Oleh:
Kelompok 02
Ida Ayu Eka Purnama Yuni
(1215351033)
(1215351185)
(1215351186)
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2014-2015
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Ida Sang HyangWidhi Wasa,
berkat rahmat dan karunia-NYA, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Standar Akuntansi Keuangan .Makalah ini diajukan
sebagai tugas kelompok Akuntansi Keuangan I
Akuntansi.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan
dan kesalahan,untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca.
Dan pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen Ibu Dr. Gayatri, SE.,M.Si., Ak, dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi, ikut berpartisipasi
dan perhatian sehingga paper ini dapat terselesaikan tepat pada waktu nya.
Demikianlah makalah ini kami tulis semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca,akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................1
Bab II Pembahasan........................................................................................2
2.2 Pengertian Standar Akuntansi Keuangan....................................2
2.2 Standar Akuntansi Keuangan Di Indonesia.................................3
2.3 Konvergensi IFRS...........................................................................6
2.3 IASC/IASB dan IAS/IFRS..............................................................6
2.5 DSAK dan SAK...............................................................................9
2.6 Keterbatasan Laporan Keuangan.................................................13
2.7 Isu-isu dan Tantangan Pelaporan Keuangan................................13
2.8 Masalah Etika dan Tantangan bagi Profesi Akuntan Publik......15
2.9 Regulasi atas Profesi Akuntan Publik...........................................16
Bab III Penutup..............................................................................................18
3.1 Kesimpulan......................................................................................18
3.2 Saran.................................................................................................18
Daftar Pustaka
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sarana penunjang yang diperlukan oleh suatu perusahaan atau
suatu unit ekonomi adalah standar akuntansi yang memungkinkan
terlaksananya sistem informasi manajemen dengan baik.Standar akuntansi
dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan
yang layak serta memiliki daya banding sehingga dapat menyajikan informasi
yang bernilai bagi pihak-pihak yang berkepentingan.Standar akuntansi
merupakan landasan atau petunjuk bagi mereka untuk melakukan praktek
atau kegiatan di bidang akuntansi, agar laporan keuangan lebih berguna dan
tidak menyesatkan. Hal ini diperjelas oleh Ikatan Akuntansi Indonesia dalam
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sebagai pedoman pokok penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi
lainnya adalah sangat penting, agar laporan keuangan lebih berguna, dapat
dimengerti dan dapat diperbandingkan serta tidak menyesatkan.
Oleh karena itu, maka standar akuntansi merupakan suatu pedoman yang
wajib ditaati bagi mereka yang melakukan kegiatan di bidang akuntansi,
dalam rangka penyusunan laporan keuangan.Tetapi perlu diingat bahwa
Standar Akuntansi Keuangan sebagai suatu pedoman yang diikuti kebiasaan
tentulah bukan merupakan pedoman yang sifatnya universal dan berlaku
mutlak sesuai keadaan, waktu dan tempat. Standar Akuntansi Keuangan
dalam perkembangannnya tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lain,
misalnya pandangan para ahli di bidang akuntansi, perkembangan politik dan
ekonomi, peraturan pemerintah dan faktor-faktor lainnya.
BAB II
1
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan
Akuntan Indonesia selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku daan
memberikan tafsiran dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek
terutama dalam pembuatan laporan keuangan dalam memperolah informasi
yang akurat sehubungan data ekonomi.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) mengacu pada penafsiran dan
penalaran teori-teori yang berlaku dalam hal praktek pembuatan laporan
keuangan
guna
memperoleh
inforamsi
tentang
kondisi
ekonomi.
memudahkan
bagi
pihak-pihak
yang
berkepentingan
dalam
tujuan
untuk
menyesuaikan
ketentuan
akuntansi
dengan
dalam
pengembangan
standarnya.Dalam
perkembangan
Akuntansi
Keuangan
(SAK)
untuk
entitas
Keuangan
(DSAK),
sedangkan
Standar
Akuntansi
keuangan
untuk
tujuan
umum
bagi
pengguna
akrual.
