KPP Pratama yaitu melaksanakan penyuluhan. pelayanan. dan pengawasan Wajib Pajak dibidang
Pajak Penghasilan. Pajak Pertambahan Nilai. Pajak penjualan atas Barang Mewah. Pajak Tidak
Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan mempunyai fungsi
sebagai berikut:
KPP Pratama yaitu melaksanakan penyuluhan. pelayanan. dan pengawasan Wajib Pajak dibidang
Pajak Penghasilan. Pajak Pertambahan Nilai. Pajak penjualan atas Barang Mewah. Pajak Tidak
Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan mempunyai fungsi
sebagai berikut:
Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Karena itu, ada baiknya kita mengenal
lebih dekat sosok UKI yang sebentar lagi akan mewarnai suasana kantor. Sehingga terjadi
kesamaan pengertian dan pandangan tentang keberadaan UKI dan tugas-tugasnya. Ini agar
tercapai sinergi antar berbagai bagian yang terlibat dalam seluruh aktivitas kantor, yang pada
akhirnya akan membantu tercapainya tujuan organisasi.
Untuk mengetahui siapa dan bagaimana UKI, artikel ini merujuk pada Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 32 Tahun 2013 tentang Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern dan
Pedoman Teknis Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan. KMK
ini sendiri merupakan satu bentuk implementasi dari Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) yang telah diatur sebelumnya di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008.
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Risiko
3. Kegiatan Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan
Unit Kepatuhan Internal merupakan sebuah wadah yang dibentuk untuk melaksanakan
unsur SPIP yang kelima, yaitu unsur pemantauan. Disebutkan di dalam KMK Nomor
32/KMK.09/2013 bahwa Unit Kepatuhan Internal yang selanjutnya disebut UKI adalah unit kerja
pada masing-masing eselon I yang ditunjuk/memiliki tugas untuk membantu manajemen dalam
melaksanakan pemantauan pengendalian intern. Perlu digarisbawahi bahwa tugas UKI adalah
membantu pihak manajemen. UKI bukan dimaksudkan untuk mencari-cari kesalahan para
pegawai atau manajemen, untuk kemudian dilaporkan sebagai temuan. Ini perlu benar-benar
dipahami agar tidak muncul asumsi bahwa UKI merupakan perpanjangan tangan Inspektorat
Jenderal, dimana ia dapat melakukan pemeriksaan dan bertindak sebagai hakim terhadap
sebuah pelanggaran.
Unit Kepatuhan Internal sesungguhnya merupakan implementasi dari konsep tiga lini
pertahanan (three lines of defense) atau lini pertahanan tiga lapis yang ada di dalam sistem
pengendalian intern, yaitu :
Dengan demikian, UKI pada dasarnya merupakan sahabat bagi manajemen dan seluruh
pegawai. Ia berfungsi sebagai pengingat manakala ditemukan kelemahan dalam sistem
pengendalian intern di dalam organisasi. Ini sangat bermanfaat untuk menghindarkan organisasi
dari hal-hal yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan. Diharapkan peringatan awal ini
menjadi langkah prefentif untuk menyelamatkan organisasi dari kemungkinan melakukan
kesalahan yang lebih besar.
Untuk menjalankan fungsi di atas, anggota UKI disyaratkan memiliki pemahaman yang baik
terhadap proses bisnis. Pemahaman proses bisnis diperlukan untuk memperoleh gambaran yang
jelas mengenai urutan proses, penanggung jawab, waktu pelaksanaan, dan keluaran yang
dihasilkan dari suatu kegiatan. Gambaran ini kemudian digunakan untuk pemetaan proses bisnis
yang sesuai dengan langkah (tahapan) yang ada pada SOP dan/atau peraturan/kebijakan tertulis
lainnya. Selanjutnya dilakukan pengelompokan tahapan sehingga tidak terjadi identifikasi apa
yang bisa salah dan pengendalian yang berlebihan.
Selain itu, anggota UKI harus memiliki kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi secara
efektif baik lisan maupun tertulis dengan berbagai pihak di lingkungan unit organisasinya.
Interaksi dan komunikasi yang baik membuat UKI dapat diterima oleh semua pihak di dalam
organisasi. Dalam hal ini UKI memiliki kemampuan menyampaikan segala sesuatu kepada pihak
manajemen dan seluruh pegawai dengan cara baik dan jelas. Ia menghindari sikap arogan atau
memposisikan diri di atas pegawai yang lain. UKI adalah sahabat dan bagian dari organisasi yang
bersama-sama pihak lain bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Karena itu, UKI terdiri atas
orang-orang yang memiliki sikap mental (kepribadian) yang baik. Mereka adalah orang yang jujur,
objektif, tekun, loyal, bijaksana dan bertanggung jawab terhadap profesinya. Mereka juga
merupakan orang-orang yang memiliki keinginan untuk maju dan menambah
pengetahuan/meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Untuk melaksanakan tugas pemantauan pengendalian intern, UKI dibentuk pada tiga level
organisasi sebagai berikut:
1. UKI tingkat eselon I yang selanjutnya disebut UKI-E1 membantu manajemen dalam
melaksanakan pemantauan pengendalian intern pada tingkat eselon I
2. UKI tingkat wilayah yang selanjutnya disebut UKI-W membantu manajemen dalam
melaksanakan pemantauan pengendalian intern pada tingkat wilayah
3. UKI tingkat pelayanan/operasional yang selanjutnya disebut UKI-P membantu
manajemen dalam melaksanakan pemantauan pengendalian intern pada tingkat
kantor pelayanan/operasional.
Agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, UKI terlebih dahulu
menyusun rencana pemantauan. Salah satu tahap rencana pemantauan adalah pemilihan
kegiatan yang dipantau. Artinya, tidak seluruh kegiatan yang dilaksanakan organisasi menjadi
objek pemantauan UKI. Dengan pertimbangan keterbatasan sumber daya, kegiatan yang akan
dipantau dipilih berdasarkan faktor risiko sebagai berikut:
6 comments:
yo ga said...
Terima kasih atas informasinya, saya semakin paham mengenai Definisi Pengendalian
Internal
Salah satu fungsi internal audit adalah untuk mengevaluasi kecukupan pengendalian
seperti yang dijelaskan pada pengertian atau definisi mengenai internal audit menurut
IIA, Sawyer maupun menurut para ahli lainnya, baca selengkapnya mengenai: Definisi
Internal Audit
iya sama-sama :)
cindy said...
okay :)
cindy said...
sama2
sidoe.ga said...
Sebelumnya terima kasih atas penjelasannya, yang ingin saya tanyakan adalah apakah
internal audit memiliki tanggung jawab penuh terhadap pengendalian internal suatu
organisasi
DASAR DAN METODE PENGAWASAN
Menurut Winardi Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer
dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan. Sedangkan
menurut Basu Swasta Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat
memberikan hasil seperti yang diinginkan. Sedangkan menurut Komaruddin Pengawasan adalah
berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan
terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada
perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual
dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan
tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna
mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan
adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan
dengan baik.
Pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin
agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai :
Proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan
itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana
atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah :
Di sisi lain, pengawasan represif adalah pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan
setelah kegiatan itu dilakukan. Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di
mana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan
pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan.
1. Standar-standar phisik; meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau kualitas produk.
2. Standar-standar moneter; yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja, biaya
penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
3. Standar-standar waktu; meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan.
Mengubah pengukuran pelaksanaan (inspeksi terlalu sering frekwensinya, atau kurang, atau bahkan
mengganti sistem pengukuran itu sendiri).
c. Analisa Rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi yang meringkas posisi financial dari
organisasi dengan menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada
neraca dan neraca rugi-laba organisasi.
d. Penganggaran
Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana dana pada
periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran
juga merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk
membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai
rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat pengawasan.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan
anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam
suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan
nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.
a. Pengawasan Non-Kualitatif
Pengawasan non-kualitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk mengawasi
prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang sering digunakan adalah :
b. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa teknik
yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif :
1) Anggaran
Anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas.
Anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system (PBS), zero-base budgeting ( ZBB ),
dan human resource accounting (HRA).
2) Audit
Internal audit, tujuannya adalah membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung
jawab mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar mengenai
kegiatan mereka.
Eksternal audit, tujuannya menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar
keadaan keuangan dan hasil perusahaan.
3) Analisa Break-Even
Menganalisa dan menggambarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan pada volume
berapa agar biaya total sehingga tidak mengalami laba atau rugi.
4) Analisis Rasio
Menyankut dua jenis perbandingan :
Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu.
Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Pengawasan adalah salah satu fungsi dasar manajemen yaitu kegiatan pengamatan agar
tugas-tugas yang telah direncanakan dilaksanakan dengan tepat sesuai rencana, dan
apabila terdapat penyimpangan diadakan tindakan-tindakan perbaikan[1]. Proses
pengawasan terdiri dari beberapa tindakan (langkah pokok) tertentu yang bersifat
fundamental bagi semua pengawasan manajerial, langkah-langkah pokok ini menurut
pakar manajemen George R. Terry meliputi: Menetapkan standar pengawasan;
Mengukur pelaksanaan pekerjaan; Membandingkan standar pengawasan dengan hasil
pelaksanaan pekerjaan; dan Tindakan koreksi apabila diperlukan (corrective action).
Standar Pengawasan adalah suatu standar (tolok ukur) yang merupakan patokan
bagi pengawas dalam menilai apakah obyek atau pekerjaan yang diawasi berjalan
dengan semestinya atau tidak. Standar pengawasan mengandung tiga aspek, yaitu :
Rencana yang telah ditetapkan; Ketentuan serta kebijaksanaan yang berlaku; dan
Prinsip-prinsip daya guna dan hasil guna dalam melaksanakan pekerjaan.
Aspek rencana yang telah ditetapkan mencakup kualitas dan kuantitas hasil
pekerjaan yang hendak dicapai; Sasaran-sasaran fungsional yang dikehendaki; dan
faktor waktu penyelesaian pekerjaan.
Aspek ketentuan serta kebijaksanaan yang berlaku mencakup ketentuan tentang
tata kerja; ketentuan tentang prosedur kerja (tata cara kerja); peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan pekerjaan; dan kebijaksanaan resmi yang berlaku, dll.
Aspek prinsip-prinsip daya guna dan hasil guna dalam melaksanakan pekerjaan
mencakup aspek rencana dan ketentuan serta kebijaksanaan telah terpenuhi. Pekerjaan
belum dapat dikatakan berjalan sesuai semestinya apabila efisien dan efektivitasnya
diabaikan, artinya kehematan dalam penggunaan dana, tenaga, material dan waktu juga
perlu mendapat perhatian yang serius.
Dalam tulisan ini akan dibahas beberapa jenis pengawasan yaitu pengawasan
melekat, pengawasan fungsional dan pengawasan politis.
Pengawasan Melekat
Pengawasan Fungsional
Tujuan Pengawasan
Saydam mengemukakan tujuan pengawasan yaitu: Terciptanya kondisi yang mendukung
kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas, kebijaksanaan pertauran perundang-undangan yang
dilakukan oleh atasan langsung.[5]
Adapun dari tujuan pengawasan adalah :
1. Mengetahui lancar atau tidaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan yang telah direncanakan;
2. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat dengan melihat kelemahan-kelemahan, kesulitan-
kesulitan dan kegagalan-kegagalan dan mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali
kesalahan-kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan baru;
3. Mengetahui apakah penggunaan fasilitas pendukung kegiatan telah sesuai dengan rencana atau
terarah pada pasaran;
4. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan
semula;
5. Mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan dapatkah diadakan perbaikan-perbaikan
lebih lanjut sehingga mendapatkan efisiensi yang besar.
Disamping itu, Griffin menjelaskan bahwa terdapat empat tujuan dari pengawasan:
1. Adaptasi Lingkungan
Maksudnya adalah agar perusahaan dapat terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di
lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat internal maupun lingkungan lingkungan
eksternal.Dengan demikian fungsi pengawasan tidak saja dilakukan untuk memastikan agar
kegiatan perusahaan berjalan sebagaimana rencana yang telah ditetapkan, akan tetapi juga agar
kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perubahan lingkungan, karena sangat memungkinkan
perusahaan juga merubah rencana perusahaan disebabkan terjadinya berbagai perubahan di
lingkungan yang dihadapi perusahaan.
2. Meminimumkan Kegagalan
Maksudnya adalah ketika perusahaan melakukan kegiatan produksi, misalnya perusahaan
berharap agar kegagalan seminimal mungkin. Oleh karena itu perusahaan perlu menjalankan
fungsi pengawasan agar kegagalan-kegagalan tersebut dapat diminimumkan.
3. Meminimumkan Biaya
Maksudnya adalah ketika perusahaan mengalami kegagalan maka akan ada pemborosan yang
tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan. Maka untuk meminimumkan biaya sangat
diperlukan adanya pengawasan.
4. Antisipasi Kompleksitas Organisasi
Maksudnya adalah agar perusahaan dapat mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang
kompleks. Kompleksitas tersebut mulai dari pengelolaan terhadap produk, tenaga kerja hingga
berbagai prosedur yang terkait dengan manajemen organisasi.
Pada dasarnya pengawasan bertujuan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi
nantinya dapat digunakan sebai pedoman untuk mengambil kebijakan guna mencapai sasaran yang
optimal.
A. PENGERTIAN PENGAWASAN
Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang Pengawasan adalah proses dalam
menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil
yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan adalah proses
untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah
direncanakan
Menurut Winardi Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer
dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan. Sedangkan
menurut Basu Swasta Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan
dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan. Sedangkan menurut Komaruddin
Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan
awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada
perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja
aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif
dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa
pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting
dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang
diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin
agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.
atau
suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan
hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan
perbaikannya.
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai
proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan
itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.
Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan
ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks
membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola
pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi
pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama
pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk
membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan
menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control)
maupun pengawasan ekstern (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan
masyarakat (social control).
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana
atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
B. JENIS-JENIS PENGAWASAN
Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam
lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan
dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau
pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan
inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di
bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di
luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun.
Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat
pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud
harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak
mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas
pemerintah.
Suvamto, pengawasan ialah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai
kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegitan,apakah sesuai dengan yang
semestinya atau tidak.
Membantu menentukan apakah sumber daya dan pelayanan yang simaksudfkan untuk
kelompok sasaran.
Bermanfaat untuk menetukan apakah tindakan diri para administrator sesuai dengan baik.
Mengetahui penggunaan budget yang tlah ditetapkan dalam rencana awal yg terarah
kepada sasarannya dan sesuai dgn rencanakan.
Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dgn yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Polik
Yuridis
Administrative
Fungsional
Masyrakat
Ekonomis
Moril
d. Langkah-langkah pengawasan;
Bersifat ekonomi
Meniliki motivasi