Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK SERI, PARALEL

DAN PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, DAN HAMBATAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Sains Radiologi

Dosen Pengampu : Sri Mulyati. S.Si, MT

Disusun Oleh : Kelompok 4


1. M. Adi Masrukhin (P1337430220144)
2. Seccio Ahmad S. (P1337430220128)
3. Asri Dwi R. (P1337430220014)
4. I Gusti Ayu Paraszeti W. (P1337430220006)
5. Mila Rokhayati (P1337430220120)
6. Nadila Maulida (P1337430220009)
7. Nofia Nur R. (P1337430220028)
8. Regita Intan N. (P1337430220021)
9. Ryan Brilian F. (P1337430220161)
10. Yumna Khairunissa D.R. (P1337430220008)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
Jl. Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50268
Telp./Fax. (024) 7460274
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul Rangkaian Listrik Seri,
Paralel dan Pengukuran Arus, Tegangan, dan Hambatan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Sri
Mulyati. S.Si, MT pada mata kuliah Dasar Sains Radiologi. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Rangkaian Listrik Seri, Paralel dan Pengukuran
Arus, Tegangan, dan Hambatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Mulyati. S.Si, MT yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.

Semarang, 11 September 2020


DARTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi secara langsung telah membantu umat manusia lebih
mudah melakukan hal yang dianggap sulit. Semakin berkembangnya zaman, semakin
berkembang pula teknologi yang menjadi acuan bagi masyarakat yang mendunia.
Teknologi yang ada sekarang ini sangatlah membantu meringankan pekerjaan
manusia. Setiap yang ada di sekitar kita sekarang ini hampir semuanya menggunakan
sistem kontrol. Bukan hanya dalam hal besar, tetapi juga dalam hal kecil sekalipun.

Multimeter lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simpel dan bisa
digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan satu alat
yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multimeter selalu mengalami
perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa multimeter menuju
ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya. Pada dasarnya
multimeter merupakan gabungan alat ukur dari volt meter, ohm meter dan ampere
meter.

Tetapi sekarang ternyata multimeter masih diciptakan lagi dengan versi


terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal multimeter analog maka akhir – akhir
ini perkembangan multimeter menunjukkan multimeter versi yang terbaru yakni
multimeter digital, multimeter digital tentunya lebih baik dari multimeter analog,
dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan kemudahan dalam penggunaan serta
pembacaan data hasil ukur membuat multimeter digital mulai disenangi dan
menyebabkan multimeter analog ditinggalkan. Meskipun demikian masih banyak pula
orang yang menggunakan multimeter analog karena merasa sudah terbiasa dan selain
itu harganya lebih murah daripada harus membeli multimeter versi digital.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep rangkaian seri dan paralel?
2. Apa perbedaan rangkaian seri dan paralel ?
3. Bagaimana cara mengukur arus ?
4. Bagaimana cara mengukur tegangan ?
5. Bagaimana cara mengukur hambatan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep rangkaian seri dan paralel?
2. Untuk mengetahui perbedaan rangkaian seri dan paralel ?
3. Untuk mengetahui cara mengukur arus ?
4. Untuk mengetahui cara mengukur tegangan ?
5. Untuk mengetahui cara mengukur hambatan?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. RANGKAIAN SERI DAN PARALEL

Rangkaian Seri Dan Paralel


Rangkaian Seri

Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke
satu daya lewat satu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik
dalam satu rangkaian. Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri
adalah lampu pohon Natal. ( kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ). Dua buah
elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah titik utama
yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan. Karena
semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam
rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun
seri.

 Sifat-sifat Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:


 Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
 Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar
tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari
masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber
tegangan .
 Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan
total rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir
dalam rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar
tahanan beban dalam rangkaian.
 Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau
putus, aliran arus terhenti.
 Prinsip dalam Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:
 Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya.
 Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap
hambatan sama dengan kuat arus totalnya,
 Beda potensial/tegangan tiap-tiap hambatannya berbeda-beda dan hasil
penjumlahan tegangan tiap-tiap hambatannya sama dengan tegangan
totalnya.

V total = V1 + V2 +.. Vn

I total = I1 = I2 =…. I n

R total = R1 + R2 + ... Rn
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan sehari-
hari (dirumah) yaitu
 Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik &
lampu LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20 pcs)
sehingga dapat menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).
 Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang
masih memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara jala-
jala dengan ballastnya.
 Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur
kontrol), demikian juga kulkas.
 Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.
RANGKAIAN PARALEL
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian
garis edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban
listrik dihubungkan secara paralel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-
putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.
 Sifat-sifat Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:
 Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
 Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
 Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
 Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada
rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu
oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
 Prinsip dalam Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:
 Besar hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan paralelnya.
 Kuat arus dalam percabangannya berbeda- beda dan perbandingan kuat arus tiap-tiap
percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan tiap-tiap
percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus tiap-tiap percabangannya sama
dengan kuat arus totalnya.
 Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan setiap
percabangan sama dengan tegangan totalnya.
V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn
I total = I1 + I2 +.. In
1/R total = 1/R1 + 1/R2 + … 1/R n
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam kehidupan sehari-hari:
 Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.
 Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.

