BAB 9
Pekerjaan Lapangan II
Kelompok 12 [Kelas K] :
Auditor dapat menggunakan penelaahan analitis untuk menunjukkan masalah-masalah yang ada
dan memberi jalan bagi dilakukannya audit yang lebih intensif untuk menentukan tingkat
abnormalitasnya, dan yang lebih penting, penyebabnya.
9.3. Bukti Audit
Bukti audit (audit evidence) adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui
pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit harus mempunyai
dasar nyata untuk opini, kesimpulan, dan rekomendasi audit. Bukti audit terdiri dari :
1. Bukti Fisik (Physical Examination)
Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan persediaan.
Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud. Pemeriksaan langsung
auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang paling objektif dalam menentukan
kualitas aktiva yang bersangkutan. Oleh karena itu, bukti fisik merupakan jenis bukti yang
paling bisa dipercaya.
2. Konfirmasi (Confirmation)
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari
pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang
berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi merupakan bukti yang sangat
tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung
dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak menghabiskan waktu dan biaya.
Ada tiga jenis konfirmasi yaitu:
Konfirmasi positif, merupakan konfirmasi yang respondennya diminta untuk
menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap informasi yang ditanyakan.
Blank confirmation, merupakan konfirmasi yang respondenya diminta untuk
mengisikan saldo atau informasi lain sebagai jawaban atas suatu hal yang ditanyakan.
Konfirmasi negatif, merupakan konfirmasi yang respondenya diminta untuk
memberikan jawaban hanya jika ia menyatakan ketidaksetujuannya terhadap informasi
yang ditanyakan.
3. Dokumentasi (Documentation)
Bukti dokumenter merupakan bukti yang penting dalam audit. Menurut sumber dan tingkat
kepercayaan bukti, bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan dikirim kepada auditor secara
langsung.
Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien.
Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien.
Bukti dokumenter antara lain meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening koran bank,
dan bermacam-macam kontrak. Reliabilitas bukti dokumenter tergantung sumber dokumen,
cara memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat
kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan dokumen.
7. Observasi (Observation)
Penggunaan panca indra untuk menilai aktivitas tertentu. Bukti audit ini jarang dipenuhi
karena terdapat suatu resiko bahwa para karyawan klien yang terlibat dalam aktivitas itu
telah menyadari kehadiran auditor.
Standar-standar Bukti Audit
Semua bukti audit harus memenuhi 3 uji yaitu :
1) Kecukupan
Bukti dianggap memadai jika bersifat faktual, memadai dan meyakinkan sehingga bisa
menuntun orang yang memiliki sifat hati-hati untuk mengambil kesimpulan yang sama
dengan auditor.
2) Kompeten
Bukti yang kompeten adalah bukti yang andal, bukti tersebut haruslah yang terbaik yang
dapat diperoleh. Dokumen asli lebih kompeten dibandingkan salinannya, pernyataan lisan
yang menguatkan adalah lebih kompeten dari pernyataan biasa, bukti langsung lebih andal
dibandingkan bukti kabar angin.
3) Relevansi
Mengacu pada hubungan antara informasi dengan penggunaannya. Fakta dan opini yang
digunakan untuk membuktikan atau menyangkal suatu masalah harus memiliki hubungan
logis dan masuk akal dengan masalah tersebut.
Kertas Kerja
Kertas kerja merupakan dasar pengembangan bukti. Ada beberapa jenis kertas kerja yang
semuanya penting, yaitu mencakup:
Kutipan dari sumber berwenang tentang kriteria dan standar.
Ringkasan wawancara, pertemuan, dan percakapan.
Subtansi verifikasi dan pemeriksaan dokumen.
Analisis temuan dari kertas kerja atau pengamatan lainnya.
Perhitungan analitis terkait dengan audit.
Kertas kerja merupakan substansi audit yang harus diberikan pengawasan dan pemeriksaan
seksama untuk menentukan keabsahannya dan tidak meninggalkan pertanyaan yang tersisa juga
bahwa materi di beberapa kertas kerja tidak bertentangan dengan yang terdapat dalam kertas
kerja yang lain.
Berikut masalah yang menjadi perhatian utama yang berdampak pada pekerjaan lapangan dan
pelaporan auditor internal:
Keterlibatan auditor internal dengan subjek masalah.
Pengetahuan auditor internal mengenai keandalan subjek masalah.
Keterlibatan auditor internal dalam pelaporan dan evaluasi tanggapan manajemen terhadap
laporan.
Keahlian internal auditor dengan teknologi informasi dan masalah-masalah yang sedang
diaudit.
Salah satu komponen kunci dalam audit berkelanjutan adalah perancangan dan implementasi
kontrol otomatis dan pemicu tanda bahaya. Pemicu tanda bahaya menjadi penanda bagi auditor
internal dan manajemen akan :
Kontrol berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah kesalahan yang harus
diinvestigasi dan atau diperbaiki.
Kontrol tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi.
Dalam enterprise wide system, auditor internal harus memainkan peran kunci dalam mengurangi
risiko hingga ke tingkat yang dapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://bangijang.blogspot.com/2012/05/pekerjaan-lapangan.html
2. http://www.scribd.com/doc/74611631/Bab-6-Dan-7-Lengkap
3. http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/22/makalah-masyarakat-interaksi-dan-perubahan-
sosial-405714.html