Anda di halaman 1dari 14

KOPERASI dan UMKM (EKU 203)

TEMU 3

Oleh :
Kelompok 3
Dwi Maharani Cahya P

0215351149

Ida Bagus Oka Surya W

0915351147

Muhammad Ridwan Satrio

1215351110

Ida Bagus Meindra Jaya

1215351084

Ni Ketut Riski Agustini

1215351178

Natasha Rizky Annisa

1215351185

Made Ayu Wilda Sinta Dewi

1215351186

PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
1

KATA PENGANTAR
Om Swastiastu

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Ida Sang HyangWidhiWasa, berkat rahmat dan
karunia-NYA, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang terkait dengan
Koperasi Sebagai Pelaku Ekonomi yang Berdasarkan Asas Kekeluargaan dan Sebagai
Alat Demokrasi Indonesia Makalah ini diajukan sebagai tugas kelompok Akuntansi
International Program Non Reguler S1 Akuntansi.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan,untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca.
Demikianlah makalah ini kami tulis semoga dapat bermanfaat bagi pembaca,akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.

Denpasar, 21 Februari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

PEMBAHASAN
1. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KOPERASI

Dalam pelaksanaan koperasi, perlu adanya dasar hokum untuk mengaturnya.


Disampping umtuk pengaturan ekonomi yang stabil juga untuk kegiatan ekonommi yang
tertib. Sebelumnya banyak undang-undang yang mengattur tentang koperasi di Indonesia
tapi keadaan koperasi yang berubah, ditetapkanlah dasar hukum di Indonesia.
Dasar-dasar hukum koperasi Indonesia
1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh
Pemerintah.
4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan
Pinjam oleh Koperasi.
5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No. 36/Kep/MII/1998 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi
7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No. 19/KEP/Meneg/III/2000
tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi
8. Peraturan Menteri No. 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
Berdasarkan UU No. 12 tahun 1967, koperasi merupakan organisasi kerakyatan
bersifat sosial, anggotanya orang-orang yang termasuk dalam tatanan ekonomi bersifat
usaha bersama dan berazazkan pada kekeluargaan, maka dari itu koperasi di Indonesia di
lindungi oleh badan hukum yang telah ditetapkan.
Dalam undang-undang ini yang dimaksudkan dengan :

Koperasi adalah suatu organisasi bisnis yang di operasikan secara bersama berdasarkan
prinsip-prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berazazkan kepada kekeluargaan. Bertujuan
untuk mencapai kepentingan ekonomi bersama dan meningkatkan kesejahteraan bersama
anggotanya maupun orang banyak yang membutuhkan.

Perkoperasian adalah suatu hal yang sangat berkaitan dengan kehidupan koperasi.

Koperasi Primer ialah suatu koperasi yang didirikan oleh sekurangnya 20 orang dimana
setiap anggotanya berjumlah perseorangan.

Koperasi Sekunder adalah gabungan suatu badan koperasi yang memiliki jangkauan
kerjanya sangat merata dan luas.

Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian


yang bersifat terpadu dan terarah untuk menuju tercapainya suatu cita-cita bersama.
Koperasi Indonesia berdasarkan UU No. 25 tahun 1992, koperasi suatu badan
usaha yang dipandang oleh undang-undang sebagai suatu perusahaan. Dimana dibentuk
oleh anggota-anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha dan menunjang kepentingan
ekonomi anggotanya.Prinsip koperasi dalam UU No. 25 tahun 1992 mengenai
Perkoperasian, sebagai berikut :

Pengelolaan koperasi dijalankan secara demokrasi


Pembagian sisa hasil usaha dilaksanakan secara adil sesuai dengan jasa yang di jual

anggotanya
Koperasi harus bersifat mandiri
Balas jasa yang diberikan bersifat terbatas terhadap modal.

