Anda di halaman 1dari 7

PENGAUDITAN INTERNAL

TEKNIK-TEKNIK AUDIT

OLEH KELOMPOK 7 :

1. Ni Putu Arik Oktania Devi (03 / 2002622010033)


2. Putu Dita Ayu Mariska (04 / 2002622010034)
3. Ni Made Suari Agustini (11 / 2002622010041)
4. Putu Richa Kalindi (21 / 2002622010051)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2023
1.1 Mampu memahami Penerapan Teknik-Teknik Audit
Teknik-teknik audit seperti melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan,
menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi, dan mengevaluasi diterapkan
padaberagam kondisi dalam mengumpulkan bahan bukti audit. Teknik – teknik tersebut
dapat digunakan sendiri – sendiri maupun gabungan, namun diterapkan dalam kerangka
tertentu tergantung pada subjek yang diaudit dimana hasil akhirnya adalah rekomendasi
dan opini audit.

Jenis penugasan audit :

A. Audit Fungsional
Audit fungsional (functional audit) adalah audit yang mengikuti proses dari awal
hingga akhir, melintasi lini organisasi. Audit ini bertujuan untuk menentukan seberapa
baik fungsifungsi dalam organisasi akan saling berinteraksi dan bekerja sama. Audit
fungsional memiliki kesulitan khusus karena luas dan cakupannya. Audit fungsional yang
bernilai bagi sebuah organisasi mencakup audit atas:
- Pemesanan, penerimaan, pembayaran bahan baku dan perlengkapan.
- Pengiriman langsung perlengkapan atau jasa ke departemen pengguna.
- Penerapan perubahan pada produk.
- Pengumpulan, pemisahan, dan penjualan barang sisa.
- Pengendalian dan praktik keselamatan.
- Program untuk mendeteksi konflik kepentingan.
- Pengelolaan aset modal.
- Formulasi anggaran.
- Fungsi-fungsi pemasaran
Dalam melakukan audit fungsional, dan audit jenis lainnya, auditor internal harus
selalu menyadari apa yang diharapkan oleh manajemen senior dari auditor internal. Setiap
organisasi diarahkan dan dipimpin oleh keputusan manajemen.

B. Audit Organisasional (dan Evaluasi Produktivitas)


Audit organisasional (organizational audit) tidak hanya memperhatikanaktifitas yang
dilakukan dalam organisasi tetapi juga dengan control administratif yang digunakan untuk
memastikan bahwa aktifitas-aktifitas tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu auditor
tertarik pada seberapa baik manajer organisasi memenuhi tujuan organisasi dengan
sumber daya yang ada. Khususnya dalam organisasi yang besar dengan berbagai operasi
dan fungsi, auditor disarankan untuk menetukan seberapa baik manajemen melakukan
pengelolaan, seberapa baik transaksi yang mengalir atau mengucur melalui saluran pipa
organisasi. Tolak ukur audit atau standar yang diterapkan pada operasi organisasi
dibangun dari elemen-elemen yang membentuk kontrol adiministratif yang dapat
diterima.
Auditor internal harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan yaitu menetapkan
tujuan, membuat kebijakan dan prosedur, mempertahankankontinuitas, dan menilai ulang
rencana dan sasaran dalam kondisi yang berubah. Mereka harus mengenal prinsip-prinsip
pengorganisasian yaitu pemberian tanggung jawab, pendelegasian wewenang, dan
pengembangan staf. Auditor internal harus mengetahui prinsip-prinsip pengarahan yaitu
kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi. Mereka harus mengenal prinsip -prinsip
kontrol yaitu menetapkan standar, mempertahankan standar, melatih karyawan agar
mematuhi standar, menerapkan sistem persetujuan dan penelaahan, memastikan
kepatuhan terhadap standar, merencanakan sistem pencatatan, pelaporan, dan kontrol
induk, serta mengawasi keseluruhan proses yang sedang berjalan.

C. Studi dan Konsultasi Manajemen


Audit fungsional dan organisasional membentuk kerangka kerja program audit jangka
panjang. Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi
manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki
masalah organisasi. Organisasi-organisasi ini telah mendapatkan manfaat dari
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki para konsultan. Organisasi-organisasi yang
lain mungkin tidak merasakan hal yang sama. Kekecewaan ini bisa bersumber dari
berbagai penyebab. Beberapa diantaranya adalah:
- Para karyawan mungkin menganggap para konsultan tersebut sebagai orang asing
yang tidak terlibat dalam gaya hidup dan pergaulan organisasi.
- Konsultan telah mengikuti pelatihan dalam jangka waktu yang lama dan berbiaya
tinggi.
- Rekomendasi konsultan luar, yang biasanya dikomunikasikan dalam pertemuan
terakhir atau dalam laporan rinci, bisa memancing reaksi defensive dari klien.
- Konsultan luar biasanya mengenakan tarif yang sangat mahal, yang dalam banyak
kasus, akan melebihi biaya memberdayakan orang-orang berbakat yang telah dimiliki
organisasi.

D. Audit atas Program


Program merupakan istilah umum yang mencakup setiap upaya yang didanai yang
seiring dengan aktivitas normal organisasi yang sedang berlangsung – progam ekspansi,
program baru untuk manfaat karyawan, kontrak baru, program kesehatan pemerintah atau
program pelatihan yang berhubungan erat dengan tujuan organisasi. Tujuan auditnya
adalah memberikan manajemen informasi mengenai biaya, pelaksanaan, dan hasil-hasil
program dan membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif. Dalam
penelaahan ini akan membantu semua pihak terkait bila mereka memiliki pemahaman
yang sama atas istilah istilah yang digunakan. Berikut beberapa diantaranya:
- Evaluasi
Memastikan nilai sesuatu dengan membandingkan antara pencapaian dengan standar
atas tujuan.
- Evaluasi program
Secara umum, mengevaluasi apa yang telah dicapai, terkait dengan sumber daya yang
digunakan, dan atas itu, apakah tujuan-tujuan program telah layak dan sesuai.
- Study biaya manfaat
Mempertimbangkan hubungan antara sumber daya yang digunakan dan biaya
(masukan) dan manfaat (keluaran atau hasil).
- Study efektitas biaya
Mempertimbangkan manfaat (hasil) yang tidakdapat diukur dalam nilai uang
(DollarRupiah), manfaat-manfaat program magang yang baru, misalnya, atau
pengajaran siswa-siswi yang cacat.
E. Audit Kontrak
Kontrak kontruksi atau operasi sering melibatkan uang dalam jumlah besar. Kontrak
kontruksi biasanya bukan merupakan bagian dari bisnis rutin organisasi. Kontrak operasi
bisa memberikan jasa ataupun operasi terprogram.
Kontrak umumnya terdiri atas tiga kategori:
a. Biaya Sekaligus (Lump-Sump)
Pada kontrak lump sum (harga tetap) kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan
dengan harga tetap. Kadang kontrak mengandung klausul kenaikan, kemajuan
pembayaran, ketentuan insentif, dan penyesuaian atas biaya pekerjaan lapangan, jika
biaya melebihi yang disepakati biaya tambahan akan ditanggung oleh organisasi.
b. Biaya Tambahan (Cost-Plus)
Merupakan cara paling ekonomis untuk proyek kontruksi atau operasi,karena
banyaknya ketidakpastian dalam proyek-proyek ini. Kontrak-kontrak cost-plus tidak
membutuhkan perlindungan atas ketidakpastian. Biaya-biaya tak terduga bisa dimintakan
penggantian sejumlah biaya ditambah tarif tetap atau biaya ditambah tarif berdasarkan
persentase biaya. Jenis penggantian banyak dihindari organisasi karena adanya motivasi
untuk menaikkan biaya sehingga meningkatkan tarif. Beberapa kontrak cost-plus
memberikan biaya maksimum dan memisahkan setiap penghematan yang bisa dilakukan.
c. Harga Per Unit (Unit-Price).
Berguna jika suatu proyek membutuhkan pekerjaan yang seragam dalam
jumlah yang besar.

F. Audit terintegrasi
Audit terintegrasi akhir-akhir ini dianggap sebagai bagian utama dari fungsi
auditinternal. Konsep integrasi bisa luas dan mencakup aspek-aspek seperti penyediaan
audityang berlaku sebagai:
- Audit berkelanjutan atas elemen-elemen neraca dan operasional dalam audit kinerja.
- Pelaksanaan audit tetap tahap varians dari koperasi klien yang biasanya akan
diauditsecara terpisah.
- Sebuah latihan dalam audit partisipasif klien yang membantu perencanan audit, dan
berpartisipasi dengan staf dalam pelaksanaan audit.
- Sebuah audit yang sebenarnya menggabungkan berbagai tahap audit internal yang
berbeda seperti: Audit keuangan, kinerja, dan sistem informasi.

