Anda di halaman 1dari 8

SRI WAHYUNI HUSAIN / E1113072

Perkembangan IFRS di Indonesia


Berikut adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal sampai dengan
saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2008).
i Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai.
Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda.
1. sampai Thn. 1955 : Indonesia belum mempunyai undang undang resmi / peraturan
tentang standar keuangan.
2. Tahun. 1974 : Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang
disebut dengan prinsip Akuntansi.
3. Tahun. 1984 : Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi.
4. Akhir Tahun 1984 : Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber
dari IASC (International Accounting Standart Committee)
5. Sejak Tahun. 1994 : IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.
6. Tahun 2008 : diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.
7. Tahun. 2012 : Ikut IFRS sepenuhnya?
Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia saat ini masih
belum banyak dilakukan oleh kalangan ekonomi di Indonesia. Padahal penerapan IFRS dalam
sistem akuntasiperusahaan akan menjadi salah satu tolak ukur yang menunjukkan kesiapan
bangsa Indonesia bersaingdi era perdagangan bebas.IFRS saat ini menjadi topik hangat di
kalangan ekonomi, khususnya dikalangan akuntan. IAI telah menetapkan tahun 2012 Indonesia
sudah mengadopsi penuhIFRS. Di indonesia sebenarnya sebagian perusahaan yang sudah
mengacu pada IFRS, pengadopsianIFRS mestinya diikuti pula dengan pengadopsian standar
pengauditan internasional. Standar pelaporan keuangan perusahaan tidak akan mendapatkan
pengakuan tinggi, bila standar yang digunakan untuk pengauditan masih standar lokal.
International Accounting Standards, yang lebih dikenalsebagai International Financial Reporting
Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporanakuntansi yang memberikan penekanan
pada penilaian (revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai
substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulantertentu. Standar ini
muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatuNegara ikut
serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yangberlaku
sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama
standarinternasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan
revaluation model,yaitu memungkinkan penilaian aset menggunakan nilai wajar, sehingga
laporan keuangan disajikan dengan basis true and fair.
Alasan perlunya Standar Akuntansi Keuangan yang Konvergensi dengan IFRS, diantaranya :
1. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di
pasarmodal internasional.
2. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangiperbedaan dalam
ketentuan pelaporan keuangan.

3. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagiperusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis.
4. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice.
1.
2.
3.
4.

Permasalahan yang akan dihadapi dalamimplementasi dan adopsi IFRS :


Translasi Standar Internasional.
Ketidaksesuaian StandarInternasional dengan Hukum Nasional.
Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional.
Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional.
Terdapat beberapa manfaat dalam penerapan konvergensi IFRS:
Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan SAK secara
internasional (enhance comparability), meningkatkan arus investasi global melalui transparansi,
menurunkan biaya modal dengan membuka peluangfund raising melalui pasar modal,
menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Namun, terdapat hal-hal yang menjadi
perhatian manajemen dalam implementasi IFRS: konsekuensi perpajakan, legal, sistem informasi
akuntansi dan pelaporan keungan. Untuk perpajakan, manajemen perusahaan harus melakukan
daftar peraturan perpajakan yang mungkin mengalami benturan dengan IFRS, seperti PMK RI
No. 79/PMK.03/2008, tanggal 23 Mei 2008, Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk
Tujuan Perpajakan yang berlaku efektif sejak 23 Mei 2008. PMK RI No.79/PMK.03/2008
mengharuskan revaluasi aktiva tetap dikenakan pajak. Disamping masalah perpajakan,
perusahaan juga harus mempertimbangkan benturan legal dalam menerapkan IFRS, misalnya
Undang-Undang No.19 tahun 2003 tentang, Badan Hukum Milik Negara pasal 4 ayat 2:
penyertaan modal negara dalam rangka pendirian atau penyertaan pada BUMN dapat bersumber
dari keuntungan revaluasi aktiva.
Isu pelaporan keungan adalah isu sentral yang harus diperhatikan pada saat melakukan
implementasi IFRS. Pelaporan keuangan mencangkup proses dan output pelaporan keuangan itu
sendiri. Sistem informasi akuntansi harus disesuaikan dengan IFRS, serta proses pengukuran dan
penilaian aktiva dan kewajiban banyak mengalami perubahan. Penerapan IFRS pada suatu
perusahaan harus dilakukan berawal dari laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip
akuntansi lokal, dilakukan dengan dua cara:

