Bahan Baku
Screw
Bucket Elevator
2. Crusher
Hoper
Conveyor
Screening
3.
Hoper Baking
4.
Silo
Anti Caking
30-40 ppm
Bagging
Screw Conveyor
Iodisasi
13. Baging berfungsi untuk mengantongi semua jenis bahan yang bebas mengalir,
seperti: garam, pupuk, tepung, dan lain-lain
2. Analisis kadar Yodium di PT. Cheetham Garam Indonesia
Analisis kadar yodium pada PT.Cheetham Garam Indonesia
a. Menentukan angka a
1. Timbang 25 gram NaCl pro analisa (PA)
2. Larutkan dalam erlemeyer dengan 100 ml aquades
3. Tambahkan 5 ml KIO3 0.005 N
4. Tambahkan 5 ml asam phosphate (H3PO4) pekat
5. Tambahkan KI 1 gram (larutan menjadi kuning)
6. Tambahkan starch indicator (larutan menjadi biru)
7. Titrasi dengan larutan Natrium Tio Sulphate 0,005 N sampai larutan berubah
dari biru menjadi bening.
8. Volume Tio yang dipakai adalah nilai a
b. Analisis kadar yodium pada garam beryodium
1. Timbang dengan teliti 25 gram sampel garam
2. Tambahkan 5 ml H2SO4
3. Tambahkan 1 gram KI (larutan berwarna kuning)
4. Tambahkan starch indicator (larutan menjadi biru)
5. Titrasi dengan larutan Natrium Tio Sulphate 0,005 N sampai larutan berubah
warna dari biru menjadi bening.
Perhitungan
Dik
Dit
: Angka baku
Volume Titrasi (v)
Berat sampel (w)
KIO3 (a)
: KIO3 = ..PPM
: 890
: 5 ml
: 25 gram
:5
890 x V
Berat sampel (Gr) x a
= 4450
125
= 35, 60 Ppm\
Kadar yodium yang dihasilkan dari proses analisis yang dilakukan dalam
PKL di PT. Cheetham Garam Indonesia adalah 35,60 Ppm. Kadar ini layak
untuk proses produksi garam beryodium karena memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI).
B. Pembahasan
1. Proses produksi garam beryodium di PT. Cheetham Garam Indonesia
2.
Garam Australia atau Raw material dimasukan ke area tipping pit dengan
menggunakan front loader 3,5 ton. Di bawah tipping pit terdapat screw conveyor
yang berfungsi untuk mentransfer garam ke area pengering (rotary dryer). Dari
screw conveyor di tarik dengan motor (gear box) ke atas bucket elevactor. Setelah itu
diturukan lagi ke screw konveyor dengan panjang 15 meter sampai ke area rotary
dryer. Di rotary dryer dilakukan pemanasan dengan menggunakan uap panas dari
hasil proses pembakaran batu bara. Dalam ruang rotary dryer dilengkapi dengan
termokopel untuk mengetahui suhu panas (300 400 0C).
3. Proses pembakaran batu bara: batu bara dibakar di ruang reaktor menghasilkan gas,
dari ruang reaktor gas diambil dan didorong dengan mesin blower ditarik ke ruang
heat exchanger (HE). Kemudian gasnya dibakar lagi mengasilkan uap panas yang
melewati pipa ke rotary dryer untuk dilakukan pengeringan.
4. Garam yang keluar dari rotary dryer dengan suhu 90 120
C diangkut
menggunakan belt conveyor yang berfungsi mengangkut material yang berupa bulk
material (material yang berupa butiran-butiran, serbuk/bubuk) ke screw conveyor
untuk ditansfer ke bucket elevator yang berfungsi untuk menaikan bahan baku
kering ke
crusher. Di mesin
dicampur dengan yodium dalam senyawa KIO3 dan anti caking kemudian ke bucket
elevator untuk menaikan bahan baku yang sudah tercampur masuk ke hoper baking
(tempat untuk masuknya campuran). Masuk lagi ke wegning yang berfungsi sebagai
timbangan lalu di bagging yang berfungsi mengantongi hasil proses industri dalam
kemasan berupa karung dengan berat 25 kg dan 50 kg. Hasil proses industri di
bagging mencapai 30-40 ppm kadar yodiumnya
conveyor yakni mengangkut material yang berupa unit load (benda yang dapat
dihitung jumlahnya satu-persatu seperti dalam kemasan karung lalu terakhir ke stock
untuk siap diedarkan ke konsumen.
2. Analisis kadar Yodium di PT. Cheetham Garam Indonesia