Landasan-landasan koperasi dapat di bagi menjadi 3 (tiga) hal, antara lain :


1. Landasan Idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila.
2. Landasan Strukturil dan landasan gerak Koperasi Indonesia adalah Pasal 33 ayat (1)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD N RI 1945).
3. Landasan Mental Koperasi adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi. Dasar hukum
Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. UU ini
disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden RI
Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116.
2. SYARAT DAN TATA CARA PEMBENTUKAN
Syarat Mendirikan Koperasi
1. Umum
1.
Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).
5

2.
Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.
3.
Daftar hadir rapat pendirian koperasi.
4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar
mempermudah pada saat verifikasi).
5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan pembentukan
koperasi.
6. Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang;kurangnya sebesar
simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi para pendiri.
7. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan Rencana
Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.
8. Daftar susunan pengurus dan pengawas.
9. Daftar Sarana Kerja Koperasi.
10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
11. Struktur Organisasi Koperasi.
12. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya.
13. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2. Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit Simpan
Pinjam (USP)
1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, berupa Deposito pada
Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM;
2. Rencana Kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
3. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan USP dikelola secara khusus
dan terpisah dari pembukuan koperasinya;
4. Nama dan Riwayat Hidup Pengurus dan Pengawas
5. Surat Perjanjian kerja antara Pengurus koperasi dengan pengelola USP koperasi
6. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan :
a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.
b. Surat keterangan berkelakuan baik
c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda
dengan pengurus dan pengawas
d. Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna
waktu.
e. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam.
f. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan USP
koperasinya oleh pejabat yang berwenang.
g. Struktur Organisasi Usaha Unit Simpan Pinjam (USP).
3. Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit Jasa
Keuangan Syariah (UJKS)

1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, atas nama Menteri
Negara Koperasi dan UKM cq. Ketua Koperasi
2. Rencana kerja sekurang-kurangnya satu tahun
3. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan
4. Keterangan pokok-pokok administrasi dan pembukuan yang didesain sesuai
karakteristik lembaga keuangan syariah
5. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas
6. Nama Ahli syariah/Dewan Syariah yang telah mendapat rekomendasi/sertifikat
dari Dewan Syariah Nasional MUI.
7. Nama dan Riwayat Hidup Calon Pengelola yang dilengkapi dengan:
a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang di lembaga keuangan syariah.
b. Surat keterangan berkelakuan baik
c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan
semenda dengan pengurus dan pengawas
d. Surat perjanjian kerja antara Pengurus Koperasi dengan Pengelola
Manajer/Direksi.
e. Struktur Organisasi Usaha Unit Jasa Keuangan Syariah (USP)
Syarat Mendirikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) :
1.
2.
3.
4.

Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK);


Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi;
Daftar hadir rapat pendirian koperasi;
Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar

mempermudah pd saat verifikasi);


5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan
pembentukan koperasi.;
6. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa Deposito
pada Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM, dilengkapi
dgn bukti penyetoran dari anggota kepada koperasi;
7. Rencana kerja koperasi minimal (3) tiga tahun kedepan(rencana permodalan,
Neraca Awal, rencana kegiatan usaha (business plan), rencana bidang organisasi
&SDM);
8. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan;
9. Daftar susunan pengurus dan pengawas;
10. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola yang dilengkapi dengan :
a) Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.
b) Surat keterangan berkelakuan baik

c)

Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda

d)

dengan pengurus dan pengawas.


Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara

e)
f)
g)
h)

purna waktu.
Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
Daftar sarana kerja.
Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam.
Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya

i)
j)

oleh pejabat yang berwenang.


Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya.
Struktur Organisasi KSP

Syarat Untuk Pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS):


1.
2.
3.
4.

Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK);


Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi;
Daftar hadir rapat pendirian koperasi;
Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar

mempermudah pd saat verifikasi);


5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan
pembentukan koperasi.;
6. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KJKS berupa Deposito
pada Bank Syariah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM Ketua Koperasi;
7. Rencana kerja koperasi minimal (1) satu tahun kedepan (rencana permodalan, Neraca
Awal, SOP, rencana kegiatan usaha(business plan), rencana bidang organisasi &SDM);
8. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan;
9. Keterangan pokok-pokok administrasi dan pembukuan yang didesain sesuai
karakteristik lembaga keuangan syariah;
10. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas;
11. Nama Ahli syariah/Dewan Syariah yang telah mendapat rekomendasi/sertifikat dari
Dewan Syariah Nasional MUI.
12. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola dengan melampirkan :
a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang di lembaga keuangan syariah.
b. Surat keterangan berkelakuan baik.
c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda
dengan pengurus dan pengawas.
d. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
e. Daftar sarana kerja.

f. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya oleh
pejabat yang berwenang.
g. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya.
h. Struktur Organisasi KJKS
Tata Cara Pembentukan Koperasi
Dalam Proses Pengesahan Badan Hukum Koperasi terdapat pokok-pokok yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Dasar Hukum antara lain :
Undang-undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.


Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2006 yaitu tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peberntukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi.

2. Calon-calon Pendiri Harus Mempunyai Kepentingan Ekonomi yang Sama.


Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang atau anggota masyarakat
yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Sebaiknya sebelum
melanjutkan proses mendirikan koperasi, dahulukanlah tindakan penyuluhan tentang
perkoperasian agar kelompok masyarakat yang ingin mendirikan koperasi tersebut
memahami mengenai perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar
memahami nilai dan prinsip koperasi dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai
anggota koperasi (Pasal 3 dan Pasal 4 UU No.25 Tahun 1992)
3. Dilaksanakannya Rapat Pembentukan
Proses kedua dalam pendirian koperasi adalah dijalankannya Rapat Pembentukan
dimana untuk Koperasi Primer sekurang-kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota
pendiri, sedangkan untuk Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga)
koperasi melalui wakil-wakilnya (Pasal 5 Ayat 1).
Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh Pejabat Dinas/Instansi/Badan
Yang Membidangi Koperasi setempat sesuai domisili anggota (Pasal 5 Ayat 3), dimana
kehadiran pejabat tersebut bertujuan antara lain untuk : memberi arahan berkenaan
dengan pembentukan koperasi, melihat proses pelaksanaan rapat pembentukan, sebagai
9

narasumber apabila ada pertanyaan berkaitan dengan perkoperasian dan untuk meneliti isi
konsep anggaran dasar yang dibuat oleh para pendiri sebelum diaktakan oleh Notaris
Pembuat Akta Koperasi setempat. Selain itu apabila memungkinkan rapat pembentukan
tersebut juga dapat dihadiri oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi yaitu Notaris yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk membantu
membuat/menyusun akta pendirian, perubahan anggaran dasar dan pembubaran koperasi.
Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar Koperasi
yang memuat antara lain (Pasal 5 Ayat 5) :
1.

Nama dan tempat kedudukan

2.

Maksud dan tujuan

3.

Jenis koperasi dan Bidang usaha Keanggotaan

4.

Rapat Anggota

5.

Pengurus, Pengawas dan Pengelola

6.

Permodalan, jangka waktu dan Sisa Hasil Usaha

4. Penyusunan Akta Pendirian Koperasi


Proses ketiga yang harus dilakukan untuk mengesahkan Badan Hukum Koperasi
adalah Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi, yang dapat disusun oleh para
pendiri (apabila di wilayah setempat tidak terdapat NPAK) atau dibuat oleh Notaris
Pembuat Akta Koperasi (Pasal 6 Ayat 1).
Selanjutnya Notaris atau kuasa Pendiri mengajukan permohonan pengesahan
secara tertulis kepada pejabat yang berwenang dengan dilampirkan Pasal 7 ayat (1) :
a) 2 (Dua) rangkap salinan akta pendirian bermeterai cukup.
b) Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan ditandatangani Notaris.
c) Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya
sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi oleh
d)
e)

para pendiri.
Rencana kegiatan usaha minimal tiga tahun ke depan dan RAPB.
Dokumen lain yang diperlukan sesuai peraturan perundang undangan.

5. Penelitian oleh Pejabat yang memiliki Kewenangan


Langkah akhir yang harus dilalui untuk mengesahkan koperasi tersebut sebagai
Badan Hukum adalah Penelitian oleh pejabat yang berwenang.
Pejabat yang berwenang akan melakukan :
10

a)
b)

Penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang diajukan (Pasal 8 Ayat 2),
Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut (Pasal 8 Ayat 2).

Kemungkinan-kemungkinan dalam keputusan pejabat:


a)

Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat lambatnya 3

b)

(tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap (Pasal 9 Ayat 2).


Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan alasannya
disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling lama 3 (tiga) bulan sejak

c)

permohonan diajukan (Pasal 12 Ayat 1).


