Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAMPAK KUALITAS PELAYANAN PAJAK, PEMAHAMAN WAJIB


PAJAK, KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP TAX EVASION

NAMA ANGGOTA:

1. ALFIAN RACHMADI RAKA PUTRA (20013010077)


2. MUHAMMAD FARHAN KARIM (20013010278)

METODOLOGI PENELITIAN
KELAS E

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-
Nya sehingga Proposal Penelitian dengan judul “Analisis Dampak Kualitas Pelayanan Pajak,
Pemahaman Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Tax Evasion” dapat kami
selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan proposal penelitian ini
adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap dampak kualitas pelayanan
pajak, pemahaman wajib pajak, dan kepatuhan wajib pajak terhadap tax evasion.

Selain itu, tujuan dari penulisan proposal penelitian adalah untuk dapat memberikan
manfaat bagi pembaca serta sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan beberapa
pihak baik berupa bimbingan, dorongan, maupun nasihat-nasihat. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya dan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi umatnya.
2. Dr. Dra. Ec. Endah Susilowati, M.Si., CFrA., CBV.,CMA selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Metodologi Penelitian.
3. Teman-teman dan pihak-pihak lain yang telah ikut membantu dalam
penyusunan proposal penelitian ini.

Kami menyadari jika proposal ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang positif dan membangun guna
penulisan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga proposal ini dapat menjadi
bacaan yang berguna sebagai referensi bagi teman-teman dan para dosen sekalian. Kami
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Surabaya, 5 Desember 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………....1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………...4
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………..4
1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..5
1.3 TUJUAN PENELITIAN……………………………………………………......5
1.4 MANFAAT PENELITIAN…………………………………………………......6
BAB II KAJIAN TEORI……………………………………………………………………7
2.1 PENELITIAN TERDAHULU………………………………………………….7
2.2 KAJIAN TEORI NORMATIF…………………………………………………8
2.2.1 PENGERTIAN KUALITAS PELAYANAN
PAJAK…………………………………………………………………………………….....8
2.2.2 PEMAHAMAN WAJIB PAJAK……………………………………..9
2.2.3 KEPATUHAN WAJIB PAJAK………………………………………9
2.3 VARIABEL
PENELITIAN…………………………………………………......10
2.4 KERANGKA
KONSEPTUAL……………………………………………….....10
2.5 HIPOTESIS PENELITIAN…………………………………………………….11
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………....12
3.1 JENIS PENELITIAN……………………………………………………………
12
3.2 SUMBER
PENELITIAN………………………………………………………..12
3.3 DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL……………
12
3.3.1 VARIABEL BEBAS ATAU INDEPENDEN
(X).................................13
3.3.2 VARIABEL TERIKAT ATAU DEPENDEN
(Y)................................15

2
3.3.3 PENGUKURAN VARIABEL………………………………………...16
3.3.3.1 SKALA PENGUKURAN…………………………………...16
3.4 POPULASI DAN SAMPEL…………………………………………………….18
3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA……………………………………………
18
3.5.1 JENIS DATA…………………………………………………………..18
3.5.2 SUMBER DATA………………………………………………………19
3.5.3 METODE PENGUMPULAN DATA………………………………...19
3.6 TEKNIK ANALISIS DATA……………………………………………………19
3.6.1 UJI RELIABILITAS………………………………………………….19
3.6.2 UJI VALIDITAS………………………………………………………20
3.6.3 UJI ASUMSI KLASIK………………………………………………..20
3.6.3.1 UJI NORMALITAS…………………………………………
20
3.6.3.2 UJI
MULTIKOLINEARITAS……………………………...21
3.6.3.3 UJI HETEROSKEDASTISTAS……………………………21
3.6.3.4 ANALISIS REGRESI LINIER
BERGANDA……………..22
3.7 UJI
HIPOTESIS………………………………………………………………....23
3.7.1 KOEFISIEN
DETERMINASI………………………………………..23
3.7.2 UJI KESESUAIAN MODEL (UJI
F)...................................................23
3.7.3 UJI PARSIAL (UJI T)...........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui bersama, perpajakan merupakan salah satu aspek terpenting
bagi eksistensi negara Indonesia. Untuk memimpin pemerintahan dan membangun berbagai
infrastruktur, tentu pemerintah membutuhkan banyak dana. Salah satu penerimaan
pendapatan untuk dana yang dibutuhkan oleh pemerintah adalah pajak. Pajak sendiri
memegang peranan yang sangat penting terhadap pengembangan dan biaya keuangan
pemerintah. Pajak memiliki fungsi regulerend yang mana adalah untuk mengatur dan
memiliki fungsi budgetair untuk anggaran. Berdasarkan fungsi budgetary tax, adanya
kedisiplinan dan rasa kebersamaan untuk mematuhi kewajiban perpajakan yang berlaku
sangatlah penting.