G. Konsultan
Konsultan teknis dibutuhkan untuk mengklarifikasi hal-hal teknis atau yangdiketahui
orang-orang tertentu saja, mengarahkan pemeriksaan ke bidang-bidang tertentu,dan
melindungi auditor dari informasi yang tidak akurat atau dari pernyataan sepihak oleh
karyawan lini. Tetapi didalam mengambil keputusan dari pengumpulan bukti,menyusun
fakta, dan memeriksa data hanya auditorlah yang bertanggung jawab

1.2 Mampu memahami Studi dan Konsultasi Manajemen


Studi manajemen dalam konteks audit internal adalah analisis tentang bagaimana
manajemen organisasi mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini
meliputi penilaian atas strategi, struktur organisasi, sistem informasi, dan proses bisnis
yang digunakan oleh organisasi.
Sementara itu, konsultasi manajemen adalah suatu proses di mana tim audit internal
memberikan saran kepada manajemen tentang cara meningkatkan kinerja organisasi
melalui pengembangan strategi, perbaikan proses, atau penggunaan teknologi informasi.
Konsultasi manajemen juga dapat mencakup pengembangan rencana aksi untuk
mengatasi masalah atau peluang yang diidentifikasi dalam audit internal.
Dalam melakukan studi dan konsultasi manajemen, tim audit internal harus memiliki
pemahaman yang mendalam tentang tujuan dan strategi organisasi, serta kebijakan dan
prosedur yang diterapkan oleh manajemen. Tim audit internal juga harus memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan peluang, serta memberikan rekomendasi
yang tepat dan bermanfaat bagi organisasi.
1.3 Mampu memahami Sifat Bukti Audit, Bukti Fisik, Bukti Pengakuan Bukti
Dokumen dan Bukti Analitis
Bukti audit terdiri atas bermacam fakta dan inferensi yang mempengaruhi pemikiran
seorang auditor atas sebuah penyajian laporan keuangan. Sehingga, berdasarkan
karakteristiknya, terdapat 2 (dua) bentuk bukti audit yakni faktual dan inferensal. Bukti
faktual merupakan bukti yang daripadanya dapat ditarik kesimpulan secara langsung.
Secara umum bukti faktual dianggap lebih kuat dibandingkan bukti inferensial. Berbeda
halnya dengan bukti inferensial, yang tidak secara langsung menghasilkan suatu
kesimpulan bagi auditor. Meski begitu, bukti inferensial memiliki peranan yang cukup
penting dan tidak dapat diabaikan sebab mampu memberikan sinyalemen yang mengarah
kepada suatu hal yang seharusnya menjadi perhatian auditor. Adapun bebera-beberapa
bukti audit yaitu:
a) Bukti Fisik
Bukti fisik terdiri atas setiap hal yang dapat dihitung, diamati, maupun diinspeksi.
Bukti fisik, melalui sifatnya yang faktual, memberikan dukungan utama bagi
tujuan audit keberadaan. Bukti fisik mencakup bukti-bukti audit yang
dikategorikan sebagai pemeriksaan fisik, observasi , dan reperformance.
b) Bukti Dokumen
Bukti dokumen dapat diklasifikasikan sebagai dokumen internal maupun
dokumen eksternal. Dokumen internal disiapkan dan digunakan di dalam
organisasi tanpa diserahkan kepada pihak luar organisasi. Sedangkan dokumen
eksternal diserahkan oleh pihak di luar organisasi klien yang terlibat dalam
transaksi yang terdokumentasikan, dan disimpan oleh klien ataupun dapat
diperoleh sewaktu-waktu.
Auditor melakukan pemeriksaan atas dokumen dan catatan klien. Dokumen yang
diperiksa adalah catatan yang digunakan oleh klien untuk menyediakan informasi
yang bertujuan untuk melaksanakan bisnis secara terorganisasi. Bukti dokumen
dapat berwujud kertas, elektronik, maupun bentuk lainnya.
c) Bukti Analitik
Bukti analitik merupakan pengujian substantif atas informasi keuangan dengan
melakukan studi dan perbandingan atas hubungan di antara data. Prosedur analitik
digunakan pada tahap perencanaan serta penyelesaian audit. Pada tahap
perencanaan, prosedur analitik digunakan untuk mengidentifikasi area dengan
risiko audit yang tinggi. Sedangkan pada tahap penyelesaian, kembali auditor
menggunakan prosedur analitik untuk melakukan evaluasi atas kewajaran saldo
dan transaksi setelah audit.

1.4 Mampu memahami Standar-Standar dan Penanganan Bukti Yang Sensitif


a. Standar-standar bukti audit
Semua bukti audit harus memenuhi 3 uji yaitu:
- Kecukupan
Bukti dianggap memadai jika bersifat faktual, memadai dan meyakinkan sehingga
bisamenuntun orang yang memiliki sifat hati-hati untuk mengambil kesimpulan yang
samadengan auditor.
- Kompetensi
Bukti yang kompeten adalah bukti yang andal, bukti tersebut haruslah yang
terbaikyang dapat diperoleh
- Relevansi
Mengacu pada hubungan antara informasi dengan penggunaannya. Fakta dan
opiniyang digunakan untuk membuktikan atau menyangkal suatu masalah harus
memilikihubungan logis dan masuk akal dengan masalah tersebut.

b. Penanganan Bukti yang Sensitif


Harus terdapat rencana yang dibuat untuk menangani dan mengamankan
bahan- bahan yang sensitif, rencana ini harus mencakup metode untuk menjaga
integritas dokumenyang harus dipisahkan dari dokumen kertas kerja biasa dan harus
disimpan dalama lemariterkunci atau kotak penympanan yang aman, penyimpanan
juga dapat dilakukan di lokasiluar.
Selain itu perlu mengamankan infoemasi bukti terkomputerisasi untuk
menghindariakses ke bentuk aslinya. Metode penyajian tambahan adalah
mengembangkan dokumen-dokumen pendukung yang disimpan pada lokasi selain
lokasi penyimpanan catatan ataudokumen asli

1.5 Mampu memahami Pekerjaan Lapangan dalam Lingkungan Berteknologi Tinggi


Karena sistem informasi terkait erat dngan pemrosesan tepat waktu, auditor
menghadapi komplikasi yang biasanya tidak ditemukan pada sistem yang
lama.Komplikasi ini makin luas bila perusahaan menerapkan system untukperusahaan
secara keseluruhan (enterprise wide systems) yang memiliki potensimengintegrasikan
fungsi-fungsi bisnis perusahaan mulai dari pemasaran hinggamanufaktur dan logistik
hingga ke sumber daya dan pelaporan keuangan
a) Enterprise Wide Systems
Perusahaan yang berkembang menggunakan sistem ini, yang juga disebutsistem
perencanaan sumber daya perusahaan. Sistem ini memberikan kemungkinanbesar
terciptanya operasi yang lebih efisien dan efektif bagi perusahaan
denganmenggunakan sistem standar yang cukup fleksible terhadap komponen-
komponenusaha yang berbeda di negara yang berbeda dan meghasilkan informasi
yangdibutuhkan untuk tingkat manajemen yang sesuai.Sistem ini bisa menangani
bisnis dan fungsi-fungsi dalam kisaran yang luastermasuk yang tercakup dalam e-
commerce yang substansial selain itu sistem inimenjadi standar bagi perusahaan
besar untuk memiliki bidang audit internal sendiri.
b) Audit Berkelanjutan
Sifat sistem yang ada di enterprise wide system memungkinkan dilakukannya
audit berkelanjutan. Ikatan akuntan kanada dan AICPA mendefinisikan audit
berkelanjutan (continuous auditing )sebagai “sebuah metodologi yang
memungkinkan auditor independent memberikan keyakinan tertulis mengenai
suatusubjek masalah menggunakan serangkaian laporan auditor yang dikeluarkan
secarasimultan dengan atau setelah suatu periode yang pendek, terjadinya suatu
kejadianyang melandasi masalah tersebut”
Studi penelitian menyimpulkan bahwa kondisi berikut memerlukan di
selenggarakannya audit berkelanjutan:
 Subjek masalah dengan karakteristik yang sesuai.
 Keandalan sistem yang melandasi subjek tersebut.
 Bukti audit yang diberikan oleh prosedur audit dengan tingkat otomatisasi
yang tinggi.
Berikut masalah yang menjadi perhatian utama yang berdampak padapekerjaan
lapangan dan pelaporan auditor internal:

 Keterlibatan auditor internal dengan subjek masalah.


 Pengetahuan auditor internal mengenai keandalan subjek masalah
 Keterlibatan auditor internal dalam pelaporan dan evaluasi
tanggapanmanajemen terhadap laporan.
Salah satu komponen kunci dalam audit berkelanjutan adalah perancangandan
implementasi kontrol otomatis dan pemicu tanda bahaya.Pemicu tanda bahaya menjadi
penanda bagi auditor internal dan manajamen akan :

 Kontrol berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah kesalahan yangharus


diinvestigasi dan atau diperbaiki.
 Kontrol tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi.Dalam
enterprise wide system, auditor internal harus memainkan peran kuncidalam
mengurangi risiko hingga ke tingkat yang dapat diterima

Anda mungkin juga menyukai