1. Rekonsiliasi terhadap laporan keuangan yang disusun berdasarkan lokal GAAP sehingga sesuai
dengan IFRS.
2. Menyusun laporan keuangan secara terpisah dengan langsung mengacu kepada IFRS.
Penerapan IFRS berdampak terhadap perusahaan dalam banyak hal. Aspek pelaporan interim
dan basis penilaian adalah hal yang paling banyak terkena dampak. Penerapan IFRS dengan cara
adopsi penuh, hal yang paling signifikan yang harus diperhatikan adalah koreksi laba ditahan
sebagai akibat penerapan pertama dari IFRS. Efeknya bisa mengurangi laba atau sebaliknya
justru bisa menambah laba. Sasaran konvergensi IFRS tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar
secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009, yang berlaku efektif tahun 2011-2012.
Kovergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap. Sepanjang tahun 2009, DSAK-IAI
telah mengesahkan 10 PSAK baru, 5 ISAK, dan mencabut 9 PSAK berbasis industri dan
mencabut 1 ISAK. Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti. Dengan
mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan

rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Namun, perubahan tersebut
akan memberikan efek di berbagai bidang, terutama dari segi pendidikan dan bisnis. Beberapa
kendala dalam adopsi IFRS ke PSAK:
a.
Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
b.
IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
c.
Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode
akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan. Kesiapan perguruan
tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
d.
Support pemerintah terhadap isu konvergensi.
Beberapa kendala menjadi penghambat penerapan IFRS sebagai standar akuntansi dan
pelaporan keuangan di dunia hingga saat ini, yaitu berkaitan dengan faktor-faktor: sistem hukum
dan politik, sistem perpajakan dan fiskal, nilai-nilai budaya korporasi, sistem pasar modal dan
peraturan terkait dengan kepemilikan korporasi, kondisi ekonomi dan aktivitas bisnis, teknologi.
Berdasarkan hasil riset Radebaugh dan Gray, sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negaranegara di dunia di bagi lima kelompok: sistem akuntansi Anglo-Saxon, Germanic, Nordic, Latin,
dan Asia. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada nilai-nilai budaya korporasi, sistem hukum,
politik, dan perpajakan. IFRS dikembangkan dengan banyak mengacu kepada sistem akuntansi
Anglo-Saxon yang banyak diadopsi negara-negara bekas koloni Inggris. Ada tiga permasalahan
utama dihadapi Indonesia dalam adopsi penuh IFRS. Pertama, kurang siapnya infrastruktur
seperti DSAK sebagai financial accounting standard setter di Indonesia. Kedua, kondisi
peraturan perundangan-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS. Ketiga, kurang
siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Selain, permasalahan
implementasi ini, terdapat pula dampak yang harus dialami oleh Indonesia:
a. Mahasiswa harus belajar tentang konsep yang ada Conceptual framework.
b. Mahasiswa harus menguasai teori-teori yang mendasari pelaporan keuangan: ekonomi
makro keuangan, portofolio, dll.
c. Mahasiswa harus menguasai valuation theory.
d. Mahasiswa harus belajar membuat judgments ( memahami BC dalam setiap standar).
e. Pembentukan IFRS Task Force.
f. Kajian-kajian dan riset mengenai IFRS.
g. Pengajaran principle based, bukan rule based dan pengungkapan berdasarkan IFRS.
h. Penggunaan text book berbasis IFRS.
i. Pengetahuan mengenai pengungkapan berdasarkan IFRS.
j. . Pemutakhiran materi ajar terutama untuk mata kuliah yang terkena dampak besar dari
konvergensi IFRS.
k. Mata kuliah yang terkena dampak paling besar: akuntansi keuangan menengah, teori
akuntansi, akuntansi internasional, akuntansi keuangan lanjutan, seminar akuntansi
/akuntansi topik khusus, statistika akuntansi, dan metodologi penelitian

DAMPAK IFRS
Dewasa ini dunia bisnis dituntut untuk mempersiapkan diri dalam mengadopsi IFRS yang
akan diterapkan pada tahun 2012. IAS dan IFRS merupakan standar akuntansi dan
pelaporankeuangan yang merupakan produk IASC dan IASB. IFRS adalah produk IASB versi
baru sedangkan IAS adalah produk IASC versi lama.Manfaat dari penerapan IFRS secara umum
diantaranya adalah :
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar
AkuntansiKeuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
2. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal
secara global.
4. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan cara, mengurangi kesempatan
untuk melakukan earning management .
DAMPAK KONVERGENSI IFRS TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari pelaporan keuangan perusahaan
perusahaan yang ada di Indonesia.Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam rangka
stabilitasperekonomian. Manfaat dari program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi
hambatan-hambatan investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang
terkait denganpenyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Sementara tujuan
akhirnya laporankeuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya
akan memerlukan sedikitrekonsiliasi untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS.
Banyaknya standar yang harusdilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi tantangan
yang cukup berat bagi publik untuk sedari dini mengantisipasi implementasi program
konvergensi IFRS.Beberapa
dampak yang terjadi atas konvergensi IFRS terhadap kualitas penyajian Pelaporan Keuangan,
akan dijelaskan lebih rinci dari dalam perspektif kualitatif:
1. Perubahan konsep dari rule based ke principle based
Principle based mengandung makna bahwa standart akuntansi tidak bersifat ketat atau rigid,
melainkanhanya memberikan prinsip-prinsip umum standar akuntansi yang harus diikuti untuk
memastikan pencapaian kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat diperbandingkan dan
objektif, sedangkan rule based mengandung makna bahwa untuk mencapai kualitas informasi
tertentu yang relevan, dapatdiperbandingkan, dan objektif, standar akuntansi harus bersifat ketat
dan rigid.
2. Peran Profesional Judgement lebih dibutuhkan
Peralihan menuju principle based standar mempunyai arti standar akuntansi yang akan kita
gunakanmenjadi lebih bersifat fleksibel karena aturan-aturan yang detail sudah disederhanakan
kedalambeberapa prinsip-prinsip dasar saja. Fleksibilitas dari IFRS inilah yang menjadikan peran
professional judgement lebih dibutuhkan baik dalam hal mempersiapkan laporan keuangan
maupun dalam halpengauditan. Dan hal terpenting yang harus kita lakukan adalah bahwa semua
dokumen serta proses Profesional Judgement itu harus didokumentasikan.
3. Penggunaan Fair Value Accounting
Fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yangdipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai

adalah nilai yangwajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen.Sehingga dengan adanya
fair value accounting maka penyajian atas pelaporan keuangan untuk nilai aset dan instrumen
keuangan tercatat pada nilaisebenarnya atau wajar sesuai dengan kondisi pasar. Sehingga kualitas
yang dihasilkan atas laporankeuangan menjadi dapat diandalkan.
4. Keterlibatan pihak ketiga dalam penyusunan laporan keuangan
Dengan adanya konvergensi IFRS, menyebabkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penilaian
danpengukuran menjadi penting, sehingga kebutuhan atas adanya pihak ketiga didalam
penyusunan laporankeuangan sangat besar. Karena laporan keuangan mewajibkan untuk
diungkapkan secara menyeluruhagar transparansi menjadi suatu hal penting bagi pengguna
laporan keuangan.
Dampak penerapan IFRS di Indonesia dalam bisnis
Berbagai dampak dapat terjadi dengan adanya penerapan IFRS ini, sehingga
IFRS juga menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap dunia bisnis. Berikut ini adalah
berbagaidampak dalam penerapan IFRS :
1. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan
lebihmudah dikomunikasikan ke investor global.
2. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan
nilaiwajar.
3. Kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif.
4. Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet approach
dan fair value
5. Principle-based standards
mungkin
menyebabkan
keterbandingan
laporan
keuangansedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi
dengankepentingan untuk mengatur laba (earning management ).
6. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
Fleksibilitas dalam standar IFRS yang bersifat principles-based akan berdampak pada tipe
dan jumlah skill professional yang seharusnya dimiliki oleh akuntan dan auditor. Pengadopsian
IFRS mensyaratkan akuntan maupun auditor untuk memiliki pemahaman mengenai
kerangkakonseptual informasi keuangan agar dapat mengaplikasikan secara tepat dalam
pembuatan keputusan. Pengadopsian IFRS mensyaratkan akuntan memiliki pengetahuan yang
cukupmengenai kejadian maupun transaksi bisnis dan ekonomi perusahaan secara fundamental
sebelum membuat judgment . Selain keahlian teknis, akuntan juga perlu memahami implikasi
etisdan legal dalam implementasi standar (Carmona & Trombetta, 2008). Pengadopsian IFRS
jugamenciptakan pasar yang luas bagi jasa audit. Berbagai estimasi yang dibuat oleh
manajemen perlu dinilai kelayakannya oleh auditor sehingga auditor juga dituntut memiliki
kemampuanmenginterpretasi tujuan dari suatu standar.
AAA Financial Accounting Standard Committee (2003) bahkan meyakini kemungkinan
meningkatnya konflik antara auditor dan klien. Dampak positive penerapan IFRS di Indonesia
Meskipun masih muncul pro dan kontra, sesungguhnya penerapan IFRS ini akan
berdampak positif. Bagi para emiten di Bursa Efek Jakarta (BEI), dengan menggunakan standar
pelaporaninternasional itu, para stakeholder akan lebih mudah untuk mengambil keputusan.
1. Pertama, laporan keuangan Perusahaan akan semakin mudah dipahami
lantaranmengungkapkan detail informasi secara jelas dan transparan.
2. Kedua, dengan adanya transparansi tingkat akuntabilitas dan kepercayaan
kepadamanajemen akan meningkat.

3. Ketiga, laporan keuangan yang disampaikan perusahaan mencerminkan nilai wajarnya.Di


tengah interaksi pelaku ekonomi global yang nyaris tanpa batas, penerapan IFRS juga
akanmemperbanyak peluang kepada para emiten untuk menarik investor global. Dengan
standar akuntansi yang sama, investor asing tentunya akan lebih mudah untuk
membandingkan perusahaan di Indonesia dengan perusahaan sejenis di belahan dunia
lain.
Dampak negatif penerapan IFRS di Indonesia
Seperti yang diketahui perekonomian Indonesia adalah berasaskan kekeluargaan.
Akantetapi semakin ke depan perekonomian Indonesia akan mengarah pada Kapitalis. Tidak
bisadipungkiri lagi kebudayaan negara barat (negara capital) dapat mempengaruhi seluruh pola
hidupdan pola pikir masyarakat Indonesia dari kehidupan sehari-hari hingga permasalahan
ekonomi.Padahal dalam pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi, Perekonomian disusun atas
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Disini secara jelas nampak bahwa
Indonesiamenjadikan asas kekeluargaan sebagai pondasi dasar perekonomiannya. Kemudian
dalam pasal33 ayat 2 yang berbunyi, Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yangmenguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, dan dilanjutkan pada pasal 33
ayat 3yang berbunyi, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
olehnegara dan di pergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,Akan tetapi dengan
kemunculan IFRS tersebut dapat menyebabkan publik menginginkanketerbukaan yang amat
sangat di dalam dunia investasi. Terutama keterbukaan investor asinguntuk berinvestasi di
Indonesia. Hal tersebut tentu berseberangan dengan UUD 1945 pasal 33.Terlebih lagi dengan
adanya Undang-Undang Penanaman modal di tahun 2007 lalu makasemakin terlihat jelas bahwa
ada indikasi untuk mengalihkan tanggung jawab pemerintah ke penguasa modal (kapitalis).
Hubungannya dengan IFRS adalah, keseragaman global menjadikan masyarakat mudah
berburuk sangka bahwa pemegang kebijakan akuntansi di Indonesia adalah kapitalisme
danmengesampingkan asas perekonomian Indonesia yang terlihat jelas di Undang-Undang
Dasar.Sehingga pada akhirnya akan memunculkan indikasi miring bahwa Indonesia semakin
dekatdengan sistem kapitalisme dan memudahkan investor asing untuk mengeruk kekayaan
diIndonesia.Dampak penerapan IFRS bagi perusahaan sangat beragam tergantung jenis industri,
jenistransaksi, elemen laporan keuangan yang dimiliki, dan juga pilihan kebijakan akuntansi.
Adanya perubahan besar sampai harus melakukan perubahan sistem operasi dan bisnis
perusahaan,namun ada juga perubahan tersebut hanya terkait dengan prosedur akuntansi.
Perusahaan perbankan, termasuk yang memiliki dampak perubahan cukup banyak. Tetapi di
balik semua perubahan dan dampak yang mungkin terjadi, tidak dapat dipungkiri dengan adanya
IFRS makadapat memajukan perekonomian global di Indonesia sehingga mampu bersaing
dengan dunia luar.Serta dengan adanya IFRS, PSAK akan bersifat principle-based dan
memerlukan professional judgment dari auditor, sehingga auditor juga dituntut untuk senantiasa
meningkatkan kompetensidan integritasnya.