4
Persoalan mengenai kepatuhan pajak tersebut telah menjadi satu hal yang penting di
Indonesia. Karena, jika seorang Wajib Pajak tidak mematuhi aturan perpajakan yang berlaku,
maka hal tersebut dapat menimbulkan sebuah keinginan untuk melakukan tindakan
penghindaran, pengelakan, dan kelalaian pajak yang berakibat merugikan negara karena
kurangnya penerimaan pajak. Meskipun penerimaan pajak yang diterima negara meningkat
dari tahun ke tahun, tidak menutup kemungkinan bahwasannya akan terjadi penurunan
penerimaan pajak yang diakibatkan oleh penghindaran, pengelakan, dan kelalaian
pembayaran pajak yang dilakukan. Kecurangan pajak merupakan sebuah permasalahan yang
seringkali dijumpai pada Wajib Pajak. Salah satu bentuk dari kecurangan pajak adalah
penggelapan, dan/atau penghindaran pajak yang mana secara umum hal tersebut bersifat
melawan hukum dan mencakup perbuatan sengaja tidak melaporkan secara lengkap dan benar
mengenai objek pajak yang dimiliki.
Terjadinya hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, faktor pertama yang
mempengaruhi terjadinya kecurangan pajak adalah kualitas pelayanan pajak. Kualitas
pelayanan pajak disini diartikan sebagai sesuatu yang memiliki hubungan dengan
terpenuhinya harapan/kebutuhan pengguna layanan. Yang mana, pelayanan dikatakan
berkualitas apabila dapat menyediakan produk dan jasa pelayanan sesuai dengan kebutuhan
dan berkualitas. Maka, kualitas pelayanan pajak yang baik akan berpengaruh terhadap
kenyamanan Wajib Pajak atas kewajibannya dalam membayar pajak. Faktor kedua yang
mempengaruhi terjadinya kecurangan pajak adalah pemahaman wajib pajak tentang peraturan
pajak, layanan sistem pajak, pajak dan hukuman lingkungan yang ditemukan oleh pembayar
pajak.
Diharapkan peningkatan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap wajib pajak dapat
mempengaruhi kepatuhan yang lebih baik. Fiskus sebagai petugas pajak juga sangat
menentukan kepatuhan wajib pajak, dimana sebagian besar informasi yang diberikan berasal
dari fiskus. Penerapan sanksi perpajakan untuk mengendalikan sikap dan tindakan wajib
pajak juga memegang peranan penting dalam kepatuhan. Faktor ketiga yang mempengaruhi
terjadinya kecurangan pajak adalah kepatuhan seorang wajib pajak. Hal ini sangat penting
karena pada dasarnya Departemen Pajak atau instansi pemerintah akan memberikan
penghargaan kepada Wajib Pajak yang telah memenuhi kewajibannya dengan baik dan benar.
Pemberian bonus kepada wajib pajak dilakukan oleh DJP atau pemerintah untuk mendorong
dan meningkatkan penerimaan negara khususnya di bidang perpajakan.

5
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti termotivasi untuk untuk melakukan
penelitian mengenai kualitas pelayanan pajak, pemahaman wajib pajak, kepatuhan wajib
pajak terhadap penggelapan pajak atau tax evasion yang terjadi di Indonesia. Sehingga, fokus
penelitian kali ini adalah “Analisis Dampak Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman Wajib
Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Tax Evasion”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kualitas pelayanan pajak berpengaruh dalam keputusan seorang wajib pajak
untuk menggelapkan/menghindari pajak ?.
2. Mengapa pengetahuan seorang wajib pajak terhadap hukum perpajakan
mempengaruhi keputusan mereka dalam membayar pajak ?.
3. Apa hubungan kepatuhan wajib pajak dengan penggelapan/penghindaran pajak ?.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan pembayaran pajak dengan keputusan
seorang wajib pajak dalam penggelapan/penghindaran pajak.
2. Mengetahui hubungan pengetahuan seorang wajib pajak terhadap hukum perpajakan
dalam mempengaruhi keputusan mereka untuk melakukan penggelapan/penghindaran
pajak.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang akan diperoleh dari adanya penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan di bidang
perpajakan terutama mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
penggelapan pajak atau tax evasion.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Wajib Pajak

