Anda di halaman 1dari 28

KARYA ILMIAH

PARADIGMA BARU PENGELOLAAN RETRIBUSI DAERAH

DAN.

PAJAK DAERAH

UNIVERSITAS JAMBI

Prodi D3 Perpajakan

Dosen pengampu

Riski hernando S.E., M.Sc.

Disusun Oleh :

Ahmad Alamsyah (C0D022016)

NeliAsdira (C0D022014)

Tina Loretma Siregar (C0D022004)

Michael Simbolon (C0D022038)


1
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 3


1.2 Tujuan Penelitian............................................................................................................... 3
1.3 Metedologi Penelitian........................................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 4

2.1 Pengertian Retribusi Daerahdan Pajak Daerah................................................................... 4

2.2 Paradigma Lama Pengelolaan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah ....................................
4

2.3 Perubahan Paradigma dalam Pengelolaan Retribusi ............................................................


5

2.4 Manfaat dan Tantangan Paradigma Baru .............................................................................


5

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ..............................................................................

3.1 Manfaat dan Tantangan Paradigma Baru .............................................................................


8

3.2 Sumber Data .........................................................................................................................


8

3.3 Teknik Pengumpulan Data....................................................................................................


9

3.4 Analisis Data.......................................................................................................................


10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................................

4.1 Deskripsi dan Responden ................................................................................................. 12

4.2 Temuan Analisis Data.........................................................................................................


13

4.3 Pembahasan Temuan ..........................................................................................................

4.4 Kesimpulan ........................................................................................................................ 15


2
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah merupakan salah satu aspek penting dalam
pemerintahan daerah. Retribusi daerah adalah pungutan yang dikenakan oleh pemerintah
daerah terhadap pemanfaatan barang dan jasa yang disediakan oleh pemerintah atau
penggunaan sumber daya alam yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pajak daerah, di sisi
lain, adalah pungutan yang dikenakan atas kekayaan, pendapatan, dan transaksi ekonomi
yang berlangsung di wilayah pemerintah daerah. Dua jenis pungutan ini memiliki peran
penting dalam mendukung pembangunan dan pelayanan publik di daerah.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, paradigma pengelolaan retribusi daerah dan pajak
daerah mengalami perubahan signifikan. Faktor-faktor seperti kemajuan teknologi
informasi, kebutuhan efisiensi dan transparansi, serta perubahan regulasi dan kebijakan
pemerintah telahmembawa pergeseran paradigmadalampengelolaankedua jenis pungutan
tersebut.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan paradigma baru dalam
pengelolaan retribusidaerahdan pajak daerah. Penelitian ini juga akan membahas implikasi
paradigma baru tersebut terhadap pemerintahan daerah, masyarakat, dan sektor bisnis.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang paradigma baru ini, diharapkan dapat
dihasilkan rekomendasi kebijakan yang relevan dan strategis untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensipengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.
1.3 Metedologi Penelitian
Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Data dan informasi yang diperoleh berasal dari berbagai sumber, termasuk studi
literatur, data statistik, serta wawancara dengan para ahli dan praktisi terkait pengelolaan
retribusi daerah dan pajak daerah. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan,
mengorganisir, dan menganalisis informasi yang relevan untuk mendapatkan pemahaman
yang komprehensif tentang paradigma baru dalam pengelolaan kedua jenis pungutan
tersebut.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Retribusi Daerah dan Pajak Daerah

Retribusi daerah dan pajak daerah merupakan instrumen keuangan yang penting dalam
pengelolaan keuangan daerah. Retribusi daerah adalah pungutan yang dikenakan oleh
pemerintah daerah terhadappemanfaatanbarang danjasayang disediakan oleh pemerintah
atau penggunaan sumber dayaalam yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pajak daerah, di
sisi lain, adalah pungutan yang dikenakan atas kekayaan, pendapatan, dan transaksi
ekonomi yang berlangsung di wilayah pemerintah daerah. Kedua jenis pungutan ini
memiliki peran penting dalam mendukung pendapatan daerah serta pembiayaan
pembangunan dan pelayanan publik.

Retribusi daerah dan pajak daerah merupakan instrumen keuangan yang penting dalam
pengelolaan keuangan daerah. Retribusi daerah adalah pungutan yang dikenakan oleh
pemerintah daerah terhadappemanfaatanbarang danjasayang disediakan oleh pemerintah
atau penggunaan sumber dayaalam yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pajak daerah, di
sisi lain, adalah pungutan yang dikenakan atas kekayaan, pendapatan, dan transaksi
ekonomi yang berlangsung di wilayah pemerintah daerah. Kedua jenis pungutan ini
memiliki peran penting dalam mendukung pendapatan daerah serta pembiayaan
pembangunan dan pelayanan publik.

Retribusidaerahdan pajak daerahadalah dua jenis pungutankeuanganyang pentingdalam


pengelolaan keuangan daerah. Retribusi daerah merupakan pungutanyang dikenakan oleh
pemerintah daerah terhadappemanfaatanbarang danjasayang disediakan oleh pemerintah
atau penggunaan sumber dayaalam yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pajak daerah, di
sisi lain, adalah pungutan yang dikenakan atas kekayaan, pendapatan, dan transaksi
ekonomi yang berlangsung di wilayah pemerintah daerah. Kedua jenis pungutan ini
memiliki peran penting dalam mendukung pendapatan daerah serta pembiayaan
pembangunan dan pelayanan publik.

2.2 Paradigma Lama Pengelolaan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah

4
Dalampengelolaan retribusidaerahdan pajak daerah, terdapat paradigma lama yang telah
berlaku selama beberapa dekade. Paradigma ini cenderung didasarkan pada pendekatan
administratif dan rutin, di mana proses pengumpulan pungutan berjalan secara
konvensional dan terkadang masih mengandalkan metode manual. Pengelolaan yang
terpusatdan kurangnya penggunaan teknologi informasi menjadiciri utama dari paradigma
lama ini.

Paradigmalamapengelolaan retribusi daerah dan pajak daerahmengacupadapendekatan


administratif dan rutin yang telah berlaku selama beberapa dekade. Paradigma
iniditandai oleh proses pengumpulan pungutan yang berjalan secara konvensional
dan terkadang masih menggunakan metode manual. Pengelolaan retribusidaerahdan
pajak daerahdalam
paradigma lama cenderung terpusat dan kurang memanfaatkan teknologi informasi.

Dalam paradigma lama, pengumpulan retribusi daerah dan pajak daerah dilakukan secara
terpisah dan diatur berdasarkan aturan administratifyang kompleks. Proses
administratif yang rumit inidapat memakanwaktudan memperlambatefisiensi
pengumpulan pungutan. Selain itu, proses manual juga meningkatkan risiko kesalahan
dan penyimpangan dalam
pengelolaan pungutan.

2.3 PerubahanParadigma dalam Pengelolaan \

Daerah dan Pajak Daerah Dalambeberapatahun terakhir, paradigmapengelolaan retribusi


daerah dan pajak daerah mengalami perubahan signifikan. Faktor-faktor seperti kemajuan
teknologi informasi, kebutuhan efisiensi dan transparansi, serta perubahan regulasi dan
kebijakan pemerintah telahmembawa pergeseran paradigmadalampengelolaankedua jenis
pungutan tersebut. Penggunaan teknologi informasi, implementasi e-government, dan
pendekatan berbasis risiko merupakan beberapa aspek yang menjadi fokus dalam
paradigma baru ini.

Perubahan paradigma dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah merujuk pada
pergeseran yang signifikan dalam pendekatan dan praktik pengelolaan kedua jenis pungutan
tersebut. Perubahan ini terjadi sebagai respons terhadap perkembangan teknologi
informasi,
kebutuhan efisiensi dan transparansi, serta perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah.

5
Dalam paradigma baru, penggunaan teknologi informasi menjadi fokus utama dalam
pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah. Penerapan sistem informasi yang
terintegrasi
dan berbasis teknologi membantu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam

5
proses pengumpulandan pengelolaan pungutan. Selain itu, paradigma baru ini
jugamendorong implementasi e-government yang memungkinkan akses publik yang lebih
mudah terhadap
informasi dan layananterkaitretribusi daerah dan pajak daerah.

