Anda di halaman 1dari 10

PENGAUDITAN INTERNAL

PEKERJAAN LAPANGAN II

OLEH

AKUNTANSI H

KELOMPOK 4

AMELIA DENTI NUANSARI (04/1602622010512)

A.A. RAHMA DWI LESTARI PUTRI (17/1602622010525)

I GUSTI AYU DENNIS (39/1602622010548)

PROGRAM STUDY AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


2019
I. Penerapan Teknik Audit
Teknik-teknik audit seperti melakukan pengamatan, mengajukan

pertanyaan, menganalisis, melakukan verifikasi, menginvestigasi dan

mengevaluasi diterapkan pada berbagai kondisi. Teknik- teknik

tersebut dapat digunakan terpisah maupun bersamaan atau gabungan.

Kebanyakan penugasan audit akan dilakukan dalam satu dari empat

bentuk, yaitu : audit fungsional, audit organisasional, studi

manajemen, serta audit atas program. Banyak auditor internal juga

terlibat dalam audit atas biaya yang dihasilkan dari kontrak dengan

organisasi lain. Berikut ini pembahasan mengenai penugasan audit

tersebut :
1. Audit Fungsional
Audit fungsional adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga

akhir, melintasi lini organisasi. Audit ini bertujuan untuk menentukan

seberapa baik fungsi-fungsi dalam organisasi akan saling berinteraksi dan

bekerja sama.
2. Audit Organisasional (dan Evaluasi Produktivitas)
Audit organisasional tidak hanya memerhatikan aktivitas yang dilakukan

dalam organisasi tetapi juga dengan kontrol administratif yang digunakan

untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan.


3. Studi dan Konsultasi Manajemen
Audit fungsional dan organisasional membentuk kerangka kerja program

audit jangka panjang. Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar

untuk melakukan studi manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan

rekomendasi untuk memperbaiki masalah organisasi.


4. Audit Atas Program
Tujuan auditnya adalah memberikan manajemen informasi mengenai

biaya, pelaksanaan, dan hasil-hasil program dan membuat evaluasi yang

informatif, bermanfaat, dan objektif. Dalam penelahaan ini, akan


membantu semua pihak terkait bila mereka memiliki pemahaman yang

sama atas istilah-istilah yang digunakan.


5. Audit Kontrak
Kontrak konstruksi atau operasi sering kali melibatkan uang dalam

jumlah besar; kontrak konstruksi biasanya bukan merupakan bagian dari

bisnis rutin organisasi; kontrak operasi bisa memberikan jasa atau operasi

terprogram. Manajemen mungkin tidak begitu memahami biaya

konstruksi dan operasi seperti produksi yang dilakukan sendiri. Oleh

karena itu auditor internal sangat membantu dalam mengaudit kontrak

seperti ini.
6. Audit Terintegrasi
Audit terintegrasi mengombinasikan aspek-aspek audit keuangan dengan

audit kinerja, sebuah prosedur yang menghasilkan sebagian audit

keuangan akhir tahun diselesaikan sebelum audit operasional.


7. Konsultan
Suatu evaluasi audit yang mendalam mungkin membutuhkan jasa dari

konsultan teknis. Auditor harus ingat bahwa konsultan tersebut

membantu, tidak mengambil alih evaluasi atau melindungi tanggung

jawab auditor. Konsultan teknis dibutuhkan untuk mengklarifikasi hal-hal

teknis atau yang diketahui orang-orang tertentu saja, mengarahkan

pemeriksaan ke bidang-bidang tertentu, dan melindungi auditor dari

informasi yang tidak akurat atau dari pernyataan sepihak oleh karyawan

lini.

II. Penelaahan Analitis

Penelaahan analitis digunakan untuk menentukan kewajaran data tertentu.

Beberapa metodologi yang digunakan yaitu: analisis tren, analisis rasio, analisis

regresi.

a. Pemeliharaan Aktiva Tetap


Auditor menguji kontrol atas aktiva tetap diantaranya dengan

menganalisis umur dan manfaat aktiva, biaya pemeliharaan, dan lain-lain.

Analisis ini mengungkapkan kebijakan penggantian yang terlalu liberal,

biaya perbaikan yang abnormal, atau pemeliharaan pencegahan yang

berlebihan.
b. Statistik Karyawan
Laporan bisa dianalisis untuk menunjukan berbagai hubungan antara

jumlah karyawan dan tren organisasi lainnya. Laporan untuk cabang yang

berbeda bisa dipelajari untuk menemukan penyimpangan dalam prosedur

atau efisiensi penyebaran karyawan.


c. Perputaran Persediaan
Analisis tingkat perputaran, termasuk catatan barang-barang tertentu, bisa

mengungkapkan berapa banyak persediaan yang lebih dari setahun.

