Anda di halaman 1dari 7

Muhammad Jamil Reza

(A031181503)

Pusat Tanggung Jawab : Pusat Pendapatan dan Biaya


Pusat Pertanggungjawaban
Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang di pimpin oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan hierarki. Pada tingkatan terendah adakah
pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja (workshift), dan unit organisasi kecil lainnya. Dari
sudut pandang manajer senior dan dewan direksi, perusahaan secara keseluruhan merupakan
pusat tanggung jawab, meskipun istilah ini biasanya berkenan dengan unit-unit dalam
perusahaan.
Pusat tanggung jawab adalah suatu organisasi dibawah pempinan seorang manajer yang
memiliki tanggung jawab atas semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan. Secara keseluruhan
perusahaan merupakan pusat tanggung jawab, yang biasanya berkenaan dengan unit-unit yang
ada di perusahaan. Menurut Rusu & Voicu (2001) dalam Grigore, Nicolae et al (2010) Pusat
pertanggungjawaban adalah seperangkat elemen yang saling bergantung, yang mana secara
bersma terorganisasi, mempunyai otonomi tingkat tinggi dalam penggunaan dan optimalisasi
sumber daya yang tersedia.
Perusahaan menanggulangi perlakuan campuran terhadap pusat tanggung jawab,
menungkinkan mereka untuk menjadi pusat laba untuk tujuan pajak, dan biaya atau
pusatpendapatan untuk tujuan sistem pengendalian manajemen (Cools and Slagmulder, 2009).
Menurut Grigore, Nicolae et al (2010), penggunaan pusat tanggung jawab memiliki peran
sebagai berikut:
1. Memfasilitasi pengendalian indicator keuangan oleh ahli anggaran yang mana tanpa perlu
mengetahui aspek teknologi.
2. Memungkinkan identifikasi kontribusi setiap pusat tanggung jawab untuk mencapai
keungtungan organisasi.

Sifat Pusat Tanggung Jawab


Pusat tanggung jawab muncul guna mewujudkan satu atau lebih maksud, yang disebut
dengan cita-cita. Perusahaan secara keseluruhan memiliki cita-cita, dan manajemen senior
menentukan sejumlah strategi untuk mencapai cita-cita tersebut. Fungsi dari berbagai pusat
tanggung jawab dalam perusahaan adalah untuk mengimplementasikan strategi tersebut.
Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu puast tanggung jawab
bisa saja kemudian diserahkan ke pusat tanggung jawab yang lain, dimana output tersebut
kemudian menjadi input, atau bisa juga dilempar ke pasar sebagai output organisasi secara
keseluruhan. Pendapatan adalah jumlah yang diperoleh dari proses penyediaan output.

Hubungan antara Input dan Output


Manajemen bertanggungjawab untuk mengoptimalisasi hubungan antara input dan
output. Sumber daya yang digunakan (bahan baku, tenaga kerja, jasa-jasa) diukur dari biayanya.
Sebagai contoh misalnya departemen produksi, inputnya dalam bentuk bahan baku masih dapat
dilihat pada produk jadi. Pengendalian, difokuskan pada bagaimana memanfaatkan input
minimal untuk menghasilkan output yang diinginkan yaitu sesuai dengan ketentuan dan standar
kualitas yang ditetapkan pada waktu dan kuantitas seperti yang diinginkan. Proses dalam
mengerjakannya menggunakan modal kerja kapital (persediaan, piutang), peralatan, dan aktiva
lainnya.
Kondisi, input tidak berkaitan langsung dengan output. Misalnya biaya promosi yang
dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan, akan tetapi peningkatan penjualan dipengaruhi
beberapa factor selain promosi, hubungan antara peningkatan biaya promosi dengan peningkatan
pendapatan sulit dijelaskan. Pada kegiatan penelitian dan pengembangan, hubungan antara input
dan output lebih sulit lagi dijelaskan, hasil dari kegiatan penelitian mungkin tidak nampak pada
beberapa tahun dan jumlah biaya optimum untuk kegiatan penelitian sulit ditetapkan.

Mengukur Input dan Output


Pada umumnya input yang digunakan dalam pusat pertanggungjawaban dapat diukur
secara phisik, jam tenaga kerja, liter, kg, meter dll. Dalam Sistem Pengendalian Manajemen
ukuran tersebut dinyatakan dalam satuan moneter (uang). Sebagai catatan, input adalah
sumberdaya yang digunakan dalam pusat pertanggungjawaban, Jadi pasien rumah sakit dan
murid dari sekolah bukan merupakan input. Yang merupakan input adalah sumberdaya yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pengukuran output tidak semudah seperti pada pengukuran input, sebagai contoh
penjualan yang dicapai suatu periode adalh output bagi organisasi berorientasi laba, tetapi angka
tersebut tidak menunjukkan hasil yang dilakukan selama periode tersebut, seperti kegiatan
penelitian, pelatihan dan promosi tahun ini tidak merefleksikan output tahun ini.
Adalah lebih mudah untuk mengukur biaya input daripada untuk menghitung nilai output.
Sebagai contoh, pendapatan per tahun barangkali merupakan alat ukur penting atas output suatu
organisasi yang berorientasi pada laba, akan tetapi angka itu tidak menyatakan seluruh kinerja
organisasi selama tahun tersebut. Input seperti aktivitas litbang, pelatihan sumber daya manusia,
periklanan dan promosi penjualan juga belum tentu mempengaruhi output di tahun yang
bersangkutan.

Efisiensi dan Efektivitas


Efisiensi dan efektivitas merupakan dua kriteria penilaian kinerja pusat tanggung jawab.
Istilah efisensi dan efektivitas sering digunakan dalam suatu perbandingan dan bukan dalam
makna absolute. Sebuah organisasi yang mengkonsumsi daya yang lebih dari yang dibutuhkan
tidak efektif (Grigore, Nicolae et al. 2010).
Dalam banyak pusat tanggung jawab, efisiensi diukur dengan cara membandingkan biaya
aktual dengan standar, dimana biaya-biaya tersebut harus dinyatakan dalam output yang diukur,
tetapi metode ini mempunyai dua kelemahan utama yaitu :
1. Biaya yang tercatat bukanlah tolak ukur atas sumber daya yang sebenarnya digunakan
2. Standar pada hakikatnya merupakan perkiraan tentang apa yang idealnya harus tercapai
dalam kondisi yang ada. Secara ringkas, suatu pusat tanggung jawab akan bersifat efisien
jika melakukan sesuatu dengan tepat, dan akan bersifat efektif jika melakukan hal-hal yang
tepat.
Efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh suatu pusat
tanggung jawab dengan tujuannya. Efektivitas merujuk pada semakin besar output yang
dikontribusikan pada tujuan, dapat dikatakan semakin efektif unit tersebut. Maka suatu pusat
tanggung jawab akan memiliki sifat efisien jika melakukan sesuatu dengan tepat, dan dikatakan
efektif apabila pusat tanggung jawab melakukan hal-hal yang tepat.

Peranan Laba
Jika tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang besar, maka laba menjadi tolok
ukur atas efektifitas. Dan laba merupakan selisih pendapatan (output) dan biaya (input), sehingga
laba merupakan ukuran efisiensi. Ketika ukuran tersebut tidak ada secara menyeluruh, perlu dan
bermanfaat untuk membuat klasifikasi ukuran kinerja sebagai ukuran yang berkaitan dengan
efisiensi. Masalah dalam situasi ini yaitu dalam menyeimbangkan kedua jenis ukuran tersebut.

Jenis-jenis Pusat Tanggung Jawab


Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input dan/atau output
moneter yang dikukur untuk tujuan pengendalian pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba, dan
pusat investasi. Masing-masing pusat tanggung jawab tersebut membutuhkan perencanaan dan
system pengendalian yang berbeda.
1. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban yang outputnya diukur dalam
bentuk uang. Pusat pendapatan merupakan unit-unit pemasaran/penjualan yang tidak
memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggungjawab atas harga
pokok barang-barang yang dipasarkan.
Di pusat pendapatan, output misalnya pendapatan diukur dengan monoter, namun tidak
ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input dengan output. Pusat pendapatan
tidak memiliki wewenang menetukan harga jual, tidak memiliki tanggung jawab terhadap
harga pokok penjualan dari barang yang dipasarkan.

2. Pusat Biaya (Cost Center)


Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang seluruh inputnya diukur dalam
bentuk jumlah uang. Namun outputnya tidak diukur dengan cara yang sama. Ada 2 jenis
pusat biaya, yaitu:
a. Pusat Biaya Teknis adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya mempunyai
hubungan yang langsung dengan output yang dihasilkan. Contoh: bagian produksi.
Karakteristiknya:
1) Inputnya dapat diukur dalam bentuk jumlah uang
2) Outputnya dapat diukur dalam bentuk fisik
3) Jumlah optimum dari input yang ingin diproduksi untuk satu ouput dapat diukur
b. Pusat Biaya Kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biaya yang terjadi tidak
mempunyai hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Contoh: bagian
pemasaran, akuntansi dan riset.

Ciri-ciri Pengendalian Umum


Penyusunan Anggaran
Al-Shomaly (2013) menyatakan bahwa untuk menentukan pusat tanggung jawab dan
untuk mempersiapkan anggaran agar lebih efektif maka diperlukan partisaipasi semua tingkat
manajemen, sehingga hubungan antar pusat harus ditentukan dan hambatan potensial harus
dikelola dengan baik, akibatnya kontribusi masing-masing unit menuju tujuan organisasi secara
keseluruhan dobersihkan dan jenis ketrampilan peserta akan dimanfaatkan secara organisasional.
Variasi Biaya
Biaya dalam pusat biaya kebijakan telah cukup dilindungi dari fluktuasi jangka pendek.
Perbedaan ini dari pembutan anggaran untuk pusat kebijakan, manajer-manajer cenderung
menyetujui perubahan terkait dengan perubahan volume penjualan yang diantisipasi. Anggaran
tahunan untuk pusat beban kebijakan cennderung memiliki persentase yang tetap dari anggaran
untuk volume penjualan.

Jenis Pengendalian Keuangan


Dalam pusat biaya teknik memiliki sasaran untuk menjadi sangat kompetitif dalam biaya
dengan cara menentukan standard dan mengukur biaya akrual terhadap biaya standard tersebut.
Tujuan utama pusat biaya kebijakan adalah mengendalikan biaya dan mengikutsertakan para
manajer untuk berperan serta dalam perencanaan, secara bersama mendiskusikan langkah yang
akan diambil serta tingkat usaha yang seperti apa yang tepat untuk masing-masing.

Pengukuran Kinerja
Dalam pembelanjaan anggaran, apabila jumlah melebihi yang dianggarkan maka hal
tersebut merupakan alasan untuk prihatin namun apabila kurang dari jumlah yang dianggarkan
maka pekerjaan tersebut dianggap pekerjaan belum selesai.
Apabila pusat biaya teknik dan pusat biaya kebijakan maka manajer mungkin akansalah
memberikan perlakuan laporan kinerja pusat biaya kebijakan ini sebagai indikator atas efisiensi
unit tersebut, sehingga motivasi pusat biaya tersebut untuk membuat suatu keputusan untuk
membelanjakan kurang dari jumlah yang dianggarkan, yang mana hal ini akan menurunkan
output pada akhirnya. Pengendalian terhadap anggaran dapat dilakukan dengan mengharuskan
adanya persetujuan dari para atasan sebelum anggaran dilampaui. Pengendalian menyeluruh
pusat beban kebijakan dapat dicapai dengan mengukur kinerja non finansial.
Sistem pengendalian yang di beri anggaran
1. anggaran penjualan
2. anggaran manufaktur
3. pengukuran kinerja dan evaluasi
4. insentif manajemen

Proses anggaran
Meskipun pengendalian yang menyeluruh dapat di lakukan aatasa output yang di
hasilkan oleh masing masing peserta uji pengendalian terhadap seluruh bagian atau seksi jauh
lebih sulit.
Bagian pinjaman perusahaan
Mempuyai cara beroperasi yang berbeda.sebuah utang perusahaan, secara umum
mempuyai angka yang lebih besar daripada utang individual,yang di berikan oleh NJIC kepada
peminjam,seperti perusahaan industri atau dagang atau sebuah kantor publik.

Anggaran organisasi
Adalah yang memberikan laporan yang berwenang atas departemen anggaran.
Prosedur persetujuan
1. Penyimpana informsi
2. Anggaran berdasarkan klasifikasi beban
3. Anggaran berdasarkan kegiatan
4. Penjelasan mengenai perubaha
5. Presentasi proposal anggaran
6. Fungsi departemen anggaran
7. Evaluasi anggaran

Anda mungkin juga menyukai