Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“RUANG LINGKUP SAK-ETAP”


Mata Kuliah : SAK-ETAP

Dosen Pengampu :

Fatchur Rohman, S.E., M.Pd., M.Si., CADE., CAAT.

Disusun Oleh :

Neneng Maesaroh 191120002295

Retno Dwi Wulandari 191120002267

Rutrisia Fajar Agustin 201120002285

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya,sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Ruang Linkup SAK-ETAP”.Walaupun dari sisi pengerjaan pemakalah tidak luput dari kekurangan
dan keterbatasan.

Maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini dibuat, dalam rangka untuk memenuhi syarat tugas
mata kuliah SAK-ETAP. Seiring dengan usaha dan kerja keras pemakalah,tidak lupa pemakalah
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada dosen
pengampu mata kuliah ini yaitu Pak Fatchur Rohman, S.E., M.Pd., M.Si., CADE., CAAT. Karena
tanpa bimbingan dan dorongannya penulis tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Pemakalah menyadari dengan sepenuhnya akan penulisan makalah ini yang masih memiliki
kekurangan. Untuk itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya dapat membangun
dari pembaca semua.

Akhir kata pemakalah mengucapkan terimakasih.Semoga makalah ini dapat diterima dengan
baik dan mempunyai tanggapan yang positif.Harapan selanjutnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua.

Jepara, 9 Oktober 2021

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
A. Pengertian SAK-ETAP................................................................................................................. 6
B. Ruang Lingkup SAK ETAP ......................................................................................................... 8
C. Impementasi SAK ETAP ................................................................................................................ 9
D. Manfaat dan Tujuan SAK ETAP ............................................................................................... 11
BAB III RINGKASAN ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban suatu entitas kepada pihak-pihak yang


berkepentingan, mengenai manajemen dan pemanfaatan sumber daya perusahaan, dan
capaian yang diperoleh pada periode tertentu. Hal ini berarti bahwa, suatu entitas atau
organisasi bisnis memiliki kewajiban menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi para
stakeholders, utamanya untuk kepentingan evaluasi manajerial dan penilaian kinerja
organisasi. Dalam hal ini, informasi yang disampaikan kepada para stakeholder harus
disajikan secara transparan, akurat dan reliabel. Penyajian informasi secara transparan,
akurat dan reliabel ini perlu dilakukan mengingat akuntabilitas tidak dapat ditegakkan
tanpa adanya transparansi, akurasi dan reliabilitas informasi.

Permasalahan yang kemudian muncul dan menarik untuk dibahas yaitu, tidak semua entitas
bisnis melaksanakan akuntabilitas publik. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
merupakan salah satu entitas yang menghadapi dilema yang berhubungan dengan akuntabilitas
publik, khusunya mengenai penyusunan laporan keuangan entitas. Di satu sisi, managemen
UMKM berharap mampu menyusun laporan keuangan organisasi yang sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum (SAK), yang akan digunakan untuk kepentingan pengajuan
kredit (pembiayaan) dan pembayaran pajak kepentingan internal. Namun, di sisi yang lain,
manajemen UMKM menghadapi masalah kompleksitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
umum. Apabila managemen menerapkan hal ini, maka biaya yang akan dikeluarkan oleh
entitas tersebut sangat besar.

Fenomena ini dipahami dan disikapi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
melalui penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas publik (SAK
ETAP) pada Juli 2009. SAK ETAP ini rencananya akan diberlakukan secara efektif
untuk penyusunan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 1 Januari
2011. Sasaran dari SAK ETAP ini yaitu entitas bisnis yang tidak memiliki akuntabilitas
publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik (perusahaan tertutup) dan entitas yang menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pihak eksternal.
Entitas memiliki akuntabilitas publik apabila suatu entitas telah mengajukan pernyataan
pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar
modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal atau entitas
menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa
dana dan bank investasi. Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK
ETAP, diharuskan membuat pernyataan penuh dan secara eksplisit mengenai kepatuhan,
yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Apabila perusahaan menggunakan
SAK ETAP, maka auditor yangakan melakukan audit di perusahaan tersebut tentunya juga
akan mengacu kepada SAK ETAP.

B. Rumusan Masalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah SAK-ETAP dan
juga menambah wawasan dalam pembelajaran tentang akuntansi keuangan khususnya
mengenai Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP).
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SAK ETAP

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah mengadopsi standar internasional


International Financial Reporting Standards (IFRS) baik untuk etentitas yang
berakuntabilitas publik (SAK IFRS) maupun standar untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik (SAK ETAP). Penerapannya relatif rumit (karena masalah kebiasaan) sehingga
banyak perusahaan yang terdaftar di bursa efek (listing) melakukan delisiting karena
sulit menerapkan SAK IFRS dan memilih untuk menerapkan SAK ETAP. Jadi, SAK
ETAP sangat penting.

