Condong Garut
Isna Dewiyanti
ABSTRAK
Industri pengolahan karet menggunakan sumber daya air dalam jumlah besar. Ini menyebabkan
industri karet mempunyai berbagai jenis limbah dalam bentuk limbah cair dan padat serta gas
buang bau yang menyengat. Masalah lingkungan, bisa diminimalkan dengan menerapkan produksi
bersih. Produksi bersih bertujuan untuk meningkatkan penggunaan efisien bahan baku,
meminimalkan limbah dan risiko kontaminasi langsung pada sumbernya. Penerapan produksi
bersih pada industry pengolahan karet dapat dilakukan dengan cara membuat bak penampung
bokar, mengganti bahan koagulan serta pemanfaatan partikel karet pada kolam rubber trap. Total
investasi adalah Rp 660.000, - dengan waktu pengembalian (PBP) dari 0,10 bulan dan penggantian
koagulan anti bakteria akan menghemat biaya produksi RSS sebanyak 17,6% dibandingkan
dengan menggunkana asam format dan dapat mengurangi polusi CO2 .
Kata kunci : industry pengolahan karet, limbah cair, limbah padat, gas, penerapan produksi
bersih
Pencucian
Gambar 1. Diagram alir pengolahan proses produksi akhirnya akan masuk ke
karet Ribbed Smoked Sheet IPAL. Limbah cair tersebut diolah
sedemikan rupa hingga tidak mencemari
Bahan baku Brown Crepe sungai ketika dibuang. Proses pengolahan
Lump mangkok limbah cair yang dihasilkan dari produksi
Lump busa RSS dan estate brown crape
Scraps menggunakan sistem pengolahan biologi
Serpihan sisa pengolahan RSS yang terdiri dari kolam rubber trap, kolam
aerasi, kolam pengendapan dan kolam
Penerimaan bahan baku testimoni. Kolam rubber trap digunakan
untuk memisahkan padatan dari limbah
Pencucian bahan baku cair yaitu partikel-partikel karet yang
tidak menggumpal pada proses koagulasi.
dengan sistem lumpur aktif dihasilkan penampungan bahan baku bokar untuk
lumpur berlebih yang berasal dari kolam meningkatkan kualitas produk estate
pengendapan akhir dan padatan terapung brown crepe yang dihasilkan. Produksi
(scum). Scum merupakan hasil endapan bersih juga dilakukan dengan penggantian
melayang dari proses penguraian oleh bahan penggumpal yang alami yakni asap
bakteri. Scum tersebut dikeringkan dan cair yang berasal dari pirolisis cangkang
Pilihan produksi bersih yang dapat Oleh karena itu, perlu adanya penampungan
diterapkan oleh PT Condong Garut antara bokar sebelum bokar di cuci. Dari segi teknis,
penerapan good housekeeping tersebut 4.2 Penggantian Bahan Penggumpal
mudah dilakukan karena hanya yang Anti Bakteri
membutuhkan tambahan peralatan yang Proses penggumpalan RSS di PT
sederhana dan dibutuhkan pengontrolan Condong Garut dilakukan dengan
produksi yang baik. Penerapan good menggunakan zat kimia berupa asam
housekeeping ini akan berdampak pada format. Penggunaan asam format tersebut
jumlah limbah cair yang ditangani oleh IPAL bisa digantikan dengan menggunakan
akan berkurang, mutu produk akan terjamin, bahan yang lebih ramah lingkungan yakni
dan kebersihan tempat produksi akan asap cair atau Deorub. Deorub adalah
terjaga. cairan berwarna cokelat dengan pH
Aspek Ekonomi sekitar 2,5 yang diproduksi melalui
a. Biaya pembelian bak penampung dari proses pirolisis tempurung kelapa sawit
aluminium dengan volume 2 m3 dengan dalam suatu reaktor tertutup pada suhu
asumsi biaya investasi = Rp 400.000,00 300-4000 C selama 8-10 jam (Solichin,
Asumsi dengan adanya bak penampung 2007).
bokar akan terjadi peningkatan mutu Asam asetat yang terdapat di dalam
untuk estate brown crepe I sebesar 7% asap cair dapat digunakan sebagai
Pada tahun 2018 PT Condong rata-rata penggumpal lateks kebun (Solichin,
menghasilkan 20.000 kg estate brown 2003), sedangkan senyawa-senyawa
crepe/bulan komposisi 17% mutu I, 51% fenolik terbukti sebagai anti oksidan, anti
mutu II, 25% mutu III dan 7% mutu bakteri, dan anti jamur (Darmadji dan
cutting. Rahardjo, 2002). Sifat anti oksidan yang
Maka, Peningkatan mutu dari mutu II akan melindungi molekul karet dari
menjadi mutu I -> (0.51X0.07) X oksidasi pada suhu tinggi sehingga nilai
20.000kg/bulan = 714 kg/bulan. PRI akan tetap tinggi. Sifat anti bakteri
Keuntungan = 714 kg/bulan X Rp tidak hanya mencegah pertumbuhan
3000,00 (selisih harga mutu I dan II, PT bakteri tetapi juga membunuh bakteri, di
Condong) dalam lateks atau koagulum, sehingga
= Rp 2.142.000 mencegah terjadinya bau busuk dari
Paybackperiod= koagulum yang diberi koagulum,
𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊 𝟒𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
= = 0,18 bulan sementara sifat anti jamur mencegah
𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝟐.𝟏𝟒𝟐.𝟎𝟎𝟎
pertumbuhan jamur pada sheet kering dan mengetahui nilai PRI dapat diperkirakan
senyawa karbonil akan memberikan mudah atau tidaknya karet menjadi
warna cokelat yang seragam pada sheet lengket selama penyimpanan atau jika
kering. dipanaskan. Viscositas Rubber (VR) )
Penggantian bahan penggumpal ini merupakan panjangnya rantai molekul
cukup memungkinkan diterapkan di karet atau BM serta derajat pengikatan
industri pengolahan karet PT Condong silang rantai molekulnya. Semakin tinggi
Garut. Dari segi teknis proses BM hidrokarbon karet 23 semakin
penggantian ini mudah dilakukan karena panjang rantai molekul dan semakin
prosesnya tidak jauh berbeda dengan tinggi tahanan terhadap aliran, dengan
penggunaan asam format. Penggunaan kata lain karetnya semakin viskos dan
asap cair ini juga dapat dilakukan untuk keras.
mengurangi bau busuk bokar pada saat Tabel 2. Perbandingan biaya
pengolahan estate brown crepe. Asap cair koagulan asap cair dan asam
tersebut hanya disemprotkan saja ke format
tumpukan bokar. Cairan tersebut dapat
mengurangi bau busuk pada bokar karena
dapat mengurangi pertumbuhan mikroba
dan bakteri yang hidup di bokar.
Perbedaan mutu sheet yang dihasilkan
antara asam format dan asap cair dapat
dilihat pada Tabel 3.
Penentuan nilai Plasticity Retention
Index (PRI) adalah ukuran dari besarnya
4.3 Pemanfaatan Partikel – Partikel
sifat keliatan (plastisitas) karet mentah
Karet pada Kolam Rubber Trap
sebelum (Po) dan sesudah (Pa)
Proses pengolahan limbah cair di
pengusangan pada suhu 1400 C selama
IPAL, pada kolam rubber trap masih
30 menit. Nilai PRI yang tinggi
terkandung partikel-partikel karet yang
menunjukan ketahanan yang tinggi
masih dapat digunakan sebagai bahan
terhadap degradasi oleh oksidasi serta
baku alas kaki (Utomo, 2006). Partikel-
tingkat kekuatan produk. Dengan
partikel karet tersebut akan terapung di Total biaya investasi = Rp 260.000,00
permukaan kolam dan apabila sudah c. Biaya pembelian karung = Rp
menumpuk, partikel tersebut dapat 1000/karung X 4 karung/bulan = Rp
diambil dan dimasukkan ke dalam wadah 4.000,00 (dengan asumsi seminggu
dan kemudian dijual ke industri alas kaki. sekali pengambilan limbah dan
Dari segi teknis pemanfaatan partikel ini banyaknya limbah 50 kg dengan ukuran
mudah dilakukan karena hanya karung 25 kg, harga bersumber dari
mengambil partikel yang terapung tanpa tokopedia.com)
ada perlakuan yang sulit. Industri yang Biaya penjualan limbah partikel karet =
akan memanfaatkan partikel karet ini Rp 4000/kg X 50 kg/minggu X 4
akan mendapatkan bahan baku yang lebih minggu/bulan = Rp 800.000/bulan
bersih karena ada penampungan awal Net profit: Rp 800.000 – Rp 4.000 = Rp
untuk mengumpulkan partikel sehingga 796.000
terhindar dari kotoran seperti tanah. 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 260.000
Paybackperiod= =796.000
𝑛𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
Penggunaan kembali atau daur ulang
= 0,32 bulan
partikel karet di kolam rubber trap
penting dilakukan karena dengan daur 𝟒𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎−𝟐𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎
PBP =𝟐.𝟏𝟒𝟐.𝟎𝟎𝟎−𝟕𝟗𝟔.𝟎𝟎𝟎= 0,10 bulan
ulang ini akan mengurangi kandungan
karet yang terkandung dalam air limbah
buangan sehingga bahaya terhadap
5. Kesimpulan
lingkungan dapat diminimalkan.
Strategi produksi bersih
Aspek Ekonomi
membutuhkan biaya investasi sebesar Rp
a. Biaya pembelian alat pengutip limbah
660.000,- dengan pay back period selama
= Rp 110.000,- (sumber dari
0,10 bulan dan penggantian koagulan anti
alibaba.com)
bakteria akan menghemat biaya produksi
b. Biaya pembuatan bak penampung
RSS sebanyak 17,6% dibandingkan
dengan volume 1,5 m3 dengan asumsi
dengan menggunakan asam format dan
biaya pemasangan batu bata sebesar Rp
dapat mengurangi polusi CO2 .
100.000/m3 .
Daftar Pustaka
Jadi biaya pembuatan bak sebesar 1,5 m3
1. Bapedal. 1997. Panduan Pelatihan
X Rp 100.000/m3 . = Rp 150.000,00
Produksi Bersih Untuk Industri dan Jasa.
Badan Pengendalian Dampak 9. Yulianti, D., Winarno, K., dan Mudyantini,
Lingkungan, Jakarta. W. 2005. Pemanfaatan Limbah Cair
2. Goutara, B. 1985. Dasar Pengolahan Pabrik Karet PTPN IX Kebun Batu Jamus
Karet. Agro Industri Press. Jurusan Karanganyar Hasil Fitoremidiasi dengan
teknologi Industri Pertanian, FATETA. IPB, Azolla microphylla Kaulf untuk
Bogor. Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza
3. Indrasti N.S dan Fauzi AM. 2009. Produksi sativa Linn). Jurnal Biosmart. 7 (2): 125-
Bersih. Departemen Teknologi Industri 130.
Pertanian: Fateta IPB :Bogor.
4. Manullang, S. 2006. Kajian Potensi
Penerapan Produksi Bersih pada Industri
Crumb Rubber. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
5. Sudibyo, A. 1996. Penerepan Teknologi
Bersih Pada Industri Karet. Lokakarya
Tentang Karet Alam Sebagai Produk
Unggulan Ekspor Yang Bersahabat
Dengan Lingkungan. Bandar Lampung, 4
Oktober 1996.
6. Suseno, R dan Suwari. 1989. Pedoman
Teknis Pengolahan Karet Sheet yang
Diasap. Bogor. Balai Penelitian
Perkebunan Bogor.
7. Suwardin, D. 1989. Teknik Pengendalian
Limbah Pabrik Karet. Jurnal. Lateks
Wadah Informasi dan Komunikasi
Perkebun Karet, 4(2) : 28-34.
8. Utomo, T. 2006. Rancang Bangun Proses
Produksi Karet Remah Berbasis Produksi
Bersih. Disertasi. Fakultas Teknologi
Pertanian IPB, Bogor.