DAN.
PAJAK DAERAH
UNIVERSITAS JAMBI
Prodi D3 Perpajakan
Dosen pengampu
Disusun Oleh :
NeliAsdira (C0D022014)
COVER........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 3
2.2 Paradigma Lama Pengelolaan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah ....................................
4
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Retribusi daerah dan pajak daerah merupakan instrumen keuangan yang penting dalam
pengelolaan keuangan daerah. Retribusi daerah adalah pungutan yang dikenakan oleh
pemerintah daerah terhadappemanfaatanbarang danjasayang disediakan oleh pemerintah
atau penggunaan sumber dayaalam yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pajak daerah, di
sisi lain, adalah pungutan yang dikenakan atas kekayaan, pendapatan, dan transaksi
ekonomi yang berlangsung di wilayah pemerintah daerah. Kedua jenis pungutan ini
memiliki peran penting dalam mendukung pendapatan daerah serta pembiayaan
pembangunan dan pelayanan publik.
Retribusi daerah dan pajak daerah merupakan instrumen keuangan yang penting dalam
pengelolaan keuangan daerah. Retribusi daerah adalah pungutan yang dikenakan oleh
pemerintah daerah terhadappemanfaatanbarang danjasayang disediakan oleh pemerintah
atau penggunaan sumber dayaalam yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pajak daerah, di
sisi lain, adalah pungutan yang dikenakan atas kekayaan, pendapatan, dan transaksi
ekonomi yang berlangsung di wilayah pemerintah daerah. Kedua jenis pungutan ini
memiliki peran penting dalam mendukung pendapatan daerah serta pembiayaan
pembangunan dan pelayanan publik.
4
Dalampengelolaan retribusidaerahdan pajak daerah, terdapat paradigma lama yang telah
berlaku selama beberapa dekade. Paradigma ini cenderung didasarkan pada pendekatan
administratif dan rutin, di mana proses pengumpulan pungutan berjalan secara
konvensional dan terkadang masih mengandalkan metode manual. Pengelolaan yang
terpusatdan kurangnya penggunaan teknologi informasi menjadiciri utama dari paradigma
lama ini.
Dalam paradigma lama, pengumpulan retribusi daerah dan pajak daerah dilakukan secara
terpisah dan diatur berdasarkan aturan administratifyang kompleks. Proses
administratif yang rumit inidapat memakanwaktudan memperlambatefisiensi
pengumpulan pungutan. Selain itu, proses manual juga meningkatkan risiko kesalahan
dan penyimpangan dalam
pengelolaan pungutan.
Perubahan paradigma dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah merujuk pada
pergeseran yang signifikan dalam pendekatan dan praktik pengelolaan kedua jenis pungutan
tersebut. Perubahan ini terjadi sebagai respons terhadap perkembangan teknologi
informasi,
kebutuhan efisiensi dan transparansi, serta perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah.
5
Dalam paradigma baru, penggunaan teknologi informasi menjadi fokus utama dalam
pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah. Penerapan sistem informasi yang
terintegrasi
dan berbasis teknologi membantu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam
5
proses pengumpulandan pengelolaan pungutan. Selain itu, paradigma baru ini
jugamendorong implementasi e-government yang memungkinkan akses publik yang lebih
mudah terhadap
informasi dan layananterkaitretribusi daerah dan pajak daerah.
Paradigma baru dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah membawa manfaat
yang signifikan bagipemerintahandaerah, masyarakat, dan sektorbisnis. Beberapa manfaat
yang diharapkan adalah peningkatan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam
pengumpulan dan pengelolaan pungutan, pengurangan potensi penyimpangan dan korupsi,
sertapeningkatan pelayanankepadamasyarakat. Namun, implementasi paradigma baru juga
dihadapkan pada tantangan, seperti kebutuhan investasi dalam teknologi informasi,
perubahan mindset dan keterampilan pegawai, serta pengaturan regulasi yang memadai.
Paradigma baru dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah membawa manfaat
yang signifikan bagipemerintahandaerah, masyarakat, dan sektorbisnis. Beberapa manfaat
yang diharapkan dari implementasi paradigma baru ini termasuk peningkatan efisiensi,
transparansi, danakuntabilitas dalampengumpulandan pengelolaan pungutan, pengurangan
potensi penyimpangan dankorupsi, sertapeningkatan pelayanankepadamasyarakat. Selain
itu, penggunaan teknologi informasi, implementasi e-government, dan pendekatan berbasis
risiko jugamerupakan aspek penting dari paradigma baru ini.
Namun, implementasi paradigma baru dalampengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah
juga dihadapkan padaberbagaitantangan. Tantangan tersebuttermasukkebutuhan investasi
dalam teknologi informasi,perubahan mindset dan keterampilan pegawai, serta pengaturan
regulasi yang memadai. Investasidalam teknologi informasidapat membutuhkandana yang
signifikan, sedangkan perubahan mindset dan keterampilan pegawai memerlukan upaya
pelatihan dan sosialisasi yang komprehensif. Selain itu, pengaturan regulasi yang
mendukung dan memfasilitasi implementasi paradigma barujuga menjadi tantangan yang
perlu diatasi.
6
BAB
METODE
Pada bab ini, akan dijelaskan mengenaimetode penelitianyang digunakan dalam studi tentang
paradigma baru pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah. Metode penelitian yang baik
dapat memberikandasaryang kuat untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan
guna
menjawab pertanyaan penelitian serta mencapaitujuan penelitianyang telahditetapkan.
Berikut
adalah penjelasan mengenaimetode penelitianyang digunakan:
3.1 Pendekatan
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk memahami dan
menjelaskan fenomena sosial secara mendalam dari sudut pandang partisipan atau aktor
yang terlibat. Dalamkonteks paradigma barupengelolaan retribusidaerahdan pajak daerah,
pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam tentangpraktik pengelolaan tersebut dari perspektif parapemangkukepentingan
yang terlibat.
Dalam pendekatan kualitatif, peneliti berfokus pada pengumpulan data yang bersifat
deskriptif dan mendalam melaluiwawancara, observasi, dan analisis dokumen.
Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi pemikiran, persepsi,
pandangan, dan pengalaman individu atau kelompok terkait paradigma baru dalam
pengelolaan retribusi
daerah dan pajak daerah.
7
daerah dan pajak daerah, serta implikasinya terhadap praktik pengelolaan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah.
3.2 Sumber
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait seperti pejabat pemerintah
daerah, praktisi di bidang pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah, serta perwakilan
dari masyarakat dan sektor bisnis. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan,
dokumen-dokumenterkait, dan laporan-laporanyang relevan.
Dalampenelitian ini, sumber data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.
Kedua jenis data tersebut memiliki peran yang penting dalam memberikan pemahaman
yang komprehensif tentang paradigma barupengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.
Berikut adalah penjelasan mengenai sumber data yang digunakan:
1. Data Primer: Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
responden yang terlibat dalam penelitian. Dalam konteks ini, data primer
diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait seperti pejabat pemerintah
daerah, praktisi di bidang pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah, serta
perwakilan dari masyarakat dan sektor bisnis. Wawancara mendalam dilakukan
dengan menggunakan pedoman wawancaraterstrukturatau semi-terstrukturuntuk
menggali informasi yang relevandan mendalam mengenai paradigma
barupengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.
Dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data yang penting
untuk memperoleh informasi yang relevandan mendalam mengenai paradigma
barupengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah. Berikut adalah penjelasan
mengenai teknik
pengumpulan data yang digunakan:
9
relevan dari sumber- sumber teoretis dan praktis yang telah ada sebelumnya. Hal ini
dapat mencakup studi tentang regulasi perundang-undangan, kebijakan, dokumen-
dokumen pengelolaan
9
retribusi daerah dan pajak daerah, serta penelitian dan kajian lain yang telah
dilakukan dalam bidang ini. Teknik studi kepustakaan memberikan landasan
teoritis dan pemahaman yang lebih luas tentang konteks pengelolaan retribusi
daerah dan pajak
daerah dalam paradigma baru.
Kombinasi dari kedua teknik pengumpulan data ini memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan informasi yang komprehensif dan mendalam tentang pengelolaan
retribusi daerah dan pajak daerah dalam konteks paradigma baru. Data primer dari
wawancara memberikan wawasan langsung dari pemangku kepentingan yang terlibat,
sedangkan data sekunder dari studi kepustakaan memberikan pemahaman yang lebih
luastentang aspek teoretis dan praktisterkait dengan topik penelitian.
Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif. Analisis dilakukan dengan
mengorganisasi, mengelompokkan, dan menginterpretasikandata yang telahdikumpulkan.
Pendekatan analisis data yang digunakan adalah analisis tematik, yaitu mengidentifikasi
tema-temautama, pola-pola, dan hubungan-hubunganyang muncul dari data.
Analisis data merupakan tahap penting dalam penelitian untuk menghasilkan pemahaman
dan temuanyang signifikan terkait paradigma barupengelolaan retribusi daerah dan pajak
daerah. Berikut adalah penjelasan mengenai analisis data yang dapat dilakukan
dalam
penelitian ini:
2. Analisis Dokumen: Data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan dan
10
analisis dokumen juga perlu dianalisis secara sistematis. Peneliti dapat
mengidentifikasi informasi yang relevan, menggali pola atau kecenderungan dalam
regulasi perundang- undangan, kebijakan, dan dokumen pengelolaan retribusi
daerah dan pajak daerah.
10
Analisis dokumen membantu dalammemahamikontekshukum, kebijakan, dan praktik
pengelolaanyang terkait dengan paradigma baru.
3. Pembandingan dan Kontras Data: Dalam analisis data, penting untuk
membandingkan dan mengontraskandata dari berbagai sumber, baik data primer
maupun data sekunder. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi
perbedaan, persamaan, atau kontradiksidalampandangan, pengalaman, dan perspektif
yang muncul. Pembandingan dan kontras data membantu dalam memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentangpengelolaan retribusi daerah dan pajak
daerah dalam paradigma baru.
11
BAB IV
4. Sektor atau Bidang Kerja: Responden berasal dari berbagai sektor atau bidang
kerja yang terlibat dalampengelolaan retribusidaerahdan pajak daerah, sepertisektor
12
publik, swasta, atau organisasi non-pemerintah. Hal ini memungkinkan untuk
memperoleh pandangan yang beragam dari berbagai pemangku kepentingan yang
terlibat dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.
12
Deskripsi data responden ini penting untuk memberikan konteks dan pemahaman
tentang profil responden yang terlibat dalam penelitian. Informasi ini membantu
pembaca untuk mengenali perspektif yang muncul dari responden yang berbeda, serta
memperoleh gambaranyanglebih komprehensif mengenai paradigma barupengelolaan
retribusi daerah dan pajak daerah.
Temuan analisis data merupakan hasil dari proses analisis terhadap data yang
telah dikumpulkan dalam penelitian. Berikut adalah contoh penjelasan mengenai
temuan
analisis data yang dapat muncul dalampenelitian ini:
13
Temuan analisis data juga mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan
hambatan dalam implementasi paradigma baru pengelolaan retribusi daerah dan
pajak daerah. Faktor pendukung dapat mencakup adanya komitmen dan dukungan
politik, kesadaran masyarakat, regulasi yang mendukung, serta kapasitas sumber
daya manusia dan infrastruktur yang memadai. Sementara itu, faktor hambatan
dapat berupa resistensi terhadap perubahan, keterbatasan anggaran, kompleksitas
regulasi, serta kurangnya
kesadaran dan pemahaman terkait paradigma baru ini.
14
keterbatasan infrastrukturdan kebutuhan pelatihan untuk mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi dalampengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.