2.3 Konvergensi IFRS
IndonesiamemutuskanuntukberkiblatpadaStandarPelaporanKeuanganInte
rnasionalatauIFRS.KonvergensiakuntansiIndonesiakeIFRSperludidukungagar
Indonesiamendapatkanpengakuanmaksimal.Pengakuanmaksimalinididapatdar
ikomunitasinternasionalyangsudah
lamamenganutstandar
ini.JurangpemisahterdalamPSAKdenganIFRStelahteratasiyaitudengandiperbo
lehkannyapenggunaannilaiwajar(fairvalue)dalamPSAK.
Mengapa harus mengadopsi International Financial Reporting Standards
(IFRS)? Denganmengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari
investor
tidak
akan
terhalangi
oleh
batasan
Negara.
Bukan hanya investor & analis yang membutuhkan informasi seperti ini,
melainkan juga dibutuhkan oleh stakeholder lainnya. Upaya pemerintah
Untuk meningkatkan kualitas IFRS akan melindungi investordalam negeri,
karena
dengan
penerapan
standar
internasional
akan
meningkatkan
data-data
akuntansi.Suatuperusahaanakanmemilikidayasaingyanglebihbesarketikameng
adopsiIFRSdalam
laporankeuangannya.Selainitu,denganmengimplementasikanIFRS,perusahaan
akan menikmati biaya modal yang lebih rendah. Juga konsolidasi yang lebih
mudah & system teknologi informasi yang terpadu.
2.4 IASC/IASB dan IAS/IFRS
Di lingkup global, pada awalnya sebenarnya ada dua badan penyusun
standar yang berkaitan dengan praktik akuntansi secara internasional.Badanbadan itu adalah The International Accounting Standards Committee (IASC)
dan The International Federation of Accountant (IFAC).
IASC didirikan pada tanggal 29 Juni 1973 diwakili oleh organisasi
profesi akuntansi dari sembilan negara, yaitu Australia, Canada, Prancis,
Jerman Barat, Jepang, Mexico, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.
Sedangkan IFAC didirikan oleh badan profesi akuntan dari 63 negara pada
bulan Oktober 1977.
Dewan IASC bertemu 3 4 kali setahun.Program pertama adalah
mengakui praktik akuntansi di berbagai negara.Pada tahun 1988 IASC
berusaha mengeliminasi alternatif tersebut dan kemudian dibuat satu
benchmark standar akuntansi internasional dan dibolehkan menggunakan
2.4.2
10
dalam
akuntansi.Misalnya
mengadopsi
dalam
PSAK
suatu
standar
Penyaian
Laporan
modal
untuk
entitas
yang
berbeda
di
bawah
tentang
bagaimana perlakuan
tanah
11
untuk
pemerintah
bersama
memasuki
organisasi
era
globalisasi. Adalah
profesi
untuk
tugas
bersama-sama
12
13
atau
ketidakpahaman.
Laporan
keuangan
dapat
disusun
menyesatkan baik disengaja untuk tujuan tertentu atau karena kelalaian atau
karena tidak paham standar akuntansi keuangan yang berlaku. Begitupun
laporan opini audit atas laporan keuangan suatu entitas mungkin dapat
menyesatkan karena kelalaian atau kesengajaan auditor eksternal.
14
Tapi sering kali juga terjadi kesalahpahaman atau adanya jurang antara
harapan dan kenyataan. Pembaca laporan keuangan sering kali tidak
memahami konsep dan asumsi dasar akuntansi keuangan. Juga kadangkadang tidak didasari adanya keterbatasan akuntansi keuangan sebagai dasar
suatu sistem informasi keuangan.laporan keuangan adalah suatu gambaran
tentang keadaan dan peristiwa yang hanya dapat tercatat dan dilaporkan bila
dapat diukur, dihitung dan dikuantifikasikan dengan nilai satuan uang dan
dengan asumsi nilai satuan uang adalah stabil.padahal tidak semua hal dapat
atau dengan mudah dapat diukur dan dikuantifikasikan dengan satuan uang.
Nilai mata uang yang tidak stabil juga selalu merupakan tantangan sendiri
bagi penyusun standar akuntansi keuangan. Suatu laporan audit atas
kewajaran laporan keuangan, kadang-kadang disalahartikan sebagai laporan
pemeriksaan kesehatan suatu perusahaan.
2.9 Regulasi Atas Profesi Akuntan Publik
Sebagai reaksi atas terjadinya serangkaian kasus besar: Enron,
Worldcom, Xerox, dan lain-lain yang telah menggegerkan bursa aham dan
dunia usaha di Amerika Serikat serta dunia, pemerintah Amerika Serikat
secara taggap telah mengeluarkan peraturan Sarbanes Oxley Act untuk
menerttibkan emiten di bursa saham dan tata kerja akuntan publik.
Perusahaan diwajibkan pelaksanaan GCG, yaitu antara lain kewajiban
penyempurnaan system pengendalian intern, mewajibkan CEO dan CFO
menandatangani laporan keuangan yang akan diterbitkan dan harus menjadi
penganggung jawab pertama atas kewajaran laporan keuangan.
Sarbanes Oxley Act telah mengeluarkan peraturan untuk mengendalikan
dan mengawasi praktik profesi akuntan public secara lebih ketat. Untuk
menjamin independensi auditor, kantor akuntan public dilarang memberikan
jasa konsultasi dan lainnya kepada klien audit yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan. Seorang partner audit dibatasi hanya dapat menangani
klien yang sama untuk lima tahun. Laporan penilaian atas system
pengendalian intern menjadi suatu kewajiban dan harus dibuatkan laporan
tersendiri.
15
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adopsi penuh standar akuntansi internasional adalah mengadopsi standar
akuntansi internasional secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan
untuk diterapkan di suatu negara. Adopsi dan implementasi standar akuntansi
internasional (IAS) yang sekarang menjadi International Financial Reporting
Standard (IFRS)bukanlah suatu yang mudah, beberapa permasalahan akan
dihadapi oleh tiap negara. Adanya IFRS banyak mendapat penolakan yang
disebabkan karena latar belakang nasional, keunikan iklim bisnis tiap negara,
dan perbedaan kebutuhan dari pemakai laporan keuangan. Meskipun banyak
penolakan tetapi banyak pula tekanan untuk mengadopsi IFRS, dengan
demikian perlu ada yang menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan
sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan
konvergensi terhadap IFRS.Adanya harmonisasi bahkan konvergensi
terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama
yaitu komparabilitas dan relevansi. Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk
memudahkan perbandingan laporan keuangan antara negara dan untuk
pengambilan keputusan.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan yang
perlu diperbaiki. Maka dari itu penulis sangat berharap kritik dan saran
kepada setiap pembaca agar makalah ini bisa lebih baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Apabila ada kesalahan dalam
makalah ini kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
17
Cindy.
23
September
2013.
Standar
Akuntansi
di
Indonesia
http://cinddyrq.blogspot.com/2013/09/standar-akuntansi-di-indonesiadan.html
Dahlan, Muhammad. 20 Oktober 2012. Akuntansi Keuangan dan
SAKhttp://muhamaddahlan5.blogspot.com/2012/10/akuntansi-keuangandan-sak.html
Disubrata, Wahyu Made. 23 November 2012. IFRS dan Konvergensi IFRS di
Indonesiahttp://madewahyudisubrata.blogspot.com/2012/11/ifrs-dankonvergensi-ifrs-di indonesia.html
Kartikahadi, Hans;Uli Sinaga, Rosita; Syamsul, Merliyana dan Siregar, Sylvia
Veronica. 2012. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS.
Salemba Empat.
Pazzo, Yopi. 29 Mei 2014. Standar Akuntansi Keuangan
http://yopipazzo.blogspot.com/2014/05/standar-akuntansi-keuangandan.html
18