Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK ADOPSI IFRS PADA KUALITAS AKUNTANSI PERUSAHAAN DI

INDONESIA
Dini Eka Yuliani1

Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

diniyulia17@gmail.com

Abstrak
Globalisasi yang meluas memaksa perusahaan untuk secara terbuka menggunakan standar
akuntansi internasional yang akan diterapkan secara konsisten agar dapat diterima oleh pasar
modal di seluruh dunia. Standar ini dikenal sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS). Maksud dan tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak IFRS
terhadap kualitas akuntansi perusahaan di Indonesia, dampak yang muncul baik positif maupun
negatif, kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya. Metode yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Data yang digunakan adalah data kualitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan
adalah dokumen yang berkaitan erat dengan topik dan bahan tertulis yang terkait. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dampak adopsi IFRS terhadap perusahaan adalah: 1. Akses pendanaan
internasional akan lebih terbuka, 2. Kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuaktif,
3. Smooting Income menjadi semakin sulit dengan penggunaan balance sheet approach dan fair
value, 4. Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan, dan
5. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas. Dampak tersebut dapat diatasi dengan
mempersiapkan manusia yang berkualitas sumber daya yang memiliki kemampuan IFRS dan
mengembangkan sistem integrasi yang baik.
KATA KUNCI: Adopsi IFRS; Kualitas Akuntansi Perusahaan; Indonesia.

1
Mahasiswa Program Studi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung
PENDAHULUAN

Era globalisasi telah memfasilitasi pertumbuhan perusahaan yang melakukan kegiatan


bisnis di luar batas negara mereka. Standar global ini telah menjadi bahan pembicaraan banyak
akhir-akhir ini, alasan yang diberikan adalah bahwa perusahaan dan pasar di mana mereka
beroperasi menjadi semakin global. Akibatnya, investor dan pelaku pasar modal lainnya
menginginkan laporan keuangan yang transparan dan dapat dibandingkan di seluruh dunia. Salah
satu ciri transparansi adalah jumlah pengungkapan yang diperlukan dan benar-benar diungkapkan.
Jumlah pengungkapan ini tentunya akan mengurangi asimetri informasi akuntansi antara investor
dan manajemen, sehingga mengurangi risiko bagi investor.
Daske dkk. (2008), Barth dkk. (2008) dan Karampinis dan Hevas (2011) menunjukkan
bahwa inkonsistensi dalam hasil dari studi IFRS sebelumnya dapat dipengaruhi oleh faktor
institusional di mana IFRS diterapkan. Studi ini mencoba menganalisis dampak penerapan IFRS
di Indonesia dengan mempertimbangkan konteks kelembagaan. IFRS adalah seperangkat aturan
yang dibuat oleh organisasi internasional dengan kantor pusat di London. Organisasi ini dikenal
sebagai International Accounting Standards Board (IASB). Organisasi ini sebelumnya dikenal
sebagai Komite Standar Akuntansi Internasional (IASC) dan seperangkat aturan yang dihasilkan
adalah Standar Akuntansi Internasional (IAS). Tujuan dari komite ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan pelaporan keuangan bisnis global.

Era di mana negara-negara di seluruh dunia wajib untuk mengadopsi IFRS, karena banyak
pemain di pasar modal global semakin mempertanyakan apakah transisi akan berdampak
signifikan terhadap kualitas akuntansi. Implementasi IFRS di Indonesia masih dalam masa transisi.
Penerapan IFRS dalam sistem akuntansi perusahaan akan menjadi salah satu kriteria masyarakat
Indonesia siap bersaing di era perdagangan bebas. Masalah ini perlu dipersiapkan secara matang
oleh penerbit atau Kosha, dimulai dari persiapan personel dan penerapan teknologi. Pada tahun
2012, Indonesia mencoba menerapkan IFRS secara penuh. Implementasinya dimulai pada tahun
1994 dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia masih memenuhi standar internasional
tersebut. IFRS saat ini menjadi isu yang banyak diperbincangkan di kalangan ekonom, akuntan,
dan komunitas pendidikan Indonesia. Perubahan konseptual yang dialami dunia akuntansi di
Indonesia tentunya akan memberikan dampak yang berbeda terhadap perkembangan akuntansi di
Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam kajian ini:
1. Bagaimana Pengadopsian IFRS di Idonesia?
2. Apa saja dampak dari penerapan IFRS di Indonesia dari segi bisnis?
3. Bagaimana dampak positif dan dampak negative dari penerapan IFRS di Indonesia?
4. Apa saja Hambatam yang dihadapi dalam pengadopsian penuh IFRS di Indonesia dan
bagaimana cara mengatasi ?
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keunggulan IFRS bagi
kualitas akuntansi perusahaan di Indonesia, dampaknya, serta kendala yang dihadapi dan cara
mengatasinya. IFRS (International Financial Reporting Standards) merupakan pedoman
penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global. IFRS saat ini memiliki sejarah
perkembangan yang panjang. Dari pembentukan IASC/IAFB, IASB menjadi IFRS seperti
sekarang ini. Jika IFRS telah digunakan oleh suatu negara, berarti negara tersebut telah
mengadopsi sistem informasi keuangan yang diterima dan diakui secara global yang
memungkinkan pasar global untuk memahami laporan keuangan perusahaan di negara tersebut.
Penerapan IFRS juga berlaku di Indonesia. Dengan mengadopsi IFRS, perusahaan Indonesia harus
meningkatkan kekuatan pelaporan laporan keuangan.