Standar berkembang seiring dengan praktik yang berkembang. Standar Akuntansi


di Indonesiaterdiri dari 4 (empat) pilar:
1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK berbasis IFRS)
Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti: Emiten,
perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Dapat diterapkan oleh ETAP
atau entitas lainya. Berbasis transaksi, bukan basis industri. Bertujuan untuk
memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan
Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012. Pasca Konvergensi PSAK 2012 =
IFRS (kecuali IFRS terbaru). Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam
Standar bagian depan: (1) Substansi /konseptual; (2) Redaksional; dan (3)Tanggal
efektif. Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti pemberlakuan PSAK yang
bersangkutan. Setelah konvergensi IFRS, PSAK akan berkembang dinamis
mengikuti IFRS

2. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)


Diterbitkan pada 17 Juli 2009 dan berlaku efektif pada 01 Januari 2011. PSAK –
IFRS dan SAK ETAP disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI). Terdiri dari 17 orang mewakili:
Akuntan Publik, Akademisi, Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen.
Hasilnya adalah PSAK dan ISAK
3. Standar Akuntansi Syariah
PSAK Syariah disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah. Berbasis transaksi
yang digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga
syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan dengan model PSAK umum
namun berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI. Pada PSAK (IFRS) 100 – PSAK
106. Terdiri dari: Kerangka konseptual, Penyajian Laporan Keuangan Syariah,
Akuntansi Murabahah, Musyarakah, Mudharabah , Salam, Istishna.
4. Standar Akuntansi Pemerintah
Diterbitkan berdasar pada Peraturan Pemerintah No. 24/2005 dan Peraturan
Pemerintah No. 71/2010) yang berbasis akrual. SAP disusun oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah (PP). Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun
LKPP dan LKPD: (1) instansi pemerintah pusat; (2) Instansi pemerintah daerah; dan
(3) BLU (digabung), BUMN (sbg investasi). Entitas sektor publik selain pemerintah
menggunakan PSAK 45 (pelaporan keuangan entitas nirlaba).

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK


ETAP) ini nampakseide dengan International Financial Reporting Standard for Small
and Medium-sized Entities (IFRS for SMEs). Meskipun memiliki judul yang berbeda,
namun baik SAK ETAP maupun IFRS for SMEs sama-sama diperuntukkan bagi
entitas tanpa akuntabilitas publik, hanya saja istilah yang digunakan sebagai judul
pada IFRS adalah small and medium-sized entities (SMEs). Jadi, apabila kita
membandingkan judul pada IFRS for SMEs dan SAK ETAP, maka istilah entitas
tanpa akuntabilitas publik sama pengertiannya dengan small and medium-sized
entities.

SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME)
yang lebihsederhana antara lain:
1. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
2. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
3. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
4. Laporan keuangan sesuai SAK ETAP menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil dan menengah dapat
menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diausit untuk mendapatkan opini
audit. Informasi keuangan yang sederhana tetapi memberikan informasi yang andal.
SAK ETAP disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai
dengan kondisi Indonesia.

B. RUANG LINGKUP SAK-ETAP

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK


ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas
tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang :
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah
pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan
lembaga pemeringkat kredit.
Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator
lain untuk tujuan penerbitan efek dipasar modal; atau
2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang
efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK


ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK
ETAP. Contohnya Bank Perkreditan Rakyat yang telah diijinkan oleh Bank
Indonesia menggunakan SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan SE No.
11/37/DKBU tanggal 31 Desember 2009.

Entitas berakuntabillitas publik adalah:


1. Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal.
2. Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten).
3. Bank umum besar (bukan emiten).
4. Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan bunga atas uang yang
dipinjamkan kepada nasabah. Entitas ini memperoleh semua dana dari seorang
pemilik yang milyuner.
5. Laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pengguna laporan keuangan, misalnya: pemegang saham,
kreditor, pekerja, dan masyarakat dalam arti luas.

C. IMPLEMENTASI SAK ETAP

PSAK ETAP mulai diberlakukan pada akhir tahun 2011. Penggunaan PSAK
ini harus konsisten untuk tahun-tahun berikutnya. Apabila sudah memutuskan
untuk menggunakan PSAK umum dalam penyajian laporan keuangan, maka
untuk selanjutnya tidak boleh merevisi kebijakannya ke PSAK ETAP.

Entitas dapat menerapkan SAK ETAP secara retrospektif, namun jika tidak
praktis, maka entitas diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP secara
prospektif. Penerapan secara retrospektif artinya bahwa kebijakan akuntansi yang
baru diterapkan seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut telah digunakan
sebelumnya. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada
kejadian atau transaksi sejak tanggal terjadinya kejadian atau transaksi tersebut.
Sedangkan penerapan secara prospektif artinya kebijakan akuntansi yang baru,
diterapkan pada kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal
perubahan. Tidak ada penyesuaian yang dilakukan terhadap periode
sebelumnya.