B. PENGUKURAN ARUS

Cara mengukur arus listrik

Untuk melakukan pengukuran arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian kelistrikan
dapat digunakan alat yang bernama ampere meter atau juga menggunakan alat
multimeter dengan selektor diarahkan pada skala ampere. Untuk mengukur rangkaian yang
dialiri arus DC maka skala pada ampere meter ditepatkan pada skala DCA.

Untuk mengukur arus listrik maka alat ukur yang digunakan dipasangkan secara seri dengan
rangkaian kelistrikan yang akan diukur arusnya. Arah datangnya arus listrik (arah sumber
arus) dipasangkan pada terminal positif dan arah keluarnya arus dipasangkan pada terminal
negatif

Catatan :

Tahanan pada alat ukur ampere meter dibuat sangat kecil sekali atau hampir mendekati angka
0 ohm, sehingga jika alat ukur ampere meter dipasangkan secara paralel dengan rangkaian
kelistrikan saat pengukuran arus maka akan terjadi hubungan singkat yang akan merusak alat
ukur ampere meter tersebut. Sehingga selalu perhatikan pemasangan alat ukur ampere meter,
jangan sampai keliru saat pemasangannya.

1. Amperemeter
Pengertian

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat
ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multitester listrik yang disebut avometer
gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter. Ampermeter dapat dibuat atas
susunan mikro amperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik
arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambahan dengan hambatan shunt.

Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz dan gaya magnetis. Arus yang mengalir
pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar
pula simpangannya.

Jenis-jenis Amperemeter

Sekarang ini terdapat dua jenis amperemeter yaitu; amperemeter analog dan amperemeter
digital.

Amperemeter analog adalah amperemeter yang hasil pengukurannya ditunjukkan oleh


pergerakan jarum pada skala. Cara memperoleh arus yang mengalir adalah dengan
membandingkan angka yang ditunjukkan  skala terhadap jumlah maksimum skala dari range
yang digunakan. Satuan yang dipakai untuk menyatakan hasil pengukuran amperemeter
adalah amper (A).

Bagian-bagian dan Fungsi Amperemeter Analog

Amperemeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur kuat arus yang mengalir pada suatu
rangkaian listrik. Amperemeter memiliki bagian-bagian seperti :

1.    Jarum penunjuk skala (pada amperemeter analog)

Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat bergerak
berdasarkan peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai
fungsi penunjuk besaran arus yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala
yang sesuai dengan besaran yang diukur.
2.    Probe

Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter. Selain itu probe juga digunakan untuk
menentukan kutub positif amperemeter.

3.    Kalibrator

Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada angka nol (0) dengan
tepat, segaris dengan jarum penunjuk skala.

4.    Ground

 Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari amperemeter.

5.   Cermin pemantul

Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan pembacaan skala.

Prinsip Kerja Amperemeter

Gerakan dasar pada amperemeter analog pada arus searah (dc ammeter) adalah galvanometer
PMMC. Karena gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar yang kecil dan ringan, maka
alat ini hanya dapat mengalirkan arus yang kecil. Apabila akan digunakan ke dalam arus yang
besar, maka arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah tahanan yang disebut sebagai shunt.
Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian konvensionalnya.

Tahanan shunt terbuat dari sebuah kawat tahanan yang memiliki temperatur konstan dan
ditempatkan di dalam instrumen atau sebuah shunt luar (manganin atau konstantan) yang
memiliki tahanan yang sangat rendah. Tahanan shunt ini terdiri dari lempengan-lempengan
bahan resistip yang disusun berjarak sama dan masing-masing ujungnya dilas ke sebuah
batang tembaga. Bahan ini memiliki koefisien temperatur yang sangat rendah dan
memberikan efek termolistik yang kecil terhadap tembaga karena shunt ini biasa digunakan
untuk mengukur arus yang sangat besar.

Batas ukur dari ampermeter sendiri masih dapat diperbesar dengan menggunakan sejumlah
tahanan shunt yang dapat dipilih dengan  menggunakan sakelar rangkuman (range swicth).
Alat ini sendiri disebut sebagai amperemeter rangkuman ganda (multirange ammeter). Alat
ini mempunyai sakelar yang memiliki posisi ganda dari jenis menyambung sebelum
memutuskan (make-before-break), sehingga alat pencatat tidak akan rusak. Penggunaan shunt
universal atau shunt ayrton akan mencegah kemungkinan pemakaian alat ukur tanpa tahanan
shunt. Maka keuntungan yang dapat diperoleh adalah nilai tahanan total yang sedikit lebih
besar.

Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorenz karena di dalam sebuah amperemeter terdapt
sebuah galvanometer yang akan bekerja sehingga jarum penunjuk pada maperemeter daat
bergerak. Cara kerja galvanometer yaitu berputanya kumparan karena munculnya dua gaya
Lorentz sama besar tetapi berlawan arah. Yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling
berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk selinder membentuk
satu kumparan, dan diletakkan diantara kutub-kutub sebuah magnet permanen. Arus listrik
memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang terpasang diatas dan
dibawah kumparan, maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan
mengalami gaya Lorentz yang sama tetapi berlawanan arah, dan kumparan galvanometer
tersebut terjadi ketika ada sejumlah arus yang mengalir melalui kumparan tersebut, maka
akan terjadi gaya tolak kumparan terhadap magnet. Karena kumparan tadi dapat bergerak
maka kumparan tersebut akan menyimpang. Penyimpangan ini akan sesuai dengan besarnya
arus yang mengalir pada kumparan tersebut yang akan menyebabkan kumparan berputar
jarum untuk menunjukkan pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala 
menyatakan besar arus listrik yang diukur.

