Anda di halaman 1dari 10

PERANAN IFRS SEBAGAI STANDAR LAPORAN

KEUANGAN INTERNASIONAL

Diajukan Untuk

Memenuhi Tugas Akuntansi Internasional

Disusun Oleh:

1. Gusti Ayu Putu Agustini (16651015)


2. Muh. Faisal Agus (16651017)
3. Mira Novi Alfiana (16651033)

7B Akuntansi Manajerial

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas semua limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Peranan IFRS Sebagai Standar Laporan Keuangan Internasional” dengan baik,
lancar dan tepat waktu. Kami menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan dari berbagai
pihak tugas akuntansi internasional ini tidak dapat diselesaikan dengan baik dan
benar. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima
kasih khususnya kepada Bapak Yunus Tulak Tandirerung, S.E., M.SA selaku dosen
mata kuliah akuntansi internasional dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah memberikan dorongan, semangat dan bantuan selama
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan guna
menyempurnakan makalah ini. Demikian harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Samarinda, 9 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................................................
1.4 Manfaat .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam dunia akuntansi dikenal adanya standar yang harus dipatuhi dalam
pembuatan laporan keuangan. Standar tersebut sangat diperlukan karena
banyaknya pengguna laporan keuangan. Jika tidak terdapat standar, perusahaan
tidak memiliki pedoman dalam melakukan pencatatan dan penyajian laporan dan
bisa saja perusahaan menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan
kehendaknya sendiri. Hal ini tentunya akan menjadi masalah bagi para pengguna
karena akan menyulitkan untuk memahami laporan keuangan yang ada.
Standar akuntansi yang diterapkan oleh setiap Negara tentunya berbeda-
beda. Perbedaan itu mencakup perlakuan, metode, penyajian dan pelaporan.
Perbedaan akuntansi tiap Negara akan menyulitkan bagi para pengguna laporan
keuangan terutama bagi para analis, auditor. Investor dan kreditur yang lingkup
kerjanya melewati batas Negara. Ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir tanpa
batas Negara, sumber daya produksi (misalnya uang) yang dimiliki oleh seorang
investor di suatu Negara tertentu dapat dipindahkan dengan mudah dan cepat ke
Negara lain misalnya melalui mekanisme bursa saham. Tentu saja akan timbul
suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di Negara tersebut berbeda
dengan standar akuntansi yang dipakai di Negara lain. Agar pemahaman laporan
keuangan menjadi lebih mudah, maka perlu ditetapkannya suatu aturan atau
standar yang seragam. Hal tersebut yang mendorong timbulnya International
Financial Reporting Standards (IFRS) yang dirumuskan oleh IASB (International
Accounting Standard Board).
International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar tunggal
pelaporan akuntansi yang berkualitas tinggi dan kerangka akuntansi berbasiskan
prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan disclosures yang
jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga
mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut. Dengan
demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan
informasi keuangan entitas antarnegara diberbagai belahan dunia. Dalam beberapa
tahun terakhir, popularitas Standar Pelaporan Keuangan Internasional atau
International Financial Reporting Standards (IFRS) berkembang pesat. Proses
penentu standar akuntansi internasional mampu mengklaim sejumlah keberhasilan
yang dicapai dengan makin banyaknya pengakuan dan penggunaan IFRS.
Saat ini diseluruh dunia, IFRS telah diadopsi lebih dari 100 negara dan
mewajibkan perusahaan-perusahaan publik untuk menerapkan IFRS. IFRS telah
diadopsi oleh beberapa Negara seperti Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dan
Australia. Sejak tahun 2008 diperkirakan sekitar delapan puluh Negara mengharuskan
perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek menerapkan IFRS dalam
mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangannya (Sinaga, Nor dan Wulandari,
2015). Begitupun dengan Indonesia, terhitung sejak tahun 2012, Indonesia mulai
menerapkan standar IFRS.
Dalam sifat pengadopsian IFRS ini pun berbeda-beda di setiap Negara. Masing-
masing Negara memiliki otoritas dan kebijakan tersendiri dalam proses
mengharmonisasi dan mengaplikasikan IFRS sebagai standar global ke dalam standar
akuntansi yang telah diterapkan di Negara tersebut sebelumnya. Ada beberapa
Negara yang mengadopsi secara keseluruhan isi dari IFRS dan menerjemahkan kata
demi kata, ada yang menghamornisasikan standar yang telah diterapkan sebelumnya
dengan beberapa chapter yang terdapat dalam IFRS yang dirasa tepat dengan
keadaan Negara tersebut dan bahkan ada Negara yang tidak mengadopsi IFRS sama
sekali. Hal ini mungkin saja terjadi karena setiap Negara memiliki keadaan ekonomi
yang berbeda-beda, sehingga tidak dapat disamakan antara Negara yang satu
dengan Negara yang lain.
Dari banyaknya Negara yang sudah menerapkan standar IFRS dapat
memberikan manfaat dan peranan yang penting bagi Negara tersebut tetapi manfaat
yang didapat masih menjadi perdebatan di kalangan akademisi dan praktisi. Chalmers
et al. (2012) menemukan bahwa adopsi wajib IFRS di Australia mengakibatkan
perkiraan laba yang lebih akurat. Aharony et al. (2010) menemukan bahwa relevansi
nilai dari informasi keuangan diantara perusahaan-perusahaan di eropa meningkat
sesudah adopsi wajib IFRS. Barth et al. (2012) dan Brochet et al. (2012) menemukan
bahwa adopsi IFRS meningkatkan informasi komparabilitas laporan keuangan. Akan
tetapi, dampak adopsi IFRS dapat memberikan hasil yang berbeda-beda setiap
negara. Satu set standar akuntansi tidak dapat mencerminkan perbedaan dalam
praktik bisnis nasional yang timbul dari perbedaan budaya dan institusi, sehingga
memberikan hambatan dalam kemajuan sistem komunikasi keuangan tunggal secara
global (Armstrong et al., 2007). Soderstorm dan Sun (2007) berpendapat bahwa
perbedaan lintas negara dalam kualitas akuntansi akan tetap mengikuti adopsi IFRS
karena kualitas akuntansi merupakan fungsi dari pengaturan kelembagaan secara
keseluruhan perusahaan termasuk sistem hukum dan politik dari negara di mana
perusahaan berada.
Salah satu Negara yang paling banyak mengadopsi IFRS yaitu Negara Korea
Selatan, Korea Selatan adalah sebuah Negara di Asia Timur yang memiliki kekuatan
ekonomi pasar yang besar dan menempati urutan kelima belas berdasarkan PDB.
Korea Selatan telah mencapai rekor ekspor impor yang gemilang dengan nilai
ekspornya merupakan terbesar kedelapan di dunia, sementara, nilai impornya
terbesar kesebelas. Selain itu Korea Selatan juga termasuk dalam kelompok The
Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank Governors. Sebagai
anggota dari G20, Korea Selatan telah mewajibkan semua perusahaan yang dan
lembaga keuangan terdaftar untuk menggunakan IFRS dalam menyusun laporan
keuangannya sejak tahun 2011 meskipun sudah terdapat peraturan untuk setiap
perusahaan menggunakan IFRS pada tahun 2009. Penggunaan penuh IFRS
dilakukan Korea Selatan termasuk Negara yang paling banyak mengacu pada IFRS
mengingat tidak hanya perusahaan yang go public, perusahaan privat dan UKM pun
banyak yang menggunakan IFRS dalam penyusunan laporan keuangannya dimana
IFRS yang dianut adalah IFRS yang dipublikasikan langsung oleh IASB. Sistem hukum
yang dianut oleh Korea Selatan adalah hukum kode (Eropa Continental). Dengan
adopsi IFRS, The Korean Accounting Standards Board (KASB) berharap dapat
meningkatan persepsi keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan Korea
Selatan serta meningkatkan status Korea Selatan dilingkungan akuntansi
internasional.
Selain Korea Selatan masih banyak Negara lain yang menerapkan standar
IFRS, banyaknya Negara yang mengadopsi IFRS karena standar IFRS memiliki
peranan yang sangat penting sebagai standar pelaporan akuntansi internasional.
Pentingnya standar akuntansi international antara lain untuk meningkatan daya
banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional serta menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan
mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu bagaimana peranan IFRS
sebagai standar laporan keuangan internasional?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dari makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana peranan IFRS
sebagai standar laporan keuangan internasional.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan di atas, adapun manfaat yang
dapat diperoleh dalam makalah ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari makalah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penulis dan
akademisi guna meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan akuntansi dan dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan akuntansi di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Sumber informasi bagi lembaga/organisasi terkait seperti pemerintah, yang
diharapkan dapat menjadi sumber acuan yang baik untuk menerapkan IFRS di
Indonesia sesuai dengan perkembangan yang terjadi di dunia dan penyesuaiannya
terhadap keadaan yang ada di Indonesia, serta penerapan proteksi investor dengan
tepat.
BAB II
ISI
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

https://blogoblokgoblok.blogspot.com/2017/04/makalah-ifrs-international-financial.html
https://baracellona.wordpress.com/2014/06/26/adopsi-ifrs-di-berbagai-negara/
http://iambelonghere.blogspot.com/2017/11/negara-negara-yang-mengadopsi-ifrs.html
https://arievaldo.wordpress.com/2014/07/03/negara-negara-yang-mengadopsi-ifrs/

Anda mungkin juga menyukai