Mengenai penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang
pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 1
(satu) bulan. Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut diberikan
paling lambat 1 (satu) bulan (Pasal 12 Ayat 2).

3. TINGKATAN KOPERASI DAN DAERAH KERJA KOPERASI


1. Koperasi Primer.
Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20
orang perseorangan.
2. Koperasi Sekunder.
Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki
cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi
sekunder dapat dibagi menjadi :
a) Koperasi pusat - adalah koperasi yang beranggotakan minimal 5 buah koperasi
primer yang berbadan hukum. Daerah kerja koperasi pusat adalah daerah
b)

tingkat II (tingkat kabupaten).


Gabungan koperasi - adalah koperasi yang anggotanya paling sedikit 3 (tiga)
buah pusat koperasi yang berbadan hukum. Gabungan koperasi ini daerah

c)

kerjanya adalah daerah tingkat I (tingkat propinsi).


Induk koperasi - adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 3 buah
gabungan koperasi yang berbadan hukum. Induk koperasi ini daerah kerjanya
adalah Ibukota Negara RI (tingkat nasional).

4. STRUKTUR INTERN DAN EKSTEN ORGANISASI KOPERASI


Struktur Internal Organisasi Koperasi
Struktur internal organisasi koperasi melibatkan perangkat organisasi di dalam
organisasi itu sendiri. Perangkat organisasi koperasi adalah rapat anggota, pengurus,
11

pengawas, dan pengelola. Di antara rapat anggota, penggurus, dan pengelola terjalin
hubungan perintah dan tanggung jawab. Sedangkan pengawas hanya memiliki hubungan
satu arah, yaitu bertanggung jawab terhadap rapat anggota, tanpa memberikan perintah
pada pengakat organisasi lainnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :

Anggota : setiap orang yang terdaftar sebagai peserta pemilik

koperasi sesuai dengan persyaratan dalam anggaran dasar.


Rapat Anggota : pemegang kekuasan tertinggi dalam organisasi

koperasi.
Pengurus

: melaksanakan

keputusan

keputusan

yang

ditetapkan oleh rapat anggota untuk menggerakkan roda organisasi

dalam merealisasikan tujuan yang ditetapkan.


Pengawas
: bertugas melaksanakan pengawasan atas pekerjaan

pengawasannya.
Pengelola
: pelaksana harian kegiatan koperasi yang diangkat
oleh pengurus koperasi atas persetujuan rapat anggota.

Struktur Eksternal Organisasi Koperasi


Struktur eksternal organisasi koperasi berhubungan dengan adanya penggabungan
koperasi sejenis pada suatu wilayah tertentu. Penggabungan itu dibutuhkan untuk
pembinaan, pelatihan, kemudian mendapat modal, dan kebutuhan kemudahan lainnya.
12

Berkaitan dengan itu, adanya koperasi induk, koperasi gabungan, koperasi pusat, dan
koperasi primer. Bagan struktur eksternal organisasi koperasi dapat dilihat pada berikut.

Koperasi induk

: gabungan dari paling sedikit 3 koperasi gabungan yang


berkedudukan di ibukota Negara.
Koperasi gabungan : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi pusat dan
berkedudukan di ibukota provinsi.
Koperasi pusat
: gabungan dari paling sedikit 4 koperasi primer dan
berkedudukan di ibokota kabupaten.
Koperasi primer
: koperasi yang merupakan perkumpulan dari paling sedikit 20
orang yang bergabung dengan tujuan yang sama.

13

DAFTAR PUSTAKA
1. Baswir, Revrisond, 2012, Koperasi Indonesia, Yogyakarta: BPFE-UGM.
2. http://triicecsfabregas.blogspot.com/2012/12/dasar-dasar-hukum-koperasi-diindonesia.html
3. http://catatandiankurniawan.blogspot.com/2014/01/tata-cara-mendirikankoperasi_3.html
4. http://sonnypunyagaya.blogspot.com/2012/12/tingkatan-tingkatan-koperasi.html
5. http://triicecsfabregas.blogspot.com/2012/12/dasar-dasar-hukum-koperasi-diindonesia.html
6. https://aisyaahh.wordpress.com/2013/10/14/dasar-dasar-hukum-koperasi-indonesia/

14

Anda mungkin juga menyukai