Anda di halaman 1dari 6

RMK

PENGAUDITAN INTERNAL

PEKERJAAN LAPANGAN II

DOSEN : Dr. Ni Wayan Rustiarini., SE.,MSi.,Ak.,CA

OLEH :
KELOMPOK 4

KELAS A - REGULER MALAM

1. IKA TASYA CHAIRIANI ( 1902622010165 / 07 )


2. ABDUL ROHMAT ( 1902622010175 / 13 )
3. NI KADEK YANA DWI PUTRI ( 1902622010184 / 26 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2022
BAB I

PEKERJAAN LAPANGAN II MODUL PENGAUDITAN INTERNAL

1. Penerapan Teknik – Teknik Audit

Teknik-teknik audit seperti melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan,


menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi, dan mengevaluasi diterapkan pada
beragam kondisi dalam mengumpulkan bahan bukti audit. Teknik-teknik tersebut
dapat digunakan sendiri-sendiri maupun gabungan, namun diterapkan dalam
kerangka tertentu tergantung pada subjek yang diaudit dimana hasil akhirnya adalah
rekomendasi dan opini audit. Kebanyakan penugasan audit akan dilakukan dalam satu
dari empat bentuk, yaitu : audit fungsional, audit organisasional, studi manajemen,
serta audit atas program.

2. Memahami Studi dan Konsultasi Manajemen

Audit fungsional dan organisasional membentuk kerangka kerja program audit jangka
panjang. Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi
manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki
masalah organisasi. Organisasi-organisasi ini telah mendapatkan manfaat dari
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki para konsultan. Organisasi-organisasi
yang lain mungkin tidak merasakan yang sama. Kekecewaan ini bisa bersumber dari
berbagai penyebab. Beberapa diantaranya adalah:

 Para karyawan mungkin menganggap para konsultan tersebut sebagai


orang asing yang tidak terlibat dalam gaya hidup dan pergaulan organisasi.
 Konsultan telah mengikuti pelatihan dalam jangka waktu yang lama dan
berbiaya tinggi.
 Rekomendasi konsultan luar, yang biasanya dikomunikasikan dalam
pertemuan terakhir atau dalam laporan rinci, bisa memancing reaksi
defensive dari klien.
 Konsultan luar biasanya mengenakan tarif yang sangat mahal, yang dalam
banyak kasus, akan melebihi biaya memberdayakan orang-orang berbakat
yang telah dimiliki organisasi. Auditor harus menerapkan semua teknik
mempengaruhi yang mereka miliki sejak permulaan dan disepanjang
penugasan, mereka harus membuat manajemen tetap mengetahui
informasi dan memperoleh rekomendasi pada tingkat akar rumput
sebelum menyajikannya ke manajemen. Setelah mengenali situasi tersebut
internal auditor membuat persentasi formal ke manajemen mengenai
pandangan mereka terhadap masalah tersebut dan memberikan usulan
untuk mengatasinya. Studi ini dilaksanakan secara mendalam, studi harus
menghasilkan jawaban yang kuat atas pertanyaan relevan yang diajukan
manajemen dan bias memberikan dukungan yang kuat atas rekomendasi
yang diajukan.

Studi harus didasarkan pada pemahaman mendalam atas masalah-masalah berikut,


diantaranya:

 Apa saja masalah yang mendasar? (masalah apa yang sebenarnya).


 Apa saja fakta-fakta yang relevan? (data, proses, sistem, kebijakan,
organisasi, orangorang yang ada, masa lalu, masa kini, kemungkinan di
masa datang).
 Apa penyebabnya? (jumlah, variasi penyebab, akar masalah dan penyebab
di permukaan, kapan penyebab tersebut mulai mempengaruhi masalah).
 Apa solusi yang mungkin? (alternatif yang ada, biaya, jawaban atas
masalah lokal dalam organisasi yang terpengaruh, solusi atas masalah
dengan implikasi menyeluruh ke organisasi, efek samping yang mungkin
atas solusi yang diajukan).
3. Sifat Bukti Audit

Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan
suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit terdiri dari:
 Bukti fisik bukti yang diperoleh dengan mengamati orang, properti, dan
kejadian.
 Bukti pengakuan berbentuk surat atau pernyataan sebagai jawaban atas
pertanyaan.
 Bukti dokumen merupakan bentuk bukti audit yng paling biasa, terdiri
dari dokumen internal dan eksternal.
 Bukti analisis bukti yang berasal dari analisis dan verifikasi.
4. Standar – standar Bukti Audit dan Penanganan Bukti yang sensitif

Adapun standar-standar yang harus dimiliki oleh suatu bukti audit antara lain:

 Kecukupan, bukti dianggap memadai jika bersifat faktual memadai


danmeyakinkan sehingga bisa menuntun orang yang memiliki sifat hati-
hati untukmengambil kesimpulan yang sama dengan auditor.
 Kompetensi, bukti yang andal, baik dari sisi keaslian bukti atau
pernyataan lisan secara langsung.
 Relevansi, mengacu pada hubungan informasi dengan penggunaannya,
dimana merupakan hubungan yang logis dan masuk akal.

Dalam Penanganan Bukti yang sensitif harus terdapat rencana untuk menangani dan
mengamankan bahan-bahan yang sensitif dari menentukan metode untuk menjaga
integritas dokumen yang harus dipisahkan dari dokumen kertas kerja biasa dan harus
disimpan dalam lemari terkunci atau kotak penyimpan yang aman, mengamankan
informasi bukti terkomputerasi dan menjaga catatan suatu rantai penjagaan agar tidak
dikompromikan. Dalam situasi yang sangat sensitif yang dapat berakibat terjadinya
tindakan hukum, harus ada konsultasi dengan penasihat hukum untuk menjaga bukti
dari tindakan yang mungkin terjadi. Saran hukum dan pengamanan harus diperoleh
sehubungan dengan penanganan selama prosedur penemuan dalam situasi kriminal
atau penggunaan biasa. Kertas kerja merupakan bahan pengembangan bukti, yang
mengandung substansi dasar dari pekerjaan yang dilakukan auditor disepanjang audit
khususnya pada tahap pekerjaan lapangan. Kertas kerja harus diberikan pengawasan
dan pemeriksaan untuk menentukan keabsahannya dan tidak meninggalkan
pertanyaan yang tersisa.

5. Pekerjaan Lapangan dalam Lingkungan Berteknologi Tinggi

Penerapan sistem untuk perusahaan secara penuh (Enterprise-Wide Systems)


berpotensi mengintegrasikan fungsi-fungsi bisnis perusahaan dari pemasaran,
manufaktur, logistik hingga ke sumber daya dan pelaporan keuangan. Sistem ini
memberikan kemungkinan besar terciptanya operasi yang lebih efisien dan efektif
bagi perusahaan dengan menggunakan sistem standar yang cukup fleksible terhadap
komponen-komponen usaha yang berbeda di negara yang berbeda dan meghasilkan
informasi yang dibutuhkan untuk tingkat manajemen yang sesuai. Sistem ini bisa
menangani bisnis dan fungsi-fungsi dalam kisaran yang luastermasuk yang tercakup
dalam e-commerce yang substansial selain itu sistem ini menjadi standar bagi
perusahaan besar untuk memiliki bidang audit internal sendiri. Oleh karena itu
auditor harus terlibat penuh dalam proses, termasuk instalasinya. Hal ini penting
dilakukan mengingat kontrol tradisional yang mengandalkan auditor umumnya
dihapuskan dan tidak ada kontrol lain yang bisa menggantikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Lawrence B Sawyer, Internal Audit, Edisi 5.2010. “ Audit Internal Pekerjaan


Lapangan”. https://www.academia.edu/24307375/Audit_Internal Diakses 1 maret
2022.
Internal Audit BAB 7.2018. http://kriwuull.blogspot.com/2018/09/internal-audit-bab-
7.html Diakses 1 maret 2022.

Anda mungkin juga menyukai