METODE

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) metode pendekatan yaitu:

1. Pendekatan Perundang - Undangan (Statute Approach)


Dengan mencari dan menggolongkan peraturan atau Undang-Undang terkait
bea meterai dalam kegiatan masyarakat dalam kegiatan bisnis atau perusahaan di
Indonesia dan perkembangan kedepannya dalam pencarian konsep pengaturan kedepan
terhadap pengaturan kegiatan ekonomi dalam kegiatan bisnis di Indonesia dilihat dari
segi hukum. Perundang-undangan yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari
Undang-Undang yang berkaitan dengan pondasi dasar perekonomian di Indonesia.

2. Pendekatan pendekatan kualitatif deskriptif.


Pendekatan kualitatif menurut Moleong (2005:6) adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian. 2
Deskriptif artinya penelitian ini menggambarkan keadaan objek penelitian atau
masalah yang ada dalam penelitian. Dimana tujuan pendekatan kualitatif ini adalah
untuk membuat gambaran, deskriptif atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat
mengenai fakta-fakta yang ada, sifat-sifat dan karakter serta hubungan antar fenomena
yang sedang diteliti kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan. Teknik pengumpulan datanya dengan observasi. Observasi yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah pengamatan kemudian adanya penjelasan secara rinci
mengenai konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) di indonesia.

2
Nur Cahyonowati & Dwi Ratmono, “Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi” dalam www.neliti.com,
diakses 10 Desember 2021, hal 107.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengadopsian IFRS
IFRS merupakan suatu standar akuntansi Internasional yang disusun oleh International
Accounting Standart Boad (IASB), yang pada awal terbentuknya bernama “International
Accounting Standarts Comitte” (IASC). IASC dibentuk di London, Inggris pada tahun 1973 di
saat sedang terjadi perubahan mendasar pada peraturan berkaitan dengan akuntansi. Aturan yang
dibuat oleh organisasi ini dulu bernama IAS dan sekarang menjadi IFRS. Purba (2010)
menyatakan bahwa International Financial Reporting Standards mencakup:

International Financial Reporting Standards(IFRS) adalah standar yang diterbitkan setelah


tahun 2001.
a. International Accounting Standards (IAS) adalah standar yang diterbitkan sebelum
tahun 2001.
b. Interpretations yang diterbitkan oleh Internatinal Financial Reporting Interpretations
Committee (IFRIC) yaitu setelah tahun 2001.
c. Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) yaitu
sebelum tahun 2001.

Sejak tahun 1994, Indonesia sebenarnya telah mengadopsi sebagian besar IAS. Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)
yang diberlakukan sejak tahun 1994 adalah saduran dari IAS dan interpretasi SIC yang diterbitkan
sebelum tahun 1994. Namun setelah itu, tidak semua perubahan IAS, interpretasi SIC dan standar-
standar yang ada pada IFRS diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).

Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IFRS dapat
dibedakan menjadi 5 tingkat:
a. Full Adoption; Suatu negara mengadopsi seluruh standar IFRS dan
menerjemahkan IFRS sama persis ke dalam bahasa yang negara tersebut gunakan.
b. Adopted; Program konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada
Desember 2008. Adopted maksudnya adalah mengadopsi IFRS namun disesuaikan
dengan kondisi di negara tersebut.
c. Piecemeal; Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu
nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
d. Referenced (convergence); Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya
mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh
badan pembuat standar.
e. Not adopted at all; Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Indonesia telah melakukan adopsi penuh IFRS mulai 1 Januari 2012. Namun penerapan
IFRS telah dimulai secara bertahap dengan penerapan 19 PSAK dan 7 ISAK baru yang telah
mengadopsi IAS/IFRS mulai 1 Januari tahun 2010.3 Indonesia telah mengadopsi penerapan penuh
IFRS dalam sistem akuntansinya sejak tahun 2012. Dengan menerapkan IFRS secara penuh, laporan
keuangan yang disusun berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi material dengan laporan
keuangan keuangan berbasis IFRS. Ada dua jenis strategi yang berlaku untuk konvergensi, yaitu
strategi big bang dan strategi bertahap. Strategi big bang menerapkan IFRS sepenuhnya dalam sekali
jalan, melewatkan langkah-langkah tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara-negara maju.
Sementara itu, dalam strategi bertahap, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini
digunakan oleh negara berkembang seperti Indonesia.

B. Dampak Penerapan IFRS di Indonesia dalam Bisnis

Sebuah studi oleh Heykal et al. (2014) Kami juga menganalisis dampak penerapan IFRS.
Kinerja keuangan perbankan Indonesia. Hasilnya adalah formatnya adalah Rekening bank sebelum
pengenalan Standar Pelaporan Keuangan baru (IFRS) Menyebabkan asimetri informasi antara
manajemen dan pemegang saham Ini bisa menyesatkan. Setelah pengenalan IFRS, berikut ini
menjadi jelas. Penyesuaian karena penerapan Standar Akuntansi Keuangan No. 50 dan 55, Revisi
2006 telah terpenuhi dan sangat berharga Membuat provisi untuk menutup kerugian selama
penerapan IFRS.
Sementara itu, Perera & Baydoun (2007) sedang mempertimbangkan mengapa
mengadopsi IFRS. Indonesia menunjukkan bahwa penerapan IFRS dapat dipicu di Indonesia Ubah
dari Credit insider menjadi Equity Outsider. pertumbuhan ekonomi indonesia Tugas akuntan
diharapkan dapat diperkuat dalam pembentukan dan pelaksanaannya. Standar pelaporan
keuangan. Namun, beberapa masalah struktural masyarakat disebutkan. Sebelumnya, seperti
mekanisme regulasi dan penegakan yang tidak memadai, Kronisitas cenderung mengganggu
proses ini.
Survei oleh Cahyonowati & Ratmono (2012) bahwa lingkungan kelembagaan stasioner Itu
tidak mendukung penerapan IFRS dan tidak mempengaruhi informasi akuntansi. mencari
Penelitian ini mendukung pembahasan Karampinis dan Hevas (2011) dalam kode. Rincian negara
(termasuk Indonesia), lingkungan kelembagaan untuk perlindungan investoryang lemah,
kurangnya penegakan hukum, kepemilikan terkonsentrasi, dan pendanaan yang berorientasi
perbankan penerapan IFRS mungkin tidak dapat meningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi.

3
Terdapat penerapan 3 PSAK baru efektif mulai tahun 2010 dan 16 PSAK dan 7 ISAK baru efektif mulai tahun
2011. Pada tahun 2012 direncanakan terdapat 11 PSAK dan 5 ISAK baru yang telah mengadopsi IFRS.
Berbagai dampak dapat terjadi dengan adanya penerapan IFRS ini, sehingga IFRS juga
menimbulkan dampak positif dan negative terhap dunia bisnis. Berikut ini adalah berbagai dampak
dalam penerapan IFRS:

a. Akses pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih
mudah dikomunikasikan ke investor global.
b. Kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuaktif apabila harga-harga
fluktuaktif.
c. Smooting Income menjadi semakin sulit dengan penggunaan balance sheet approach
dan fair value.
d. Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan
sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumbapngi dengan
kepentingan untuk mengatur laba.
e. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.

Fleksibilitas dalam standar IFRS yang bersifa principles-based akan berdampak pada tipe
dan jumlah skill professional yang seharusnya dimiliki oleh akuntan dan auditor. Pengadopsian
IFRS mensyaratkan akuntan maupun auditor untuk memiliki pemahaman mengenai
kerangkakonseptual informasi keuangan agar dapat mengaplikasikan secara tepat dalam
pembuatan keputusan. Pengadopsian IFRS mensyaratkan akuntan memiliki pengetahuan yang
cukupmengenai kejadian maupun transaksi bisnis dan ekonomi perusahaan secara
fundamentalsebelum membuat judgment

Selain keahlian teknis, akuntan juga perlu memahami implikasi etisdan legal dalam
implementasi standar (Carmona & Trombetta, 2008). Pengadopsian IFRS jugamenciptakan pasar
yang luas bagi jasa audit. Berbagai estimasi yang dibuat oleh manajemen perlu dinilai
kelayakannya oleh auditor sehingga auditor juga dituntut memiliki kemampuan menginterpretasi
tujuan dari suatu standar.AAA Financial Accounting Standard Committee (2003) bahkan
meyakini kemungkinan meningkatnya konflik antara auditor dan klien. 4

C. Dampak Positif dan Dampak Negatif Penerapan IFRS di Indonesia

 Dampak positive penerapan IFRS di Indonesia

4
Nur Cahyonowati & Dwi Ratmono, “Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi” dalam
www.neliti.com, diakses 10 Desember 2021, Hal.108.
Meskipun masih muncul pro dan kontra, sesungguhnya penerapan IFRS ini akan
berdampak positif. Bagi para emiten di Bursa Efek Jakarta (BEI), dengan menggunakan
standar pelaporaninternasional itu, para stakeholder akan lebih mudah untuk mengambil
keputusan.

a. Laporan keuangan Perusahaan akan semakin mudah dipahami lantara mengungkapkan


detail informasi secara jelas dan transparan.
b. Dengan adanya transparansi tingkat akuntabilitas dan kepercayaan kepada manajemen
akan meningkat.
c. Laporan keuangan yang disampaikan perusahaan mencerminkan nilai wajarnya.Di
tengah interaksi pelaku ekonomi global yang nyaris tanpa batas ini, penerapan IFRS
juga akan memperbanyak peluang para emiten untuk menarik investor global. Dengan
standar akuntansi yang sama, investor asing tentunya akan lebih mudah untuk
membandingkan perusahaan di Indonesia dengan perusahaan sejenis di belahan dunia
lain.

 Dampak Negatif penerapan IFRS di Indonesia


Dalam pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi, “ Perekonomian disusun atas usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Disini secara jelas nampak bahwa Indonesia
menjadikan asas kekeluargaan sebagai pondasi dasar perekonomiannya. Kemudian dalam pasal33
ayat 2 yang berbunyi, “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yangmenguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”, dan dilanjutkan pada pasal 33 ayat 3yang
berbunyi, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai olehnegara
dan di pergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” Akan tetapi dengan kemunculan
IFRS tersebut dapat menyebabkan publik menginginkan keterbukaan yang amat sangat di dalam
dunia investasi. Terutama keterbukaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut
tentu berseberangan dengan UUD 1945 pasal 33.Terlebih lagi dengan adanya Undang-Undang
Penanaman modal di tahun 2007 lalu makasemakin terlihat jelas bahwa ada indikasi untuk
mengalihkan tanggung jawab pemerintah ke penguasa modal (kapitalis). 5

Sehingga Hubungannya dengan IFRS adalah, keseragaman global menjadikan masyarakat


mudah berburuk sangka bahwa pemegang kebijakan akuntansi di Indonesia adalah kapitalisme
dan mengesampingkan asas perekonomian Indonesia yang terlihat jelas di Undang-Undang
Dasar.Sehingga pada akhirnya akan memunculkan indikasi miring bahwa Indonesia semakin dekat
dengan sistem kapitalisme dan memudahkan investor asing untuk mengeruk kekayaan
diIndonesia.
Oleh karena itu, dampak penerapan IFRS bagi perusahaan sangat beragam
tergantung jenis industri, jenis transaksi, elemen laporan keuangan yang dimiliki, dan
juga pilihan kebijakan akuntansi. Adanya perubahan besar sampai harus melakukan

5
Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2017 tentang Penanamna Modal di Indonesia
perubahan sistem operasi dan bisnis perusahaan,namun ada juga perubahan tersebut
hanya terkait dengan prosedur akuntansi. Perusahaan perbankan, termasuk yang
memiliki dampak perubahan cukup banyak. Tetapi di balik semua perubahan dan
dampak yang mungkin terjadi, tidak dapat dipungkiri dengan adanya IFRS makadapat
memajukan perekonomian global di Indonesia sehingga mampu bersaing dengan dunia
luar.