Cara Penggunaan Amperemeter Analog

Prosedur pengukuran pada amperemeter antara lain sebagai berikut  :

a) Kalibrasi terlebih dahulu ampermeter


b) Memasang bentuk seri ampermeter dengan hambatan
c) Memasang kabel negative (berwarna hitam) di ground ampermeter, dan kabel positif
(berwarna merah) pada probe amperemeter.
d) Membaca penunjukkan arus pada papan skala arus sesuai dengan posisi jarum
penunjuk skala.

Pengkalibrasian Amperemeter Analog

Pengkalibraian amperemeter dilakukan oleh pabriknya namun kita dapat menyesuaikan skala
amperemeter apakah baik untuk digunakan yaitu menyamakan dengan kala yang menjadi
acuan yaitu dengan melakukan pengenolah cara yang dilakukan dalam pengenolan
amperemeter ini adalah dengan memutar knop atau kalibrator yang terdapat pada
amperemeter.pastikan bahwa jarum penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol
pada skala.

Pembacaan Hasil Ukur Amperemeter Analog

Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala amperemeter adalah dengan
memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menujuk pada skala yang
terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana bayangan jarum
pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi
penyimpangan dalam membaca. Namun berbeda dengan amperemeter digital. Amperemeter
digital akan langsung menunjukan pembacaan nilai yang tertera pada layar tanpa kita harus
menghitungnya.

Kita dapat menghitung dengan rumus sebagai berikut (amperemeter analog)

2. Prosedur Penggunaan Amperemeter

Ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan di dalam penggunaan amper meter, antara lain
yaitu :
1.   Jangan sekali-kali menghubungkan amperemeter langsung ke sumber tegangan. Hal ini
disebabkan karena tahanannya sangat rendah maka amperemeter ini akan mengalirkan arus
yang tinggi sehingga berkemungkinan besar akan merusak alat ini. Dan sebuah amperemeter
harus selalu dihubungkan secara seri terhadap hambatan/beban yang mampu membatasi arus.

2.   Periksa polaritas yang tepat. Polaritas yang terbalik akan menyebabkan defleksi yang
berlawanan yang juga berkemungkinan besar dapat merusak jarum penunjuk.

3.  Apabila hendak menggunakan amperemeter dengan rangkuman ganda, mula-mula


gunakanlah rangkuman yang tertinggi lalu kemudian turunkan hingga memperoleh defleksi
atau penyimpangan.

2. Multimeter
Pengukuran arus listrik menggunakan multimeter

Pengertian multimeter secara umum adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur
tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Sedangkan pada perkembangannya
multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur,
induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan
sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).

Fungsi Multimeter :

1. Mengukur tegangan DC

2. Mengukur tegangan AC

3. Mengukur kuat arus DC

4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor

5. Mengecek hubung-singkat / koneksi

6. Mengecek transistor

7. Mengecek kapasitor elektrolit

8. Mengecek dioda, led dan dioda zener

9. Mengecek induktor

10. Mengukur HFE transistor (type tertentu)


11. Mengukur suhu (type tertentu)

Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau Multitester tidak hanya
dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga
mengukur Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter
Digital).

Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya adalah :

1. Display

2. Saklar Selektor

3. Probe
Cara Menggunakan Multimeter untuk Arus listrik

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA

2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur
adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur
melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus
menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.

3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,

4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut.
Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban
ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.

5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

C. PENGUKURAN TEGANGAN

Multimeter

Multimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran tegangan,
hambatan dan ampere suatu komponen elektronika, bisa juga digunakan untuk
mengukur baterai. Multimeter lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena
simpel dan bisa digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya
dengan satu alat yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multimeter selalu
mengalami perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa
multimeter menuju ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya.
(Maryati, 2003)

Menurut Annur (2009), pada dasarnya multimeter merupakan gabungan alat ukur dari
volt meter, ohm meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata multimeter masih
diciptakan lagi dengan versi terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal
multimeter analog maka akhir – akhir ini perkembangan multimeter menunjukkan
multimeter versi yang terbaru yakni multimeter digital. Multimeter digital tentunya
lebih baik dari multimeter analog, dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan
kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil ukur membuat multimeter
digital mulai disenangi dan menyebabkan multimeter analog ditinggalkan.