6
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pemahaman terhadap Wajib Pajak mengenai penggelapan pajak atau tax
evasion.

b. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
referensi bacaan dan kajian ilmu, khususnya untuk para mahasiswa program
studi akuntansi dan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.

c. Bagi Peneliti Lain


Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang
berfokus pada penggelapan pajak atau tax evasion.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu


1. Amjad Abdallah Alkhatib, Hijattulah Abdul-Jabbar, Faeyz Abuamria, dan
Akram Rahhal (2019)
Penelitian yang dilakukan oleh Amjad Abdallah Alkhatib, Hijattulah Abdul-
Jabbar, Faeyz Abuamria, dan Akram Rahhal (2019) dengan judul “The Effects of
Social Influence Factors on Income Tax Evasion among the Palestinian SMEs”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang
menyebabkan para pengusaha UKM di Palestina melakukan penggelapan pajak. Hasil
dari penelitian ini adalah….

7
2. Arja Sadjiarto, Agatha Nathania Susanto, Evania Yuniar, dan Melissa Gunawan
Hartanto (2019)
Penelitian yang dilakukan oleh Arja Sadjiarto, Agatha Nathania Susanto,
Evania Yuniar, dan Melissa Gunawan Hartanto (2019) dengan judul “Factors
Affecting Perception of Tax Evasion Among Chindos”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang pada akhirnya mempengaruhi
persepsi dari kalangan masyarakat beretnis Tionghoa untuk melakukan penggelapan
pajak di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah….

3. Siti Fatimah dan Dewi Kusuma Wardani (2017)


Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah dan Dewi Kusuma Wardani
(2017) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggelapan Pajak Di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Temanggung”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pengaruh terhadap penggelapan
pajak yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dengan melakukan penelitian di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Temanggung. Hasil dari penelitian ini adalah….

4. Erstu Tarko Kassa (2021)


Penelitian yang dilakukan oleh Erstu Tarko Kassa (2021) dengan judul
“Factors influencing taxpayers to engage in tax evasion: evidence from Woldia City
administration micro, small, and large enterprise taxpayers”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Wajib Pajak di
Kota Woldia, khususnya para pelaku usaha mikro, kecil, dan perusahaan besar untuk
melakukan penggelapan pajak. Hasil dari penelitian ini adalah….

5. Godfred Matther Yaw Owusu, Rita Bekoe, Fred Kwasi Anokye, dan Lydia
Anyetei (2019)

8
Penelitian yang dilakukan oleh Godfred Matther Yaw Owusu, Rita Bekoe,
Fred Kwasi Anokye, dan Lydia Anyetei (2019) dengan judul “What Factors Influence
the Intentions of Individuals to Engage in Tax Evasion? Evidence from Ghana”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai faktor apa saja yang
mempengaruhi Wajib Pajak, khususnya masyarakat Ghana untuk melakukan
penggelapan pajak. Hasil dari penelitian ini adalah…..

2.2 Kajian Teori Normatif


2.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Pajak
Definisi pelayanan pajak menurut Boediono (2003:60) “adalah suatu proses bantuan
kepada Wajib Pajak dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan
interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan”. Kepatuhan wajib pajak dalam
memenuhi kewajibannya tergantung pada bagaimana petugas pajak dalam memberikan suatu
pelayanan kepada wajib pajak. Pelayanan sendiri pada sektor perpajakan dapat diartikan
sebagai pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk
membantu Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakannya. Pelayanan pajak termasuk
dalam pelayanan publik karena dijalankan oleh instansi pemerintah, bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan undang-undang dan
tidak berorientasi pada profit atau laba.

2.2.2 Pemahaman Wajib Pajak


Menurut Mardiasmo (2011 : 50) pengertian pemahaman wajib pajak adalah sebagai
berikut : “Pemahaman wajib pajak adalah pemahaman wajib pajak terhadap sistem
pemungutan pajak yang ada di Indonesia dan segala macam peraturan perpajakan yang
berlaku”.

2.2.3 Kepatuhan Wajib Pajak


Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, istilah kepatuhan adalah: “Kepatuhan
berarti tunduk atau patuh pada ajaran dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa
kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk, dan patuh, serta melaksanakan ketentuan
perpajakan.Jadi, wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat dan mematuhi serta

9
melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.” Selain itu terdapat beberapa pengertian kepatuhan dalam bidang perpajakan
menurut para ahli.
Menurut (Nurmantu, 2010) dijelaskan bahwa terdapat dua macam kepatuhan yaitu: (1)
Kepatuhan Formal.Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi
kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang
Perpajakan. Dalam hal ini kepatuhan formal meliputi: (a) Wajib Pajak membayar pajak
dengan tepat waktu; (b) Wajib Pajak membayar pajak dengan tepat jumlah; (c) Wajib pajak
tidak memiliki tanggungan Pajak Bumi dan Bangunan. (2) Kepatuhan Material. Kepatuhan
material adalah dimana suatu keadaan dimana wajib pajak secara substansi atau hakekat
memenuhi semua ketentuan perpajakan, yakni sesuai dengan isi dan jiwa undang-undang
perpajakan. Pengertian kepatuhan material dalam hal ini adalah: (a) Wajib pajak bersedia
melaporkan informasi tentang pajak apabila petugas membutuhkan informasi; (2) Wajib
pajak bersikap kooperatif (tidak menyusahkan) petugas pajak dalam pelaksanaan proses
administrasi perpajakan; Wajib pajak berkeyakinan bahwa melaksanakan kewajiban
perpajakan merupakan tindakan sebagai warga negara yang baik.

2.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian ditetapkan oleh peneliti untuk keperluan perolehan
informasi yang nantinya bisa ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012). Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Berikut ini
penjabarannya:
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Menurut Sugiyono (2015), variabel independen merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menyebabkan timbulnya variabel dependen.
Variabel bebas pada penelitian ini meliputi:
● Kualitas Pelayanan Pajak (X1)

10
● Pemahaman Wajib Pajak (X2)
● Kepatuhan Wajib Pajak (X3)
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Menurut Sugiyono (2016), variabel dependen bersifat dipengaruhi dan
variabel ini menjadi akibat karena adanya variabel independen.
Terdapat satu variabel terikat pada penelitian ini, yaitu:
● Tax Evasion (Y)

2.4 Kerangka Konseptual


Agar gambaran penelitian “Analisis Dampak Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman
Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Tax Evasion” secara keseluruhan menjadi
lebih jelas dan terarah, maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

2.5 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kerangka konseptual yang disajikan diatas, maka hipotesis yang dapat
digambarkan adalah sebagai berikut:
H1: Kualitas Pelayanan Pajak berpengaruh terhadap Tax Evasion
H2: Pemahaman Wajib Pajak berpengaruh terhadap Tax Evasion
H3: Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh terhadap Tax Evasion

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Untuk jenis penelitian kali ini, peneliti memutuskan untuk menggunakan metode
kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2018:13) data kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian berupa angka-angka yang akan diukur
menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan, berkaitan dengan masalah yang diteliti
untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Filsafat positivistic digunakan pada populasi atau
sampel tertentu. Dalam penelitian ini nantinya akan melakukan analisis serta berusaha
membuktikan apakah terdapat hubungan antara dampak kualitas pelayanan pajak,
pemahaman wajib pajak, kepatuhan wajib pajak terhadap tax evasion.