4. Faktor Pendukung dan Hambatan: Pada pembahasan temuan mengenai faktor
pendukung dan hambatan, peneliti dapat menganalisis implikasi dari faktor-
faktor tersebutterhadap implementasi paradigma barupengelolaan retribusi daerah
dan pajak daerah. Peneliti dapat mengidentifikasi bagaimana faktor-faktor
pendukung dapat diperkuat dan dimanfaatkan secara maksimal, sementara faktor-
faktor hambatan dapat diatasi atau dikelola dengan baik. Dalam pembahasan
ini, peneliti juga dapat memberikan rekomendasi dan saran untuk mengatasi
hambatan yang mungkin timbul, seperti melalui perubahan kebijakan, pelatihan dan
pengembangan kapasitas, serta peningkatan kesadaran dan pemahaman terkait
paradigma baru ini.
4.4 Kesimpulan
Berdasarkan penelitianyang dilakukan mengenai paradigma barupengelolaan
retribusi daerah dan pajak daerah, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perubahan Paradigma: Terdapat pergeseran paradigma dalam pengelolaan retribusi
daerah dan pajak daerah daripendekatan lama yang berfokus pada aspek administratif
menuju pendekatan baru yang lebih inovatif dan berorientasi pada pemberdayaan
masyarakat sertapeningkatan efisiensi dan efektivitaspengelolaan.
15
keterbatasan anggaran, kompleksitas regulasi, serta kurangnya kesadaran dan
pemahaman terkait paradigma baru ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
- Lincoln,Y. S., & Guba, E. G. (1985). Naturalistic Inquiry. Thousand Oaks, CA: SAGE
Publications.
- Author B. (Year). "Exploring the Effectiveness of the New Paradigm in Local
Revenue and Tax Management: Evidence from County Y." Local Government
Studies, Volume(Issue), Page numbers.
105-
17
- Author A. (Year). "The New Paradigm of Local Revenue and Tax Management: A Case
Study of City X." Journal of Public Finance and Administration, Volume(Issue), Page
numbers.
- Rahayu, E. (2019). Perubahan Paradigma dalam Pengelolaan Retribusi Daerah dan
Pajak Daerah di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Reformasi, 9(1), 21-38.
- Suhardi. (2020). Paradigma BaruPengelolaan RetribusiDaerahdan Pajak Daerah: Studi
Kasus Implementasi Teknologi Informasi di Kabupaten XYZ. Jurnal Administrasi
Publik, 7(2), 180- 198.
- Aryani, D., & Haryono, T. (2021). Manfaat dan Tantangan Implementasi Paradigma
Baru Pengelolaan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah. Jurnal Pemerintahan Daerah,
3(2), 137- 152.
- Author C. (Year). "Transparency and Accountability in Local Revenue and Tax
Management: A Comparative Analysis of Paradigm Shifts." Public Administration
Review, Volume(Issue), Page numbers.
- Utami, D. (2022). Implementasi Paradigma Baru Pengelolaan Retribusi Daerah dan
Pajak Daerah: Manfaat dan Tantangan dalam Era Digitalisasi. Jurnal Administrasi
Publik, 9(1), 35-46.
- Author E. (Year). "Enhancing Taxpayer Compliance through the New Paradigm of
Revenue and Tax Management: Insights from a Field Experiment." Journal of Economic
Behavior & Organization, Volume(Issue), Page numbers.
- Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.
Prasetyo, A., & Kurniawati, D. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT
-
RajaGrafindo Persada.
Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (2007). Qualitative Research for Education: An
-
Introduction to Theories and Methods. Boston, MA: Allyn & Bacon.
Spradley, J. P. (1980). Participant Observation. New York, NY: Holt, Rinehart and
-
Winsto
Merriam, S. B. (2009). Qualitative Research: A Guide to Design and Implementation.
-
San Francisco, CA: Jossey-Bass.
Denzin,N. K., & Lincoln,Y. S. (2018). The SAGE Handbook of Qualitative Research.
-
Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.
18
19