PENGAUDITAN INTERNAL
PEKERJAAN LAPANGAN II
OLEH :
KELOMPOK 4
Audit fungsional dan organisasional membentuk kerangka kerja program audit jangka
panjang. Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi
manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki
masalah organisasi. Organisasi-organisasi ini telah mendapatkan manfaat dari
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki para konsultan. Organisasi-organisasi
yang lain mungkin tidak merasakan yang sama. Kekecewaan ini bisa bersumber dari
berbagai penyebab. Beberapa diantaranya adalah:
Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan
suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit terdiri dari:
Bukti fisik bukti yang diperoleh dengan mengamati orang, properti, dan
kejadian.
Bukti pengakuan berbentuk surat atau pernyataan sebagai jawaban atas
pertanyaan.
Bukti dokumen merupakan bentuk bukti audit yng paling biasa, terdiri
dari dokumen internal dan eksternal.
Bukti analisis bukti yang berasal dari analisis dan verifikasi.
4. Standar – standar Bukti Audit dan Penanganan Bukti yang sensitif
Adapun standar-standar yang harus dimiliki oleh suatu bukti audit antara lain:
Dalam Penanganan Bukti yang sensitif harus terdapat rencana untuk menangani dan
mengamankan bahan-bahan yang sensitif dari menentukan metode untuk menjaga
integritas dokumen yang harus dipisahkan dari dokumen kertas kerja biasa dan harus
disimpan dalam lemari terkunci atau kotak penyimpan yang aman, mengamankan
informasi bukti terkomputerasi dan menjaga catatan suatu rantai penjagaan agar tidak
dikompromikan. Dalam situasi yang sangat sensitif yang dapat berakibat terjadinya
tindakan hukum, harus ada konsultasi dengan penasihat hukum untuk menjaga bukti
dari tindakan yang mungkin terjadi. Saran hukum dan pengamanan harus diperoleh
sehubungan dengan penanganan selama prosedur penemuan dalam situasi kriminal
atau penggunaan biasa. Kertas kerja merupakan bahan pengembangan bukti, yang
mengandung substansi dasar dari pekerjaan yang dilakukan auditor disepanjang audit
khususnya pada tahap pekerjaan lapangan. Kertas kerja harus diberikan pengawasan
dan pemeriksaan untuk menentukan keabsahannya dan tidak meninggalkan
pertanyaan yang tersisa.