Entitas yang menerapkan secara prospektif dan sebelumnya telah menyusun


laporankeuangan maka:
1. Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP.
2. Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh SAK ETAP.
3. Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi
pos-pos sesuai SAK ETAP.
4. Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui sesuai SAK ETAP.
5. ETAP dapat memilih tetap menggunakan PSAK – IFRS atau menggunakan SAK
ETAP.
6. Seluruh entitas sampai dengan 31 Desember 2009 menggunakan satu PSAK yaitu
PSAK yang berlaku per 31 Desember 2009.
7. ETAP yang tetap memilih menggunakan PSAK – IFRS tidak boleh dikemudian
hari berubah menggunakan SAK ETAP.
8. Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah memenuhi persyaratan
sebagai ETAP dapat menggunakan SAK ETAP.
9. ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka harus
menggunakan PSAK – IFRSdan tidak boleh lagi menggunakan SAK ETAP.

Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pada saldo awal neracanya
berdasarkan SAK ETAP mungkin berbeda dari yang digunakan untuk tanggal
yang sama dengan menggunakankerangka pelaporan keuangan sebelumnya. Hasil
penyesuaian yang muncul dari transaksi, kejadian atau kondisi lainnyasebelum
tanggal efektif SAK ETAP diakui secara langsung pada saldo laba pada tanggal
penerapan SAK ETAP.

Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan
untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak
berdasarkan SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang
diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian
menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya.
Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian
tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka
entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK ETAP. Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali sesuai dengan paragraf 29.4 di SAK ETAP.

Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun


laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat
menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP
ini dalam menyusun laporan keuangan. Entitas tersebut menerapkan persyaratan
dalam paragraf 29.1 – 29.3 dalam SAK ETAP.

ISI SAK ETAP adalah sebagai berikut :


D. MANFAAT DAN TUJUAN SAK ETAP

SAK ETAP dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan


keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan
memiliki prinsip going concern yakni menginginkan usahanya terus
berkembang. Untuk mengembangkan usaha perlu banyak upaya yang harus
dilakukan. Salah satu upaya itu adalah perlunya meyakinkan publik bahwa
usaha yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam akuntansi wujud
pertanggungjawaban tersebut dilakukan dengan menyusun dan menyajikan
laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penyajian
laporan keuangan yang sesuai dengan standar, akan membantu manajemen
perusahaan untuk memperoleh berbagai kemudahan, misalnya: untuk
menentukan kebijakan perusahaan di masa yang datang; dapat memperoleh
pinjaman dana dari pihak ketiga, dan sebagainya.

Standar ETAP ini disusun cukup sederhana sehingga tidak akan


menyulitkan bagi penggunanya yang merupakan entitas tanpa akuntabilitas
public (ETAP) yang mayoritas adalah perusahaan yang tergolong usaha kecil
dan menengah. ETAP sebagaimana kepanjangan yang telah diuraikan di atas
merupakan unit kegiatan yang melakukan aktifitas tetapi sahamnya tidak
dimiliki oleh masyarakat atau dengan kata lain unit usaha yang dimiliki oleh
orang perorang atau sekelompok orang, dimana kegiatan dan modalnya masih
terbatas.

Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah


dapat untuk menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan
mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan
keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usahanya.

Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :


1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih
sederhana
2. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal
dalam penyajian laporan keuangan
3. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai
dengan kondisi di Indonesia serta dibuat lebih ringkas
4. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak
untuk PSAK-IFRS
5. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun
ada beberapa hal yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS
BAB III

RINGKASAN

1. Standar berkembang seiring dengan praktik yang berkembang. Standar Akuntansi


di Indonesiaterdiri dari 4 (empat) pilar:
a. Standar Akuntansi Keuangan (SAK berbasis IFRS)
b. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
c. Standar Akuntansi Syariah
d. Standar Akuntansi Pemerintah
2. SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME)
yang lebihsederhana antara lain:
a. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
b. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode
ekuitas.
c. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
d. Laporan keuangan sesuai SAK ETAP menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.
3. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang :
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal
adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha,
kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
4. Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau
regulator lain untuk tujuan penerbitan efek dipasar modal; atau
2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau
pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
5. Entitas yang menerapkan secara prospektif dan sebelumnya telah menyusun laporan
keuangan maka:
1. Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP.
2. Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh SAK ETAP.
3. Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama
menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP.
4. Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui sesuai SAK ETAP.
5. ETAP dapat memilih tetap menggunakan PSAK – IFRS atau menggunakan
SAK ETAP.
6. Seluruh entitas sampai dengan 31 Desember 2009 menggunakan satu PSAK
yaitu PSAK yang berlaku per 31 Desember 2009.
7. ETAP yang tetap memilih menggunakan PSAK – IFRS tidak boleh
dikemudian hari berubah menggunakan SAK ETAP.
8. Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah memenuhi
persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan SAK ETAP.
9. ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka harus
menggunakan PSAK – IFRS dan tidak boleh lagi menggunakan SAK
ETAP.
6. Isi SAK ETAP adalah sebagai berikut :

7. Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :


1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana
2. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam
penyajian laporan keuangan
3. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan
kondisi di Indonesia serta dibuat lebih ringkas
4. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak
untuk PSAK-IFRS
5. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun
ada beberapa hal yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS
DAFTAR PUSTAKA

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 2009. Jakarta : IAI.

https://accurate.id/akuntansi/sak-etap/

Anda mungkin juga menyukai