Analisis tersebut bisa menunjukan kesalahan pembelian yang tersembunyi

dalam persediaan dan tertutup oleh rasio perputaran keseluruhan yang

memuaskan.

d. Biaya-biaya Karyawan dan Perputaran Karyawan


Biaya dan waktu yang digunakan untuk merekrut karyawan, tingkat

perputaran karyawan per departemen / organisasi harus dianalisis dan

dibandingkan dengan organisasi lainnya.


e. Pengiriman Persediaan
Hal yang penting dianalisis yaitu perhitungan jarak, rata-rata waktu

penggunaan ban mobil (organisasi), perbandingan jumlah tenaga kerja,

gudang, galangan kapal, waktu angkut, dan waktu pengiriman.


f. Penyimpangan Perlengkapan dan Alat Tulis Kantor
Analisis saldo perlengkapan dengan jumlah karyawan pengguna, bila

barang-barang merupakan kebutuhan rumah tangga dan bila kontrol fisik

atas persediaan menunjukan barang-barang yang ingin dimiliki karyawan.


g. Catatan Bahan Baku
Auditor menganalisis laporan yang menunjukan jumlah permintaan

gudang yang diproses. Namun jika harga rata-rata terlalu rendah, maka

tidak membutuhkan aliran kertas untuk palaporan yang berlebihan.


h. Telepon dan Komputer
Auditor bisa menganalisis rasio jumlah karyawan terhadap jumlah telepon

dan penggunaan telepon, sehingga menghasilkan hasil yang baik dan

mengurangi jumlah dan lamanya penggunaan telepon. Auditor harus

berhati-hati dalam melakukan analisis ini, hal ini bisa jadi signifikan dan

bisa menunjukan cara untuk investigasi labih lanjut dalam menemukan

sebab akibat.

III. Bukti Audit

Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui

pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit

terdiri dari: bukti fisik, bukti pengakuan,bukti dokumen, dan bukti analisis.

Standar-standar bukti audit: kecukupan, kompetensi, relevansi.

 Bukti fisik diperoleh dengan mengamati orang, property dan

kejadian. Bukti ini dapat berbentuk pernyataan observasi oleh

pengamat, atau oleh foto, bagan, peta, grafik atau gambar-gambar

lainnya.
 Bukti pengakuan berbentuk surat atau pernyataan sebagi jawaban

atas pertanyaan. Bukti ini bersifat menyimpulkan jika

dimungkinkan masih harus didukung oleh dokumentasi.


 Bukti dokumen merupakan bentuk bukti audit yang paling biasa.

Dokumen bisa eksternal maupun internal. Sumber bukti dokumen

akan mempengaruhi keandalannya.


 Bukti analitis berasal dari analisis dan verifikasi. Sumer sumber

bukti ini adalah perhitungan.


Bukti Hukum

Bukti hukum dan bukti audit memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk

memberikan bukti, untuk mendorong keyakinan tentang kebenaran atau

kesalahan setiap pernyataan atas suatu masalah. Fokus bukti hukum sangat

mengandalkan pengakuan lisan. Bukti hukum terdiri dari: bukti terbaik, bukti

sekunder, bukti langsung, bukti tidak langsung, bukti yang meyakinkan, bukti

yang menguatkan, bukti opini, bukti kabar angin.

 Bukti terbaik merupakan bukti yang paling alami, bukti yang paling

memuaskan menegnai fakta-fakta yang sedang diselidiki.


 Bukti sekunder bisa mencakuo salinan bukti tertulis atau lisan
 Bukti langsung membuktikan fakta tanpa harus menggunakan pernyataan

atau rujukan untuk menetapkan suatu bukti.


 Bukti yang meyakinkan merupakan bukti yang tak terbantahkan, apapun

bentuknya.
 Bukti yang menguatkan merupakan bukti tambahan dari karakter yang

berbeda menyangkut hal yang sama.


 Bukti opini. Berdasarkan aturan opini, saksi-saksi harus memberikan

kesaksian hanya terhadap fakta yang ada pada apa yang benar-benar

mereka lihat atau dengar.


 Bukti kabar angina. Aturan bukti kabar angina memberikan pernyataan

yang tidak dapat diterima oleh seseorang , selain saksi ahli, untuk

membuktikan kebenaran suatu masalah.

Penanganan Bukti yang Sensitif

Rencana harus dibuat untuk mengamankan bukti-bukti yang sensitif.

Rencana ini termasuk metode untuk menjaga integritas dokumen yang harus

dipisahkan dari dokumen kertas kerja biasa dan harus disimpan dalam lemari

terkunci atau kotak penyimpan yang aman. Dalam situasi yang sangat sensitive

yang akan berakibat terjadinyatindakan hukum, harusada konsultasi dengan


penasihat hukum untuk menjaga bukti dari tindakan-tindakan yang mungkin

terjadi.

Kertas Kerja

Kertas kerja merupakan bahan pengembangan bukti, yang mengandung

substansi dasar dari pekerjaan yang dilakukan auditor disepanjang audit

khususnya pada tahap pekerjaan lapangan. Kertas kerja harus diberikan

pengawasan dan pemeriksaan untuk menentukan keabsahannyadan tidak

meninggalkan pertanyaan yang tersisa.

Pekerjaan Lapangan dalam Lingkungan Berteknologi Tinggi

Enterprise-Wide Systems

Perusahaan yang berkembang pesat menggunakan enterprise-wide

systems, yang juga disebut system perencanaan sumber daya perusahaan.

Sistem-sistem ini seperti SAP, PeopleSoft, Baan dan J. D. Edward,

ememberikan kemungkianan besar bagi terciptanya operasi yang lebih

efisien dan efektif bagi perusahaan dengan menggunakan sistem standar

yang cukup fleksibel terhadap komponen- komponen usaha yang berbeda

di Negara yang berbeda dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan

untuk tingkat manajemen yang sesuai. Sistem-sistem ini bisa menangani

bisnis dan fungsi-fungsi dalam kisaran yang luas, termasuk yang

mencakup dalam e-commerse yang substansial. Auditor harus terlibat

penuh dalam proses, termasuk instalasinya. Hal ini penting dilakukan

mengingat kontrol tradisional yang mengandalkan auditor umumnya

dihapuskan dan tidak ada kontrol lain yang bisa menggantikannya


IV. Audit Berkelanjutan
Studi penelitian menyimpulkan kondisi-kondisi berikut berikut ini

diperlukan untuk terselenggaranya audit berkelanjutan :

 Subjek masalah dengan karakteristik yang sesuai


 Keandalan sistem yang melandasi subjek tersebut
 Bukti audit yang diberikan oleh prosedur audit tingkat otomatisasi

yang tinggi
 Sarana yang dapat diandalkan untuk mendapatkan hasil-hasil

prosedur audit secara tepat waktu


 Tingkat keahlian auditor yang tinggi dalam teknologi informasi

dan subjek masalah


Komponen kunci dalam audit berkelanjutan yaitu perancangan den

implementasi “kontrol otomatis dan pemicu tanda bahaya”. Pemicu tanda

bahaya ini akan menjadi penanda bagi auditor internal dan manajemen

bahwa salah satu hal berikut ini terjadi:


1. Kontrol berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah

kesalahan yang harus diinvestigasi dan atau diperbaiki,.


2. Kontrol tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi.
Masalah-masalah Audit Internal Terkait dengan Risiko.
Pekerjaan lapangan tidak akan dilakukan dalam periode waktu yang

berlainan tetapi dalam periode yang berkelanjutan, laporan yang akan

dikeluarkan berupa laporan pengecualian untuk audit yang sedang berjalan

dan laporan ringkas di akhir periode tertentu.


Auditor internal dimasa depan bisa ditugaskan untuk mengawasi daerah

atau segmen tertentu untuk jangka waktu yang lama. Nyatanya, dengan

memiliki tanggung jawab seperti ini, auditor akan semakin mengenali bidang

tersebut sehingga situasi yang membutuhkan investigasi lebih lanjut

dikembangkan berdsarkan berbagai prosedur audit dan pengetahuan auditor.

Auditor internal dalam posisi ini mungkin mampu memberikan bantuan

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.


Perdagangan Elektronik (E-Commerce / E-Business) dan Audit

Berkelanjutan
Karena perusahaan bergerak menuju E-commerce dan E-business, audit

berkelanjutan mungkin diharuskan untuk mengurangi risiko ke tingkat yang dapat

diterima. Jika suatu entitas menggunakan e-commerce untuk menjual produk ke

pelanggan, terdapat beberapa resiko yang harus dipertimbangkan auditor dalam

merenacanakan pekerjaan lapangannya. Risiko-risiko ini mencakup kemungkinan

penjualan dan retur fiktif dan kemungkinan pesaing bisa mengakses informasi

penting dari perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhoffer dan James H. Scheiner, 2005.

Sawyer’s Internal Auditing, Fifth Edition, Alih Bahasa: Desi Adhariani, Salemba

Empat, Jakarta.

https://www.coursehero.com/file/23062558/BAB-7-INTERNAL-AUDIT-FIX/

Anda mungkin juga menyukai