D. Hambatan yang Dihadapi dalam Pengadopsian penuh IFRS di Indonesia dan cara
mengatasinya

Dalam melakukan konvergensi IFRS, tidak selamanya berjalan mudah, tapi


juga ada hambatan-hambatan yang dihadapi, diantaranya:
1. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumberdaya.
2. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
3. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
4. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak
metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
5. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
6. Biaya yang cukup tinggi untuk mengadopsi IFRS.
Adanya hambatan seperti yang sudah tertulis di atas dapat diatasi dengan
beberapa cara, antara lain:

1. Mempersiapkan SDM yang memiliki IFRS capability.


Cara mengatasi hambatan yang berhubungan dengan SDM adalah dengan
mempersiapkan SDM yang matang dan mempunyai IFRS capability. Misalnya dari
awal proses seleksi karyawan mencari SDM yang mampu membuat laporan
keuangan sesuai IFRS. Atau memberikan training, kursus, dan seminar untuk para
karyawan dengan bantuan konsultan yang ahli dalam bidang ini.

2. Mengembangkan sistem yang telah terintegrasi dengan baik.


3. Mempersiapkan dana cadangan.
Dari data-data di atas kebutuhan Indonesia untuk turut serta melakukan
program konvergensi IFRS tampaknya sudah menjadi keharusan jika Indonesia
tidak ingin tertinggal, mengingat negara- negara tetangga seperti Malaysia dan
Singapurapun sudah memberlakukan dari beberapa tahun yang lalu. Oleh karena
itu diperlukan dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, pelaku usaha dan
perguruan tinggi untuk bersama-sama mendukung pelaksanaan IFRS.

PENUTUP

Simpulan
IFRS adalah standar akuntansi internasional yang dibuat oleh International
Accounting Standards Board (IASB) dan pada awalnya dikenal sebagai International
Accounting Standards Committee (IASC). IASC didirikan di London, Inggris pada tahun
1973, ketika aturan akuntansi berubah secara radikal. Indonesia secara penuh mengadopsi
IFRS per 1 Januari 2012. Namun, pengenalan IFRS secara bertahap dimulai dengan
diperkenalkannya 19 PSAK dan 7 ISAK baru yang mengadopsi IAS/IFRS per 1 Januari
2010.Pengenalan IFRS dapat memiliki berbagai implikasi, sehingga IFRS juga memiliki
implikasi positif dan negatif bagi dunia bisnis. Salah satu manfaat penerapan IFRS dalam
bisnis Anda adalah pelaporan keuangan dapat lebih mudah dibagikan dengan investor
global, sehingga akses keuangan internasional lebih terbuka.

Implementasi IFRS sebenarnya memiliki efek positif, meskipun masih terdapat


kelebihan dan kekurangan. Bagi emiten Bursa Efek Jakarta (BEI), standar pelaporan
internasional ini memudahkan pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan.
Namun, dengan munculnya IFRS, masyarakat umum mungkin menginginkan transparansi
ekstrim di dunia investasi. Terutama keterbukaan investor asing untuk berinvestasi di
Indonesia. Serta dengan adanya keseragaman global menjadikan masyarakat mudah
berburuk sangka bahwa pemegang kebijakan akuntansi di Indonesia adalah kapitalisme dan
mengesampingkan asas perekonomian Indonesia yang terlihat jelas di UndangUndang
Dasar.Sehingga pada akhirnya akan memunculkan indikasi miring bahwa Indonesia
semakin dekat dengan sistem kapitalisme dan memudahkan investor asing untuk mengeruk
kekayaan diIndonesia. Dampak tersebut dapat diatasi dengan mempersiapkan manusia yang
berkualitas sumber daya yang memiliki kemampuan IFRS dan mengembangkan sistem
integrasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Buku
E. Kieso, Donald, Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2017. Akuntansi Keuangan
Menengah [Intermediate Acc Vol.1]-IFRS. Surabaya: Salemba.

Jurnal

Cahyono, N., & Ratmono, D. (2012). “Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Informasi
Akuntansi”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, (Online), 11 (2).
https://jurnalakuntansu.petra.ac.id/index/aku/article/view/18712, diakses pada 10 Desember
2021

Rahmawati, L., & Murtini, H. (2015). “ Kualitas Informasi Akuntansi Pra dan Pasca Adopsi
IFRS”. Accounting Analysis Journal, (Online), 4(2).
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj/article/view/7861, diakses 10 Desember 2021

Suprihatin, S., & Tresnaningsih, E. (2013). “Dampak Konvergensi International Financial


Reporting Standards Terhadap Nilai Relevan Informasi Akuntansi”. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan Indonesia, (Online), 10(2), 171–183.
http://jaki.ui.ac.id/index.php/home/article/view/192, diakses 10 Desemeber 2021

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Pasal 33 ayat 1,2, dan 3 tentang Sistem Perekonomian
Nasional. 2017. Jakarta: Gramedia .
Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2007 tentang Penanaman Modal di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai