3. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagiperusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis.
4. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice.
1.
2.
3.
4.
1. Rekonsiliasi terhadap laporan keuangan yang disusun berdasarkan lokal GAAP sehingga sesuai
dengan IFRS.
2. Menyusun laporan keuangan secara terpisah dengan langsung mengacu kepada IFRS.
Penerapan IFRS berdampak terhadap perusahaan dalam banyak hal. Aspek pelaporan interim
dan basis penilaian adalah hal yang paling banyak terkena dampak. Penerapan IFRS dengan cara
adopsi penuh, hal yang paling signifikan yang harus diperhatikan adalah koreksi laba ditahan
sebagai akibat penerapan pertama dari IFRS. Efeknya bisa mengurangi laba atau sebaliknya
justru bisa menambah laba. Sasaran konvergensi IFRS tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar
secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009, yang berlaku efektif tahun 2011-2012.
Kovergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap. Sepanjang tahun 2009, DSAK-IAI
telah mengesahkan 10 PSAK baru, 5 ISAK, dan mencabut 9 PSAK berbasis industri dan
mencabut 1 ISAK. Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti. Dengan
mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan
rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Namun, perubahan tersebut
akan memberikan efek di berbagai bidang, terutama dari segi pendidikan dan bisnis. Beberapa
kendala dalam adopsi IFRS ke PSAK:
a.
Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
b.
IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
c.
Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode
akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan. Kesiapan perguruan
tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
d.
Support pemerintah terhadap isu konvergensi.
Beberapa kendala menjadi penghambat penerapan IFRS sebagai standar akuntansi dan
pelaporan keuangan di dunia hingga saat ini, yaitu berkaitan dengan faktor-faktor: sistem hukum
dan politik, sistem perpajakan dan fiskal, nilai-nilai budaya korporasi, sistem pasar modal dan
peraturan terkait dengan kepemilikan korporasi, kondisi ekonomi dan aktivitas bisnis, teknologi.
Berdasarkan hasil riset Radebaugh dan Gray, sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negaranegara di dunia di bagi lima kelompok: sistem akuntansi Anglo-Saxon, Germanic, Nordic, Latin,
dan Asia. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada nilai-nilai budaya korporasi, sistem hukum,
politik, dan perpajakan. IFRS dikembangkan dengan banyak mengacu kepada sistem akuntansi
Anglo-Saxon yang banyak diadopsi negara-negara bekas koloni Inggris. Ada tiga permasalahan
utama dihadapi Indonesia dalam adopsi penuh IFRS. Pertama, kurang siapnya infrastruktur
seperti DSAK sebagai financial accounting standard setter di Indonesia. Kedua, kondisi
peraturan perundangan-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS. Ketiga, kurang
siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Selain, permasalahan
implementasi ini, terdapat pula dampak yang harus dialami oleh Indonesia:
a. Mahasiswa harus belajar tentang konsep yang ada Conceptual framework.
b. Mahasiswa harus menguasai teori-teori yang mendasari pelaporan keuangan: ekonomi
makro keuangan, portofolio, dll.
c. Mahasiswa harus menguasai valuation theory.
d. Mahasiswa harus belajar membuat judgments ( memahami BC dalam setiap standar).
e. Pembentukan IFRS Task Force.
f. Kajian-kajian dan riset mengenai IFRS.
g. Pengajaran principle based, bukan rule based dan pengungkapan berdasarkan IFRS.
h. Penggunaan text book berbasis IFRS.
i. Pengetahuan mengenai pengungkapan berdasarkan IFRS.
j. . Pemutakhiran materi ajar terutama untuk mata kuliah yang terkena dampak besar dari
konvergensi IFRS.
k. Mata kuliah yang terkena dampak paling besar: akuntansi keuangan menengah, teori
akuntansi, akuntansi internasional, akuntansi keuangan lanjutan, seminar akuntansi
/akuntansi topik khusus, statistika akuntansi, dan metodologi penelitian
DAMPAK IFRS
Dewasa ini dunia bisnis dituntut untuk mempersiapkan diri dalam mengadopsi IFRS yang
akan diterapkan pada tahun 2012. IAS dan IFRS merupakan standar akuntansi dan
pelaporankeuangan yang merupakan produk IASC dan IASB. IFRS adalah produk IASB versi
baru sedangkan IAS adalah produk IASC versi lama.Manfaat dari penerapan IFRS secara umum
diantaranya adalah :
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar
AkuntansiKeuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
2. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal
secara global.
4. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan cara, mengurangi kesempatan
untuk melakukan earning management .
DAMPAK KONVERGENSI IFRS TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari pelaporan keuangan perusahaan
perusahaan yang ada di Indonesia.Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam rangka
stabilitasperekonomian. Manfaat dari program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi
hambatan-hambatan investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang
terkait denganpenyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Sementara tujuan
akhirnya laporankeuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya
akan memerlukan sedikitrekonsiliasi untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS.
Banyaknya standar yang harusdilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi tantangan
yang cukup berat bagi publik untuk sedari dini mengantisipasi implementasi program
konvergensi IFRS.Beberapa
dampak yang terjadi atas konvergensi IFRS terhadap kualitas penyajian Pelaporan Keuangan,
akan dijelaskan lebih rinci dari dalam perspektif kualitatif:
1. Perubahan konsep dari rule based ke principle based
Principle based mengandung makna bahwa standart akuntansi tidak bersifat ketat atau rigid,
melainkanhanya memberikan prinsip-prinsip umum standar akuntansi yang harus diikuti untuk
memastikan pencapaian kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat diperbandingkan dan
objektif, sedangkan rule based mengandung makna bahwa untuk mencapai kualitas informasi
tertentu yang relevan, dapatdiperbandingkan, dan objektif, standar akuntansi harus bersifat ketat
dan rigid.
2. Peran Profesional Judgement lebih dibutuhkan
Peralihan menuju principle based standar mempunyai arti standar akuntansi yang akan kita
gunakanmenjadi lebih bersifat fleksibel karena aturan-aturan yang detail sudah disederhanakan
kedalambeberapa prinsip-prinsip dasar saja. Fleksibilitas dari IFRS inilah yang menjadikan peran
professional judgement lebih dibutuhkan baik dalam hal mempersiapkan laporan keuangan
maupun dalam halpengauditan. Dan hal terpenting yang harus kita lakukan adalah bahwa semua
dokumen serta proses Profesional Judgement itu harus didokumentasikan.
3. Penggunaan Fair Value Accounting
Fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yangdipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai
adalah nilai yangwajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen.Sehingga dengan adanya
fair value accounting maka penyajian atas pelaporan keuangan untuk nilai aset dan instrumen
keuangan tercatat pada nilaisebenarnya atau wajar sesuai dengan kondisi pasar. Sehingga kualitas
yang dihasilkan atas laporankeuangan menjadi dapat diandalkan.
4. Keterlibatan pihak ketiga dalam penyusunan laporan keuangan
Dengan adanya konvergensi IFRS, menyebabkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penilaian
danpengukuran menjadi penting, sehingga kebutuhan atas adanya pihak ketiga didalam
penyusunan laporankeuangan sangat besar. Karena laporan keuangan mewajibkan untuk
diungkapkan secara menyeluruhagar transparansi menjadi suatu hal penting bagi pengguna
laporan keuangan.
Dampak penerapan IFRS di Indonesia dalam bisnis
Berbagai dampak dapat terjadi dengan adanya penerapan IFRS ini, sehingga
IFRS juga menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap dunia bisnis. Berikut ini adalah
berbagaidampak dalam penerapan IFRS :
1. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan
lebihmudah dikomunikasikan ke investor global.
2. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan
nilaiwajar.
3. Kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif.
4. Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet approach
dan fair value
5. Principle-based standards
mungkin
menyebabkan
keterbandingan
laporan
keuangansedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi
dengankepentingan untuk mengatur laba (earning management ).
6. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
Fleksibilitas dalam standar IFRS yang bersifat principles-based akan berdampak pada tipe
dan jumlah skill professional yang seharusnya dimiliki oleh akuntan dan auditor. Pengadopsian
IFRS mensyaratkan akuntan maupun auditor untuk memiliki pemahaman mengenai
kerangkakonseptual informasi keuangan agar dapat mengaplikasikan secara tepat dalam
pembuatan keputusan. Pengadopsian IFRS mensyaratkan akuntan memiliki pengetahuan yang
cukupmengenai kejadian maupun transaksi bisnis dan ekonomi perusahaan secara fundamental
sebelum membuat judgment . Selain keahlian teknis, akuntan juga perlu memahami implikasi
etisdan legal dalam implementasi standar (Carmona & Trombetta, 2008). Pengadopsian IFRS
jugamenciptakan pasar yang luas bagi jasa audit. Berbagai estimasi yang dibuat oleh
manajemen perlu dinilai kelayakannya oleh auditor sehingga auditor juga dituntut memiliki
kemampuanmenginterpretasi tujuan dari suatu standar.
AAA Financial Accounting Standard Committee (2003) bahkan meyakini kemungkinan
meningkatnya konflik antara auditor dan klien. Dampak positive penerapan IFRS di Indonesia
Meskipun masih muncul pro dan kontra, sesungguhnya penerapan IFRS ini akan
berdampak positif. Bagi para emiten di Bursa Efek Jakarta (BEI), dengan menggunakan standar
pelaporaninternasional itu, para stakeholder akan lebih mudah untuk mengambil keputusan.
1. Pertama, laporan keuangan Perusahaan akan semakin mudah dipahami
lantaranmengungkapkan detail informasi secara jelas dan transparan.
2. Kedua, dengan adanya transparansi tingkat akuntabilitas dan kepercayaan
kepadamanajemen akan meningkat.
Fase
Kegiatan
Penilaian proses bisnis dan TI di Telkom
Penilaian accounting gap dan practical gap
Menentukan dan memilih opsi IFRS 1 untuk penerapan pertama
2010
Penilaian IFRS
Penilaian TI dan proses bisnis yang terpengaruh implementasi
IFRS
Pembuatan Mock-up laporan keuangan IFRS (31 Maret 2010)
Pembuatan kerangka dan detail Chart of Account(COA)
Pembuatan BRDs untuk aplikasi TI yang terpengaruh
Pembuatan Mock-up laporan keuangan IFRS (30 Juni 2010)
Pembuatan position paper IFRS untuk topik-topik akuntansi
2010-2011
Desain
penting
Pembuatan group reporting package IFRS
Penyusunan proses pengakuan dan pengukuran untuk transaksi
transisional.
2011
Implementasi Akuntansi dan Pelaporan pembuatan panduangroup reporting
package, penyusunan
laporan keuangan IFRS , kebijakan akuntansi IFRS, dan blank
template keuangan IFRS
Data danTeknologi implementasi aplikasi TI baru (modifikasi)
Proses dan Kontrol mengupdate dan menyesuaikan proses bisnis
SOA & SOP
Manajemen Perubahan melakukan sosialisasi dan pelatihan atas
akuntansi dan pelaporan
, data dan teknologi, serta proses dan kontrol
Overall Project Monitoring memonitor progres dari implementasi
IFRS dan mengidentifikasi
2012
Sustain