Multimeter saat ini dibagi menjadi dua yaitu multimeter analog dan multimeter
digital.Namun kini multimeter digital lebih lebih sering digunakan daripada
multimeter analog karena multimeter digital lebih akurat daripada mulltimeter
analog,hanya saja multimeter digital lebih mahal daripada multimeter analog. Pada
multimeter digital memiliki kelebihan layaknya sebagai pengukur transistor dan range
untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi. (Kusnandar.2001)

 Multimeter Analog

Multimeter analog yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurnya menggunakan


penunjuk jarum. Multimeter ini lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari –
hari,seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis
analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang
lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter
digital. (zainudin,2006)

Multitester analog mempunyai jarum yang menunjukkan nilai baik buruknya saat alat
yang akan digunakan karena memang multimeter analog tidak bisa digunakan untuk
pengukuran secara detail disamping adalah sebuah multimeter analog yang
sering/umum digunakan orang untuk mengukur alat elektronika . Analog tidak
digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi
kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu
pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah
tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada. (EvlinaSari. 2012)

 Multimeter Digital

Multimeter Digital, yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurnya berupa digit
angka. Multimeter ini memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak
jika dibandingkan dengan multimeter analog. Memiliki tambahan – tambahan satuan
yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada
ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau
kerja – kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini
banyak juga bengkel – bengkel computer dan service center yang memakai
multimeter digital.

Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan – tambahan satuan
yang lebih tinggi, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada
ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau
kerja – kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi tetapi sekarang ini
banyak juga bengkel – bengkel computer dan service center yang memakai
multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang
tidak stabil , jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik – turun,
sebaiknya menggunakan multimeter analog.

D. PENGUKURAN HAMBATAN

Hambatan Listrik

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen


elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik
yang mempunyai satuan Ohm.
Hambatan listrik bersifat melawan arus listrik. Hambatan listrik mempengaruhi besarnya
arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar listrik dimana semakin besar hambatan
listrik, semakin kecil kuat arusnya, dan sebaliknya. Suatu kawat penghantar memiliki
hambatan listrik R yang sering disebut juga resistensi. Hambatan listrik suatu kawat
penghantar berbanding lurus dengan panjang kawat dan berbanding terbalik dengan luas
penampang kawat penghantar tersebut.

Hambatan dalam suatu rangkaian dapat disusun secara seri ataupun pararel. Rangkaian
hambatan seri adalah beberapa hambatan disusun secara berurutan.

Pada rangkaian hambatan seri R1, R2, R3, ... dapat diganti dengan hambatan penganti RS,
dengan besar RS ditentukan dengan rumus :

RS =R1 +R2 +R3 +....

Rangkaian hambatan dapat juga disusun pararel. Pada hambatan pararel hambatan
disusun berdampingan dengan ujung hambatan satu berhubungan dengan ujung
hambatan lain.

Hambatan pararel R1, R2 dan R3 dapat digantikan dengan hambatan penganti Rp.
Besar Rp ditentukan berdasarkan rumus :

Faktor Besaran Hambatan

Pada dasarnya, setiap bahan penghantar atau konduktor memiliki sifat yang menghambat
arus listrik, besaran hambatan listrik pada suatu penghantar atau konduktor dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu  :

 Jenis bahan 
Contohnya Tembaga memiliki nilai resistansi yang lebih rendah dibandingkan
dengan baja.

 Suhu 

Nilai resistansi akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pada


penghantar.

 Panjang penghantar 

Semakin panjang suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai resistansinya.

 Luas penampang 

Semakin kecil diameter suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai resistansinya.

Jenis Penghantar Berdasarkan Nilai Hambatannya:

 Konduktor

Konduktor merupakan jenis penghantar listrik yang mudah untuk dialiri arus
listrik, contohnya emas, perak, tembaga dan lain sebagainya.

 Isolator
Non konduktor atau isolator merupakan jenis penghantar listrik yang sukar atau
sulit untuk dialiri arus listrik atau bahkan justru tidak dapat dialiri arus listrik.
Contohnya karet, plastik, kaca, kertas dan lain sebagainya. 

 Semi konduktor

Semi konduktor merupakan jenis penghantar listrik yang mana arus listrik tidak
akan semudah untuk mengalir seperti pada bahan pengantar konduktor dan nilai
hambatannya tidak sebesar pada bahan penghantar isolator. Contohnya
germanium, silikon dan lain sebagainya.

Fungsi Hambatan

 Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian pada
rangkaian elektronika.

 Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.

 Membagi tegangan

 Bekerjasama Dengan komponen lainnya dalam sebuah rangkaian elektronika


untuk membangkitkan frekwensi rendah dan frekwensi tinggi.
BAB III
HASIL
A. HASIL REVIEW RANGAKAIAN SERI DAN PARALEL

Rangkaian Seri dan Paralel

Rangkaian Listrik adalah susunan komponen dari elektronika yang dihubungkan dari
sumber tegangan menjadi satu kesatuan. Berdasarkan mengalir tidaknya arus listrik,
rangkaian listrik dibagi menjadi 2 yaitu rangkaian terbuka dan rangkaian tertutup.

Rangkaian terbuka adalah rangkaian listrik yang tidak dapat mengalirkan arus listrik
karena jalur arus terputus atau tidak terhubung. Rangkaian tertutup adalah rangkaian yang
dapat mengalirkan arus listrik karena jalur arus yang terhubung. Jadi ,arus listrik hanya
dapat mengalir pada rangkaian tertutup. Arus listrik pada suatu rangkaian terjadi karena
perpindahan elektron yang mengalir pada kutub negatif ke kutub positif. Berdasarkan
susunannya, rangkaian dibagi menjadi 2 yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel.

1. Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang disusun secara berurutan tanpa cabang.
Rangkaian seri menggunakan 2 lampu, jika dinyalakan kedua lampu akan nyala
bersama. Dan jika 1 lampu padam maka lampu yang lain ikut padam.

 Kelebihan rangkaian seri : membutuhkan kabel penghantar yang lebih sedikit,


biaya membuat rangkaian listrik murah, Apabila beban listrik yang disusun
secara seri maka arus yang mengalir pada tiap-tiap beban akan sama besar
walaupun tahanan masing-masing beban listrik tidak sama besar, apabila
sumber tenaga listrik yang dirangkai secara seri maka tegangan total yang
dihasilkan oleh masing-masing sumber tenaga listrik tersebut merupakan
hasil penjumlahan dari masing-masing tegangan pada sumber tenaga listrik.
Misalnya, dua buah baterai dengan tegangan 12 volt dan arus 30 ampere
disusun secara seri maka tegangan total rangkaian baterai tersebut adalah 24
volt sedangkan arus total yang dikeluarkan rangkaian baterai tersebut tetap
sama yaitu 30 ampere.
 Kekurangan rangkaian seri : jika salah 1 lampu padam maka lampu yang lain
ikut padam, lampu-lampu yang dirangkai secara seri, lampu-lampu tersebut
tidak akan menyala sama terang.

2. Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang disusun secara bercabang atau
berderet. Pada rangkaian paralel, jika 1 lampu padam maka yang lain dapat tetap
menyala.

 Kelebihan rangkaian paralel : jika salah 1 lampu padam, lampu yang lain tetap
meyala, jika beban listrik dirangkai secara paralel maka tegangan listrik
yang menuju ke masing-masing beban adalah sama besar dengan tegangan
sumber sehingga apabila beberapa lampu dengan daya yang sama dirangkai
secara paralel terhadap sumber tegangan maka lampu-lampu tersebut akan
menyala sama terang, apabila sumber tenaga listrik atau contohnya baterai
yang disusun secara paralel maka kapasitas arus pada rangkaian baterai
tersebut akan meningkat. Kapasitas arus total yang dihasilkan pada
rangkaian baterai tersebut sama dengan penjumlahan dari masing-masing
arus yang tersimpan di dalam masing-masing baterai. Misalnya ada dua
buah baterai yang masing-masing memiliki tegangan 12 volt dan jumlah
arus 35 ampere. Maka jumlah arus total yang dapat dikeluarkan rangkaian
baterai tersebut adalah 70 ampere

 Kekurangan rangkaian paralel : apabila beban listrik yang disusun secara


paralel memiliki tahanan yang berbeda maka arus listrik yang mengalir ke
masing-masing beban kelistrikan menjadi tidak sama besar, rangkaian
listrik yang disusun secara paralel akan membutuhkan jumlah kabel
penghantar yang lebih banyak dibandingkan rangkaian listrik yang disusun
secara seri, karena jumlah kabel penghantar yang digunakan lebuh banyak
maka untuk biaya pembuatan akan lebih mahal dibandingkan dengan
rangkaian seri.

 Cara Membuat Rangkaian Seri :


Step I : Siapkan Alat Dan Bahan

Alat

1. Tang pengupas kabel

Bahan

1. Isolasi
2. Lampu kecil
3. Battery 12 volt
4. Kabel

Step II : Pelaksanaan

1. Setelah bahan dan alat terkumpul, langsung masuk pada proses pelaksanaan.
2. Potong bagian ujung kabel sesuai yang di perlukan (dengan menyisakan tembaga)
dengan menggunakan alat tang pengupas kabel
3. Setelah ujung kabel terpotong, sambungkanlah ujung (kawat tembaga) ke salah satu
kabel pada lampu, sambungkan semuanya.
4. Sambungkan bagian ujung dari kabel lainnya ke ujung baterai + (positif) dan kabel
yang lainnya ke ujung battery – (negative). Battery positif terdapat sedikit tonjolan,
sedangkan bagian negatif di bagian rata.
5. Setelah selesai, sambungan yang sudah dibuat dikencangkan dengan menggunakan
tangan.
6. Bagian ujung kabel yang terbuka disolasikan pada masing-masing battery supaya
tidak lepas
7. Rangkaian Listrik Seri sudah siap di uji coba.

Step III: Pengecekan

1. Setelah rangkaian selesai dibuat, dapat melakukan pengecekan dengan


menyambungkan rangkaian tersebut, bila semua lampu menyala itu tandanya
rangkaian seri telah selesai dibuat.

Tambahan :
Saklar digunakan untuk memperindah rangkaian seri. Menambahkan saklar dilakukan
dengan cara memutus kebel bagian antara battery dengan lampu pertama bagian
positif, kemudian tinggal menyambungkan bagian ujungnya antara satu dengan yang
lainnya.

Cara Membuat Rangkaian Paralel :

Bahan yang diperlukan

1. 3 buah lampu LED atau bohlam kecil


2. 3 biji baterai besar
3. Tempat baterai
4. 3 buah saklar
5. 3 buah vitting lampu
6. Plastik 3 warna (kuning, merah, Hijau)
7. Kardus bekas
8. Kabel berwarna hitam dan merah
9. Pisau kecil dan gunting
10. Lakban dan solasi
Proses pembuatan :

1. Gunakan kardus bekas yang tidak terlalu tebal sehingga mudah dipotong. Buatlah
lingkaran pada kardus secara berurutan seperti urutan traffic lights. Kemudian gunting
lingkaran sehingga terdapat 3 bolongan pada kardus. Pada bagian belakang kardus biarkan
terbuka untuk memasang lampu.

2. Siapkan plastik 3 warna sesuai warna lampu lalu lintas dan gunting bentuk lingkaran
seperti pada kardus. Setelah itu tempelkan menggunakan solasi ke permukaan kardus.

3. Untuk membuat rangkaian paralel, masukkan baterai ketempat baterai. Kemudian rangkai
kabel dan lampu saling berhubungan pada satu sisi kabel yang kemudian dihubungkan ke
salah satu kutub baterai. Selanjutnya pada masing-masing sisi kabel yang lain dihubungkan
ke masing-masing saklar. Cara membuat rangkaian paralel dengan baterai sudah selesai.
4. Langkah selanjutnya adalah memasang lampu ke kardus yang sudah disediakan
sebelumnya. Masukkan lampu kedalam kardus melalui lubang di belakang kardus dan
rekatkan menggunakan lakban agar lampu tidak mudah jatuh.

5. Selesai sudah rangkaian listrik paralel pada lampu lalu lintas sederhana. Untuk menguji
kerja lampu, gunakan saklar secara bergantian antara merah, kuning, dan hijau.
B. HASIL REVIEW PENGUKURAN ARUS

Cara mengukur arus DC menggunakan multimeter analog

Bahan yang di gunakan adalah lampu led, bohlam lampu

Kita ukur arus led dan mencoba bereksperimen. Kita akan menghitung berapa konsumsi led
dengan 2 buah resistor yang berbeda ukuran , yang pertama resistor ukuran 1 kilo ohm dan
yang kedua resistor ukuran 330 ohm.

1. Kita kasih tegangan catu daya12 volt.


2. Arahkan saklar ukur ke posisi DC miliampere
3. Kita pakai 300 mili ampere ( yang paling tinggi)
4. Cara pengukurannya adalah, kita hubungkan secara seri, untuk kutub lampu bagian
positif dihubungkan dengan sumber positif atau catu daya positif,
5. Untuk bagian negatif dari lampu (bagian resistor) dishungkan dengan probe positif
multimeter
6. Dan probe negatif dihubungkan dengan catu daya negatif

Ketika memakai sakelar 300 miliampere tidak terlalu terlihat angakanya, jadi saklar kita
turunkan menjadi 30 milipamere

Ketika menggunakan sakelar 30 mili ampere, resistor 1 kilo ohm bergerak, dan terbaca
arusnya yaitu 10 mili ampere.

Kemudian ketika munggunakan resistor 330 ohm, arusnya sangat besar yaitu 30 mili ampere

Jadi, led menyala maksimal dengan arus 30 mili ampere (resistor 330 ohm)

 Untuk lampu bohlam 12 volt, kita perkirakan arus melebihi 1 ampere, multimeter
maksimal 12 ampere,kita hanya mengukur maksimal 15 detik maka kita pindahkan
saklar, kemudian kita ukur, terbaca di skala 6, berarti arusnya adalah 6 ampere untuk
lampu bohlam 12 volt ini.

Jadi untuk mengukur arus DC pengukurannya secara seri. Cara pengukurannya adalah, untuk
kutub lampu bagian positif dihubungkan dengan sumber positif atau catu daya positif, Untuk
bagian negatif dari lampu (bagian resistor) dihungkan dengan probe positif multimeter. Dan
probe negatif multimeter dihubungkan dengan catu daya negatif.
Pengukuran Arus Listrik AC Menggunakan Multitester Digital

Kita akan mencoba mengukur arus listrik yang dikonsumsi pada setrika. Siapkan setrika dan
multitester. Untuk mengukur arus AC pertama-tama kita harus memutus jalur dari sumber
listrik ke beban. Ada dua kabel pada stopkontak yang digunakan. Putus salah satu kabel
kemudian lilitkan kedua sisinya pada probe multitester. Rangkai kabel dan probe secara seri.

Langkah berikutnya yaitu atur multitester ke pengukuran arus AC. Kemudian pilih skala yang
terbesar/maksimal, di sana tertera 10 Ampere. Maka kita pilih skala tersebut. Kemudian
hubungkan probe merah dan hitam ke multitester. Lalu baca angka ampere sesuai yang ada di
display multitester.