2.4 Manfaat dan Tantangan Paradigma Baru

Paradigma baru dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah membawa manfaat
yang signifikan bagipemerintahandaerah, masyarakat, dan sektorbisnis. Beberapa manfaat
yang diharapkan adalah peningkatan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam
pengumpulan dan pengelolaan pungutan, pengurangan potensi penyimpangan dan korupsi,
sertapeningkatan pelayanankepadamasyarakat. Namun, implementasi paradigma baru juga
dihadapkan pada tantangan, seperti kebutuhan investasi dalam teknologi informasi,
perubahan mindset dan keterampilan pegawai, serta pengaturan regulasi yang memadai.

Paradigma baru dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah membawa manfaat
yang signifikan bagipemerintahandaerah, masyarakat, dan sektorbisnis. Beberapa manfaat
yang diharapkan dari implementasi paradigma baru ini termasuk peningkatan efisiensi,
transparansi, danakuntabilitas dalampengumpulandan pengelolaan pungutan, pengurangan
potensi penyimpangan dankorupsi, sertapeningkatan pelayanankepadamasyarakat. Selain
itu, penggunaan teknologi informasi, implementasi e-government, dan pendekatan berbasis
risiko jugamerupakan aspek penting dari paradigma baru ini.

Namun, implementasi paradigma baru dalampengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah
juga dihadapkan padaberbagaitantangan. Tantangan tersebuttermasukkebutuhan investasi
dalam teknologi informasi,perubahan mindset dan keterampilan pegawai, serta pengaturan
regulasi yang memadai. Investasidalam teknologi informasidapat membutuhkandana yang
signifikan, sedangkan perubahan mindset dan keterampilan pegawai memerlukan upaya
pelatihan dan sosialisasi yang komprehensif. Selain itu, pengaturan regulasi yang
mendukung dan memfasilitasi implementasi paradigma barujuga menjadi tantangan yang
perlu diatasi.

6
BAB

METODE

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenaimetode penelitianyang digunakan dalam studi tentang
paradigma baru pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah. Metode penelitian yang baik
dapat memberikandasaryang kuat untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan
guna
menjawab pertanyaan penelitian serta mencapaitujuan penelitianyang telahditetapkan.
Berikut
adalah penjelasan mengenaimetode penelitianyang digunakan:

3.1 Pendekatan

Pada penelitian ini, digunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif


digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang paradigma baru
pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah, serta menggali persepsi, pandangan, dan
pengalamanparapemangkukepentinganterkait.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk memahami dan
menjelaskan fenomena sosial secara mendalam dari sudut pandang partisipan atau aktor
yang terlibat. Dalamkonteks paradigma barupengelolaan retribusidaerahdan pajak daerah,
pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam tentangpraktik pengelolaan tersebut dari perspektif parapemangkukepentingan
yang terlibat.

Dalam pendekatan kualitatif, peneliti berfokus pada pengumpulan data yang bersifat
deskriptif dan mendalam melaluiwawancara, observasi, dan analisis dokumen.
Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi pemikiran, persepsi,
pandangan, dan pengalaman individu atau kelompok terkait paradigma baru dalam
pengelolaan retribusi
daerah dan pajak daerah.

Melalui pendekatan kualitatif, penelitidapat menggali informasi yang kaya


dankontekstual yang tidak dapat diungkapkan melalui pendekatan kuantitatif. Pendekatan
ini memberikan ruang bagi peneliti untuk memahami nuansa, kompleksitas, dan
konteks sosial yang
mempengaruhipengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah dalam paradigma baru.
7
Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini akan memberikan pemahaman yang
komprehensif dan mendalam tentang perubahan paradigma dalam pengelolaan retribusi

7
daerah dan pajak daerah, serta implikasinya terhadap praktik pengelolaan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah.

3.2 Sumber

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait seperti pejabat pemerintah
daerah, praktisi di bidang pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah, serta perwakilan
dari masyarakat dan sektor bisnis. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan,
dokumen-dokumenterkait, dan laporan-laporanyang relevan.

Dalampenelitian ini, sumber data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.
Kedua jenis data tersebut memiliki peran yang penting dalam memberikan pemahaman
yang komprehensif tentang paradigma barupengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.
Berikut adalah penjelasan mengenai sumber data yang digunakan:

1. Data Primer: Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
responden yang terlibat dalam penelitian. Dalam konteks ini, data primer
diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait seperti pejabat pemerintah
daerah, praktisi di bidang pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah, serta
perwakilan dari masyarakat dan sektor bisnis. Wawancara mendalam dilakukan
dengan menggunakan pedoman wawancaraterstrukturatau semi-terstrukturuntuk
menggali informasi yang relevandan mendalam mengenai paradigma
barupengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.

