Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul Rangkaian Listrik Seri,
Paralel dan Pengukuran Arus, Tegangan, dan Hambatan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Sri
Mulyati. S.Si, MT pada mata kuliah Dasar Sains Radiologi. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Rangkaian Listrik Seri, Paralel dan Pengukuran
Arus, Tegangan, dan Hambatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Mulyati. S.Si, MT yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi secara langsung telah membantu umat manusia lebih
mudah melakukan hal yang dianggap sulit. Semakin berkembangnya zaman, semakin
berkembang pula teknologi yang menjadi acuan bagi masyarakat yang mendunia.
Teknologi yang ada sekarang ini sangatlah membantu meringankan pekerjaan
manusia. Setiap yang ada di sekitar kita sekarang ini hampir semuanya menggunakan
sistem kontrol. Bukan hanya dalam hal besar, tetapi juga dalam hal kecil sekalipun.
Multimeter lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simpel dan bisa
digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan satu alat
yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multimeter selalu mengalami
perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa multimeter menuju
ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya. Pada dasarnya
multimeter merupakan gabungan alat ukur dari volt meter, ohm meter dan ampere
meter.
TINJAUAN PUSTAKA
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke
satu daya lewat satu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik
dalam satu rangkaian. Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri
adalah lampu pohon Natal. ( kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ). Dua buah
elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah titik utama
yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan. Karena
semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam
rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun
seri.
V total = V1 + V2 +.. Vn
I total = I1 = I2 =…. I n
R total = R1 + R2 + ... Rn
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan sehari-
hari (dirumah) yaitu
Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik &
lampu LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20 pcs)
sehingga dapat menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).
Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang
masih memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara jala-
jala dengan ballastnya.
Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur
kontrol), demikian juga kulkas.
Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.
RANGKAIAN PARALEL
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian
garis edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban
listrik dihubungkan secara paralel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-
putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.
Sifat-sifat Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:
Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada
rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu
oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
Prinsip dalam Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:
Besar hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan paralelnya.
Kuat arus dalam percabangannya berbeda- beda dan perbandingan kuat arus tiap-tiap
percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan tiap-tiap
percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus tiap-tiap percabangannya sama
dengan kuat arus totalnya.
Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan setiap
percabangan sama dengan tegangan totalnya.
V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn
I total = I1 + I2 +.. In
1/R total = 1/R1 + 1/R2 + … 1/R n
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam kehidupan sehari-hari:
Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.
Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.
B. PENGUKURAN ARUS
Untuk melakukan pengukuran arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian kelistrikan
dapat digunakan alat yang bernama ampere meter atau juga menggunakan alat
multimeter dengan selektor diarahkan pada skala ampere. Untuk mengukur rangkaian yang
dialiri arus DC maka skala pada ampere meter ditepatkan pada skala DCA.
Untuk mengukur arus listrik maka alat ukur yang digunakan dipasangkan secara seri dengan
rangkaian kelistrikan yang akan diukur arusnya. Arah datangnya arus listrik (arah sumber
arus) dipasangkan pada terminal positif dan arah keluarnya arus dipasangkan pada terminal
negatif
Catatan :
Tahanan pada alat ukur ampere meter dibuat sangat kecil sekali atau hampir mendekati angka
0 ohm, sehingga jika alat ukur ampere meter dipasangkan secara paralel dengan rangkaian
kelistrikan saat pengukuran arus maka akan terjadi hubungan singkat yang akan merusak alat
ukur ampere meter tersebut. Sehingga selalu perhatikan pemasangan alat ukur ampere meter,
jangan sampai keliru saat pemasangannya.
1. Amperemeter
Pengertian
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat
ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multitester listrik yang disebut avometer
gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter. Ampermeter dapat dibuat atas
susunan mikro amperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik
arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambahan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz dan gaya magnetis. Arus yang mengalir
pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar
pula simpangannya.
Jenis-jenis Amperemeter
Sekarang ini terdapat dua jenis amperemeter yaitu; amperemeter analog dan amperemeter
digital.
Amperemeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur kuat arus yang mengalir pada suatu
rangkaian listrik. Amperemeter memiliki bagian-bagian seperti :
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat bergerak
berdasarkan peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai
fungsi penunjuk besaran arus yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala
yang sesuai dengan besaran yang diukur.
2. Probe
Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter. Selain itu probe juga digunakan untuk
menentukan kutub positif amperemeter.
3. Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada angka nol (0) dengan
tepat, segaris dengan jarum penunjuk skala.
4. Ground
5. Cermin pemantul
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan pembacaan skala.
Gerakan dasar pada amperemeter analog pada arus searah (dc ammeter) adalah galvanometer
PMMC. Karena gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar yang kecil dan ringan, maka
alat ini hanya dapat mengalirkan arus yang kecil. Apabila akan digunakan ke dalam arus yang
besar, maka arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah tahanan yang disebut sebagai shunt.
Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian konvensionalnya.
Tahanan shunt terbuat dari sebuah kawat tahanan yang memiliki temperatur konstan dan
ditempatkan di dalam instrumen atau sebuah shunt luar (manganin atau konstantan) yang
memiliki tahanan yang sangat rendah. Tahanan shunt ini terdiri dari lempengan-lempengan
bahan resistip yang disusun berjarak sama dan masing-masing ujungnya dilas ke sebuah
batang tembaga. Bahan ini memiliki koefisien temperatur yang sangat rendah dan
memberikan efek termolistik yang kecil terhadap tembaga karena shunt ini biasa digunakan
untuk mengukur arus yang sangat besar.
Batas ukur dari ampermeter sendiri masih dapat diperbesar dengan menggunakan sejumlah
tahanan shunt yang dapat dipilih dengan menggunakan sakelar rangkuman (range swicth).
Alat ini sendiri disebut sebagai amperemeter rangkuman ganda (multirange ammeter). Alat
ini mempunyai sakelar yang memiliki posisi ganda dari jenis menyambung sebelum
memutuskan (make-before-break), sehingga alat pencatat tidak akan rusak. Penggunaan shunt
universal atau shunt ayrton akan mencegah kemungkinan pemakaian alat ukur tanpa tahanan
shunt. Maka keuntungan yang dapat diperoleh adalah nilai tahanan total yang sedikit lebih
besar.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorenz karena di dalam sebuah amperemeter terdapt
sebuah galvanometer yang akan bekerja sehingga jarum penunjuk pada maperemeter daat
bergerak. Cara kerja galvanometer yaitu berputanya kumparan karena munculnya dua gaya
Lorentz sama besar tetapi berlawan arah. Yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling
berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk selinder membentuk
satu kumparan, dan diletakkan diantara kutub-kutub sebuah magnet permanen. Arus listrik
memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang terpasang diatas dan
dibawah kumparan, maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan
mengalami gaya Lorentz yang sama tetapi berlawanan arah, dan kumparan galvanometer
tersebut terjadi ketika ada sejumlah arus yang mengalir melalui kumparan tersebut, maka
akan terjadi gaya tolak kumparan terhadap magnet. Karena kumparan tadi dapat bergerak
maka kumparan tersebut akan menyimpang. Penyimpangan ini akan sesuai dengan besarnya
arus yang mengalir pada kumparan tersebut yang akan menyebabkan kumparan berputar
jarum untuk menunjukkan pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala
menyatakan besar arus listrik yang diukur.
Pengkalibraian amperemeter dilakukan oleh pabriknya namun kita dapat menyesuaikan skala
amperemeter apakah baik untuk digunakan yaitu menyamakan dengan kala yang menjadi
acuan yaitu dengan melakukan pengenolah cara yang dilakukan dalam pengenolan
amperemeter ini adalah dengan memutar knop atau kalibrator yang terdapat pada
amperemeter.pastikan bahwa jarum penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol
pada skala.
Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala amperemeter adalah dengan
memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menujuk pada skala yang
terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana bayangan jarum
pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi
penyimpangan dalam membaca. Namun berbeda dengan amperemeter digital. Amperemeter
digital akan langsung menunjukan pembacaan nilai yang tertera pada layar tanpa kita harus
menghitungnya.
Ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan di dalam penggunaan amper meter, antara lain
yaitu :
1. Jangan sekali-kali menghubungkan amperemeter langsung ke sumber tegangan. Hal ini
disebabkan karena tahanannya sangat rendah maka amperemeter ini akan mengalirkan arus
yang tinggi sehingga berkemungkinan besar akan merusak alat ini. Dan sebuah amperemeter
harus selalu dihubungkan secara seri terhadap hambatan/beban yang mampu membatasi arus.
2. Periksa polaritas yang tepat. Polaritas yang terbalik akan menyebabkan defleksi yang
berlawanan yang juga berkemungkinan besar dapat merusak jarum penunjuk.
2. Multimeter
Pengukuran arus listrik menggunakan multimeter
Pengertian multimeter secara umum adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur
tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Sedangkan pada perkembangannya
multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur,
induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan
sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).
Fungsi Multimeter :
1. Mengukur tegangan DC
2. Mengukur tegangan AC
6. Mengecek transistor
9. Mengecek induktor
Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau Multitester tidak hanya
dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga
mengukur Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter
Digital).
Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya adalah :
1. Display
2. Saklar Selektor
3. Probe
Cara Menggunakan Multimeter untuk Arus listrik
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur
adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur
melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus
menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut.
Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban
ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
C. PENGUKURAN TEGANGAN
Multimeter
Multimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran tegangan,
hambatan dan ampere suatu komponen elektronika, bisa juga digunakan untuk
mengukur baterai. Multimeter lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena
simpel dan bisa digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya
dengan satu alat yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multimeter selalu
mengalami perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa
multimeter menuju ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya.
(Maryati, 2003)
Menurut Annur (2009), pada dasarnya multimeter merupakan gabungan alat ukur dari
volt meter, ohm meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata multimeter masih
diciptakan lagi dengan versi terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal
multimeter analog maka akhir – akhir ini perkembangan multimeter menunjukkan
multimeter versi yang terbaru yakni multimeter digital. Multimeter digital tentunya
lebih baik dari multimeter analog, dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan
kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil ukur membuat multimeter
digital mulai disenangi dan menyebabkan multimeter analog ditinggalkan.
Multimeter saat ini dibagi menjadi dua yaitu multimeter analog dan multimeter
digital.Namun kini multimeter digital lebih lebih sering digunakan daripada
multimeter analog karena multimeter digital lebih akurat daripada mulltimeter
analog,hanya saja multimeter digital lebih mahal daripada multimeter analog. Pada
multimeter digital memiliki kelebihan layaknya sebagai pengukur transistor dan range
untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi. (Kusnandar.2001)
Multimeter Analog
Multitester analog mempunyai jarum yang menunjukkan nilai baik buruknya saat alat
yang akan digunakan karena memang multimeter analog tidak bisa digunakan untuk
pengukuran secara detail disamping adalah sebuah multimeter analog yang
sering/umum digunakan orang untuk mengukur alat elektronika . Analog tidak
digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi
kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu
pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah
tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada. (EvlinaSari. 2012)
Multimeter Digital
Multimeter Digital, yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurnya berupa digit
angka. Multimeter ini memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak
jika dibandingkan dengan multimeter analog. Memiliki tambahan – tambahan satuan
yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada
ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau
kerja – kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini
banyak juga bengkel – bengkel computer dan service center yang memakai
multimeter digital.
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan – tambahan satuan
yang lebih tinggi, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada
ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau
kerja – kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi tetapi sekarang ini
banyak juga bengkel – bengkel computer dan service center yang memakai
multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang
tidak stabil , jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik – turun,
sebaiknya menggunakan multimeter analog.
D. PENGUKURAN HAMBATAN
Hambatan Listrik
Hambatan dalam suatu rangkaian dapat disusun secara seri ataupun pararel. Rangkaian
hambatan seri adalah beberapa hambatan disusun secara berurutan.
Pada rangkaian hambatan seri R1, R2, R3, ... dapat diganti dengan hambatan penganti RS,
dengan besar RS ditentukan dengan rumus :
RS =R1 +R2 +R3 +....
Rangkaian hambatan dapat juga disusun pararel. Pada hambatan pararel hambatan
disusun berdampingan dengan ujung hambatan satu berhubungan dengan ujung
hambatan lain.
Hambatan pararel R1, R2 dan R3 dapat digantikan dengan hambatan penganti Rp.
Besar Rp ditentukan berdasarkan rumus :
Pada dasarnya, setiap bahan penghantar atau konduktor memiliki sifat yang menghambat
arus listrik, besaran hambatan listrik pada suatu penghantar atau konduktor dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
Jenis bahan
Contohnya Tembaga memiliki nilai resistansi yang lebih rendah dibandingkan
dengan baja.
Suhu
Panjang penghantar
Luas penampang
Semakin kecil diameter suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai resistansinya.
Konduktor
Konduktor merupakan jenis penghantar listrik yang mudah untuk dialiri arus
listrik, contohnya emas, perak, tembaga dan lain sebagainya.
Isolator
Non konduktor atau isolator merupakan jenis penghantar listrik yang sukar atau
sulit untuk dialiri arus listrik atau bahkan justru tidak dapat dialiri arus listrik.
Contohnya karet, plastik, kaca, kertas dan lain sebagainya.
Semi konduktor
Semi konduktor merupakan jenis penghantar listrik yang mana arus listrik tidak
akan semudah untuk mengalir seperti pada bahan pengantar konduktor dan nilai
hambatannya tidak sebesar pada bahan penghantar isolator. Contohnya
germanium, silikon dan lain sebagainya.
Fungsi Hambatan
Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian pada
rangkaian elektronika.
Membagi tegangan
Rangkaian Listrik adalah susunan komponen dari elektronika yang dihubungkan dari
sumber tegangan menjadi satu kesatuan. Berdasarkan mengalir tidaknya arus listrik,
rangkaian listrik dibagi menjadi 2 yaitu rangkaian terbuka dan rangkaian tertutup.
Rangkaian terbuka adalah rangkaian listrik yang tidak dapat mengalirkan arus listrik
karena jalur arus terputus atau tidak terhubung. Rangkaian tertutup adalah rangkaian yang
dapat mengalirkan arus listrik karena jalur arus yang terhubung. Jadi ,arus listrik hanya
dapat mengalir pada rangkaian tertutup. Arus listrik pada suatu rangkaian terjadi karena
perpindahan elektron yang mengalir pada kutub negatif ke kutub positif. Berdasarkan
susunannya, rangkaian dibagi menjadi 2 yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel.
1. Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang disusun secara berurutan tanpa cabang.
Rangkaian seri menggunakan 2 lampu, jika dinyalakan kedua lampu akan nyala
bersama. Dan jika 1 lampu padam maka lampu yang lain ikut padam.
2. Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang disusun secara bercabang atau
berderet. Pada rangkaian paralel, jika 1 lampu padam maka yang lain dapat tetap
menyala.
Kelebihan rangkaian paralel : jika salah 1 lampu padam, lampu yang lain tetap
meyala, jika beban listrik dirangkai secara paralel maka tegangan listrik
yang menuju ke masing-masing beban adalah sama besar dengan tegangan
sumber sehingga apabila beberapa lampu dengan daya yang sama dirangkai
secara paralel terhadap sumber tegangan maka lampu-lampu tersebut akan
menyala sama terang, apabila sumber tenaga listrik atau contohnya baterai
yang disusun secara paralel maka kapasitas arus pada rangkaian baterai
tersebut akan meningkat. Kapasitas arus total yang dihasilkan pada
rangkaian baterai tersebut sama dengan penjumlahan dari masing-masing
arus yang tersimpan di dalam masing-masing baterai. Misalnya ada dua
buah baterai yang masing-masing memiliki tegangan 12 volt dan jumlah
arus 35 ampere. Maka jumlah arus total yang dapat dikeluarkan rangkaian
baterai tersebut adalah 70 ampere
Alat
Bahan
1. Isolasi
2. Lampu kecil
3. Battery 12 volt
4. Kabel
Step II : Pelaksanaan
1. Setelah bahan dan alat terkumpul, langsung masuk pada proses pelaksanaan.
2. Potong bagian ujung kabel sesuai yang di perlukan (dengan menyisakan tembaga)
dengan menggunakan alat tang pengupas kabel
3. Setelah ujung kabel terpotong, sambungkanlah ujung (kawat tembaga) ke salah satu
kabel pada lampu, sambungkan semuanya.
4. Sambungkan bagian ujung dari kabel lainnya ke ujung baterai + (positif) dan kabel
yang lainnya ke ujung battery – (negative). Battery positif terdapat sedikit tonjolan,
sedangkan bagian negatif di bagian rata.
5. Setelah selesai, sambungan yang sudah dibuat dikencangkan dengan menggunakan
tangan.
6. Bagian ujung kabel yang terbuka disolasikan pada masing-masing battery supaya
tidak lepas
7. Rangkaian Listrik Seri sudah siap di uji coba.
Tambahan :
Saklar digunakan untuk memperindah rangkaian seri. Menambahkan saklar dilakukan
dengan cara memutus kebel bagian antara battery dengan lampu pertama bagian
positif, kemudian tinggal menyambungkan bagian ujungnya antara satu dengan yang
lainnya.
1. Gunakan kardus bekas yang tidak terlalu tebal sehingga mudah dipotong. Buatlah
lingkaran pada kardus secara berurutan seperti urutan traffic lights. Kemudian gunting
lingkaran sehingga terdapat 3 bolongan pada kardus. Pada bagian belakang kardus biarkan
terbuka untuk memasang lampu.
2. Siapkan plastik 3 warna sesuai warna lampu lalu lintas dan gunting bentuk lingkaran
seperti pada kardus. Setelah itu tempelkan menggunakan solasi ke permukaan kardus.
3. Untuk membuat rangkaian paralel, masukkan baterai ketempat baterai. Kemudian rangkai
kabel dan lampu saling berhubungan pada satu sisi kabel yang kemudian dihubungkan ke
salah satu kutub baterai. Selanjutnya pada masing-masing sisi kabel yang lain dihubungkan
ke masing-masing saklar. Cara membuat rangkaian paralel dengan baterai sudah selesai.
4. Langkah selanjutnya adalah memasang lampu ke kardus yang sudah disediakan
sebelumnya. Masukkan lampu kedalam kardus melalui lubang di belakang kardus dan
rekatkan menggunakan lakban agar lampu tidak mudah jatuh.
5. Selesai sudah rangkaian listrik paralel pada lampu lalu lintas sederhana. Untuk menguji
kerja lampu, gunakan saklar secara bergantian antara merah, kuning, dan hijau.
B. HASIL REVIEW PENGUKURAN ARUS
Kita ukur arus led dan mencoba bereksperimen. Kita akan menghitung berapa konsumsi led
dengan 2 buah resistor yang berbeda ukuran , yang pertama resistor ukuran 1 kilo ohm dan
yang kedua resistor ukuran 330 ohm.
Ketika memakai sakelar 300 miliampere tidak terlalu terlihat angakanya, jadi saklar kita
turunkan menjadi 30 milipamere
Ketika menggunakan sakelar 30 mili ampere, resistor 1 kilo ohm bergerak, dan terbaca
arusnya yaitu 10 mili ampere.
Kemudian ketika munggunakan resistor 330 ohm, arusnya sangat besar yaitu 30 mili ampere
Jadi, led menyala maksimal dengan arus 30 mili ampere (resistor 330 ohm)
Untuk lampu bohlam 12 volt, kita perkirakan arus melebihi 1 ampere, multimeter
maksimal 12 ampere,kita hanya mengukur maksimal 15 detik maka kita pindahkan
saklar, kemudian kita ukur, terbaca di skala 6, berarti arusnya adalah 6 ampere untuk
lampu bohlam 12 volt ini.
Jadi untuk mengukur arus DC pengukurannya secara seri. Cara pengukurannya adalah, untuk
kutub lampu bagian positif dihubungkan dengan sumber positif atau catu daya positif, Untuk
bagian negatif dari lampu (bagian resistor) dihungkan dengan probe positif multimeter. Dan
probe negatif multimeter dihubungkan dengan catu daya negatif.
Pengukuran Arus Listrik AC Menggunakan Multitester Digital
Kita akan mencoba mengukur arus listrik yang dikonsumsi pada setrika. Siapkan setrika dan
multitester. Untuk mengukur arus AC pertama-tama kita harus memutus jalur dari sumber
listrik ke beban. Ada dua kabel pada stopkontak yang digunakan. Putus salah satu kabel
kemudian lilitkan kedua sisinya pada probe multitester. Rangkai kabel dan probe secara seri.
Langkah berikutnya yaitu atur multitester ke pengukuran arus AC. Kemudian pilih skala yang
terbesar/maksimal, di sana tertera 10 Ampere. Maka kita pilih skala tersebut. Kemudian
hubungkan probe merah dan hitam ke multitester. Lalu baca angka ampere sesuai yang ada di
display multitester.
Kali ini kami akan mereview video dari channel Ardiansyah Siddiq yang berjudul
Cara Menggunakan Ohmmeter dan Cara Mengukur Hambatan. Pada video tersebut,
alat yang digunakan yaitu Analogue Multimeter. Cara menggunakan Analogue
Multimeter yaitu :
1. Memasang kabel pemeriksa merah (probe positif) untuk positif dan kabel
pemeriksa hitam (probe negatif) untuk negatif pada multimeter.
2. Memeriksa jarum penunjuk menunjukan pada angka 0, jika jarum petunjuk tidak
menunjukan pada angka 0 maka putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk
hingga menunjukan angka 0.
3. Memutar selector ke ohm meter kemudian pilih batas ukur yang kira kira lebih dari
nilai hambatan yang akan diukur. Jika total hambatan mencapai ratusan maka
gunakan x100 ohm, tetapi jika total hambatan mencapai ribuan maka gunakan x1000
ohm.
4. Melakukan kalibrasi alat ukur ohmmeter dengan cara menghubungkan ujung kabel
pemeriksa probe merah dan probe hitam. Jarum penunjuk akan mengarah ke titik 0,
jika belum menunjuk ke titik 0 maka putar knop pengatur hingga jarum penunjuk
menunjukan pada angka 0.
5. Kalau sudah tepat pada titik 0, lepaskan probe merah dan probe hitam yang
dihubungkan tadi, dan lakukan kalibrasi beberapa kali lagi sampai yakin apabila
jarum berada di titik 0.
4. SSBF (Safety Store Box Film) yang berada di Kamar Gelap, juga
memiliki rangkaian khusus karena begitu SSBF dibuka, lampu kamar
gelap akan mati. Hal ini untuk menghindari Film X-Ray yang ada di
dalam SSBF terbakar karena adanya cahaya tampak.. Rangkaian apakah
yang sebaiknya digunakan?
JAWAB:
Menggunakan rangkaian paralel, karena ketika SSBF dibuka lampu kamar
gelap dapat dimatikan begitu pula sebaliknya. Dengan menggunakan
rangkaian parallel, maka jika ada lampu yang mati lampu yang lain tetap bisa
menyala.
Apabila menggunakan rangkaian seri, ketika SSBF dibuka lampu kamar gelap
akan menyala yang dapat menyebabkan film terbakar.
BAB 1V
KESIMPULAN
SARAN
Kami berharap laporan praktikum ini dapat membantu orang yang membaca untuk
lebih memahami mengenai rangkaian seri dan paralel, dan juga bagaimana melakukan
pengukuran untuk tegangan listrik, arus listrik, serta hambatannya. Dan laporan praktikum ini
masih belum sempurna, oleh karena itu kami meminta kritik dan saran yang relevan sehingga
bisa memperbaiki laporan praktikum kami ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.uny.ac.id/9266/20/LKS.pdf
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/inpafi/article/download/9496/8717
http://eprints.uny.ac.id/9266/20/LKS.pdf
https://youtu.be/qbkjwlE-iwA
https://youtu.be/qLaLFCp_31A
https://youtu.be/J-RfzIYLmq4
https://youtu.be/7NF_eiqxhcE
https://youtu.be/NNhSIHs854w
https://youtu.be/dHNqT0J_9yI
https://www.alatuji.com/m/article/detail/556/fungsi-dan-cara-penggunaan-multimeter-
http://blogmasgil.blogspot.com/2016/11/makalah-amperemeter.html
https://www.teknik-otomotif.com/2017/11/cara-mengukur-arus-tahanan-dan-
tegangan.html#:~:text=Untuk%20melakukan%20pengukuran%20arus
%20listrik,meter%20ditepatkan%20pada%20skala%20DCA.
https://fisika.fmipa.unesa.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/Panduan-Praktikum-
Fisdas-2.pdf
https://synthaariska.wordpress.com/2016/04/29/laporan-praktikum-instrumentasi-dan-
sistem-kontrol-pengukuran-tegangan-listrik-menggunakan-alat-multitester/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hambatan_listrik
https://teknikelektronika.com/pengertian-hambatan-listrik-resistansi-listrik/
https://www.teknik-otomotif.com/2018/09/macam-macam-hambatan-listrik.html?
m=1
https://elektroniktapin2-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/elektroniktapin2.wordpress.com/2017/01/11/fungsi-
resistortahananhambatan/amp/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16024707548061&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Felektroniktapin2.wordpress.com%2F2017%2F01%2F11%2Ffungsi-
resistortahananhambatan%2F
http://jekiumbara07.blogspot.com/2017/01/makalah-tentang-hambatan-listrik-
dan.html?m=1