Menurut DSAK Konvergensi IFRS adalah tingkat pengadopsian standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS
tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar. IFRS adalah standar tunggal
pelaporan akuntansi yang menekankan penilaian profesional dengan pengungkapan yang jelas serta transparan
tentang substansi ekonomis suatu transaksi, sehingga penjelasan tersebut mencapai kesimpulan tertentu.Mengadopsi
IFRS berartimenggunakan bahasa pelaporan keuangan global, yang akan membuat perusahaan bisa dimengerti oleh
pasar dunia (global market).
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi
5 tingkat:
2. Full Adoption; Suatu negara mengadopsi seluruh standar IFRS dan menerjemahkan IFRS sama persis ke dalam
bahasa yang negara tersebut gunakan.
3. Adopted; Program konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember 2008. Adopted maksudnya
adalah mengadopsi IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.
4. Piecemeal; Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu nomor standar tertentu dan memilih
paragraf tertentu saja.
5. Referenced (convergence); Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu dengan
bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
6. Not adopted at all; Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Indonesia menganut bentuk referenced/convergence yakni IFRS sebagai referensi dalam sistem
akuntansinya. Program konvergensi IFRS ini dilakukan melalui tiga tahapan yang ditetapkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK –IAI). Tahap tersebut terdiri dari: pertama, tahap
adopsi mulai tahun 2007 sampai 2010 yaitu adopsi seluruh IFRS ke dalam SAK. Kedua, tahap
persiapan penyelesaian akhir infrastruktur pada tahun 2011. Ketiga tahap implementasi pada
2012.
2. Konservatisme Akuntansi
Konservatisme akuntansi adalah reaksi yang hati-hati terhadap ketidakpastian yang melekat dalam
perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan resiko yang inheren dalam
lingkungan bisnis
Watts (1993) dalam Oktala (2009) mendefenisikan konservatisme sebagai konsep pengakuan
terhadap arus kas mendatang dan sebagai akuntansi konservatif yang umumnya menyatakan
bahwa akuntan harus melaporkan informasi akuntansi yang terendah dari beberapa kemungkinan
nilai utuk aktiva pendapatan, serta yang tertinggi dari beberapa kemungkinan nilai kewajiban dan
beban. Peneliti lain, Basu (1997) mendefenisikan konservatisme sebagai: “Praktik mengurangi laba
(dan mengecilkan aktiva bersih) dalam merespon berita buruk (bad news), tetapi tidak
meningkatkan laba (meninggikan aktiva bersih dalam merespon berita baik (good news).”
Pengaruh Tingkat Konvergensi IFRS terhadap Konservatisme Akuntansi
IFRS adalah prinsip berbasis standar. Keuntungan dari prinsip berbasis standar dibandingkan
dengan aturan berbasis standar adalah bahwa perusahaan dapat menerapkan standar
akuntansi yang sesuai dengan karakteristik khusus mereka sehingga pelaporan keuangan yang
lebih baik akan mencerminkan nilai ekonomi perusahaan.
Ashbaugh dan Pincus (2001) dan Barth et al. (2007) menunjukkan bahwa standar yang
konvergen dengan standar akuntansi internasional memiliki kebutuhan yang lebih tinggi dari
pengungkapan dan pembatasan pada pilihan metode akuntansi.
Demikian juga dengan Wardhani (2010) menemukan bahwa konvergensi IFRS positif
mempengaruhi konservatisme perusahaan.
Thank You
for listening!