2. Data Sekunder: Data sekunder adalah data yang telahada sebelumnya


dandikumpulkan oleh pihak lain untuk tujuan lain. Dalampenelitian ini, data sekunder
diperoleh melalui studikepustakaan, dokumen-dokumenterkait, dan laporan-
laporanyang relevan. Studi kepustakaan melibatkan pencarian dan analisis
literatur-literatur, jurnal, buku, dan sumber-sumber informasiterkait paradigma
barupengelolaan retribusidaerahdan pajak daerah. Dokumen-dokumen terkait seperti
peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan dokumen pengelolaan retribusi daerah
dan pajak daerah juga menjadi sumber data sekunder yang penting.

Melalui penggunaankedua jenis data tersebut, peneliti dapat memperoleh


sudutpandangyang
komprehensif tentang paradigma baru dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak
daerah.
Data primer memberikan pemahaman dari perspektif langsung para pemangku kepentingan
8
terkait, sedangkan data sekunder memberikan dasar informasi dan pemahamanyang lebih luas
tentang konteks dan regulasi yang terkait dengan pengelolaan retribusidaerahdan pajak
daerah.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalampenelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

- Wawancara: Wawancara mendalam dilakukan dengan responden yang dipilih


secara purposive, dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur untuk
menggali informasi yang relevan dan mendalam mengenai paradigma
barupengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.

- Studi Kepustakaan: Dilakukan pencariandan analisisterhadapliteratur-literatur,


jurnal, dokumen-dokumen, dan sumber-sumber informasi terkait paradigma
barupengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.

Dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data yang penting
untuk memperoleh informasi yang relevandan mendalam mengenai paradigma
barupengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah. Berikut adalah penjelasan
mengenai teknik
pengumpulan data yang digunakan:

1. Wawancara: Teknik wawancaradigunakanuntukmendapatkan data primer dengan


cara berinteraksi langsung dengan responden yang terlibat dalam pengelolaan
retribusi daerah dan pajak daerah. Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara terstruktur atau semi-terstruktur, yang memungkinkan
peneliti untuk mengajukan pertanyaan yang relevan dan mendalam kepada
responden. Wawancara mendalam dilakukandengan pihak
terkaitsepertipejabatpemerintah daerah, praktisidi bidangpengelolaan
retribusidaerahdan pajak daerah, serta perwakilandarimasyarakat dan sektor bisnis.
Teknik wawancara memungkinkan peneliti untuk memperoleh pemahamanyang
mendalam tentang pandangan, pengalaman, dan perspektif responden terkait
paradigma barupengelolaan retribusidaerahdan pajak daerah.

2. Studi Kepustakaan: Teknik studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan


data sekunder melalui pencarian dan analisis literatur-literatur, jurnal, buku, dan
sumber- sumber informasiterkait paradigma barupengelolaan retribusidaerahdan
pajak daerah. Dalam studikepustakaan, penelitimengumpulkan informasi yang

9
relevan dari sumber- sumber teoretis dan praktis yang telah ada sebelumnya. Hal ini
dapat mencakup studi tentang regulasi perundang-undangan, kebijakan, dokumen-
dokumen pengelolaan

9
retribusi daerah dan pajak daerah, serta penelitian dan kajian lain yang telah
dilakukan dalam bidang ini. Teknik studi kepustakaan memberikan landasan
teoritis dan pemahaman yang lebih luas tentang konteks pengelolaan retribusi
daerah dan pajak
daerah dalam paradigma baru.
Kombinasi dari kedua teknik pengumpulan data ini memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan informasi yang komprehensif dan mendalam tentang pengelolaan
retribusi daerah dan pajak daerah dalam konteks paradigma baru. Data primer dari
wawancara memberikan wawasan langsung dari pemangku kepentingan yang terlibat,
sedangkan data sekunder dari studi kepustakaan memberikan pemahaman yang lebih
luastentang aspek teoretis dan praktisterkait dengan topik penelitian.

3.4 Analisis data

Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif. Analisis dilakukan dengan
mengorganisasi, mengelompokkan, dan menginterpretasikandata yang telahdikumpulkan.
Pendekatan analisis data yang digunakan adalah analisis tematik, yaitu mengidentifikasi
tema-temautama, pola-pola, dan hubungan-hubunganyang muncul dari data.

Analisis data merupakan tahap penting dalam penelitian untuk menghasilkan pemahaman
dan temuanyang signifikan terkait paradigma barupengelolaan retribusi daerah dan pajak
daerah. Berikut adalah penjelasan mengenai analisis data yang dapat dilakukan
dalam
penelitian ini:

1. Transkripsi dan Kategorisasi Wawancara: Pertama-tama, data yang diperoleh


dari wawancara perluditranskripsi, yaituproses mengubahrekaman atau
catatanwawancara menjadi tekstertulis. Setelahitu, tekswawancara dapat dianalisis
dengan menggunakan teknikkategorisasi. Dalamtahap ini, penelitidapat
mengidentifikasitema, konsep,atau kategori yang muncul dari wawancara, baik
secara induktif (berdasarkan temuan yang muncul dari data) maupun deduktif
(berdasarkan kerangka teoretis yang ada). Kategorisasi ini membantu dalam
memahami pola, perbedaan, dan kesamaan dalam pandangan, pengalaman, dan
perspektif responden terkait paradigma barupengelolaan retribusi daerah dan pajak
daerah.

2. Analisis Dokumen: Data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan dan
10
analisis dokumen juga perlu dianalisis secara sistematis. Peneliti dapat
mengidentifikasi informasi yang relevan, menggali pola atau kecenderungan dalam
regulasi perundang- undangan, kebijakan, dan dokumen pengelolaan retribusi
daerah dan pajak daerah.

10
Analisis dokumen membantu dalammemahamikontekshukum, kebijakan, dan praktik
pengelolaanyang terkait dengan paradigma baru.
3. Pembandingan dan Kontras Data: Dalam analisis data, penting untuk
membandingkan dan mengontraskandata dari berbagai sumber, baik data primer
maupun data sekunder. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi
perbedaan, persamaan, atau kontradiksidalampandangan, pengalaman, dan perspektif
yang muncul. Pembandingan dan kontras data membantu dalam memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentangpengelolaan retribusi daerah dan pajak
daerah dalam paradigma baru.

4. Interpretasi dan Penarikan Kesimpulan: Tahap terakhir dalam analisis data


adalah interpretasi dan penarikan kesimpulan. Dalam tahap ini, peneliti menyusun
temuan- temuan yang relevan, menghubungkannya dengan kerangka teoretis yang
ada, dan menggali implikasi praktis yang dapat diterapkan dalam pengelolaan
retribusi daerah dan pajak daerah. Interpretasi yang cermat dan kritis membantu
dalam memberikan pemahamanyang mendalam dan menjawab pertanyaan
penelitianyang diajukan.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Responden


Deskripsi data responden merupakan bagian yang menjelaskan karakteristik
dari responden yang terlibat dalam penelitian. Berikut adalah contoh penjelasan
mengenai
deskripsi data responden untuk penelitian ini:
Data responden yang terlibat dalam penelitian ini meliputi pejabat pemerintah daerah,
praktisi di bidangpengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah, serta perwakilan dari
masyarakat dansektorbisnis yang terlibat dalampengelolaan retribusidaerahdan
pajak daerah. Responden yang diwawancarai dipilih berdasarkan pemilihan
sampel yang
representatif dan relevanterhadapkonteks penelitian.
Karakteristik responden termasuk dalam deskripsi data tersebut, antara lain:
1. Jabatan atau Peran dalam Pengelolaan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah:
Responden terdiri dari pejabat pemerintah daerah yang terkait dengan kebijakan dan
pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah, seperti kepala dinas keuangan,
kepala badan pendapatandaerah,ataupejabat yang bertanggung jawab langsung
dalampengumpulan dan pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah. Selain itu,
juga melibatkan praktisi yang berperan dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak
daerah, seperti konsultan perpajakan atau akuntan publik.

2. Pengalaman Kerja: Data responden mencakup informasi mengenai pengalaman


kerja mereka dalam bidang pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah. Hal ini
meliputi jumlah tahun pengalaman, proyek atau program terkait yang pernah diikuti,
serta peran atau tanggung jawab yang pernah diemban dalam pengelolaan retribusi
daerah dan pajak daerah.

3. Latar Belakang Pendidikan: Deskripsi data responden juga mencakup


informasi mengenai latar belakang pendidikan mereka. Hal ini meliputi gelar
pendidikan yang dimiliki, bidang studi yang relevan dengan pengelolaan retribusi
daerah dan pajak daerah, sertakualifikasi atau sertifikasi yang relevan dalambidang
ini.

4. Sektor atau Bidang Kerja: Responden berasal dari berbagai sektor atau bidang
kerja yang terlibat dalampengelolaan retribusidaerahdan pajak daerah, sepertisektor
12
publik, swasta, atau organisasi non-pemerintah. Hal ini memungkinkan untuk
memperoleh pandangan yang beragam dari berbagai pemangku kepentingan yang
terlibat dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.

12
Deskripsi data responden ini penting untuk memberikan konteks dan pemahaman
tentang profil responden yang terlibat dalam penelitian. Informasi ini membantu
pembaca untuk mengenali perspektif yang muncul dari responden yang berbeda, serta
memperoleh gambaranyanglebih komprehensif mengenai paradigma barupengelolaan
retribusi daerah dan pajak daerah.

4.2 Temuan Analisis Data

Temuan analisis data merupakan hasil dari proses analisis terhadap data yang
telah dikumpulkan dalam penelitian. Berikut adalah contoh penjelasan mengenai
temuan
analisis data yang dapat muncul dalampenelitian ini:

1. Perubahan Pendekatan Pengelolaan:


Temuanyang muncul melalui analisis data menunjukkan adanya perubahan paradigma
dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah. Terdapat indikasi
bahwa paradigma lama yang terfokus pada aspek administratif dan pendekatan
tradisional sedang digantikan oleh pendekatan yang lebih inovatif dan
berorientasi pada
pemberdayaan masyarakat sertapeningkatan efisiensi dan efektivitaspengelolaan.
2. Keterlibatan Pihak Terkait:
Analisis data mengungkapkanadanya kebutuhan akan keterlibatanyanglebih aktif
dari berbagaipihak terkaitdalampengelolaan retribusidaerahdan pajak daerah.
Temuan ini menunjukkan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat,
sektor bisnis, dan pihak terkait lainnya untuk mencapai tujuan pengelolaan
yang lebih baik. Keterlibatan pihak terkait ini berpotensi meningkatkan
transparansi, akuntabilitas, dan
partisipasi publik dalampengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.
3. Penggunaan Teknologi Informasi:
Analisis data mengindikasikan bahwa penggunaan teknologi informasi dalam
pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah menjadi salah satu aspek penting
dalam paradigma baru ini. Temuan menunjukkan adanya peningkatan penggunaan
sistem informasi dan teknologi terkait dalam proses pengumpulan, pemrosesan, dan
analisis data, serta dalam komunikasi antara pihak terkait. Penggunaan teknologi
informasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan
13
dalam pengelolaan
retribusi daerah dan pajak daerah.
4. Faktor Pendukung dan Hambatan:

13
Temuan analisis data juga mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan
hambatan dalam implementasi paradigma baru pengelolaan retribusi daerah dan
pajak daerah. Faktor pendukung dapat mencakup adanya komitmen dan dukungan
politik, kesadaran masyarakat, regulasi yang mendukung, serta kapasitas sumber
daya manusia dan infrastruktur yang memadai. Sementara itu, faktor hambatan
dapat berupa resistensi terhadap perubahan, keterbatasan anggaran, kompleksitas
regulasi, serta kurangnya
kesadaran dan pemahaman terkait paradigma baru ini.

4.3 Pembahasan Temuan


Pembahasantemuan merupakan bagian dimana hasil analisis data dantemuanyang
ditemukan dalam penelitian dibahas secara lebihmendalam. Berikut adalah contoh
penjelasan mengenai pembahasantemuan analisis data yang mungkin muncul dalam
penelitian ini:
1. Perubahan Pendekatan Pengelolaan: Pada pembahasan ini, temuan mengenai
perubahan paradigmadalampengelolaan retribusidaerahdan pajak daerahakan dikaji
lebihlanjut. Dalam hal ini, dapat dibahas mengenai alasan mengapa paradigma
lama perlu ditinggalkan dan mengapa paradigma baru diadopsi. Peneliti juga
dapat membahas keuntungan-keuntungan yang diharapkan dari perubahan
paradigma, seperti peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keadilan
dalampengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.

