apabila sudah c. Biaya pembelian karung = Rp
menumpuk, partikel tersebut dapat 1000/karung X 4 karung/bulan = Rp
diambil dan dimasukkan ke dalam wadah 4.000,00 (dengan asumsi seminggu
dan kemudian dijual ke industri alas kaki. sekali pengambilan limbah dan
Dari segi teknis pemanfaatan partikel ini banyaknya limbah 50 kg dengan ukuran
mudah dilakukan karena hanya karung 25 kg, harga bersumber dari
mengambil partikel yang terapung tanpa tokopedia.com)
ada perlakuan yang sulit. Industri yang Biaya penjualan limbah partikel karet =
akan memanfaatkan partikel karet ini Rp 4000/kg X 50 kg/minggu X 4
akan mendapatkan bahan baku yang lebih minggu/bulan = Rp 800.000/bulan
bersih karena ada penampungan awal Net profit: Rp 800.000 – Rp 4.000 = Rp
untuk mengumpulkan partikel sehingga 796.000
terhindar dari kotoran seperti tanah. 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 260.000
Paybackperiod= =796.000
𝑛𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
Penggunaan kembali atau daur ulang
= 0,32 bulan
partikel karet di kolam rubber trap
penting dilakukan karena dengan daur 𝟒𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎−𝟐𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎
PBP =𝟐.𝟏𝟒𝟐.𝟎𝟎𝟎−𝟕𝟗𝟔.𝟎𝟎𝟎= 0,10 bulan
ulang ini akan mengurangi kandungan
karet yang terkandung dalam air limbah
buangan sehingga bahaya terhadap
5. Kesimpulan
lingkungan dapat diminimalkan.
Strategi produksi bersih
Aspek Ekonomi
membutuhkan biaya investasi sebesar Rp
a. Biaya pembelian alat pengutip limbah
660.000,- dengan pay back period selama
= Rp 110.000,- (sumber dari
0,10 bulan dan penggantian koagulan anti
alibaba.com)
bakteria akan menghemat biaya produksi
b. Biaya pembuatan bak penampung
RSS sebanyak 17,6% dibandingkan
dengan volume 1,5 m3 dengan asumsi
dengan menggunakan asam format dan
biaya pemasangan batu bata sebesar Rp
dapat mengurangi polusi CO2 .
100.000/m3 .
Daftar Pustaka
Jadi biaya pembuatan bak sebesar 1,5 m3
1. Bapedal. 1997. Panduan Pelatihan
X Rp 100.000/m3 . = Rp 150.000,00
Produksi Bersih Untuk Industri dan Jasa.
Badan Pengendalian Dampak 9. Yulianti, D., Winarno, K., dan Mudyantini,
Lingkungan, Jakarta. W. 2005. Pemanfaatan Limbah Cair
2. Goutara, B. 1985. Dasar Pengolahan Pabrik Karet PTPN IX Kebun Batu Jamus
Karet. Agro Industri Press. Jurusan Karanganyar Hasil Fitoremidiasi dengan
teknologi Industri Pertanian, FATETA. IPB, Azolla microphylla Kaulf untuk
Bogor. Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza
3. Indrasti N.S dan Fauzi AM. 2009. Produksi sativa Linn). Jurnal Biosmart. 7 (2): 125-
Bersih. Departemen Teknologi Industri 130.
Pertanian: Fateta IPB :Bogor.
4. Manullang, S. 2006. Kajian Potensi
Penerapan Produksi Bersih pada Industri
Crumb Rubber. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
5. Sudibyo, A. 1996. Penerepan Teknologi
Bersih Pada Industri Karet. Lokakarya
Tentang Karet Alam Sebagai Produk
Unggulan Ekspor Yang Bersahabat
Dengan Lingkungan. Bandar Lampung, 4
Oktober 1996.
6. Suseno, R dan Suwari. 1989. Pedoman
Teknis Pengolahan Karet Sheet yang
Diasap. Bogor. Balai Penelitian
Perkebunan Bogor.
7. Suwardin, D. 1989. Teknik Pengendalian
Limbah Pabrik Karet. Jurnal. Lateks
Wadah Informasi dan Komunikasi
Perkebun Karet, 4(2) : 28-34.
8. Utomo, T. 2006. Rancang Bangun Proses
Produksi Karet Remah Berbasis Produksi
Bersih. Disertasi. Fakultas Teknologi
Pertanian IPB, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai