BAHASAN:
1. Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal
2. Model Nondiskonto
3. Model Diskonto: Metode Nilai Sekarang (NPV)
4. Tingkat Pengembalian Internal
5. Pasca audit Proyek Modal
6. Proyek Saling Eksklusif
7. Perhitungan dan Penyesuaian arus Kas
8. Investasi modal: Lingkungan Manufaktur yang canggih
Keputusan investasi modal (capital investmen decison) berkaitan dengan proses perencanaan,
pencapaian tujuan, prioritas, pengaturan pendanaan, seta penggunaan, kriteria tertentu untuk
memilih aktiva jang panjang. Karena keputusan investasi modal menempatkan sejumlah besar
sumber daya pada resiko jangka panjang dan mempengaruhi perkembangan perusahaan secara
simultan dimasa depa, hal itu merupakan salah satu keputusan terpainting yang dibuat manajer.
Setiap organisasi memiliki sumber daya yang terbatas, yang akan digunakan untuk
mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas jangka panjangnya. Keputusan investasi modal
yang buruk dapat menimbulkan bencana. Ada beberapa jenis keputusan investasi modal, yaitu:
1. Keputusan pengurangan biaya
2. Keputusan pelunasan pabrik dan fasilitas penggudangan
3. Keputusan pemilihan mesin
4. Keputusan untuk membeli atau menyewa
5. Keputusan penggantian peralatan.
1
Keputusan investasi modal sering kali berkaitan dengan masalah investasi dalam aktiva
modal jangka panjang. Pada umumnya investasi modal yang baik akan menghasilkan kembali
modal awal sepanjang umurnya dan pada saat yang sama menghasilkan pengembalian yang cukup
atas investasi awal. Jadi salah satu tugas manajer adalah memutuskan apakah suatu investasi modal
akan menghasilkan kembali sumber daya awalnya atau tidak, dan memberikan pengembalian yang
wajar. Dengan membuat penilaian ini, seorang manajer dapat memutuskan diterima tidaknya
proyek-proyek independen dan membandingakan proyek-proyek yang saling bersaing berdasarkan
keunggulan ekonomisnya.
Untuk membuat keputusan investasi modal, seorang manajer harus mengestimasi jumlah
dan waktu arus kas, menilai resiko investasi, dan mempertimbangkan dampak proyek terhadap laba
perusahaan. Para manajer juga harus menetapkan tujuan dan prioritas dari investasi modal serta
harus mengidentifikasi beberapa kriteria dasar atas penerimaan dan penolakan investasi yang
diusulkan.
Arus Kas
Jenis-jenis arus kas, antara lain:
1. Arus kas keluar, merupakan investasi awal (termasuk biaya instalasi), kenaikan modal kerja,
reparasi dan pemeliharaan, dan kenaikkan biaya operasi.
2. Arus kas masuk, merupakan kenaikkan pendapatan, penurunan biaya, nilai sisa/residu, dan
pembebasan modal kerja.
Alasan utama analisis menekankan pada arus kas adalah bahwa laba akuntansi dihitung
berdasarkan konsep accrual yang mengabaikan timing arus masuk dan arus keluar kas. Meskipun
informasi laba bersih sangat bermanfaat bagi keperluan lain, informasi laba bersih tidak digunakan
dalam analisis pendiskontoan arus kas. Dengan demikian, manajer dapat mengabaikan informasi
laba bersih dan lebih berkonsetrasi pada upaya mengidentifikasi aruskas yang berhubungan dengan
sebuah proyek investasi.
Ada beberapa metode yang digunakan oleh manajer untuk menunjukan mana proyek yang
harus diterima dan mana yang harus ditolak, diantaranya adalah metoda non-diskonto dan metoda
diskonto. Model nondiskonto (nondiscounting models) menagbaikan nilai waktu dari uang, sedangkan
Model diskonto (discounting models) mempertimbangkan secara eksplisit. Kendati banyak akuntan
2
mendeskreditkan model nondiskonto karena mengabaikan nilai waktu dari uang, perusahaan-
perusahaan masih terus menggunakannya dalam pengambilan keputusan investasi modal.
Meskipun demikian penggunaan model diskonto telah meningkat pada beberapa tahun terakhir
dan perusahaan yang benar-benar menggunakan suatu model hanya sedikit. Perusahaan-
perusahaan nampaknya menggunakan kedua model tersebut. Hal ini menunjukkan kedua kategori
ini memberikan informasi yang berguna bagi manajer saat mereka harus membuat keputusan
investasi modal.
2. MODEL NONDISKONTO
a. Periode Pengembalian
Salah satu jenis model nondiskonto adalah periode pengembalian. Periode pengembalian (payback
periode) adalah waktu yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk memperoleh investasi awalnya
kembali. Sebagai contoh, Honley Medical melakukan investasi pada generator RV seharga
$1.000.000. Arus kasnya (arus kas masuk dikurang arus kas keluar) yang dihasilkan peralatan
tersebut adalah $500.000 per tahun. Jadi, periode pengembalian adalah dua tahun
($1.000.000/$500.000). Ketika jumlah arus kas dari suatu proyek disumsikan tetap, rumus berikut
dapat digunakan untuk menghitung periode pengembaliannya:
Akan tetapi jika jumlah arus kas tidak tetap, maka periode pengambalian dihitung dengan
menambahkan arus kas tahunan sampai waktu ketika investasi awal diperoleh kembali. Jika
pembagian satu tahun diperlukan, jumlah arus kas diasumsikan tetap setiap tahun. Sebagai contoh,
investasi pada generator RV adalah $1.000.000 dan memiliki umur lima tahun dengan ekspektasi
arus kas tahunan: $300.000, $400.000, $500.000, $600.000, $700.000. Periode pengembalian proyek
tersebut adalah 2,6 tahun.
Salah satu cara untuk menggunakan perioda pengembalian adalah dengan menetapkan
suatu perioda pengembalian maksimum pada seluruh proyek dan menolak setiap proyek yang
melewati tingkat ini. Dan perioda pengembalian ini dapat digunakan sebagai ukuran dari resiko,
dengan pengertian bahwa semakin lama suatu proyek menghasilkan uang semakin beresiko proyek
tersebut.
3
Kelemahan penggunaan periode pengembalian :
1. Mengabaikan kinerja investasi yang melewati periode pengembalian,
2. Mengabaikan nilai waktu dari uang.
Namun, penggunaan perioda pengembalian kurang dapat dipertahankan karena ukuran ini
memiliki dua kelemahan utama, yaitu;
1. Mengabaikan kinerja investasi yang melewati perioda pengembalian
2. Mengabaikan nilai waktu uang
Investasi dapat didefinisikan sebagai investasi awal atau investasi rata-rata. Jika I adalah
investasi awal, S adalah nilai sisa (salvage value). Dengan asumsi investasi dikonsumsi secara merata,
investasi rata-rata dapat didefinisikan sebagai berikut.
Laba tidak setara dengan arus kas karena akrual penangguhan yang digunakan dalam
penghitingannya. Laba rata-rata dari suatu proyek dihasilkan dengan menjumlahkan laba bersih
setiap tahun dari proyek, kemudian membagi total laba bersih tersebut dengan jumlah tahun. Laba
bersih rata-rata suatu proyek dapat ditaksir melalui pengurangan penyusutan rata-rata dari arus kas
rata-rata. Dengan asumsi semua pendapat yang diperoleh dalam satu periode dikumpulkan dan
penyusutan merupakan satu-satunya beban nonkas, taksiran tersebut akan tepat.
4
Asumsikan Divisi IV dari Honley Medical melakukan investasi dengan biaya $100.000.
Umur investasi lima tahun dengan kas: $30.000, $30.000, $40.000, $30.000, $50.000. biaya tersebut
tidak memiliki nilai sisa setelah lima tahun dan semua pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun
tertagih pada tahun tersebut. Total arus kas selama lima tahun adalah $180.000, hal ini berarti arus
kas rata-rata $36.000 ($180.000/5). Penyusutan rata-rata $20.000 ($100.000/5). laba bersih rata-
rata $16.000 ($36.000-$20.000). Dengan menggunakan laba bersih rata-rata dan investasi awal,
diperoleh tingkat pengembalian akuntansi 16 persen ($16.000/$100.000). Jika investas rata-rata
yang digunakan sebagai pengganti ivestasi awal, maka tingkat pengembalian akuntansi menjadi 32
persen ($16.000/$50.000)
Model ini secara eksplisit mempertimbangkan nilai waktu dari uang dan memasukan konsep
diskonto arus kas masuk dan arus kas keluar. Dua model diskonto akan dipertimbangkan: nilai
sekarang bersih (net present value-NPV) dan tingkat pengembalian internal (Internal rate of
return-IRR).
·
a. Definisi Nilai Sekarang Bersih (NPV)
Nilai sekarang bersih (net present value) merupakan selisih antara nilai sekarang dari arus kas
masuk dan arus ka keluar yang berhubungan dengan suatu proyek. nilai sekarang bersih (NPV)
mengukur profitabilitas suatu investasi. Jika suatu proyek memiliki NPV positif, berarti ada
peningkatan kekayaan. Bagi perusahaan, hal ini berarti besarnya nilai positif NPV mengukur
peningkatan niali perusahaan yang dihasilkan dari suatu investasi. Dalam menggunakan metode
NPV, tingkat pengembalian yang harus diminta harus ditentukan. Tingkat pengembalian yang
diminta (required rate of return) adalah tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima. Hal itu
juga disebut tingkat diskonto, tingkat rintangan, atau tingkat batas (hurdle rate), dan biaya modal.
5
Jadi jika NPV lebih besar dari pada nol maka investasi itu menguntungkan dan dapat diterima. Jika
NPV sama dengan 0, pengambil keputusan dapat menerima atau menolak investasi itu. Akhirnya
jika NPV lebih kecil dari 0, maka investasi sebaiknya ditolak.
6
4.MODEL DISKONTO (TINGKAT PENGEMBALIAN INTERNAL /INTERNAL
RATE OF RETURN/IRR METHOD)
Model diskonto lainnya adalah metode tingkat pengembalian internal. Tingkat pengembalian
internal (internal rate of return--IRR) adalah suku bunga yang mengatur nilai sekarang dari arus kas
masuk proyek sama dengan nilai sekarang dari biaya proyek tersebut. Dengan kata lain, IRR adalah
suku bunga yang mengatur NPV proyek sama dengan nol. Persamaan berikut dapat digunakan
untuk menentukan IRR proyek.
I - ∑ CFt / (1 + i)t
Contoh:
Honley Medical is considering investing $1,200,000 in a new ultrasound system product.Net
annual cash inflows of $499,500 will occur for 3 years. Should Honley invest in the new product?
IRR = Investment / Annual cash flows= $1,200,000 / $499,500= 2.402 (12%)
lihat tabel present value
Yang menyebabkan perbedaan antara metode NPV dengan metode IRR adalah
(1) metode NPV menganggap bahwa arus masuk kas akan diinvestasikan kembali padatingakat
kembalian tertentu, sedangkan metode IRR tingkat kembaliannya samadengan IRR,
(2) NPV mengukur kemampulabaan dalam angka absolute, sedangkan IRR mengukurnyadalam
angka relative (%).
(3) Memilih proyek: NPV konsisten dengan memaksimalkan kekayaan pemegang sahamsementara
IRR tidak selalu memberikan hasil yang akan memaksimalkan kekayaan.
Postaudit sebuah proyek investasi yang terpilih merupakan tindak lanjut setelah sebuah usulan
proyek investasi dipilih dan diterapkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kinerja proyek
investasi yang diharapkan benar-benar dapat dicapai, selain itu untuk menilai apakah data dan
7
informasi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan membuat keputusan mau memilih
alternatif proyek investasi cukup akurat dan menggambarkan kondisi sesungguhnya.
Peran dan Nilai Postaudit:
• Post audit mengevaluasi kinerja aktual proyek dalam hubungannya dengan kinerja yang
diharapkan.
• Post audit dapat menghasilkan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja proyek atau
meninggalkannya
Sampai saat ini, pembahasan telah berfokus pada proyek independen. Kebanyakan keputusan
investasi modal berkaitan dengan proyek saling eksklusif. Bagaimana analisis NPV dan IRR
digunakan untuk memilih diantara proyek yang saling bersaing merupakan pertanyaan menarik.
Baik NPV maupun IRR menghasilkan keputusan yang sama bagi proyek independen. NPV
berbeda dengan IRR dalam dua hal, yaitu :
1. NPV mengasumsikan bahwa setiap arus kas masuk yang diterima diinvestasikan kembali pada
tingkat pengembalian yang diperlukan.
2. Metode NPV mengukur proftabilitas dalam nilai absolut, sementara metode IRR mengukur
profitabilitas dalam nilai relatif.
8
7. PERHITUNGAN DAN PENYESUAIAN ARUS KAS
Setiap langkah penting dalam analisis investasi modal adalah menentukan pola arus kas setiap
proyek. Pada kenyataannya, penghitungan arus kas mungkin merupakan langkah kritis dalam
proses investasi modal. Estimasi yang keliri dapat menghasilkan keputusan yang keliru juga, tanpa
memperhatikan pengalaman model keputusan yang pernah digunakan. Setiap langkah penting
dalam analisis investasi modal adalah menentukan pola arus kas setiap proyek. Pada kenyataannya,
penghitungan arus kas mungkin merupakan langkah kritis dalam proses investasi modal. Estimasi
yang keliri dapat menghasilkan keputusan yang keliru juga, tanpa memperhatikan pengalaman
model keputusan yang pernah digunakan. Ada dua langkah yang diperlukan untuk menghitung
arus kas:
1. Peramalan pendapatan, beban, dan pengeluaran modal.
2. Penyesuaian arus kas kotor dengan inflasi dan pajak. Peramalan arus kas merupakan hal teknis
dengan berbagai persyaratan dan metodeloginya dipelajari secara khusus dalam penelitian
pemasaran, ilmu manajemen, dan statistik.
Dalam lingkungan manufaktur yang canggih, investasi jangka panjang pada umumnya berkaitan
dengan otomatisasi pabrik. Banyak manfaat yang dapat direalisasikan dengan merancang ulang dan
menyederhanakan proses manufaktur saat ini. Akan tetapi, setelah manfaat dari desain ulang dan
penyederhanaan dicapai, akan menjadi nyata bahwa otomatisasi dapat menghasilkan manfaat
tambahan. Meskipun analisis arus kas diskonto (dengan menggunakan nilai sekarang bersih dan
tingkat pengembalian internal) tetap unggul dalam keputusan investasi modal, lingkungan
manufaktur yang baru meminta perhatian yang lebih bagi penggunaan input dalam model arus kas
diskonto.
9
9. CATATAN
Nilai Sisa
Nilai sisa atau nilai akhir sering diabaikan dalam keputusan investasi. Alasan yang biasa
dikemukakan adalah karena sulitnya mengestimasi nilai sisa. Karena ketidakpastian ini, dampak
nilai sisa sering diabaikan. Namun, pendekatan tersebut mungkin tidak bijaksana karena nilai sisa
dapat menghasilkan perbedaan keputusan Antara melakukan investasi atau tidak. Dengan
memperhatikan ketatnya persaingan, perusahaan tidak boleh membuat keputusan yang tidak tepat
(merugikan). Untuk mengilustrasikan pengaruh potensial dari nilai akhir, asumsikan arus kas
operasional tahunan setelah pajak dari proyek yang ditunjukkan pada tampilan sebelumnya adalah
$ 3,1 juta, bukan $ 4 juta. Nilai sekarang bersih tanpa nilai sisa adalah sbb:
Tanpa nilai akhir, proyek akan ditolak. Namun, nilai sekarang bersih dengan nilai sisa sebesar $ 2
juta merupakan hasil yang positif. Hal itu berarti investasi perlu dilakukan
Namun, bagaimana jika nilai sisa lebih kecil dari yang diharapkan? Misalkan, kemungkinan hasil
terburuk adalah nilai sisa sebesar $ 1.600.000? Apa pengaruhnya terhadap keputusan yang diambil?
NPV dapat dihitung kembali berdasarkan skenario baru ini
Jadi menurut skenario pesimistis ini, NPV masih positif. Hal itu menggambarkan bagaimana
analisis sensitivitas dapat digunakan dalam kaitannya dengan ketidakpastian mengenal nilai sisa.
Analisis ini juga dapat digunakan untuk variabel arus kas lainnya.
Tingkat Diskonto
Jangan terlalu konservativ terhadap diskonto yang ternyata dapat membahayakan. Secara teori, jika
arus kas masa depan diketahui dengan pasti, maka tingkat diskonto yang tepat merupakan biaya
modal perusahaan. Dalam prakteknya, arus kas masa depan tidak pasti dan manajer sering memilih
tingkat diskonto lebil tinggi daripada biaya modal untuk menghindari ketidak pastian tersebut. Jika
tingkat diskonto yang dipilih terlalu tinggi, maka akan membiaskan proses pemilihan investasi
jangka pendek.
10
10. CONTOH SOAL:
Berikut ini diberikan contoh soal untuk menggambarkan penerapan metode nondiskonto dan
diskonto dalam penilaian investasi:
Aloha Company ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan teknologi komputerisasi
terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya sebesar Rp2.400.000,00. Mesin
tersebut dianggap memiliki umur ekonomis selama 5 tahun tanpa adanya nilai residual. Setiap
tahunnya, Aloha mengharapkan pendapatan kas sebesar Rp3.900.000,00 dan pengeluaran
kas sebesar Rp3.000.000,00.
Diminta:
a. Hitunglah payback period untuk mesin otomatis tersebut!
b. Hitunglah ARR (accounting rate of return) dengan menggunakan (1) investasi awal dan (2)
investasi rata-rata!
c. Hitunglah NPV dengan asumsi tingkat return yang diharapkan 10%!
d. Hitungkah IRR mesin otomatis!
e. Apakah sebaiknya Aloha Company membeli mesin tersebut? Jawab:
JAWAB:
c. NPV
11
Tahun Arus Kas Faktor Diskonto Nilai Sekarang
0 (Rp2.400.000) 1,00 (Rp2.400.000)
1 Rp900.000 0,909 Rp818.100
2 Rp900.000 0,826 Rp743.400
3 Rp900.000 0,751 Rp675.900
4 Rp900.000 0,683 Rp614.700
5 Rp900.000 0,621 Rp558.900
Total arus kas masuk Rp3.411.000
NPV Rp1.011.000
* Perbedaan NPV antara perhitungan (1) dan (2) muncul karena pembulatan. d.
d. IRR
IRR dalam investasi ini adalah tingkat suku bunga yang menyamakan antara 5 kali arus kas
tahunan Rp900.000,00 dengan investasi sebesar Rp2.400.000,00. Dengan df sebagai faktor
diskonto dan CF sebagai arus kas tahunan, maka dihasilkan persamaan:
I – CF (df)
df = I/CF
= Rp2.400.000/Rp900.000
= 2,67
Diketahui bahwa faktor diskonto adalah 2,67. Selanjutnya karena investasi ini
mempunyai periode 5 tahun maka kita mencarinya di tabel diskonto pada baris kelima.
Kita temukan bahwa nilai 2,67 berada di antara nilai 2,745 (diskonto 24%) dan 2,635
(diskonto 26%). Dengan demikian faktor diskonto dari investasi ini adalah antara 24% -
26% dengan kecenderungan mendekati 26%.
12