Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya,sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Ruang Linkup SAK-ETAP”.Walaupun dari sisi pengerjaan pemakalah tidak luput dari kekurangan
dan keterbatasan.
Maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini dibuat, dalam rangka untuk memenuhi syarat tugas
mata kuliah SAK-ETAP. Seiring dengan usaha dan kerja keras pemakalah,tidak lupa pemakalah
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada dosen
pengampu mata kuliah ini yaitu Pak Fatchur Rohman, S.E., M.Pd., M.Si., CADE., CAAT. Karena
tanpa bimbingan dan dorongannya penulis tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Pemakalah menyadari dengan sepenuhnya akan penulisan makalah ini yang masih memiliki
kekurangan. Untuk itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya dapat membangun
dari pembaca semua.
Akhir kata pemakalah mengucapkan terimakasih.Semoga makalah ini dapat diterima dengan
baik dan mempunyai tanggapan yang positif.Harapan selanjutnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua.
Pemakalah
DAFTAR ISI
Permasalahan yang kemudian muncul dan menarik untuk dibahas yaitu, tidak semua entitas
bisnis melaksanakan akuntabilitas publik. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
merupakan salah satu entitas yang menghadapi dilema yang berhubungan dengan akuntabilitas
publik, khusunya mengenai penyusunan laporan keuangan entitas. Di satu sisi, managemen
UMKM berharap mampu menyusun laporan keuangan organisasi yang sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum (SAK), yang akan digunakan untuk kepentingan pengajuan
kredit (pembiayaan) dan pembayaran pajak kepentingan internal. Namun, di sisi yang lain,
manajemen UMKM menghadapi masalah kompleksitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
umum. Apabila managemen menerapkan hal ini, maka biaya yang akan dikeluarkan oleh
entitas tersebut sangat besar.
Fenomena ini dipahami dan disikapi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
melalui penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas publik (SAK
ETAP) pada Juli 2009. SAK ETAP ini rencananya akan diberlakukan secara efektif
untuk penyusunan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 1 Januari
2011. Sasaran dari SAK ETAP ini yaitu entitas bisnis yang tidak memiliki akuntabilitas
publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik (perusahaan tertutup) dan entitas yang menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pihak eksternal.
Entitas memiliki akuntabilitas publik apabila suatu entitas telah mengajukan pernyataan
pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar
modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal atau entitas
menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa
dana dan bank investasi. Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK
ETAP, diharuskan membuat pernyataan penuh dan secara eksplisit mengenai kepatuhan,
yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Apabila perusahaan menggunakan
SAK ETAP, maka auditor yangakan melakukan audit di perusahaan tersebut tentunya juga
akan mengacu kepada SAK ETAP.
B. Rumusan Masalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah SAK-ETAP dan
juga menambah wawasan dalam pembelajaran tentang akuntansi keuangan khususnya
mengenai Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP).
BAB II
PEMBAHASAN
SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME)
yang lebihsederhana antara lain:
1. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
2. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
3. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
4. Laporan keuangan sesuai SAK ETAP menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil dan menengah dapat
menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diausit untuk mendapatkan opini
audit. Informasi keuangan yang sederhana tetapi memberikan informasi yang andal.
SAK ETAP disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai
dengan kondisi Indonesia.
PSAK ETAP mulai diberlakukan pada akhir tahun 2011. Penggunaan PSAK
ini harus konsisten untuk tahun-tahun berikutnya. Apabila sudah memutuskan
untuk menggunakan PSAK umum dalam penyajian laporan keuangan, maka
untuk selanjutnya tidak boleh merevisi kebijakannya ke PSAK ETAP.
Entitas dapat menerapkan SAK ETAP secara retrospektif, namun jika tidak
praktis, maka entitas diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP secara
prospektif. Penerapan secara retrospektif artinya bahwa kebijakan akuntansi yang
baru diterapkan seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut telah digunakan
sebelumnya. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada
kejadian atau transaksi sejak tanggal terjadinya kejadian atau transaksi tersebut.
Sedangkan penerapan secara prospektif artinya kebijakan akuntansi yang baru,
diterapkan pada kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal
perubahan. Tidak ada penyesuaian yang dilakukan terhadap periode
sebelumnya.
Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pada saldo awal neracanya
berdasarkan SAK ETAP mungkin berbeda dari yang digunakan untuk tanggal
yang sama dengan menggunakankerangka pelaporan keuangan sebelumnya. Hasil
penyesuaian yang muncul dari transaksi, kejadian atau kondisi lainnyasebelum
tanggal efektif SAK ETAP diakui secara langsung pada saldo laba pada tanggal
penerapan SAK ETAP.
Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan
untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak
berdasarkan SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang
diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian
menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya.
Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian
tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka
entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK ETAP. Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali sesuai dengan paragraf 29.4 di SAK ETAP.
RINGKASAN
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 2009. Jakarta : IAI.
https://accurate.id/akuntansi/sak-etap/