12
3.2 Sumber Penelitian
Teknik pengumpulan data yang kami gunakan pada penelitian kali ini adalah dengan
menggunakan teknik kuesioner dan wawancara. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan
kuesioner secara online melalui google form kepada seluruh warga Kota Surabaya sebanyak
100 orang sebagai responden. Kemudian, peneliti akan melakukan wawancara pada beberapa
karyawan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wonocolo, Kota Surabaya untuk mengetahui
berapa banyak Wajib Pajak Kota Surabaya yang melakukan penggelapan pajak atau tax
evasion. Sehingga dari kedua teknik yang digunakan tersebut diharapkan dapat memperoleh
data primer yang relevan.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Operasional variabel merupakan penjelasan dari pengertian teoritis variabel atau suatu
konsep dengan tujuan menguji kesempurnaan dalam penelitian. Sehingga peneliti dapat
mengamati dan meneliti variabel-variabel tersebut yang kemudian penelitian ini akan menjadi
penelitian ilmiah. Menurut Sugiyono (2018:60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih yaitu Analisis Dampak Kualitas Pelayanan
Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Tax Evasion maka variabel
yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel independen (X) yaitu Kualitas Pelayanan
Pajak (X1), Pemahaman Wajib Pajak (X2), dan Kepatuhan Wajib Pajak (X3), serta variabel
dependen (Y) yaitu Tax Evasion. Berikut merupakan definisi operasional dari masing-masing
variabel tersebut, yaitu:
3.3.1 Variabel Bebas atau Independen (X)
Menurut Sugiyono (2018:61) Variabel bebas (X) variable ini sering disebut
sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering
disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Berikut
adalah penjelasan masing-masing variabel bebas yaitu:
1. Kualitas Pelayanan Pajak (X1)
Definisi kualitas pelayanan pajak menurut Brady & Cronin (2001)
adalah sebagai berikut evaluasi atau perilaku penawar dalam kaitannya dengan

13
layanan dialihkan oleh otoritas pajak kepada otoritas pajak dan diserahkan
kepada wajib pajak. Sadarilah tentang
Kualitas pelayanan fiskus diukur dengan pertanyaan-pertanyaan dalam
formulir kuesioner dimana responden diberikan sejumlah pertanyaan terkait
dengan 3 (tiga) aspek persepsi wajib pajak terhadap kualitas pelayanan
Otoritas pajak meliputi:
1. Kecepatan dan ketepatan dalam melayani;
2. Keterampilan fiskus dalam menjawab pertanyaan Wajib Pajak;
3. Kejelasan dalam memberikan pelayanan;
4. Kesabaran fiskus; dan
5. Fasilitas yang memadai.
Beberapa pertanyaan itu merupakan indikator-indikator yang
digunakan sebagai dasar pengukuran persepsi Wajib Pajak tentang kualitas
pelayanan. Indikator pertanyaan di atas merupakan pengembangan dari
penelitian yang dilakukan oleh Alabede (2011) dan diukur dengan
menggunakan skala likert 5 (lima) poin mulai dari sangat tidak setuju, tidak
setuju, netral, setuju, dan sangat setuju.

2. Pemahaman Wajib Pajak (X2)


Pemahaman wajib pajak adalah proses dimana wajib pajak mengetahui
tentang pajak dan menerapkan pengetahuan tersebut untuk membayar pajak.
Wajib Pajak dapat memperoleh pengetahuan tentang pemahaman peraturan
perpajakan melalui seminar perpajakan, nasehat dan pelatihan yang diberikan
oleh Dirjen Pajak. Indikator yang digunakan untuk mengukur pemahaman
wajib pajak dalam penelitian Ekawati (2008) dalam Masruroh (2013) adalah:

1. Anda/wajib pajak mengerti bagaimana pajak penghasilan harus dibayar


2. Anda/wajib pajak mengerti bagaimana pajak penghasilan dihitung terutang
dan cicilan
3. Anda/wajib pajak mengetahui prosedur pembayaran pajak

14
4. Anda/Wajib Pajak sangat memahami tentang keterlambatan pembayaran
pajak
5. Anda/Wajib Pajak sudah memahami sanksi atas keterlambatan pembayaran
pajak
6. Anda/Wajib Pajak memahami cara mengisi Surat Pemberitahuan Pajak
(SPT)
7. Anda/wajib pajak memahami tata cara pembayaran TPS
8. Anda/WP memahami batas waktu penyampaian SPT
9. Anda/wajib pajak sudah memahami sanksi atas keterlambatan pelaporan
pajak.

3. Kepatuhan Wajib Pajak (X3)


Menurut Nasucha (2004), kepatuhan wajib pajak dapat ditentukan dari
kepatuhan wajib pajak saat mendaftar, kepatuhan saat mengembalikan Surat
Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam menghitung dan membayar pajak
terutang dan patuh dalam menunggak pembayaran. Kepatuhan wajib pajak
diukur dari sejauh mana wajib pajak mematuhi peraturan perpajakan yang
berlaku (Kiryanto, 2007; Jatmiko, 2006) dengan indikator sebagai berikut:

1. Pengajuan SPT pajak yang benar dan akurat waktu;


2. Menghitung dengan benar jumlah pajak yang terutang;
3. Segera melaporkan SPT ke fiskus; dan
4. Membayar pajak tepat waktu dan dengan jumlah pajak yang benar.