PENERAPAN IFRS DI TAHUN 2011 PADA PT. TELKOM


Perubahan yang cukup besar terkait pelaporan keuangan tahun 2011 adalah berkaitan
dengan penerapan standar pelaporan keuangan InternationalFinancial Reporting
Standard (IFRS).
Mengingat pelaporan keuangan di Telkom telah menerapkan pengendalian internal
sebagaimana ketentuan SOX Section 404, maka rancangan dan penerapan pengendalian internal
atas pelaporan keuangan perlu mengalami penyesuaian yang cukup besar agar sesuai dengan
ketentuan standar akuntansi yang berlaku. Hal tersebut meliputi kebijakan akuntansi, organisasi
dan aplikasi TI, termasuk perubahan rancangan dan penerapan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan yang diikuti dengan pengembangan kompetensi pengetahuan IFRS kepada
karyawan yang terlibat.
Komitmen untuk menerapkan IFRS merupakan keputusan manajemen, bahwa Telkom
akan melakukan adopsi lebih awal dari roadmap DSAK IAI atas Standar Pelaporan Keuangan
IFRS. Untuk itu sejak tahun 2010 dibentuk tim khusus disebut dengan Gugus Tugas IFRS yang
bertanggung jawab mempersiapkan implementasi IFRS mulai dari fase penilaian, desain,
implementasi sampai tahap kestabilan yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2012.
Untuk lebih detailnya berikut tahapan perancangan dan penerapan IFRS:
Tahun

Fase

Kegiatan
Penilaian proses bisnis dan TI di Telkom
Penilaian accounting gap dan practical gap
Menentukan dan memilih opsi IFRS 1 untuk penerapan pertama
2010
Penilaian IFRS
Penilaian TI dan proses bisnis yang terpengaruh implementasi
IFRS
Pembuatan Mock-up laporan keuangan IFRS (31 Maret 2010)
Pembuatan kerangka dan detail Chart of Account(COA)
Pembuatan BRDs untuk aplikasi TI yang terpengaruh
Pembuatan Mock-up laporan keuangan IFRS (30 Juni 2010)
Pembuatan position paper IFRS untuk topik-topik akuntansi
2010-2011
Desain
penting
Pembuatan group reporting package IFRS
Penyusunan proses pengakuan dan pengukuran untuk transaksi
transisional.
2011
Implementasi Akuntansi dan Pelaporan pembuatan panduangroup reporting
package, penyusunan
laporan keuangan IFRS , kebijakan akuntansi IFRS, dan blank
template keuangan IFRS
Data danTeknologi implementasi aplikasi TI baru (modifikasi)
Proses dan Kontrol mengupdate dan menyesuaikan proses bisnis
SOA & SOP
Manajemen Perubahan melakukan sosialisasi dan pelatihan atas
akuntansi dan pelaporan
, data dan teknologi, serta proses dan kontrol
Overall Project Monitoring memonitor progres dari implementasi
IFRS dan mengidentifikasi

2012

Sustain

serta memitigasi risiko.


Membuat dan mengoperasikan sistem pendukung implementasi
IFRS
Mengidentifikasi, memprioritisasi serta menyelesaikan masalah
yang muncul dalam proses
bisnis, kontrol, serta aplikasi TI
Mengelola tes ulang dan aktivasi aplikasi TI dan perubahan proses
bisnis
Melakukan pengecekan proses dan kualitas data
Membuat daftar aktivitas dan roadmap untuk melakukan perbaikan
Menyusun proses transisi dari fase sustain ke fase bisnis sehari-hari

Bagi Telkom, implementasi IFRS memiliki tantangan tersendiri, selain harus


menyampaikan Laporan Keuangan dalam standar IFRS ke US SEC, Telkom pun harus
menyampaikan Laporan Keuangannya dengan SAK Indonesia ke Bapepam-LK dengan tetap
memperhatikan norma-norma pengendalian internal.
Terkait dengan penerapan IFRS, Telkom juga berperan aktif mendukung implementasi
IFRS di BUMN lainnya dan terlibat sebagai narasumber, berikut beberapa kegiatan yang telah
dilakukan:
Telkom terlibat aktif menjadi Tim Kerja Koordinasi BUMN untuk Antisipasi Penerapan IFRS ke
dalam SAK Indonesia, salah satu wujudnya adalah menjadi narasumber dan pengajar
untuk workshop penerapan SAK Indonesia Baru (IFRS) untuk BUMN; Telkom memberikan jasa
pendampingan konvergensi SAK Indonesia-IFRS kepada salah satu BUMN di Indonesia dan ini
merupakan langkah awal untuk membantu proses konvergensi di BUMN-BUMN lainnya;
Telkom menjadi pembicara utama dalam Seminar IFRS untuk Auditor dengan tema Internal
Auditors Need to Know IFRS Conversion pada tanggal 11-13 April 2011 di Bandung; dan
Secara rutin melakukan sosialisasi dan workshop atas implementasi IFRS ke Anak Perusahaan
Telkom.

Anda mungkin juga menyukai