Titik rawan penyimpangan dimulai dari tahap perencanaan
pengadaan. Cenderung terjadi penggelembungan (mark-up) anggaran yang merugikan keuangan negara. Kerawanan penyimpangan juga pada tahap pembentukan lelang, prakualifikasi perusahaan, penyusunan dokumen lelang, tahap pengumuman dokumen lelang, dan tahap penyusunan harga perkiraan sendiri
FOKUS AREA RAWAN
agar pemerintah lebih memberdayakan peserta tender dan calon peserta tender dalam melakukan pengawasan. Mekanisme ini sudah terdapat dalam aturan PBJ yang ada dengan mekanisme sanggah dan sanggah banding. Namun, lingkupnya masih terbatas, yaitu meminta review atas keputusan pemenang lelang. Padahal seharusnya, sanggah juga dapat dilakukan untuk memperbaiki dokumen pengadaan, misalnya karena persyaratan dan/atau kualifikasi PBJ dianggap tidak adil. Dengan merujuk pada aturan di Belanda, pemerintah hendaknya mempertimbangkan untuk memperluas objek cakupan mekanisme sanggah, sehingga dapat digunakan pula untuk me-review keabsahan dokumen pengadaan. Apabila hal ini dapat diatur, maka rekayasa tender sudah dapat dikritisi/dicegah sejak awal.
MENGUBAH STRUKTUR ORGANISASI
PENGADAAN e-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik yang berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum, pra- kualifikasi dan sourcing secara elektronik dengan menggunakan modul berbasis website
PROSES PENGADAAN SEBAIKNYA
MELALUI E-PROCUREMENT Pemerintah perlu melakukan review yang komprehensif terhadap para calon peserta tender guna memastikan bahwa para peserta tender serta brang dan jasa yang ditawarkan sesuai dengan kualifikasi dan jauh dari koenflik kepentingan yang bermain.
REVIEW CALON PESERTA TENDER
ADANYA HUBUNGAN ISTIMEWA DAPAT MEMICU KONFLIK KEPENTINGAN YANG TIDAK DIHARAPKAN, SERTA MEMPERLUAS POTENSI TERJADINYA KASUS KORUPSI PADA PENGADAAN BARANG DAN JASA
MENCURIGAI HUBUNGAN ISTIMEWA
ANTARA PESERTA TENDER DENGAN PIHAK YANG MENGADAKAN PENGADAAN