Keempat faktor di atas merupakan indikator yang digunakan sebagai


dasar untuk mengukur kepatuhan wajib pajak. Variabel di atas diukur dengan
menggunakan skala Likert 5 poin mulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju,
netral, setuju dan sangat setuju.

3.3.2 Variabel Terikat/ Dependen (Y)


Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018 : 61). Berikut adalah variabel dependen
yaitu:

15
1. Tax Evasion (Y)
a.) Definisi Konseptual
Mardiasmo (2011: 9) mendefinisikan penggelapan pajak (tax evasion)
sebagai upaya meringankan beban pajak dengan cara melanggar hukum (tax
evasion). Karena melanggar hukum, penggelapan pajak dilakukan dengan
cara-cara yang melawan hukum. Wajib Pajak sama sekali tidak mengetahui
peraturan perpajakan resmi sebagai kewajibannya, memalsukan dokumen, atau
mengisi data yang tidak lengkap dan tidak benar.

b.) Definisi operasional


Penghindaran pajak (tax evasion) diukur dengan instrumen
dikembangkan oleh Suminarsasi dan Supriyadi (2011), yaitu:
1) Penerapan tarif pajak dan pentingnya kerjasama yang baik antara fiskus dan
wajib pajak.
2) Penghindaran pajak dianggap etis karena penegakan hukum yang
mengaturnya lemah dan wajib pajak memiliki peluang untuk melakukan
penggelapan pajak.
3) Integritas atau mentalitas aparat pajak/fiskus dan aparat pajak buruk dan
diskriminatif dalam perlakuan perpajakan.
4) Konsekuensi dari penggelapan pajak.
Penghindaran pajak (tax evasion) diukur dengan 5 pertanyaan
menggunakan skala likert 10 pilihan meliputi (1) Sangat tidak setuju, (2) Tidak
setuju, (3) Biasa saja, (4) Setuju, (5) Sangat setuju.

3.3.3 Pengukuran Variabel


3.3.3.1 Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2006, p.84), Skala Pengukuran adalah merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala
merupakan suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu
terkait dengan variabel minat yang kita pelajari. Dalam melakukan analisis
statistik, perbedaan jenis data akan sangat berpengaruh terhadap pemilihan

16
model ataupun alat uji statistic yang akan digunakan (Sekaran & Bougie,
2016).
Jenis skala pengukuran dibagi sebagai berikut:
1. Skala nominal
Skala nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di
antara skala pengukuran yang ada. Skala nominal hanya bisa
membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya
berdasarkan nama (predikat).
2. Skala ordinal
Skala ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering juga
disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal,
lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan
perbedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan objek yang diukur
menurut karakteristik tertentu.
3. Skala interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki
oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain,
yaitu berupa adanya interval yang tetap. Skala interval sudah memiliki
nilai intrinsik, sudah memiliki jarak, tetapi jarak tersebut belum
merupakan kelipatan yaitu skala interval tidak memiliki nilai nol
mutlak.

4. Skala rasio
Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi.
Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik skala nominal, ordinal
dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat
mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa
diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Pada skala rasio,
pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan rasio.
Sehubungan dengan penelitian ini, jenis skala pengukuran yang
digunakan adalah skala interval. Teknik pengukuran variabel yang
digunakan dalam menyatakan tanggapan responden terhadap
pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala likert.

17
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang yang berkaitan dengan fenomena
sosial (Sugiyono, 2019:146). Pengukuran variabel dengan
menggunakan skala likert 1-5 poin, dengan responden dapat memilih
secara bebas dengan pilihan alternatif jawaban sebagai berikut:
- Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
- Tidak Setuju (TS) = 2
- Netral (N) = 3
- Setuju (S) = 4
- Sangat Setuju = 5

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel merupakan bagian penting untuk menentukan sasaran yang
digunakan dalam penelitian. Populasi adalah sekumpulan objek, sedangkan sampel adalah
bagian populasi yang dipilih untuk mewakili dari keseluruhan objek yang diteliti.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


