Anda di halaman 1dari 25

RAB dan Proyeksi Aruskas, BEP,

IRR, NPV

Kelompok 10
RAB (Rencana Anggaran Biaya)
Rencana anggaran biaya (RAB) adalah banyaknya biaya yang dibutuhkan,
baik upah maupun bahan dalam sebuah pekerjaan proyek kontruksi,
seperti membangun gedung.

RAB terdiri dari :


➡️PEMASUKAN (INCOME)
Sebagai contoh, Jika ingin membuat sebuah publikasi, seharusnya juga
menyatakan pemasukan yang diharapkan dari penjualan
➡️PENGELUARAN (EXPENSES)
Seperti: gaji, biaya, sewa, material, transportasi, peralatan, pelatihan
dan publikasi.
Membuat
RAB
● Biasanya, RAB dibuat dengan
menggunakan Microsoft Excel
(Ms. Excel). Selain gratis,
penggunaan Ms.excel juga untuk
menghindari kekeliruan atau
salah hitung karena di dalam Ms.
Excel sudah dilengkapi rumus-
rumus perhitungannya yang
membuat penggunanya tak perlu
Contoh RAB INCOME
(PEMASUKAN)
Contoh RAB EXPENSES
(PENGELUARAN)
Proyeksi Arus Kas
Analisis arus kas (cash flow) adalah laporan yang disusun guna menunjukkan
perubahan bertambahnya atau berkurangnya uang kas selama satu periode.

Pengeluaran uang kas suatu perusahaan dapat bertambah terus,


misalnya untuk pengeluaran pembelian bahan mentah,
pembayaran gajki, upah, honor, dan lain sebagainya.

Akan tetapi ada juga aliran uang kas yang sifatnya tidak terus menerus
(Cash outflow)

contohnya untuk pembayaran pajak pendapatan,


angsuran hutang, dividen, bunga dan lain sebagainya.
Contoh Proyeksi
Arus Kas
BEP (Break Even Point)
BEP (Break Even Point) adalah titik dimana pendapatan dari usaha sama
dengan modal yang dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Break
Even Point menjadi ukuran yang penting dalam bisnis. Namun seringkali
pengusaha mengartikan BEP dengan balik modal. Titik impas dan balik modal
adalah dua hal yang sangat berbeda.

Anggapan yang selama ini ada bahwa BEP adalah balik modal, perlu
diluruskan.Jadi, yang dimaksud dengan BEP atau titik impas adalah pendapatan
usaha sama dengan modal yang dikeluarkan, tidak rugi dan juga tidak untung.
Rumus BEP (Break Even Point)
1) Pendekatan Matematis

Rumus BEP yang pertama adalah menghitung break even point yang harus
diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total
variabel, hasil penjualan total atau harga jual per unit. Rumus yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut:

1. Break even point dalam unit.


2. Break even point dalam rupiah. Berikut Contoh Kasus :

Diketahui PT. Gear Second memiliki


usaha di bidang alat perkakas
martil dengan data sebagai berikut
:

● Kapasitas produksi yang


mampu dipakai 100.000 unit
mesin martil.
● Harga jual persatuan
diperkirakan Rp. 5000,- unit
Total biaya tetap sebesar Rp.
150.000.000,-
dan total biaya variabel sebesar
Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :

1. Fixed Cost
Variable Cost

Overhead Pabrik : Rp. 60.000.000,- Biaya bahan : Rp. 70.000.000,-

Biaya disribusi : Rp. 65.000.000,- Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,-

Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,- Overhead pabrik : Rp. 20.000.000,-

Total FC : Rp.150.000.000,- Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,-

Biaya administrasi : Rp. 30.000.000,-

Total VC : Rp.250.000.000,-
INTERNAL RATE OF RETURN
(IRR)
IRR memiliki fungsi untuk bisa digunakan dalam menentukan apakah
benar jika investasi tersebut bisa dilakukan atau tidak hal ini
dikarenaka biasanya digunakan dengan menggunakan acuan jika
investasi yang sudah dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum
Acceptable Rate of Return atau yang disingkat dengan MARR.

MARR sendiri adalah suatu laju dari pemgembalian minimum dari


suatu investasi yang berani dilakukan oleh investo
Sebuah suku bunga IRR akan bisa diperoleh jika NVP = 0 atau
maksudnya adalah suku bunga yang bisa diperoleh investasi yang
memberikan NVP = 0, dengan syarat utama yakni IRR > dari suku
bunga MARR nya.

Untuk bisa mendapatkan suatu hasil akhir dari sebuah perhitungan


IRR maka anda harus mencari nilai dari discount rate yang akan
menghasilkan NVP positif terlebih dahulu lalu kita akan mencari
discount rate yang akan menghasilkan NVP negative.
Rumus IRR

Nilai-nilai IRR

IRR < SOCC, artinya jika usaha atau proyek


tersebut tidak layak secara financial.

IRR = SOCC, arinya jika suatu usaha atau


proyek tersebut berada di dalam keadaan break
point.

IRR > SOCC, artinya suatu usaha atau proyek


tersebut layak secara financi
Rumus Aternatif IRR
dengan mencoba suatu suku bunga yang sudah diperkirakan akan bisa
memberikan sebuah nilai NVP positif, misalnya saja 10% yang bisa
memberikan NVP yakni sebesar 382 dan bisa diteruskan dengan
perhitungan NVP yang negatif. Misalnya saja pada 20% akan
memberikan NVP yakni sebesar -429.

Atau :
Rumus Net B/C (Benefit/Cost)
Net B/C adalah sebuah nilai
manfaat yang bisa diperoleh dari Net B/C > 1, artinya adalah suatu
suatu proyek atau usaha di setiap proyek atau usaha itu layak untuk
kita mengeluarkan biaya yakni dijalankan secara financial.
sebesar rupiah untuk proyek itu,
Net B/C adalah perbandingan Net B/C = 1, artinya adalah sebuah
antara NVP yang memiliki nilai usaha itu berada di dalam keadaan
positif dengan NVP yang memiliki break even poin.
nilai negatif, nilai net B/C bisa
dibagi menjadi 3 yaitu : Net B/C < 1, artinya adalah proyek atau
usaha itu tidak layak untuk dijalankan
secara financial.
NET PRESENT VALUE (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang
dari arus kas yang masuk dan nilai sekarang dari arus kas keluar
pada sebuah waktu periode

NPV biasanya digunakan untuk alokasi modal untuk menganalisa


keuntungan dalam sebuah proyek yang akan dilaksanakan.

Pada umumnya nilai NPV yang positif akan menjadi menguntungkan


dan proyek yang memiliki NPV negatif akan menghasilkan kerugian.
Rumus NPV
Contoh
Sebuah Perusahaan X ingin membeli sebuah mesin produksi untuk
meningkatkan jumlah produksi produknya. Diperkirakan untuk
harga mesin tersebut adalah Rp. 150 juta dengan mengikuti aturan
suku bunga pinjaman yakni sebesar 12% per tahun. Untuk Arus Kas
yang masuk pada perusahaan itu diestimasikan sekitar Rp. 50 juta
per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pada
pembelian mesin produksi diatas dapat dilanjutkan?
Penyelesaiannya :
Diketahui :

Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
Jawaban :

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) +


(Ct/(1+r)t) – C0
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 +
(50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
Sekian dan
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai