Anda di halaman 1dari 3

Nama : velika mustika wijaya

Npm : 17021094

Teori keagenan (Agency theory)


 Teori keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang
dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan
teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang
memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer.

Pemisahan pemilik dan manajemen di dalam literatur akuntansi disebut dengan Agency Theory
(teori keagenan). Teori ini merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset
akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan model akuntansi keuangan dengan
menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi. Teori agensi mendasarkan hubungan
kontrak antara pemegang saham/pemilik dan manajemen/manajer. Menurut teori ini hubungan
antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling
bertentangan.

Jensen dan Meckling dalam Isnanta (2008),  menyatakan bahwa teori keagenan
mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen
merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang
saham. Untuk itu manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi
kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib
mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham. Karena unit analisis dalam
teori keagenan adalah kontrak yang melandasi hubungan antara prinsipal dan agen, maka fokus dari
teori ini adalah pada penentuan kontrak yang paling efisien yang mendasari hubungan antara
prinsipal dan agen. Untuk memotivasi agen maka prinsipal merancang suatu kontrak agar dapat
mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan. Kontrak  yang
efisien adalah kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu :
1.    Agen dan pinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun majikan memiliki
kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat
digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri
2.    Risiko yang dipikul agen berkaitan  dengan imbal jasanya adalah kecil yang berarti agen 
mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya.

Pada kenyataannya informasi simetris itu tidak pernah terjadi, karena manajer berada didalam
perusahaan sehingga manajer mempunyai banyak informasi mengenai perusahaan,sedangkan
prinsipal sangat jarang atau bahkan tidak pernah datang ke perusahaan sehingga informasi yang
diperoleh sangat sedikit. Hal ini menyebabkan kontrak efisien tidak pernah terlaksana sehingga
hubungan agen  dan prinsipal selalu dilandasi oleh asimetri informasi. Agen sebagai pengendali
perusahaan pasti memiliki informasi yang lebih baik dan lebih banyak dibandingkan dengan
prinsipal. Di samping itu, karena verifikasi sangat sulit dilakukan, maka tindakan agen pun sangat
sulit untuk diamati. Dengan demikian, membuka peluang agen untuk memaksimalkan
kepentingannya sendiri dengan melakukan tindakan yang tidak semestinya atau sering disebut
disfunctional behaviour, dimana tindakan ini dapat merugikan prinsipal, baik memanfaatkan aset
perusahaan untuk kepentingan pribadi, maupun perekayasaan kinerja perusahaan.
Salah satu hipotesis dalam teori ini adalah bahwa manajemen dalam mengelolah perusahaan
cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada meningkatkan nilai perusahaan.
Contoh Agency theory sebenarnya juga dapat dipahami dalam lingkup lembaga kemahasiswaan.
Pengurus yang dipercayakan menjadi perpanjangan tangan keluarga mahasiswa untuk mengelolah
organisasi menjadi agen yang idealnya mampu mengakomodasi semua kepentingan keluargaNamun,
terkadang pengurus lembaga kemahasiswaan tak mampu menjalankan ini dengan baik.
Kecenderungan pengurus lebih memilih melaksanakan kepengurusan sesuai dengan keinginannya.
Kepentingan keluarga menjadi terabaikan.

Teori Stakeholder
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi
untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder (pemegang
saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain).

PERAN DAN FUNGSI STAKEHOLDERS


Peran pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi bisnis ataupun
dalam perusahaan, adalah sebagai berikut :

 Pemilik (owner) atau Pemegang Saham Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide
seseorang atau lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya
(modal) untuk membiayai usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak
dikemudian hari akan mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi,
mengelola dan menanggung segala resiko bisnis.
 Karyawan (employee) Karyawan dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk
menjalankan kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja
seluruh karyawan, baik secara individu maupun secara kelompok.
 Kreditor (creditor) Adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman
kepada perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan
persyaratan tertentu untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan
dapat dikembalikan tepat waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.
 Pemasok (supplier) Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi
ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung
pada kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu.
Misalnya pemasok kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative langkah
dan sulit untuk memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi terhadap
pemangku kepentingan tidak selalu lemah.
 Pelanggan (customer) Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus
dalam memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan
mereka. Oleh karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi
individu yang menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan
konsumen).Suatu perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer.
Customer merupakan target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya.
Untuk menarik seorangcustomer, suatu perusahaan harus menyediakan produk dan
layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat. Misalnya, suatu oragnisasi dapat
memiliki kekuatan yang sangat baik, apalagi jika kondisi pelanggan tidak dapat
memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.
 Pesaing Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan
tentang pesaing dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum dari pesaing
langsung. Pesaing langsung menyediakan produk atau jasa yang sama dalam industri,
seperti yang diproduksi oleh perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan Suzuki, Jatayu
Air dan Adam Air adalah pesaing langsung satu sama lain.
 Pemerintah Pemerintah misalnya, memiliki kekuasaan untuk memberikan
perijinan.Dalam masyarakat yang masih ditandai dengan adanya KKN yang masih kuat,
bukan tidak mungkin kekuasaan pemerintah dalam memberikan perijinan dapat
mengagalkan semua rencana yang disusun oleh perusahaan.
Adapun beberapa contoh stakeholder misalnya seperti pegawai atau karyawan, pelanggan, staff dan
supplier. Adapun organisasi yang hanya memiliki stakeholder dan tidak memiliki shareholder “orang
yang memiliki saham” misalnya seperti Universitas. Universitas umumnya tidak memiliki saham akan
tetapi hanya memiliki stakeholder yang banyak misalnya mahasiswa, dosen, satpam, staff, akademik
dan sebagainya.

Teori Signaling
Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur
penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan,
catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan
datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang
lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat
analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Menurut Sharpe (1997: 211) dan Ivana (2005:16), pengumuman informasi akuntansi
memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good
news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan
bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian
hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik
terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar.

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di
luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan
dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan
laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan
keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan
informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun
pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap
perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan
preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka
perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan.

Anda mungkin juga menyukai