3.5.1 Jenis Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut
Husein Umar (2013), Data primer dapat didefinisikan sebagai data yang diperoleh
dari sumber pertama, baik yang berasal dari individu/perorangan misalnya hasil dari
wawancara, atau yang berasal dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh
peneliti. Berikut ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis :
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan menyebarkan
suatu daftar yang berisi serangkaian pertanyaan tertulis yang disusun
secara sistematis, yang diserahkan langsung kepada responden yang
akan diteliti untuk diisi. Responden adalah orang yang memberikan
tanggapan atau respon. menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti akan
menyebarkan kuesioner secara acak kepada beberapa warga Kota
Surabaya yang sudah menjadi Wajib Pajak sebanyak 100 orang.
2. Wawancara

18
Menurut Yusuf (2014:372) Wawancara adalah suatu kejadian atau
proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang
yang diwawancarai melalui komunikasi secara langsung atau bertanya
secara langsung mengenai suatu objek yang diteliti. Dalam wawancara,
teknik pengumpulan yang dilakukan yaitu dengan mengajukan
pertanyaan pada beberapa karyawan yang bekerja di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Wonocolo. Untuk penyimpanan jawaban dari
wawancara tersebut dapat dilakukan dengan cara dicatat ataupun
direkam.
3.5.2 Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini berkaitan dengan subjek dimana data tersebut
diperoleh. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari
responden (beberapa warga Kota Surabaya yang sudah menjadi Wajib Pajak sebanyak
100 orang dan beberapa karyawan yang bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Wonocolo).
3.5.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan proses didapatkannya data dari sumber
data. Pengumpulan data yang kami gunakan yaitu menggunakan data primer. Dalam
penelitian ini, kami menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai teknik
pengumpulan data. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai variabel independen
(Dampak kualitas pelayanan pajak, pemahaman wajib pajak, kepatuhan wajib pajak)
serta variabel dependen (Tax Evasion). Kuesioner akan disebarkan secara acak kepada
beberapa kepada beberapa warga Kota Surabaya yang sudah menjadi Wajib Pajak
sebanyak 100 orang melalui media google form. Setelah itu, peneliti akan
menggunakan teknik wawancara kepada beberapa karyawan yang bekerja di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Wonocolo. Kemudian hasil dari kuesioner dan wawancara
ini akan dikaji lebih lanjut untuk mendapatkan jawaban dari masalah penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

19
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
3.6.1 Uji Reliabilitas
Kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten. Untuk dapat mengetahui kuesioner tersebut sudah
reliabel akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan program
SPSS. Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah apabila hasil koefisien alpha lebih besar
dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel. Jika tidak, maka
tidak bisa dikatakan reliabel.
3.6.2 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Sebuah instrumen atau kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
instrumen atau kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2018:51). Uji signifikansi dilakukan dengan cara
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Di dalam menentukan layak dan
tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 yang artinya suatu item dianggap valid
jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
● Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau
pertanyaan atau variabel tersebut dinyatakan valid.
● jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir atau pertanyaan atau
variabel tersebut dinyatakan tidak valid.
3.6.3 Uji Asumsi Klasik
Uji ini bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam
penelitian sehingga diperoleh model analisis yang tepat. Metode analisis regresi
mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi:
3.6.3.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2018:161) Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
1. Analisis Grafik

20
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya (Ghozali, 2018:163). Dasar pengambilan
keputusan dengan menggunakan analisis grafik adalah:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas
2. Uji Kolmogorov-Smirnov
Uji ini didasarkan kepada Kolmogorov-Smirnov Test terhadap model
yang diuji. Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membuat
hipotesis:
Ho : data residual terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed > a + 0,05
Ha : data residual tidak terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed < a +
0,05
3.6.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali: 2016:103). . Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk menguji ada
tidaknya multikolinieritas dapat digunakan nilai tolerance atau variance
inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama
dengan nilai VIF ≥ 10. Jika nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10 maka hal
tersebut menunjukan tidak terjadi multikolinieritas.
a. Nilai Tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10, maka terdapat gejala
multikolinieritas

21
b. Nilai Tolerance ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10, maka tidak terdapat gejala
multikolinieritas
3.6.3.3 Uji Heteroskedastistas
Menurut Ghozali (2018:137) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat atau
dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dengan dasar analisis sebagai
berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.6.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dua atau
lebih variabel bebas dengan secara bersama-sama terhadap satu variabel
terikat. Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan koefisien regresi (Sugiyono,
2015:192). Untuk membuktikan kebenaran tentang pengaruh variabel
independen dan variabel dependen digunakan analisis regresi dimana variabel
independen yaitu Kualitas Pelayanan Pajak (X1), Pemahaman Wajib Pajak
(X2), Kepatuhan Wajib Pajak (X3) dan Tax Evasion (Y) adalah
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Model regresi linear berganda adalah
sebagai berikut:
Y = a+b1x1+b2x2+b3x3

22
Keterangan:
Y = Tax Evasion
a = intercept atau konstanta, yaitu nilai Y pada saat X=0
b1 = koefisien regresi dari variabel x1
b2 = koefisien regresi dari variabel x2
b3 = koefisien regresi dari variabel x3
x1 = Kualitas Pelayanan Pajak
x2 = Pemahaman Wajib Pajak
x3 = Kepatuhan Wajib Pajak

3.7 Uji Hipotesis


3.7.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi perlu diuji karena bertujuan untuk mengukur
kemampuan model dalam mengetahui seberapa pengaruh variabel independen secara
simultan mempengaruhi variabel dependen yang dapat diindikasikan oleh nilai
adjusted R - Squared. Koefisien determinasi dimaksudkan sebagai petunjuk sejauh
mana kontribusi variabel independen dalam model regresi mampu menjelaskan variasi
dari variabel dependennya. Koefisien determinasi dapat dilihat melalui nilai R -
Squared (R2) pada tabel Model Summary. Menurut Ghozali (2016), nilai koefisien
determinasi yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan, jika nilai mendekati angka
1 dan menjauhi angka 0, maka artinya yaitu variabel independen memiliki
kemampuan dalam memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.
3.7.2 Uji Kesesuaian Model (Uji F)
Uji kesesuaian model (uji F) dilakukan dengan maksud untuk menguji
kesesuaian model persamaan regresi linier yang digunakan untuk melihat pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan begitu, peneliti dapat
mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara
simultan terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan
meliputi:

23
Ho: variabel-variabel independen yaitu dampak kualitas pelayanan pajak, pemahaman
wajib pajak, kepatuhan wajib pajak tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependennya yaitu tax evasion.
Ha: variabel-variabel independen yaitu dampak kualitas pelayanan pajak, pemahaman
wajib pajak, kepatuhan wajib pajak mempunyai pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama terhadap variabel dependennya yaitu tax evasion.
Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan angka probabilitas
signifikan, yaitu:
1. Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Sebaliknya, apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
2. Jika F hitung lebih dari F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya,
jika F hitung kurang dari F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

3.7.3 Uji Parsial (Uji t)


Menurut Priyatno (2016), uji t bertujuan menguji signifikansi pengaruh dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t ini dilakukan
dengan membandingkan signifikansi hitung setiap variabel independen dengan tingkat
signifikansi 0,05. Jika t hitung > t tabel atau dengan kata lain nilai signifikansinya <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikansi secara parsial.

DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, S. and Wardani, D.K. (no date) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Penggelapan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Temanggung, Akuntansi
Dewantara. https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/akuntansidewantara/article/view/20
(Accessed: December 26, 2022).

24
Alkhatib, A.A. et al. (2019) The effects of social influence factors on income tax
evasion among the Palestinian smes, DSpace Angular. School of Computer Science,
Colorado Technical University, USA. http://dspace.alquds.edu/handle/20.500.12213/5064
(Accessed: December 26, 2022).
Sadjiarto, A. et al. (2020) Factors affecting perception of tax evasion among Chindos,
Factors Affecting Perception of Tax Evasion Among Chindos | Atlantis Press. Atlantis Press.
https://www.atlantis-press.com/proceedings/afbe-19/125941521 (Accessed: December 26,
2022).
Kassa, E.T. (2021) Factors influencing taxpayers to engage in tax evasion: Evidence
from Woldia City Administration Micro, small, and large enterprise taxpayers - Journal of
Innovation and Entrepreneurship, SpringerOpen. Springer Berlin Heidelberg. Available at:
https://innovation-entrepreneurship.springeropen.com/articles/10.1186/s13731-020-00142-4
(Accessed: December 26, 2022).
What factors influence the intentions of individuals to engage in tax evasion?
evidence from Ghana (no date) Taylor & Francis. Available at:
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/01900692.2019.1665686 (Accessed: December
26, 2022).

25

Anda mungkin juga menyukai