C. HASIL REVIEW PENGUKURAN TEGANGAN


D. HASIL REVIEW PENGUKURAN HAMBATAN

Kali ini kami akan mereview video dari channel Ardiansyah Siddiq yang berjudul
Cara Menggunakan Ohmmeter dan Cara Mengukur Hambatan. Pada video tersebut,
alat yang digunakan yaitu Analogue Multimeter. Cara menggunakan Analogue
Multimeter yaitu :

1. Memasang kabel pemeriksa merah (probe positif) untuk positif dan kabel
pemeriksa hitam (probe negatif) untuk negatif pada multimeter.

2. Memeriksa jarum penunjuk menunjukan pada angka 0, jika jarum petunjuk tidak
menunjukan pada angka 0 maka putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk
hingga menunjukan angka 0.

3. Memutar selector ke ohm meter kemudian pilih batas ukur yang kira kira lebih dari
nilai hambatan yang akan diukur. Jika total hambatan mencapai ratusan maka
gunakan x100 ohm, tetapi jika total hambatan mencapai ribuan maka gunakan x1000
ohm.

4. Melakukan kalibrasi alat ukur ohmmeter dengan cara menghubungkan ujung kabel
pemeriksa probe merah dan probe hitam. Jarum penunjuk akan mengarah ke titik 0,
jika belum menunjuk ke titik 0 maka putar knop pengatur hingga jarum penunjuk
menunjukan pada angka 0.

5. Kalau sudah tepat pada titik 0, lepaskan probe merah dan probe hitam yang
dihubungkan tadi, dan lakukan kalibrasi beberapa kali lagi sampai yakin apabila
jarum berada di titik 0.

6. Lakukan pembacaan nilai hambatan pada alat ukur.

Selanjutnya yaitu cara mengukur hambatan dari Resistor berwarna hijau-biru-


coklat-emas menggunakan Analogue Multimeter. Resistor yang diukur ini memiliki
hambatan 56 x 10 pangkat1+- 5% = 26 (dengan patokan ukurannya 560). Langkah-
langkah yang digunakan untuk mengukur yaitu seperti cara yang dicantumkan di atas
dengan kabel merah berada pada warna hijau dan kabel hitam berada pada warna
emas. Dan setelah diukur, garis penunjuk menunjukan angka 4, yang mana bergerak
ke arah zona good (baik).
E. SOAL DAN JAWABAN
1. Sebutkanlah rangkaian listrik yang anda ketahui di bidang radiologi!
JAWAB:
a. Rangkaian listrik seri
Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang disusun secara berurutan tanpa
cabang. Rangkaian seri menggunakan 2 lampu, jika dinyalakan kedua lampu akan
nyala bersama. Dan jika 1 lampu padam maka lampu yang lain ikut padam.
b. Rangkaian listrik paralel
Rangkaian paralel adalah rangkaian yang seluruh komponen atau beban
listriknya dirangkai secara berderet. Inputan dari masing-masing beban berasal
dari sumber yang sama. Input masing-masing lampu berasal dari sumber
tegangan yang sama. Artinya, masing-masing beban akan mendapatkan
tegangan yang sama, sehingga arus yang mengalir pada setiap beban akan
berbeda-beda.
2. Bagaimana cara pengukuran kuat arus, tegangan dan hambatan,?
jelaskan secara lengkap!
JAWAB:
Alat dan bahan :
1. Avometer
2. 3 resistor A,B,C
3. Baterai
4. Kabel penghubung
5. Bohlam
1. Mengukur Besar Hambatan

1. Mempersiapkan semua alat dan bahan percobaan.


2. Memasang ujung kabel probe hitam ke terminal yang ditandai “common” atau
– dan ujung kabel probe +.
3. Mengenolkan avometer (menyentuhkan probe merah dan probe hitam, pada
tombol kecil berlabel “0 adjust” putar perlahan hingga mengarah ke angka nol (0)
pada skala.
4. Memutar tombol selektor dan menempatkan fungsi ohm meter pengukuran
yang akan digunakan
5. Ubah batas ukur fungsi ohm meter sampai skala terbaca dengan tepat
6. Mencari dua titik kontak listrik (kaki) dari komponen yang akan diukur
(resistor), tekan probe hitam dan probe merah pada masing (kaki).
7. Melakukan percobaan 1-5 dengan resistor yang berbeda.
8. Memasukkan kedalam tabel data hasil pengamatan. Pembacaan skala dan hasil
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik.

2. Cara Mengukur Tegangan Listrik :

1. Mempersiapkan semua alat dan bahan percobaan.


2. Mengenolkan posisi pengukuran (pada tombol kecil berlabel “Zero Adjust”
putar perlahan hingga jarum mengarah ke posisi angka nol (0) pada skala.
3. Memutar tombol selektor secara perlahan dan tempatkan pada fungsi Voltmeter
sebagai alat ukur tegangan listrik
4. Memilih batas ukur yang akan digunakan
5. Menghubungkan probe pada rangkaian yang akan diukur
6. Memasang avometer secara paralel dengan komponen dalam rangkaian yang
hendak diukur.
7. Jarum yang bergerak akan berhenti pada nilai skala yang sesuai pengukuran
8. Mengamati skala dengan mata tegak lurus
9. Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel data hasil penghasilan