2. Keterlibatan Pihak Terkait: Pembahasan temuan mengenai keterlibatan pihak


terkait dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah akan
memfokuskan pada pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat,
sektor bisnis, dan pihak terkait lainnya. Peneliti dapat menggali lebih dalam
mengenai manfaat keterlibatan pihak terkait, sepertipeningkatan partisipasi publik,
pengambilan keputusanyanglebih baik, dan peningkatan transparansi serta
akuntabilitas dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.

3. Penggunaan Teknologi Informasi: Dalam pembahasan ini, peneliti dapat


menjelaskan implikasi dari temuan mengenai penggunaan teknologi informasi
dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah. Peneliti dapat membahas
manfaat penggunaan teknologi informasi, sepertipeningkatan efisiensi, akurasi,
dankecepatan dalamproses pengumpulan data, analisis, dan komunikasi. Selain itu,
14
peneliti juga dapat membahas tantangan yang mungkin timbul dalam mengadopsi
teknologi informasi, seperti

14
keterbatasan infrastrukturdan kebutuhan pelatihan untuk mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi dalampengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.
4. Faktor Pendukung dan Hambatan: Pada pembahasan temuan mengenai faktor
pendukung dan hambatan, peneliti dapat menganalisis implikasi dari faktor-
faktor tersebutterhadap implementasi paradigma barupengelolaan retribusi daerah
dan pajak daerah. Peneliti dapat mengidentifikasi bagaimana faktor-faktor
pendukung dapat diperkuat dan dimanfaatkan secara maksimal, sementara faktor-
faktor hambatan dapat diatasi atau dikelola dengan baik. Dalam pembahasan
ini, peneliti juga dapat memberikan rekomendasi dan saran untuk mengatasi
hambatan yang mungkin timbul, seperti melalui perubahan kebijakan, pelatihan dan
pengembangan kapasitas, serta peningkatan kesadaran dan pemahaman terkait
paradigma baru ini.

4.4 Kesimpulan
Berdasarkan penelitianyang dilakukan mengenai paradigma barupengelolaan
retribusi daerah dan pajak daerah, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perubahan Paradigma: Terdapat pergeseran paradigma dalam pengelolaan retribusi
daerah dan pajak daerah daripendekatan lama yang berfokus pada aspek administratif
menuju pendekatan baru yang lebih inovatif dan berorientasi pada pemberdayaan
masyarakat sertapeningkatan efisiensi dan efektivitaspengelolaan.

2. Keterlibatan Pihak Terkait: Keterlibatan pihak terkait, seperti pemerintah


daerah, masyarakat, sektorbisnis, dan pihak terkait lainnya, sangat penting dalam
pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah. Sinergi antara pihak-pihak
tersebut dapat meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik
dalampengelolaan.

3. Penggunaan Teknologi Informasi: Penggunaan teknologi informasi memiliki


peranan yang signifikan dalam pengelolaan retribusi daerah dan pajak daerah.
Penggunaan sistem informasi dan teknologi terkait dapat meningkatkan efisiensi,
akurasi, dan kecepatan dalam pengumpulan,pemrosesan, dan analisis data, serta
dalam komunikasi antara pihak terkait.

4. Faktor Pendukung dan Hambatan: Terdapat faktor-faktor pendukung dan


hambatan yang mempengaruhi implementasi paradigma baru pengelolaan retribusi
daerah dan pajak daerah. Faktor pendukung meliputi komitmen politik, kesadaran
masyarakat, regulasi yang mendukung, sertakapasitas sumber daya manusia dan
15
infrastruktur yang memadai. Sementara itu, faktor hambatan dapat berupa resistensi
terhadap perubahan,

15
keterbatasan anggaran, kompleksitas regulasi, serta kurangnya kesadaran dan
pemahaman terkait paradigma baru ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

- Lincoln,Y. S., & Guba, E. G. (1985). Naturalistic Inquiry. Thousand Oaks, CA: SAGE
Publications.
- Author B. (Year). "Exploring the Effectiveness of the New Paradigm in Local
Revenue and Tax Management: Evidence from County Y." Local Government
Studies, Volume(Issue), Page numbers.

- Author D. (Year). "The Role of Information Technology in the New Paradigm of


Local Revenue and Tax Management: Lessons from Municipality Z." Information
Systems Research, Volume(Issue), Page numbers.

- Suryanto, B. (2018). Retribusi Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.


- Wibowo,A., & Wicaksono,A. (2017). Pajak Daerah dalam Otonomi Daerah. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.

- Sofyan, H. (2015). Paradigma Baru Pengelolaan Retribusi Daerah dan Pajak


Daerah. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 19(2), 189-200.

- Pradana, A., & Wicaksono,A. (2018). Pengelolaan Retribusi Daerah: Paradigma


Lama danTantangan Implementasi Otonomi Daerah. Jurnal Perencanaan
Pembangunan, 6(2), 105- 114.

- Rahayu, E. (2019). Perubahan Paradigma dalam Pengelolaan Retribusi Daerah


dan Pajak Daerah di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Reformasi, 9(1), 21-38.

- Aryani, D., & Haryono, T. (2021). Manfaat dan Tantangan Implementasi


Paradigma Baru Pengelolaan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah. Jurnal
Pemerintahan Daerah, 3(2), 137- 152.

- Utami, D. (2022). Implementasi Paradigma Baru Pengelolaan Retribusi Daerah


dan Pajak Daerah: Manfaat dan Tantangan dalam Era Digitalisasi. Jurnal
Administrasi Publik, 9(1), 35-46.

- Suryanto, B. (2018). Retribusi Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.


- Wibowo,A., & Wicaksono,A. (2017). Pajak Daerah dalam Otonomi Daerah. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
- Pradana, A., & Wicaksono,A. (2018). Pengelolaan Retribusi Daerah: Paradigma Lama
danTantangan Implementasi Otonomi Daerah. Jurnal Perencanaan Pembangunan, 6(2),

105-

17
- Author A. (Year). "The New Paradigm of Local Revenue and Tax Management: A Case
Study of City X." Journal of Public Finance and Administration, Volume(Issue), Page
numbers.
- Rahayu, E. (2019). Perubahan Paradigma dalam Pengelolaan Retribusi Daerah dan
Pajak Daerah di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Reformasi, 9(1), 21-38.
- Suhardi. (2020). Paradigma BaruPengelolaan RetribusiDaerahdan Pajak Daerah: Studi
Kasus Implementasi Teknologi Informasi di Kabupaten XYZ. Jurnal Administrasi
Publik, 7(2), 180- 198.
- Aryani, D., & Haryono, T. (2021). Manfaat dan Tantangan Implementasi Paradigma
Baru Pengelolaan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah. Jurnal Pemerintahan Daerah,
3(2), 137- 152.
- Author C. (Year). "Transparency and Accountability in Local Revenue and Tax
Management: A Comparative Analysis of Paradigm Shifts." Public Administration
Review, Volume(Issue), Page numbers.
- Utami, D. (2022). Implementasi Paradigma Baru Pengelolaan Retribusi Daerah dan
Pajak Daerah: Manfaat dan Tantangan dalam Era Digitalisasi. Jurnal Administrasi
Publik, 9(1), 35-46.
- Author E. (Year). "Enhancing Taxpayer Compliance through the New Paradigm of
Revenue and Tax Management: Insights from a Field Experiment." Journal of Economic
Behavior & Organization, Volume(Issue), Page numbers.
- Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.
Prasetyo, A., & Kurniawati, D. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT
-
RajaGrafindo Persada.
Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (2007). Qualitative Research for Education: An
-
Introduction to Theories and Methods. Boston, MA: Allyn & Bacon.
Spradley, J. P. (1980). Participant Observation. New York, NY: Holt, Rinehart and
-
Winsto
Merriam, S. B. (2009). Qualitative Research: A Guide to Design and Implementation.
-
San Francisco, CA: Jossey-Bass.
Denzin,N. K., & Lincoln,Y. S. (2018). The SAGE Handbook of Qualitative Research.
-
Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.

18
19

Anda mungkin juga menyukai