3. Mengukur Kuat Arus Listrik :

1. Mempersiapkan semua alat dan bahan percobaan.

2. Mengenolkan posisi jarum terlebih dahulu sebelum digunakan dalam pengukuran


(pada tombol kecil berlabel “Zero Adjust” putar perlahan hingga jarum mengarah ke
posisi angka nol (0) pada skala 3. Memutar tombol selektor secara perlahan dan
tempatkan pada fungsi amperemeter sebagai alat ukur kuat arus listrik

4. Memilih batas ukur yang hendak digunakan

5. Menghubungkan probe pada rangkaian yang akan diukur

6. Memasang avometer secara seri terhadap rangkaian


7. Mengamati jarum yang bergerak, jarum yang bergerak akan berhenti pada nilai
skala sesuai pengukuran

8. Mengamati skala dengan tegak lurus

9. Mencatat hasil pengukuran kedalam tabel data hasil pengamatan.

3. Dalam suatu instalasi radiologi untuk pemeriksaan radiologi harus


memenuhi standar keselamatan radiasi. Antara lain di pintu harus ada
tanda bahaya radiasi, dan lampu indikator radiasi. Lampu indikator ini,
akan menyala jika tombol eksposi dipencet. Tetapi, untuk memastikan
keselamatan radiasi pintu pemeriksaan juga selalu dikunci. Metode
indikator radiasi tersebut dipasang bagaimana rangkaian listriknya?
Jelaskan!
JAWAB:
Lampu pada pintu ruang radiologi dipasang secara seri. Lampu indikator dan
pesawat radiologi dirangkai seri, sehingga apabila pesawat radiologi sedang
digunakan (expose), maka lampu indikator tersebut akan ikut menyala. Hal ini
sesuai dengan sifat dari rangkaian seri, apabila salah satu lampu menyala
lampu yang lain akan ikut menyala juga, begitupun sebaliknya, apabila salah
satu lampu mati maka lampu yang lain ikut mati karena rangkaian tersebut
terbuka sehingga arus listrik tidak dapat mengalir ke lampu yang lainnya

4. SSBF (Safety Store Box Film) yang berada di Kamar Gelap, juga
memiliki rangkaian khusus karena begitu SSBF dibuka, lampu kamar
gelap akan mati. Hal ini untuk menghindari Film X-Ray yang ada di
dalam SSBF terbakar karena adanya cahaya tampak.. Rangkaian apakah
yang sebaiknya digunakan?
JAWAB:
Menggunakan rangkaian paralel, karena ketika SSBF dibuka lampu kamar
gelap dapat dimatikan begitu pula sebaliknya. Dengan menggunakan
rangkaian parallel, maka jika ada lampu yang mati lampu yang lain tetap bisa
menyala.
Apabila menggunakan rangkaian seri, ketika SSBF dibuka lampu kamar gelap
akan menyala yang dapat menyebabkan film terbakar.
BAB 1V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

SARAN

Kami berharap laporan praktikum ini dapat membantu orang yang membaca untuk
lebih memahami mengenai rangkaian seri dan paralel, dan juga bagaimana melakukan
pengukuran untuk tegangan listrik, arus listrik, serta hambatannya. Dan laporan praktikum ini
masih belum sempurna, oleh karena itu kami meminta kritik dan saran yang relevan sehingga
bisa memperbaiki laporan praktikum kami ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

 http://eprints.uny.ac.id/9266/20/LKS.pdf
 https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/inpafi/article/download/9496/8717
 http://eprints.uny.ac.id/9266/20/LKS.pdf
 https://youtu.be/qbkjwlE-iwA
 https://youtu.be/qLaLFCp_31A
 https://youtu.be/J-RfzIYLmq4
 https://youtu.be/7NF_eiqxhcE
 https://youtu.be/NNhSIHs854w
 https://youtu.be/dHNqT0J_9yI
 https://www.alatuji.com/m/article/detail/556/fungsi-dan-cara-penggunaan-multimeter-
 http://blogmasgil.blogspot.com/2016/11/makalah-amperemeter.html
 https://www.teknik-otomotif.com/2017/11/cara-mengukur-arus-tahanan-dan-
tegangan.html#:~:text=Untuk%20melakukan%20pengukuran%20arus
%20listrik,meter%20ditepatkan%20pada%20skala%20DCA.
 https://fisika.fmipa.unesa.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/Panduan-Praktikum-
Fisdas-2.pdf
 https://synthaariska.wordpress.com/2016/04/29/laporan-praktikum-instrumentasi-dan-
sistem-kontrol-pengukuran-tegangan-listrik-menggunakan-alat-multitester/
 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hambatan_listrik
 https://teknikelektronika.com/pengertian-hambatan-listrik-resistansi-listrik/
 https://www.teknik-otomotif.com/2018/09/macam-macam-hambatan-listrik.html?
m=1
 https://elektroniktapin2-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/elektroniktapin2.wordpress.com/2017/01/11/fungsi-
resistortahananhambatan/amp/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16024707548061&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Felektroniktapin2.wordpress.com%2F2017%2F01%2F11%2Ffungsi-
resistortahananhambatan%2F
 http://jekiumbara07.blogspot.com/2017/01/makalah-tentang-hambatan-listrik-
dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai